Para prajurit yang membawa tandu berhenti saat mereka sudah sampai di depan gerbang istana. Tandu di turunkan ke tanah, beberapa pelayan segera membuka tandu tersebut dan sedikit terkejut saat melihat Wei tidur di dalam tandu.
Tidak ada yang berani membangunkan Wei sampai akhirnya Fengying turun dari kuda untuk melihat sendiri apa yang membuat pelayan saling berbisik dengan raut wajah ketakutan.
"Ada apa?" ujar Fengying membuat para pelayan tersebut lebih terkejut. Refleks mereka sujud di tanah dan memohon ampunan.
"Mohon ampuni kami, kaisar! Kami tidak berani membangunkan calon permaisuri sehingga membuat kaisar turun dari kuda!"
Fengying tidak menanggapi para pelayan tersebut, dia kini melirik ke dalam tandu. Benar saja, gadis dengan bulu mata lentik, bibir tipis sedikit pucat, pipi tirus dengan wajah terdapat tanah itu sedang tertidur dengan nyenyaknya. Selama kurang lebih 1 jam perjalanan, Fengying berpikir Wei menikmati keindahan kota karena tidak sembarangan orang bisa masuk ke sana. Tapi gadis itu lebih memilih untuk tidur. Tidakkah dia panik karena tiba-tiba dibawa ke istana untuk menjadi permaisuri?
Tidak banyak bicara, Fengying segera membawa Wei keluar kemudian menggendongnya. Hal itu membuat semua orang yang ada disana terkejut bukan main. Bagaimana bisa seorang kaisar menggendong gadis rendahan seperti Wei?
"Kaisar, mohon biarkan kami yang membawa calon permaisuri!" pinta para pelayan yang masih bersujud di tanah.
"Penuhi saja kolam di kediaman permaisuri dan siapkan pakaian untuk permaisuri. Kalian harus melayaninya dengan baik, jangan sampai gadis ini merasa tidak nyaman karena ulah kalian!" Fengying berkata dengan sorot mata dinginnya.
Para pelayan tersebut mengangguk mengerti dan segera pergi ke kediaman permaisuri yang bersebelahan dengan kediaman kaisar. Jika berlari dari gerbang istana, mereka akan memakan waktu kurang lebih 10 menit. Istana Taoming sangat besar, di dalam istana terdapat banyak kediaman. Terdiri dari kediaman kaisar, permaisuri, keluarga kerajaan, selir, para menteri, tabib, dayang, kasim, pelayan, koki kerajaan dan prajurit. Di tengah-tengah istana terdapat tempat perkumpulan kaisar dan menteri. Di setiap kediaman terdapat paviliun indah yang berada di tengah danau buatan. Jika dihitung, mungkin terdapat kurang lebih 13 danau buatan. Di istana juga terdapat 24 perpustakaan yang masing-masing ada di kediaman, sisanya tersebar di luar kediaman.
Fengying sedikit menaikkan Wei yang berada di gendongannya. Tubuh Wei kurus, dia berpikir tubuhnya itu akan seringan kapas. Fengying tidak menduga jika tubuh kurus itu sangat berat.
Mereka kini tiba di kediaman kaisar. Terlihat 4 orang wanita memakai gaun serba mewah dengan banyak pernak-pernik di tubuh mereka sedang berdiri di depan pintu kediaman Fengying.
"Kaisar, gadis kotor mana yang kaisar gendong itu?!" pekik Zhuan, selir pertama Fengying. Pekikkan Zhuan membuat selir yang lainnya menatap ke arah Fengying. Mereka berempat segera berjalan mendekati Fengying dengan sorot mata menatap Wei penuh kebencian.
Yang memakai gaun warna merah adalah Zhuan, selir pertama. Yang memakai gaun warna biru adalah Quolin, selir kedua. Yang memakai gaun warna hitam adalah Baoyi, selir ketiga. Dan yang memakai gaun warna putih adalah Annchi, selir keempat. Wajah mereka sangat cantik-cantik di poles dengan riasan. Tapi yang paling menonjol di antara mereka adalah Zhuan. Dia terlihat paling cantik, apa lagi banyak perhiasan yang melekat di rambutnya.
"Siapa gadis ini?" tanya Baoyi yang kali ini mulai terlihat sedikit tenang. Terlihat dari tatapan matanya yang tidak lagi dipenuhi kemarahan.
"Hei, siapa kau? Berani sekali gadis kotor sepertimu di gendong oleh kaisar!" Annchi menarik rambut Wei sehingga membuat si pemilik rambut langsung membuka kedua matanya dengan sempurna.
