"Sudah puas!"
Raya tidak menjawab ucapan April, dia langsung menarik tangan April untuk mengikuti langkahnya. Wanita itu sedikit terseok mengikuti langkah Raya yang cepat dan lebar, Raya melangkah dengan emosi yang masih berada di di kepalanya saat ini. Mereka langsung masuk ke mobil, April tidak bertanya kemana mereka akan pergi, Raya tidak mengucapkan apapun saat mereka meluncur, namun April merasa senang melihat sikap Raya yang terbakar cemburu seperti itu.
Ada kepuasan tersendiri melihat pria yang berada di genggamannya saat ini seperti itu, dan melihat wajah Raya dengan tatapan tajam lurus ke depan seperti itu April merasa Geregetan.
Sementara itu Chiko berniat untuk kembali ke apartemen yang disewakan untuk satu minggu, karena disana sudah ada wanita cantik yang menunggunya. Namun baru beberapa menit dia melaju sudah ada yang menghubunginya, salah satu teman Chiko menghubungi agar dia bisa datang merapat ke tempat yang biasa mereka datangi.
"Gimana Ko, bisa kan lo?"
"Acara apa memangnya!"
"Kumpul biasa aja lah bro, udah lama juga kita gak kumpul kan,"
"Baru minggu kemarin Ki, maen cap udah lama aja lo,"
Rizky tertawa mendengar ucapan Chiko, kemudian setelah sepakat Chiko pun langsung meluncur ke tempat yang biasa dia datangnya bersama teman-temannya itu. Satu buah cafe yang sekarang sudah menjadi di klub sudah terlihat, semakin lama tempat itu semakin maju dan ramai pengunjung.
Sampai di tempat itu Chiko sudah disambut oleh seorang wanita cantik, dengan pakaian minim dan ketat dia menyapa Chiko dengan senyum terbaiknya. "Sore, apa anda yang bernama Chiko?" Sapa ramah wanita itu.
"Iya betul, anda …," Chiko tidak melanjutkan ucapannya, yang kemudian dijawab cepat oleh wanita itu.
"Saya akan mengantar Anda bertemu teman anda yang lain, silahkan ikuti saya," ujarnya, tanpa menunggu jawaban Chiko wanita itu langsung berjalan dan Chiko mengikutinya.
Sampai di sebuah ruangan wanita itu berhenti, dia mempersilahkan Chiko untuk masuk yang kemudian diikuti oleh wanita itu. Saat pintu terbuka terdengar suara musik yang keras menghentak, dia melihat teman-temannya sudah ada di tempat itu dengan ditemani beberapa orang wanita.
"Hai Bro," tegur Riki saat dia melihat Chiko datang.
"Hai," sahutnya singkat sambil melambaikan tangan dan terus melangkah. Sampai di tempat itu mereka saling tegur sapa dan berbincang ringan.
"Gila yah, makin oke aja nih tempat, perasaan minggu kemarin masih biasa aja" ujar Chiko.
"Iya, lo tau gak, sekarang ada tempat karaoke nya juga di atas, sama tempat untuk bermalam di gedung sebelah yang dibuat menyatu," ungkap Galang.
"Tau aja lo Lang," seru Heri.
"Tau lah, pas tadi gua pesan ini semua. Nah, karena masih baru dia ada promo nih, lo pada mau gak?"
Mereka menjadi riuh, Galang menceritakan fasilitas apa saja yang ada di tempat itu sekarang, dengan sangat antusia dia bercerita membuat Chiko dan yang lain menanggapinya menggebu-gebu.
April masih dalam perjalanan, Raya menghentikan kendaraannya di sebuah rumah makan, setelah masuk ke halaman rumah makan itu dan mematikan mesin kendaraan nya, Raya baru berbicara.
"Kamu belum makan kan! Kita isi perut dulu, aku juga lapar," tukasnya masih dengan wajah sedikit kesal, lalu langsung buka pintu dan keluar.
April hanya sedikit tersenyum mendapati Raya yang bersikap seperti itu, dia kemudian keluar dan langsung menggandeng tangan Raya yang sudah menunggunya di samping mobil.
Setelah itu mereka jalan bersama, sampai didalam April langsung mencari tempat yang nyaman dan Raya langsung memesan makanan yang dia sudah sangat hafal apa yang disukai oleh April.
