Perjodohan.

Kantor Pratama Group.

Hari ini, Eric sedang melakukan meeting dengan klien dari Singapura, mengenai perkembangan proyek satu tempat kota besar Indonesia.

Selesai meeting tadi, Eric langsung ke ruangannya, jam makan siang dia lewatkan karena meeting tadi, jadi dia hanya menyuruh asisten pribadinya untuk membawa makanan ke ruangannya. Eric memang memiliki ruangan khusus di dalam ruangan kerjanya , ruangan itu dia gunakan untuk istirahat dan makan.

"Oii, udah makan siang belum nih?" Rian dengan tidak sopannya langsung menerobos pintu ruangan Eric tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Rian memang memang selalu melakukan hal itu, sudah menjadi tradisi sendiri bagi Rian, masuk ke ruangan sahabatnya itu tanpa mengetuk pintu.

"Bisa lebih sopan nggak sih Lo?"bentak Eric , namun hal itu sudah biasa dimata Rian.

"Yaa elahh Ric, biasanya juga kayak gitu."bela Rian yang hanya mendapat tatapan dingin dari Eric.

"Mau ngapain si lu ke sini lagi, males gue liat muka lu setiap hari."ucap Eric.

"Yakin nih males liat gue setiap hari??kalau nggak ada gue lu bisa gila Ric."jawab Rian sambil duduk di kursi depan Eric.

Eric tidak bisa menyangkal jika dia memang bisa gila jika sehari Rian tidak muncul di depannya, bukan karena apanya tapi, Rian lah yang selalu mengurus berkas-berkas proyek sehingga memudahkan Eric dalam bekerja.

"Udah makan belum nihh??" tanya Rian lagi.

"Belum, tapi makanan sudah ada di dalam."jawab Eric sambil menunjuk ruangan berpintu kaca itu.

"Ya udah ayo makan, keburu dingin nanti makanannya, kasian Lula kalau harus pergi membeli makanan lagi."ajak Rian sambil menarik Eric untuk berdiri.

"Iya iya ayoo, lagian makanannya juga banyakan yang lu makan nanti."Eric hanya bisa mengomeli Rian, tapi Rian hanya menanggapinya dengan tertawa , benar-benar aneh manusia satu ini.

Panti Asuhan.

Pak Hasan sudah menyelesaikan soal pembayaran tanah dengan bantuan asisten pribadinya, Bu Hasna juga sudah bertemu dengan anak-anak untuk menenangkannya, Bu Hasna juga sudah memberikan oleh-oleh yang dibawa untuk anak-anak.

"Ohh Iyya.., mana Dinda? kok nggak kelihatan dari tadi?" tanya Bu Hasna penasaran.

"Dinda ke kampus Bu', dia ada mata kuliah siang ini, biasanya juga kalau habis dari kampus dia langsung ke tempat kerjanya."jelas Bu Tini.

Pak Hasan dan Bu Hasna memang baru tahu jika Dinda bekerja sampingan disela-sela kuliahnya, bahkan sampai bisa membantu melunasi uang tanah, walau memang tidak seberapa. Hal ini semakin membuat meraka yakin ingin menjodohkan Dinda dengan putranya.

"Jam berapa biasanya Dinda pulang dari bekerja?"sekarang Pak Hasan yang bertanya.

"Jika hari-hari biasa jam 4 sore Dinda sudah pulang, tapi kalau weekend sering ramai jadi pulangnya biasa jam 5 sore bahkan hampir jam 6." jawab Bu Tini dan diangguki oleh pak Hasan.

"Sebenarnya kami ke sini, ingin membicarakan hal penting Pak Bu. "ucap Pak Hasan.

Pak Bahar mengerutkan dahinya karena penasaran, begitupun bu' Tini.

"Kami ada niat baik untuk menjodohkan Dinda dengan putra kami, tapi jika Pak Bahar dan Bu Tini berkenan."sambung Pak Hasan.

Perkataan Pak Hasan tadi membuat, Pak Bahar dan Bu Tini terkejut, pasalnya putra tunggal keluarga Pratama itu dikenal dingin dan yang terpenting ialah apakah putra keluarga Pratama mau di jodohkan dengan orang biasa seperti Dinda?

"Jika hal itu, sepertinya kami harus bertanya kepada Dinda Pak, semua keputusan ada padanya." jawab Pak Bahar.

"Iyya Pak saya juga akan membicarakan hal ini kepada Eric dulu, kami tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan."kini Bu Hasna yang berbicara.

"Baiklah jika begitu kita membicarakan dulu hal ini kepada mereka dan jika Dinda menerima segera kabari kami Pak , begitupun dengan kami, jika Eric mau saya akan mengabari kalian lalu mempertemukan mereka berdua segera mungkin."jelas Pak Hasan panjang lebar mengambil jalan tengah.

"Baiklah Pak kami akan menanyakannya nanti pada Dinda." jawab Pak Bahar.

"Baiklah jika begitu kami pamit dulu, saya akan memberi kabar dalam waktu dekat." ujar Pak Hasan sambil berdiri dari tempat duduknya dan segera pulang.

Toko Kue.

"Bu, pekerjaan saya telah selesai, saya pamit dulu nanti takut kemalaman." pamit Dinda pada Bu Suzan.

Setelah sholat ashar di musholla terdekat tadi, Dinda kembali ke toko untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dinda tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan semua tugasnya, kerena setelah ashar memang toko sudah siap-siap untuk tutup.

"Ohh sudah selesai?? ya sudah kamu hati-hati dijalan yah." ucap Bu Suzan dengan lembut. Dinda memang sudah dianggap anak sendiri oleh pemilik toko kue itu sekaligus dosennya , karena memang Bu Suzan tidak mempunyai anak sampai sekarang.

Panti Asuhan.

Hari semakin sore, tampak matahari akan terbenam di arah barat dan sebentar lagi azan magrib akan di kumandang kan. Dinda baru sampai ke panti sebab di jalan tadi sangat macet.

"Assalamualaikum , Dinda pulang!"salam Dinda yang langsung mendapat balasan dari Bu Tini.

"Wa'alaikumsalam , kamu baru pulang?? kenapa lama nggak biasanya tuh pulang jam segini."tanya Bu Tini

"Dijalan sangat macet Bu' jadi yah begitulah pulangnya agak lambat."

"Ya sudah sana mandi lalu kita sholat berjamaah adik-adik kamu sudah nunggu tuh. "perintah Bu Tini sambil menunjuk adik-adik Dinda.

"Iyya bu' , Dinda mandi dulu sebentar." Dinda langsung melaksanakan perintah ibunya.

Di panti ini Dinda memang yang paling tua walaupun umurnya masih 19, karena itulah dia membantu orang tuanya di panti mencari uang. Gaji yang Dinda hasilkan per-bulannya sendiri sudah bisa mencukupi biaya makan keluarganya di panti.

Kediaman Keluarga Pratama.

Jam 23:40 Eric baru pulang ke rumah, hari ini dia benar-benar sangat lelah. Meeting hari ini ada dua, dan dia yang harus turun tangan menangani semua yang ada di kantor, karena memang papanya sudah menyerahkan semua urusan kantor ke putranya itu.

Mendengar ada suara mobil, Mama Eric membuka pintu utama menyambut putranya.

"Assalamualaikum Ma." salam Agra sambil menyalami Mamanya.

"Wa'alaikumsalam."sambil menerima tangan Eric.

Eric berjalan masuk kedalam dan merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu.

"Eric, jangan terlalu memaksakan pekerjaan kantor itu nak, kan bisa dikerja besok atau bisa juga di bawa ke rumah. Kalau seperti ini setiap hari lembur kamu bisa sakit."nasihat Mamanya.

"Iyya Ma, ini juga semua proyek sudah berjalan lancar jadi besok-besok udah nggak lembur lagi." balas Eric.

"Ya sudah bersihkan dirimu dulu lalu istirahat , kamu pasti sangat lelah."

"Iyya Ma , Eric sangat lelah, ya sudah Eric ke kamar dulu."

Mamanya sudah menunggu putranya itu sehabis isya tadi, tapi yang di tunggu-tunggu tidak datang. Setelah melihat kedatangan Eric yang tampak sangat lelah, mamanya membatalkan niatnya untuk membicarakan masalah perjodohannya.

*****

Hai guysss!!! follow dan berikan vote yahhh.

jangan lupa siapa tau ada yang mau kasi masukan atau yg lainnya , simpan di komentar aja yahh. see youu👋👋

