Pernikahan Mendadak.

Minuman yang dihidangkan sudah hampir habis, itu tandanya mereka telah berbincang banyak hal terkecuali Dinda dan Eric yang hanya diam dan berbicara jika di tanya itupun seadanya.

"Kalian saling mengenallah dulu, dan kita akan mencarikan tanggal yang baik."saran Bu Hasna yang disetujui oleh Bu Tini.

"Tapi sepertinya melakukan hal baik itu , lebih cepat lebih baik." kata Pak Hasan yang tidak setuju dengan saran istrinya yang ingin Eric dan Dinda lebih dekat.

"Iyya saya setuju Pak." Pak Bahar sepemikiran dengan Papa Eric, dari pada mereka berpacaran lalu menikah mending lebih baik secepatnya menikah.

"Eric mau pernikahan berlangsung tiga hari ke depan."tidak ada angin tidak ada hujan Eric langsung menginginkan pernikahannya di percepat.

"Apa??itu terlalu cepat Eric , kita belum punya persiapan." Mamanya tentu saja tidak setuju dengan kemauan Eric , itu sangat luar nalar melaksanakan pernikahan dalam tiga hari ke depan.

"Eric tidak mau banyak tamu yang datang , cukup yang penting saja , lagi pula pernikahannya tidak usah terlalu ramai sederhana saja." Eric ingin pernikahan berlangsung dengan cepat dan dia benar-benar tidak ingin ada yang tahu tentang pernikahannya.

"Apa yang akan orang kantor bilang kalau gua nikah sama anak yatim piatu."ucap Eric dalam hati.

"Baiklah jika itu yang kamu mau , kita akan melangsungkan pernikahan kalian tiga hari ke depan, lebih cepat lebih baik." akhirnya keputusan yang diambil adalah pernikahan berlangsung tiga hari ke depan .

*****

Tiba saatnya hari yang sangat ditunggu-tunggu bagi semua orang telah tiba, tapi tidak dengan orang yang akan menjalani pernikahan ini. Eric tidak menyangka akan menikah secepat ini, karena memang di hatinya masih terukir nama Naura mantan pacar Eric.

Eric memang sangat terobsesi dengan Naura, mereka berpacaran hampir lima tahun lamanya, tapi semuanya berakhir ketika Naura tertangkap basah berselingkuh di belakang Eric dan yang lebih parahnya selingkuhan Naura itu ada teman Eric sendiri.

Penghulu sudah datang sejak 15 menit sebelumnya, disusul Eric yang hari ini semakin bertambah gagah dengan balutan tuxedo hitam serta peci di kepalanya.

"Bagaimana apa sudah bisa di mulai?" tanya pak penghulu.

"Iyya Pak di mulai saja." jawab Eric.

Di dalam kamar Dinda sudah sangat cantik menunggu di panggil ke luar. Di dalam kamar hanya ada Dinda dan ibunya.

Selang beberapa menit sudah jelas di telinga Dinda ucapan kata 'SAH' di luar sana.

"Alhamdulillah." ucap semua orang yang ada diluar sana disambung dengan bacaan do'a.

"Nak, kamu sudah sah menjadi seorang Istri." Bu Tini langsung memeluk putrinya itu sambil meneteskan air matanya.

Dinda tidak bisa menahan air matanya , dia tidak tahu bagaimana kehidupannya ke depan , Dinda dapat merasakan jika Eric tidak menyukai pernikahan ini, karena itu agak takut dengan Eric.

"Ayo nak kita keluar."ajak Bu Tini keluar untuk menemui suaminya.

Sesampainya di luar Dinda didudukkan di samping Eric, Eric hanya meliriknya sebentar lalu menghadap ke depan lagi. Eric akui jika gadis di sampingnya itu cantik, tapi tetap saja Eric tidak menyukainya.

"Eric pakaikan cincinnya cepat!"perintah mamanya dengan berbisik.

Eric menyematkan cincin yang sederhana tapi elegan itu ke jari manis Dinda, begitupun sebaliknya yang Dinda lakukan.

Acara pernikahannya berlangsung sederhana dan hikmat, tamu undangan pun hanya keluarga dekat dan sahabat Eric. Dari keluarga Dinda sendiri hanya orang tuanya serta saudaranya dari panti asuhan.

Semua keluarga sudah pulang ke rumahnya masing-masing, termasuk sahabat Eric, si Rian. Dari tadi Rian hanya mengejeknya soal malam pertama, dia juga selalu memuji Dinda dengan kecantikannya.

Eric dan Dinda malam ini menginap di kediaman keluarga Pratama, Dinda tadi diantar oleh pelayan ke kamar Eric dan disusul Eric.

"Kamarnya sangat luas."ucap Dinda dalam hati.

Dinda masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya karena sebentar lagi Eric akan masuk ke kamar, dan lagi-lagi Dinda kaget dengan luas kamar mandi itu bahkan kamar Eric saja bisa sebanding dengan kamar yang digunakan Dinda di panti bersama saudaranya yang lain.

