Desakan Adrian

Pemakaman Ayah Zyva pun tetap dilaksanakan meskipun hari sudah malam. Setelah semuanya selesai, Zyva kembali ke rumahnya dengan keadaan yang sangat hancur. Bahkan kini ia tidak bisa menangis lagi karena ia sudah terlau banyak mengeluarkan air matanya.

Ia membuka pintu rumahnya. Sepi dan sangat sunyi, itulah yang kini ia rasakan. "Aku tidak boleh larut dalam kesedihan." ucapnya menyemangati dirinya sendiri. "Aku harus membuat ayah bangga padaku. Yaa aku adalah Zyvanna Ray. Putri tersayang Ayah Ray Pratama. Aku harus sukses seperti apa yang ayah bilang padaku." gumam Zyva menguatkan dirinya.

Ia pun masuk ke dalam kamarnya dan beristirahat. Hari ini benar-benar hari yang sangat melelahkan bagi Zyva. Tapi Zyva tetap harus menjalani hidupnya esok, meskipun hanya sebatang kara.

...***...

Keesokan harinya, rumah Zyva dipenuhi para tetangga yang datang melayat dan menghibur Zyva. Banyak diantara mereka yang menawarkan agar Zyva tinggal di rumah mereka untuk sementara waktu. Tapi dengan sopan Zyva menolaknya dan mengatakan bahwa dirinya akan baik-baik saja.

Setelah para tetangga pulang dari rumah Zyva, Ia mulai membereskan rumahnya dan beberapa barang milik ayahnya. Membereskan lemari milik ayahnya dan menyimpan beberapa data penting yang suatu saat akan ia butuhkan.

Sedangkan barang - barang yang masih layak pakai, rencana akan ia jual. Bahkan Zyva pun berencana menjual rumah kenangan Zyva dan ayahnya selama dua tahun belakangan ini agar ia tidak larut dalam kesedihan saat mengingat ayahnya yang berjuang merasa kesakitan.

Saat Zyva mengumpulkan beberapa barang yang akan ia jual, terdengar pintu rumahnya diketuk oleh seseorang.

"Zyva... Apa kau ada di dalam?" tanya seseorang di luar sambil berkali kali mengetuk pintu rumah Zyva.

"Iyaaaaa." teriak Zyva dan membukakan pintu untuk tamunya.

Nampak Adrian berdiri di depan pintu dan tersenyum melihat Zyva membukakan pintu untuknya.

"Pak Adrian." ucap Zyva terlihat kurang suka akan kedatangan tamunya. Bagaimana tidak? Jika Pak Adrian adalah putra dari pemilik yayasan, bermakna ia adalah anak tiri dari Tina, ibu kandung Zyva.

"Apa kau tidak mempersilahkan aku masuk ke dalam Zyva?" tanya Adrian.

"Silahkan masuk Pak, saya akan membuatkan minuman untuk anda." ucap Zyva yang kemudian berjalan ke arah dapur.

"Terima kasih, Zyva. Aku memang sangat haus setelah menempuh perjalanan kemari." balas Adrian yang kemudian duduk di sofa ruang tamu.

Ingin rasanya Zyva menaruh racun di minuman yang akan ia sajikan untuk Pak Adrian. Tapi Zyva urungkan niatnya, karena ia berfikir bahwa Pak Adrian pasti tidak ada sangkut pautnya dengan kelakuan ibu kandungnya. Akhirnya Zyva membawakan minuman untuk Pak Adrian.

"Silahkan diminum, Pak." ucap Zyva sambil menyodorkan minuman untuk Pak Adrian.

Adrian langsung meneguk habis es jeruk yang dibuatkan oleh Zyva membuat Zyva menggelengkan kepalanya.

"Terima kasih Zyva, minuman buatanmu sangat enak dan segar." puji Adrian.

"Apa ingin kubuatkan kembali?" tanya Zyva berbasa basi.

"Oh, tidak perlu Zyva. Aku hari ini datang untuk menanyakan bagaimana tentang tawaranku kemarin. Apakah ayahmu memberikan izin?" tanya Adrian.

Zyva langsung menggelengkan kepalanya. "Ayahku tidak memberikan izin padaku. Jadi aku menolak tawaran anda, Pak Adrian." jawaban Zyva membuat Adrian tercengang.

Adrian tidak habis fikir dengan penolakan Zyva, disaat yang lain berlomba lomba untuk masuk ke SMA Gelora Internasional dan mereka rela membayar berapa pun itu, Zyva malah menolak tawaran beasiswa dari Gelora Internasional.

"Dimana ayahmu? Bisakah aku bertemu dengannya? Aku sendiri yang akan meminta izin padanya agar putrinya dapat bersekolah di Gelora Internasional." ucap Adrian yang masih belum menerima penolakan dari Zyva.

"Pulanglah Pak Adrian, ayahku sudah tiada tadi malam." ucap Zyva mengusir Adrian.