Episodes
1 Panti Asuhan.
2 Perjodohan.
3 Eric Menyetujui Perjodohan itu.
4 Pertemuan Pertama.
5 Pernikahan Mendadak.
6 Makanan Kesukaan Eric.
7 Rumah Baru.
8 Pekerjaan Baru Dinda.
9 Kunjungan Mertua.
10 Rencana Honeymoon.
11 Honeymoon 1.
12 Honeymoon 2.
13 Sifat Polos dan Kepo Dinda.
14 Naura Mantan Kekasih Eric.
15 Jadwal Penerbangan Malam.
16 Eric Mendadak Sakit.
17 Hanya Balas Budi.
18 Drama di Pesawat.
19 Seperti Ayah dan Anak.
20 Dinda yang Penakut.
21 Pertemuan ke-dua.
22 Perkara Keluar Malam.
23 Maag.
24 Tidak Sudi Satu Kamar.
25 Rumah Sepi.
26 Ingin Ganti Rugi.
27 Kesalahan yang lain.
28 Meminta Nomor WhatsApp Dinda.
29 Sifat yang berubah-ubah.
30 Mulai Posesif.
31 Pengeluaran Naura.
32 Perkara Hutang.
33 Gajian
34 Mati Lampu.
35 Layaknya Suami-Istri.
36 Mama Sakit.
37 Udang Rebus.
38 Tidur Bersama.
39 Mengakui Status.
40 Salah Paham.
41 Sifat Kembali Semula.
42 Jangan Sebut Aku Tuan Lagi.
43 Sebagai Teman.
44 Takjub Dengan Kepribadian Dinda.
45 Eric Berkunjung ke Toko Roti.
46 Pengakuan Eric.
47 Bergabung di Pratama Group.
48 Terkena Air Panas.
49 Kita Lanjutkan di Rumah?
50 Ketakutan Dinda.
51 Pulang Larut Malam.
52 Rencana Licik Lucy dkk.
53 Hampir Terlambat.
54 Mengurus Dinda.
55 Bukti Mulai Terlihat.
56 Di Pecat!
57 Mengetahui Kejadian Malam Itu.
58 Kekurangan Dana.
59 Nasi Goreng.
60 Sikap yang Mulai Manis.
61 Haid.
62 Nonton Bioskop.
63 Pelukan Hangat.
64 Meminta Hak.
65 Malam yang di Nanti Eric.
66 Jujur pada Sima.
67 Hidup yang Lebih Berwarna.
68 Bertemu CEO Pratama Group.
69 Mencari Tahu Status Dinda sebenarnya.
70 Mendapat Biodata Dinda.
71 Isi Pesan Juna.
72 Eric Mulai Bertindak.
73 Cara Eric Menggagalkan Rencana Juna.
74 Kekesalan Juna.
75 Ungkapan Cinta Dinda
76 Pergi Mendadak.
77 LDR Sementara.
78 Dinda Tidak Sehat.
79 Eric Pulang.
80 Kepanikan Eric 1
81 Kepanikan Eric 2
82 Mengira Masih Mimpi.
83 Menyelesaikan Masalah
84 Tidak Enak Badan
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Panti Asuhan.
2
Perjodohan.
3
Eric Menyetujui Perjodohan itu.
4
Pertemuan Pertama.
5
Pernikahan Mendadak.
6
Makanan Kesukaan Eric.
7
Rumah Baru.
8
Pekerjaan Baru Dinda.
9
Kunjungan Mertua.
10
Rencana Honeymoon.
11
Honeymoon 1.
12
Honeymoon 2.
13
Sifat Polos dan Kepo Dinda.
14
Naura Mantan Kekasih Eric.
15
Jadwal Penerbangan Malam.
16
Eric Mendadak Sakit.
17
Hanya Balas Budi.
18
Drama di Pesawat.
19
Seperti Ayah dan Anak.
20
Dinda yang Penakut.
21
Pertemuan ke-dua.
22
Perkara Keluar Malam.
23
Maag.
24
Tidak Sudi Satu Kamar.
25
Rumah Sepi.
26
Ingin Ganti Rugi.
27
Kesalahan yang lain.
28
Meminta Nomor WhatsApp Dinda.
29
Sifat yang berubah-ubah.
30
Mulai Posesif.
31
Pengeluaran Naura.
32
Perkara Hutang.
33
Gajian
34
Mati Lampu.
35
Layaknya Suami-Istri.
36
Mama Sakit.
37
Udang Rebus.
38
Tidur Bersama.
39
Mengakui Status.
40
Salah Paham.
41
Sifat Kembali Semula.
42
Jangan Sebut Aku Tuan Lagi.
43
Sebagai Teman.
44
Takjub Dengan Kepribadian Dinda.
45
Eric Berkunjung ke Toko Roti.
46
Pengakuan Eric.
47
Bergabung di Pratama Group.
48
Terkena Air Panas.
49
Kita Lanjutkan di Rumah?
50
Ketakutan Dinda.
51
Pulang Larut Malam.
52
Rencana Licik Lucy dkk.
53
Hampir Terlambat.
54
Mengurus Dinda.
55
Bukti Mulai Terlihat.
56
Di Pecat!
57
Mengetahui Kejadian Malam Itu.
58
Kekurangan Dana.
59
Nasi Goreng.
60
Sikap yang Mulai Manis.
61
Haid.
62
Nonton Bioskop.
63
Pelukan Hangat.
64
Meminta Hak.
65
Malam yang di Nanti Eric.
66
Jujur pada Sima.
67
Hidup yang Lebih Berwarna.
68
Bertemu CEO Pratama Group.
69
Mencari Tahu Status Dinda sebenarnya.
70
Mendapat Biodata Dinda.
71
Isi Pesan Juna.
72
Eric Mulai Bertindak.
73
Cara Eric Menggagalkan Rencana Juna.
74
Kekesalan Juna.
75
Ungkapan Cinta Dinda
76
Pergi Mendadak.
77
LDR Sementara.
78
Dinda Tidak Sehat.
79
Eric Pulang.
80
Kepanikan Eric 1
81
Kepanikan Eric 2
82
Mengira Masih Mimpi.
83
Menyelesaikan Masalah
84
Tidak Enak Badan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!