Eric baru masuk ke kamar setelah selesai membersihkan dirinya di kamar mandi tamu, dia tau ada Dinda di kamarnya jadi otomatis dia juga akan menggunakan kamar mandinya.

Saat Eric masuk Dinda telah selesai dengan ritual mandinya, Dinda juga sudah selesai mengenakan baju tidur yang telah disiapkan pelayan tadi.

Eric tanpa mengucapkan sepatah katapun saat lewat di hadapan Dinda, langsung naik ke atas kasur yang berukuran king size itu. Setelah Dinda membersihkan pakaian yang di gunakan tadi, dia langsung menyusul Eric di tempat tidur. Eric merasakan pergerakan Dinda di sampingnya , langsung membuka matanya.

"Mau apa kau??"Eric bertanya yang berhasil menghentikan pergerakan Dinda tadi.

"M-mau tidur Mas." jawabnya gugup.

"Tempat mu bukan di sini , aku tidak suka berbagi tempat tidur."ucap Eric bangun dari tidurnya.

"Sepertinya aku terlalu jahat jika menyuruh mu tidur di lantai, jadi kau tidur saja di sofa."sambung Eric.

Eric turun dari tempat tidur menuju ke depan Dinda.

"Hei! dengar, walaupun kau telah sah menjadi Istriku, tapi bagiku kau bukanlah siapa-siapa, aku hanya menikahi mu karena permintaan mama, selebihnya aku tidak akan Sudi untuk memperistri mu." ucapan Eric benar-benar tidak mengenal kat sensor , dia mengatakan saja tanpa memperdulikan hati gadis di depannya.

Dinda hanya bisa diam mematung mendengar ucapan suaminya, belum beberapa jam setelah sahnya menjadi seorang Istri, hatinya sudah sangat sakit mendengar ucapan pria di depannya.

"Lalu kenapa mas tidak menolak saja pernikahan ini?"tanya Dinda penasaran dengan kepala menunduk.

"Karena aku tidak ingin melihat Mama ku sedih, dan yahh kau tidak usah khawatir seperti pernikahan ini tidak akan bertahan terlalu lama, mengingat pernikahan ini terjalin tanpa rasa cinta di antara kita bukan." Eric sudah keterlaluan dengan ucapannya.

"Aku yakin kau hanya memanfaatkan pernikahan ini untuk hidup mewah kan?"tanya Eric sinis.

"Enggak Mas, Dinda tidak seperti itu." Dinda sudah tidak sanggup menahan air matanya setelah mendengar tuduhan Eric barusan.

"Halah, simpan air mata buaya mu itu, simpan saja untuk memancing mama ku agar memberikan mu apa yang kau inginkan."

Setelah mengucapkan itu Eric menuju tempat tidurnya untuk beristirahat dan jangan lupa dia tidur tetap di tengah-tengah kasurnya seakan-akan takut ada yang tidur di kasurnya.

Dinda sudah mulai tahu sifat asli pria yang menjadi suaminya itu. Dinda mengambil bantal dan selimut yang tersedia di sudut ruangan seakan-akan benda itu telah di siapkan untuknya.

Dinda sudah merebahkan tubuhnya di atas sofa sambil menutup mata memikirkan kehidupan pernikahan mereka ke depan, tanpa tersadar lagi dia telah berlalu di alam mimpi, mengingat hari ini sangat melelahkan baginya.

*jangan lupa vote , like and coment nya guyss🖤❤️

see youu tomorrow reader's*!

Episodes
1 Panti Asuhan.
2 Perjodohan.
3 Eric Menyetujui Perjodohan itu.
4 Pertemuan Pertama.
5 Pernikahan Mendadak.
6 Makanan Kesukaan Eric.
7 Rumah Baru.
8 Pekerjaan Baru Dinda.
9 Kunjungan Mertua.
10 Rencana Honeymoon.
11 Honeymoon 1.
12 Honeymoon 2.
13 Sifat Polos dan Kepo Dinda.
14 Naura Mantan Kekasih Eric.
15 Jadwal Penerbangan Malam.
16 Eric Mendadak Sakit.
17 Hanya Balas Budi.
18 Drama di Pesawat.
19 Seperti Ayah dan Anak.
20 Dinda yang Penakut.
21 Pertemuan ke-dua.
22 Perkara Keluar Malam.
23 Maag.
24 Tidak Sudi Satu Kamar.
25 Rumah Sepi.
26 Ingin Ganti Rugi.
27 Kesalahan yang lain.
28 Meminta Nomor WhatsApp Dinda.
29 Sifat yang berubah-ubah.
30 Mulai Posesif.
31 Pengeluaran Naura.
32 Perkara Hutang.
33 Gajian
34 Mati Lampu.
35 Layaknya Suami-Istri.
36 Mama Sakit.
37 Udang Rebus.
38 Tidur Bersama.
39 Mengakui Status.
40 Salah Paham.
41 Sifat Kembali Semula.
42 Jangan Sebut Aku Tuan Lagi.
43 Sebagai Teman.
44 Takjub Dengan Kepribadian Dinda.
45 Eric Berkunjung ke Toko Roti.
46 Pengakuan Eric.
47 Bergabung di Pratama Group.
48 Terkena Air Panas.
49 Kita Lanjutkan di Rumah?
50 Ketakutan Dinda.
51 Pulang Larut Malam.
52 Rencana Licik Lucy dkk.
53 Hampir Terlambat.
54 Mengurus Dinda.
55 Bukti Mulai Terlihat.
56 Di Pecat!
57 Mengetahui Kejadian Malam Itu.
58 Kekurangan Dana.
59 Nasi Goreng.
60 Sikap yang Mulai Manis.
61 Haid.
62 Nonton Bioskop.
63 Pelukan Hangat.
64 Meminta Hak.
65 Malam yang di Nanti Eric.
66 Jujur pada Sima.
67 Hidup yang Lebih Berwarna.
68 Bertemu CEO Pratama Group.
69 Mencari Tahu Status Dinda sebenarnya.
70 Mendapat Biodata Dinda.
71 Isi Pesan Juna.
72 Eric Mulai Bertindak.
73 Cara Eric Menggagalkan Rencana Juna.
74 Kekesalan Juna.
75 Ungkapan Cinta Dinda
76 Pergi Mendadak.
77 LDR Sementara.
78 Dinda Tidak Sehat.
79 Eric Pulang.
80 Kepanikan Eric 1
81 Kepanikan Eric 2
82 Mengira Masih Mimpi.
83 Menyelesaikan Masalah
84 Tidak Enak Badan
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Panti Asuhan.
2
Perjodohan.
3
Eric Menyetujui Perjodohan itu.
4
Pertemuan Pertama.
5
Pernikahan Mendadak.
6
Makanan Kesukaan Eric.
7
Rumah Baru.
8
Pekerjaan Baru Dinda.
9
Kunjungan Mertua.
10
Rencana Honeymoon.
11
Honeymoon 1.
12
Honeymoon 2.
13
Sifat Polos dan Kepo Dinda.
14
Naura Mantan Kekasih Eric.
15
Jadwal Penerbangan Malam.
16
Eric Mendadak Sakit.
17
Hanya Balas Budi.
18
Drama di Pesawat.
19
Seperti Ayah dan Anak.
20
Dinda yang Penakut.
21
Pertemuan ke-dua.
22
Perkara Keluar Malam.
23
Maag.
24
Tidak Sudi Satu Kamar.
25
Rumah Sepi.
26
Ingin Ganti Rugi.
27
Kesalahan yang lain.
28
Meminta Nomor WhatsApp Dinda.
29
Sifat yang berubah-ubah.
30
Mulai Posesif.
31
Pengeluaran Naura.
32
Perkara Hutang.
33
Gajian
34
Mati Lampu.
35
Layaknya Suami-Istri.
36
Mama Sakit.
37
Udang Rebus.
38
Tidur Bersama.
39
Mengakui Status.
40
Salah Paham.
41
Sifat Kembali Semula.
42
Jangan Sebut Aku Tuan Lagi.
43
Sebagai Teman.
44
Takjub Dengan Kepribadian Dinda.
45
Eric Berkunjung ke Toko Roti.
46
Pengakuan Eric.
47
Bergabung di Pratama Group.
48
Terkena Air Panas.
49
Kita Lanjutkan di Rumah?
50
Ketakutan Dinda.
51
Pulang Larut Malam.
52
Rencana Licik Lucy dkk.
53
Hampir Terlambat.
54
Mengurus Dinda.
55
Bukti Mulai Terlihat.
56
Di Pecat!
57
Mengetahui Kejadian Malam Itu.
58
Kekurangan Dana.
59
Nasi Goreng.
60
Sikap yang Mulai Manis.
61
Haid.
62
Nonton Bioskop.
63
Pelukan Hangat.
64
Meminta Hak.
65
Malam yang di Nanti Eric.
66
Jujur pada Sima.
67
Hidup yang Lebih Berwarna.
68
Bertemu CEO Pratama Group.
69
Mencari Tahu Status Dinda sebenarnya.
70
Mendapat Biodata Dinda.
71
Isi Pesan Juna.
72
Eric Mulai Bertindak.
73
Cara Eric Menggagalkan Rencana Juna.
74
Kekesalan Juna.
75
Ungkapan Cinta Dinda
76
Pergi Mendadak.
77
LDR Sementara.
78
Dinda Tidak Sehat.
79
Eric Pulang.
80
Kepanikan Eric 1
81
Kepanikan Eric 2
82
Mengira Masih Mimpi.
83
Menyelesaikan Masalah
84
Tidak Enak Badan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!