Adrian mendengar jawaban dari Zyva pun diam terhenyak. Ia tidak menyangka, baru kemarin ia mendengar Zyva mengurusi ayahnya. Kini ternyata ayahnya sudah tiada. Adrian memandang Zyva yang matanya sedikit bengkak, pasti karena ia menangis semalaman, pikir Adrian.

"Aku turut berduka cita, Zyva." ucap Adrian sendu. Adrian mulai menebak nebak, kini Zyva pasti hidup sendiri karena ia tidak melihat sosok ibu di rumah Zyva maupun di beberapa foto yang tertempel di ruang tamu.

"Thanks Pak Adrian. Jika memang tidak ada keperluan lain, segera pulanglah. Aku ingin membereskan rumah." ucap Zyva yang terus saja mengusir Adrian.

"Bagaimana jika aku membantumu mengemas rumah?" tanya Adrian menawarkan diri.

"Tidak perlu, I can do it by my self." jawab Zyva membuat Adrian makin kagum dengan Zyva. Ia sangat yakin jika gadis yang ada di hadapannya pasti seorang gadis yang pintar.

"Kalau begitu berbereslah, aku akan menunggumu disini." balas Adrian. "Rumahmu sangat menenangkan untukku." ucapnya lagi.

Adrian semakin tidak ingin pulang dari rumah Zyva. Ia menyandarkan tubuhnya di sofa ruang tamu rumah Zyva.

"Huh, menyebalkan." gerutu Zyva yang langsung pergi meninggalkan Adrian. Ia kini membereskan beberapa barang di kamarnya sambil berfikir kemana ia akan pergi setelah ini.

Ia tidak pernah mengenal keluarga dari ayahnya sama sekali. Setelah selesai membereskan semuanya, Zyva mulai ke dapur untuk memasak makan siangnya tanpa menghiraukan Adrian yang masih bersantai di sofa.

"Hemmm, kau juga pintar memasak?" tanya Adrian yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Zyva karena tergoda harumnya bau masakan Zyva.

Zyva diam saja tidak menjawab pertanyaan dari Adrian. Ia terus menyelesaikan masakannya dan mengacuhkan Adrian.

"Zyva, belum sehari bersama denganmu saja membuatku makin kagum denganmu," ucap Adrian membuat Zyva makin jengah.

"Pak Adrian, sebenarnya apa yang kau inginkan?" tanya Zyva ketus.

"Aku tidak berniat jahat padamu, Zyva. Aku hanya menawarkan bantuan untukmu. Aku yakin, ayahmu pasti berharap kau jadi wanita yang sukses di kemudian hari." jelas Adrian yang terus memaksa Zyva untuk menerima tawarannya.

"Jangan bawa bawa nama ayahku, akan aku pikirkan lagi tawaranmu. Sekarang pulanglah." ucap Zyva mengusir Adrian yang ke sekian kalinya.

"Kau ini tega sekali Zyva, sekarang kan sudah waktunya untuk makan siang. Kau juga sudah memasak. Jadi aku akan makan siang disini bersamamu." jawab Adrian sambil menarik kursi makan dan duduk tanpa merasa bersalah.

"Kenapa kau ini menyusahkan sekali, Pak Adrian." gerutu Zyva yang kemudian menyiapkan makan siang untuk Adrian.

Adrian tersenyum melihat Zyva yang masih tetap dengan tampak juteknya. Meskipun baru dua kali bertemu dengan Zyva, entah kenapa Adrian merasa harus melindungi Zyva, terlebih ayah Zyva saat ini sudah meninggal.

Kini mereka berdua pun makan siang bersama. Tak ada percakapan diantara keduanya. Adrian sendiri sangat menikmati masakan Zyva yang menurutnya sangat sederhana tetapi rasanya sungguh luar biasa.

"Apa aku boleh menambah lagi?" tanya Adrian tanpa merasa malu.

"Dasar tidak tahu malu," ucap Zyva sambil mengambilkan nasi dan lauk untuk Adrian lagi.

"Masakanmu sangat lezat Zyva. Aku akan sering mengunjungimu untuk makan bersama denganmu." puji Adrian sambil menyantap lagi makanan yang sudah diambilkan Zyva.

"Enak saja. Memangnya rumahku warteg? Ini yang terakhir kalinya. Bisa habis uangku jika Pak Adrian terus makan bersamaku." jawab Zyva masih dengan nada ketusnya.

Adrian lagi lagi hanya tersenyum mendengar jawaban Zyva dan nada bicaranya yang masih saja ketus.

Terpopuler

Comments

pat_pat

pat_pat

aku mampir❤️
salam dari novel baruku Dinikahi Ceo Kejam 🤗🥰

2022-05-06

1

Richa Rezkya

Richa Rezkya

Selalu mendukung mu kak.