Wei terlonjak kaget dan segera turun dari gendongan Fengying. Dia kebingungan menatap ke sekeliling. 'Dimana dirinya sekarang? Apa sudah sampai di istana?' batinnya.
"Aku dimana?" tanyanya dengan raut wajah kebingungan. Matanya menatap keempat wanita yang berdiri di hadapannya saat ini. Keempat wanita itu menatap dirinya dengan penuh kemarahan. Apa salahnya?
Quolin maju selangkah. "Kau lancang sekali!" teriaknya sambil mendorong bahu Wei.
"Apa kau sadar telah di gendong oleh kaisar?! Sungguh lancang sekali gadis kotor sepertimu di gendong oleh kaisar! Kau harus segera di beri pelajaran agar sadar dengan statusmu yang rendahan itu!" Zhuan meneruskan ucapan Quolin, dia ikut mendorong bahu Wei sehingga membuat gadis itu terjatuh.
Fengying tidak tahan lagi dengan kegilaan keempat selirnya itu. "Kalian berhentilah! Beri hormat untuk calon permaisuri. Sebenarnya kalian yang lancang disini karena berani mendorong calon permaisuri!" bentaknya yang membuat keempat selir itu terkejut.
"A...apa?" Baoyi terlihat setengah percaya. "Tidak mungkin gadis kotor itu adalah calon permaisuri!"
"Kau lancang sekali selir ketiga, cepat beri hormat!" Fengying membantu Wei berdiri, setelah itu dia menatap keempat selirnya yang masih berdiri di hadapannya.
Dengan perasaan campur aduk, keempat selir itu segera membungkukkan badan untuk memberi hormat kepada Wei. "Kami memberi hormat untuk calon permaisuri!"
"Bagus. Lain kali jika aku melihat kalian berlaku kasar pada permaisuri, aku tidak akan segan mengurung kalian ke penjara dingin!" ancam Fengying sebelum dia membawa Wei ke kediaman permaisuri.
Penjara dingin adalah tempat untuk anggota kerajaan yang telah melanggar peraturan istana. Sesuai namanya, penjara dingin adalah tempat paling dingin dengan berbagai alat penyiksaan. Mereka yang sudah masuk kesana tidak akan pernah bisa keluar. Saat mereka keluar, tubuh mereka sudah membiru dan tidak bisa diselamatkan lagi. Sama saja dengan hukuman mati yang melalui tahap penyiksaan terlebih dahulu. Daripada masuk ke penjara dingin, mereka lebih memilih menerima hukuman gantung diri.
Saat menginjakkan kaki di kediaman permaisuri, Wei dibuat terpana dengan keindahan yang ada di dalam sana. Kediaman permaisuri sangat luas. Saat baru menginjakkan kaki disana, Wei sudah disuguhi dengan sebuah rumah besar yang di setiap dindingnya terdapat ukiran bunga krisan. Jika berjalan sedikit jauh dia akan mendapati perpustakaan. Jika berjalan lebih jauh lagi dia akan tiba di danau buatan dengan sebuah paviliun indah di tengahnya.
Di danau tersebut terdapat banyak bunga teratai. Di jembatan yang menuju ke paviliun terdapat banyak lentera yang terang. Paviliun juga tidak kalah indahnya. Paviliun tiga tingkat itu memudahkan untuk menikmati keindahan kediaman permaisuri.
"Masuklah ke dalam, besok kau akan menerima banyak pelajaran dari dayang istana." ucap Fengying saat melihat para pelayan berlari ke arah mereka.
Wei hanya diam sambil menganggukkan kepalanya. Namun, saat teringat bagaimana dia di gendong kaisar tadi, dengan cepat gadis itu bersujud. Para pelayan yang baru tiba itu terkejut kemudian ikut bersujud.
"Mohon maafkan kelancangan hamba tadi, kaisar. Tidak sepantasnya hamba di gendong oleh kaisar." tuturnya lembut namun penuh ketakutan.
"Berdirilah, saat ini kau tidak pantas bersujud seperti itu. Dahi calon ibu negeri ini tidak boleh kotor oleh tanah." Fengying membantu Wei berdiri, dan lagi dia membersihkan dahi Wei.
Hal itu membuat Wei tertegun. Jantungnya berdetak dengan cepat bukan karena mulai jatuh cinta pada kaisar. Tapi karena baru ada seseorang yang memperlakukannya seperti manusia setelah kedua orang tua dan kakak laki-lakinya. Apa lagi status mereka yang masih bagaikan langit dan bumi itu membuat Wei sulit menerima kehangatan dari Kaisar Kerajaan Taoming.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments