Melihat bola basket yang ia lempar tidak masuk ke dalam ring dan justru mengenai kepala seorang siswi, membuat Devan berlari ke arah Zyva untuk meminta maaf.
"Bisa main basket gak sih?" gertak Zyva membuat Devan mengurungkan niatnya untuk meminta maaf pada Zyva.
"Aku kapten basket di sekolah ini, tentu saja bisa main basket." jawab Devan sambil merebut bola basket dari tangan Zyva. Sayangnya Zyva justru menyembunyikan bola basket itu di balik punggungnya.
"SMA beken begini punya kapten basket yang NOL BESAR. Sungguh menyedihkan." ucap Zyva yang kemudian melempar bola basket dan masuk ke dalam ring.
Semua siswa yang ada di lapangan basket langsung bertepuk tangan melihat aksi Zyva barusan. Berbeda dengan Devan yang performanya langsung jatuh gara-gara Zyva.
Zyva tidak menghiraukan apa yang terjadi di lapangan dan langsung menyusul Mr. Adrian yang mengajaknya ke perpustakaan. Sesampainya di perpustakaan, Zyva melihat Adrian yang sudah duduk bersama Mr. Luki.
Adrian langsung melambaikan tangannya memanggil Zyva. Zyva pun langsung mendekat dan duduk di hadapan Adrian dan Mr. Luki.
"Mr. Luki, tolong bantu Zyva untuk mengejar materi yang terlewati ya." pinta Adrian pada Mr. Luki.
"Santai aja, aku yakin Zyva akan lebih cepat memahami pelajaran yang tertinggal." jawab Mr. Luki. Adrian pun tidak meninggalkan Mr. Luki dan Zyva di perpustakaan dan terus mendampingi Zyva.
Zyva sangat cepat memahami pelajaran matematika dan sains. Hanya memerlukan dua hari selama jam ekskul, Zyva dapat menguasai dua materi yang diberikan oleh Mr. Luki. Hari ini Zyva mulai mempelajari tentang ilmu sosial dan seni. Dari sini Mr Luki baru mendapatkan kekurangan Zyva yang tidak menguasai kedua ilmu tersebut sama sekali.
"Hemmm, Zyva. Sepertinya kau harus banyak berlatih untuk ilmu seni dan sosial." ucap Mr. Luki pada hari ketiga memberikan pelajaran tambahan pada Zyva.
"Aku benar-benar tidak suka dengan keduanya Mr. Luki." jawab Zyva dengan wajah tidak bersahabat.
"Berusahalah, Zyva. Kau harus suka dengan pelajaran tersebut agar nilaimu bisa bagus." ucap Adrian yang sudah tiga hari ini mendampingi Zyva belajar dengan Mr. Luki.
"Huft, sangat merepotkan. Baiklah. Aku akan mempelajarinya nanti di rumah." jawab Zyva sambil membawa bukunya keluar dari perpustakaan karena bel masuk ke kelas sudah berbunyi.
Sepeninggalan Zyva, Luki yang sebenarnya adalah sahabat Adrian pun bertanya dengan Adrian, "Apa kau menyukai gadis kemarin sore itu?"
Adrian yang sedikit jaim langsung menggelengkan kepalanya, "Tentu saja tidak, Lukito Ajie. Aku hanya memastikan gadis kecil itu memanfaatkan beasiswa dariku dengan benar." jawab Adrian.
"Hemmm, kalau begitu mulai besok jangan dampingi Zyva. Biarkan aku yang mendampinginya. Sepertinya aku sangat tertarik dengan Zyva." ucap Luki yang memang sengaja memanasi Adrian.
Luki sudah lama berteman dengan Adrian, ia sangat faham jika Adrian memendam perasaan khusus pada Zyva.
"Hei, usiamu dengan usia Zyva terpaut sangat jauh, bro. Sebelas tahun. Lupakan untuk mendekati Zyva. Dia sangat tidak cocok denganmu." ucap Adrian tidak suka.
"Memangnya siapa yang cocok dengan Zyva?" pancing Luki.
"Tentu saja diriku." jawab Adrian dengan tegas dan membuat Luki tertawa.
"Akhirnya kau mengakui juga jika mencintai gadis kecil itu." ucap Luki sambil menepuk bahu Adrian dan beranjak meninggalkan perpustakaan.
"Si*lan." umpat Adrian. "Aku terjebak oleh Luki." gerutunya sambil mengusap wajahnya kasar.
...***...
Selama dua minggu ini Zyva terus mengejar beberapa ketinggalannya di materi semester satu. Hari ini adalah Hari pertama Zyva mengikuti Test susulan Semester satu. Karena kelelahan, Zyva terlambat bangun dan menyebabkan ia terlambat datang ke sekolah.
"Pak satpam jangan ditutup dong gerbangnya. Saya cuma terlambat sebentar kok." teriak Zyva sambil berlari ke arah gerbang sekolah.
Melihat Zyva yang hanya terlambat lima menit, membuat pak satpam iba dan membuka gerbang untuk Zyva.
"Thanks Pak Satpam. Nanti jam istirahat saya traktir es jeruk deh." ucap Zyva yang kemudian berlari menuju kelasnya.
Sayangnya langkah Zyva harus terhenti saat empat orang berdiri tepat di hadapan Zyva. "Terlambat dan merayu Pak Satpam untuk membukakan pintu gerbang." ucap Yuda yang sudah berdiri di hadapan Zyva.
"Kita bawa aja nih anak ke Ruang OSIS biar dihukum." ucap Nino sambil menarik tas Zyva.
Yuda langsung menarik tangan Zyva dan membawanya ke Ruang OSIS. Sedangkan ketiga temannya kembali ke kelas mereka.
"Aduh Yuda, please lepasin tangan aku." pinta Zyva dengan tatapan ibanya.
Yuda terdiam dan menatap Zyva. "Tadi kamu udah berani rayu pak Satpam pakai es jeruk. Trus sekarang mau ngerayu aku pakai apa?" tanya Yuda.
"Up to you, yang penting aku bisa masuk kelas sekarang." ucap Zyva.
"Oke, temui aku sepulang sekolah di bangku dekat lapangan bola." ucap Yuda sambil melepaskan tangan Zyva.
Zyva langsung berlari menuju ruang kepala sekolah dan segera mengerjakan beberapa lembar tes semester yang sudah disiapkan Miss Auryn.
Dengan mudah Zyva menjawab keseluruhan dari soal semester satu. Ia mengerjakan setiap satu mata pelajaran dengan waktu yang kurang dari satu jam.
Setelah jam istirahat, Zyva pun kembali mengerjakan tes susulan hingga waktu pulang sekolah pun tiba. Zyva benar-benar menyelesaikan tes semester dan kini ia segera menuju ke tempat yang sudah dijanjikan oleh Yuda.
Sesampainya di bangku dekat lapangan sepak bola, Yuda sudah terlihat duduk disana menunggu Zyva.
"Thanks udah membantuku, tadi." ucap Zyva sambil menyodorkan minuman ke Yuda.
"Kamu lagi ngerayu atau apa nih?" tanya Yuda sambil menerima minuman dari Zyva dan meneguknya.
"Bukan semuanya, hanya sebagai ucapan terima kasih." jawab Zyva yang kemudian duduk di samping Yuda.
Yuda mengamati Zyva dari dekat dan kemudian menyunggingkan senyumnya. "Ngapain senyam senyum?" tanya Zyva.
"Kamu ternyata sangat cantik, Zyva." puji Yuda.
"Yaudah, kalo emang udah gak ada yang penting, aku pulang ya." ucap Zyva sambil berdiri dari duduknya tanpa menghiraukan pujian Yuda.
Yuda langsung menarik tangan Zyva dan menahannya agar tetap duduk. "Tunggu bentar, Zyva. Buru buru amat sih. Temenin aku makan yuk." tawar Yuda dan Zyva langsung menggelengkan kepalanya.
"Next time ya. Aku bener-bener harus pulang cepet. Daaah Yuda." jawab Zyva yang langsung pergi meninggalkan Yuda.
Yuda melihat kepergian Zyva dengan raut wajah yang kesal. Baru kali ini ada cewek yang jual mahal dengan Yuda. Sedangkan Zyva langsung menaiki motornya dan mencari informasi rumah kos yang dekat dengan sekolahnya.
Beberapa hari ini ia telah mengosongkan rumahnya untuk dikontrakkan dan mencari kos yang dekat dengan sekolah agar ia tidak terlalu lelah. Kos disekitar sekolah Zyva tentu saja tidak murah, akhirnya Zyva menemukan kos kosan yang harganya lebih miring daripada kos yang lain.
Weekend ini Zyva memutuskan untuk memindahkan beberapa barang yang diperlukan ke kosnya yang baru dan tentunya lebih dekat dengan sekolah Zyva meskipun ia masih harus menempuh perjalanan selama tiga puluh menit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Kurnit Rahayu
rsay nysek bngt khidupan zyva yg punya Emak Kya bgtu....
2022-09-24
1
AdindaRa
Thanks a lot yaaaa 😍😍😍
2022-03-26
2
PEARL 😍
-Nanti-
Aku koreksi yang typo ya kak
2022-03-26
2