2022-03-05

7

PEARL 😍

PEARL 😍

Semangat up ya kak

2022-03-05

7

lihat semua
Episodes
1 The Winner
2 Kesedihan Zyva
3 Desakan Adrian
4 First Day at School
5 Test Kemampuan Zyva
6 Menjadi Guru Les
7 Bekerja di Club
8 Kesibukan Baru Zyva
9 Pemilihan Ketua OSIS
10 Bertemu dengan Ibu Kandung
11 Kalah Saing
12 First Kiss
13 Bukan Ibu Peri
14 Kakak Tiri
15 Kegilaan Ibu Kandung Zyva
16 Bekerja Malam
17 Interogasi
18 Hang Out 1
19 Hang Out 2
20 Monster Day
21 Who did Zyva choose?
22 Upaya Devan
23 I Choose Devan
24 Keadaan Genting
25 Surat Perjanjian
26 Kehidupan Baru
27 Rencana Yuda
28 Senjata Makan Tuan
29 Rencana Gagal
30 Bayar Denda
31 Kedatangan Liza, Sepupu Devan
32 Pertengkaran Kecil
33 Masalah Kecil Selesai
34 Penemuan Testpack
35 Tes Urine
36 Zyva 'Positif' or 'Negatif'?
37 Berita Menggemparkan
38 Klarifikasi
39 Bolos dan Kencan
40 Mulai Terkuak
41 Amarah Tersulut
42 Surat Zyva
43 Pertandingan Basket
44 Siapa Yang Menang?
45 Kiss or Dinner
46 Neffy _ Zyva
47 Masalah Zyva Clear
48 Sean, Zyva, and Devan
49 Membujuk Devan
50 Malam di Mansion Clovis
51 Kau, Masa Laluku
52 Pagi yang Kikuk
53 Terciduk Clovis
54 Kemarahan Clovis
55 Menjenguk Neffy
56 Clovis' Family
57 Rayuan Maut
58 Back to Home
59 I'll Miss You
60 Swimming Competition
61 Pesta Kemenangan Zyva
62 Kejujuran Neffy
63 Pertemuan Menegangkan
64 Kamu Jahat, Yud!
65 Neffy Gets Out
66 Misi Zyva
67 Short Dating
68 I L U, Devan
69 Mengumpulkan Bukti
70 Yuda Terdesak
71 Kemarahan Tuan Yadi
72 Genting
73 Masalah Selesai
74 Keputusan Terberat
75 8 Tahun Kemudian
76 Hang Out
77 Lapangan Basket
78 Forgive me, please.
79 Rindu/Tidak?
80 At Room
81 Palang Merah
82 Bercengkrama
83 Keepo
84 Back Home
85 Penguntit
86 Tepat Waktu
87 Masalah LIZA
88 Wedding Day
89 Apes kan?
Episodes

Updated 89 Episodes

1
The Winner
2
Kesedihan Zyva
3
Desakan Adrian
4
First Day at School
5
Test Kemampuan Zyva
6
Menjadi Guru Les
7
Bekerja di Club
8
Kesibukan Baru Zyva
9
Pemilihan Ketua OSIS
10
Bertemu dengan Ibu Kandung
11
Kalah Saing
12
First Kiss
13
Bukan Ibu Peri
14
Kakak Tiri
15
Kegilaan Ibu Kandung Zyva
16
Bekerja Malam
17
Interogasi
18
Hang Out 1
19
Hang Out 2
20
Monster Day
21
Who did Zyva choose?
22
Upaya Devan
23
I Choose Devan
24
Keadaan Genting
25
Surat Perjanjian
26
Kehidupan Baru
27
Rencana Yuda
28
Senjata Makan Tuan
29
Rencana Gagal
30
Bayar Denda
31
Kedatangan Liza, Sepupu Devan
32
Pertengkaran Kecil
33
Masalah Kecil Selesai
34
Penemuan Testpack
35
Tes Urine
36
Zyva 'Positif' or 'Negatif'?
37
Berita Menggemparkan
38
Klarifikasi
39
Bolos dan Kencan
40
Mulai Terkuak
41
Amarah Tersulut
42
Surat Zyva
43
Pertandingan Basket
44
Siapa Yang Menang?
45
Kiss or Dinner
46
Neffy _ Zyva
47
Masalah Zyva Clear
48
Sean, Zyva, and Devan
49
Membujuk Devan
50
Malam di Mansion Clovis
51
Kau, Masa Laluku
52
Pagi yang Kikuk
53
Terciduk Clovis
54
Kemarahan Clovis
55
Menjenguk Neffy
56
Clovis' Family
57
Rayuan Maut
58
Back to Home
59
I'll Miss You
60
Swimming Competition
61
Pesta Kemenangan Zyva
62
Kejujuran Neffy
63
Pertemuan Menegangkan
64
Kamu Jahat, Yud!
65
Neffy Gets Out
66
Misi Zyva
67
Short Dating
68
I L U, Devan
69
Mengumpulkan Bukti
70
Yuda Terdesak
71
Kemarahan Tuan Yadi
72
Genting
73
Masalah Selesai
74
Keputusan Terberat
75
8 Tahun Kemudian
76
Hang Out
77
Lapangan Basket
78
Forgive me, please.
79
Rindu/Tidak?
80
At Room
81
Palang Merah
82
Bercengkrama
83
Keepo
84
Back Home
85
Penguntit
86
Tepat Waktu
87
Masalah LIZA
88
Wedding Day
89
Apes kan?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!