Sambil menunggu pesanan mereka datang, April buka suara, dia merasa tidak nyaman juga dengan suasana seperti itu.
"Kamu masih marah?"
Raya menghembuskan nafas panjang dan menyandarkan tubuhnya di kursi, dia melipat kedua tangannya dan melihat kearah April, "Gak marah sih, aku hanya kesal, dan saat ini aku masih mencoba untuk berdamai dengan diriku sendiri," ungkapnya.
April tersenyum, "Maafkan aku, aku juga harus punya pria lain untuk aku jadikan sandaran aku yang bisa aku miliki sepenuhnya, kamu tau kan itu," ucap April dengan tatapan teduhnya.
Raya bergerak mendekat, dia memegang dan mengepal telapak tangan April seraya berkata, "Aku tau, tapi bagaimanapun aku juga gak bisa lihat kamu sama dia, apalagi aku melihatnya menyentuh akmu seperti itu, kenapa kalian bisa mesra seperti itu!"
"Karena kami sepasang kekasih, kamu juga seperti itu dengan istrimu kan! Aku menciba memahami itu karena kalian sudah saling mengikat janji,"
"Aku bosan dengan bahasan kita yang seperti ini, jadi biarkan untuk sementara aku begini," ucapnya.
April tersenyum sambil mengusap tangannya Raya, dia tau bagaimana perasaan pria yang ada di depannya itu saat ini. Pesanan mereka sudah sampai, mereka melanjutkan obrolan ringan sambil menyantap makanan mereka.
Sementara itu ditempat yang berbeda Chiko dan teman-teman masih sedikit rusuh setelah mendengar Galang menceritakn fasilitas yang ada disini.
"Fix ini bakal gua jadiin basecamp, setuju gak?"
"Boleh lah, ada potongan lumayan juga kalau kita jadi member disini,"
"Ya udah, langsung urus aja, sekalian kita ke ruang karaoke,"
Galang bergerak cepat, dia beranjak dari duduknya dan pergi keluar ruangan untuk booking tempat karaoke, setelah semua administrasi beres diapun kembali.
"Yuk kita pindah," ajak Galang saat dia kembali.
“Emangnya sudah beres semua?”
“Sudah lah pake duit gua dulu tadi, kalau lo gak pada ganti, sisa buat satu minggu doang duit gua makan, pokoknya gantiin yah,”
“Ngenesnya, gampang sih tinggal kasbon,”
“Kita berangkat kalau yang disini udah habis.” tukas Chiko.
Setengah jam berlalu setelah mereka membuat kerusuhan di klub itu, empat sekawan lanjutkan kesenangan mereka malam ini menuju ruang nyanyi. Mereka berjalan santai sambil bersenda gurau dengan perbincangan yang ngalor ngidul, sesampainya mereka di tempat itu semua tampak takjub dengan ruangan tersebut. Ternyata ruangan itu jauh lebih bagus dari bayangan mereka, dan mereka pun merasa senang akan hal tersebut.
Tembang-tembang lawas tahun dua ribuan mereka nyanyikan, bernostalgia saat mereka masih beranjak remaja dan hal itu membuat mereka sangat senang, mereka bisa melampiaskan kan semua rasa sambil bernyanyi. Karena rasa senang mereka sampai lupa kalau sudah satu jam berlalu, empat pria dewasa itu terkejut saat pintu terbuka dan satu-persatu masuk wanita bertubuh seksi serta berwajah cukup cantik, pakaian mereka pun cukup seksi dan terbuka, membuat mata empat pria itu tidak berkedip memandang mereka yang semakin mendekat.
Saat empat wanita seksi itu mendekat, para pria saling menyenggol satu sama lain, entah apa yang ada didalam pikiran mereka. Tanpa berebut, satu persatu para pria maju dan memilih wanita yang diinginkan oleh mereka, untuk menemani mereka bernyanyi malam itu. Suasana semakin ramai karena para wanita itu selain mempunyai tubuh indah, mereka juga memiliki suara yang mumpuni, mereka menyanyikan beberapa lagu dengan genre yang berbeda.
“Apa ada yang bisa menyanyikan lagu dangdut, biar lebih enak goyangnya kita,” celetuk Heri.
“Kita semua bisa kok, tinggal pilih saja lagunya yang mana,” jawab salah satu wanita itu yang sedang menemani Galang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments