Sudah dua hari sejak pembicaraan keluarga Pratama dengan Pak Bahar dan Bu Tini tentang perjodohan anak-anaknya. Hari ini Eric tidak ke kantor karena memang weekend, kesempatan ini digunakan oleh mamanya untuk membicarakan hal ini kepada Eric.
Pak Hasan memang sudah meminta kepada istrinya untuk membicarakan perjodohan ini pada Eric, karena Eric memang lebih gampang lunak dan menurut kepada mamanya dibandingkan dengan Papanya.
Di pagi weekend ini, Eric memilih berolahraga keliling lapangan dekat kediamannya. Eric memang suka berbagi jenis olahraga, tapi memang dia tidak terlalu mendalaminya, karena Papanya sudah mengatakan jika kedepannya Eric lah yang akan meneruskan Papanya di kantor.
Sudah empat puluh lima menit Eric sudah berlari mengelilingi lapangan itu, tapi kenapa orang yang dia muak melihatnya setiap hari langsung muncul di belakangnya.
"Haaii bro, udah lama yah larinya??"tanya nya tiba-tiba berhasil mengejutkan Eric. Eric spontan menghentikan langkahnya seketika.
"Lu lagi??setidaknya gue udah melihat lu setiap hari di kantor , kenapa lu harus muncul lagi ketiak gue olahraga sihh?"tanya Eric yang heran dengan sahabatnya ini.
"Ya elah, gue sengaja joging di area ini , karena kalau lu nggak liat muka gue sehari nanti lu malah rindu lagi , rindu itu berat bro." Rian berkata sambil memegang pundak Eric.
Perkataan Rian barusan benar-benar ingin membuat Eric muntah , siapa juga yang rindu.
"Eeh, gue emang nggak punya pacar ataupun istri yah , tapi gue masih waras ngapain gue kangen ke jantan hah." Eric tidak habis pikir dengan ucapan sahabat gilanya itu.
"Yaa udah kali, masa liat muka gue aja langsung marah, pantes lu belum punya pacar." lagi-lagi ucapan Rian itu berhasil mendapatkan tendangan pada bokongnya dari Eric.
Mereka berdua memang seperti Tom and Jerry jika bertemu bahkan tidak mengenal tempat mereka selalu bertengkar, tapi herannya mereka akurnya sangat cepat.
Panti Asuhan.
Hari ini tampak anak-anak panti tengah melakukan kerja bakti di area panti, hal ini memeng sudah menjadi tradisi di panti. Tugas Dinda di pagi hari ialah memasak sarapan untuk semua, karena hari ini adik-adiknya sedang kerja bakti, jadi dia harus memasak yang banyak khusus hari ini.
"Dinda ini telurnya nak." Bu Tini yang habis mengambil telur di belakang rumah untuk di makan.
Di panti asuhan memang Pak Bahar memelihara beberapa pakan ternak, selain ayam yang bisa telurnya sebagai lauk, ada ikan yang jadi lauk pauk juga dan beberapa hewan ternak lainnya. Bantuan ternak ini sudah pasti dari donatur terbesar panti yaitu Keluarga Pratama.
"Iyya bu' , simpan saja di sana , Dinda mau goreng nasi ini." ujar Dinda , bu Tini meletakkan telur itu ditempat yang ditunjukkan oleh Dinda.
"Dinda selesai nanti memasak ke kamar Ibu dulu yah.., ada yang ingin ibu bicarakan sebentar." Bu Tini akan segera memberi tahu dan meminta keputusan Dinda mengenai perjodohan ini. "Iyya bu" jawab Dinda .
Kediaman Keluarga Pratama.
Sudah jam 09.30 tapi Eric belum datang juga dari joging, Mamanya sudah menunggu Putranya itu sejak tadi tapi yang ditunggu belum menunjukkan batang hidungnya juga.
Lama menunggu akhirnya yang di tunggu-tunggu datang juga hingga mamanya agak sedikit berlari menemui putranya itu.
"Eric kamu sudah datang?"teriak Mamanya
"Iyya maa, kalau Eric belum datang berarti yang dilihat mama apa dong??"lawakan Eric berhasil membuat mamanya tertawa.
"Ya sudah sana cepat mandi, Mama mau bicarakan hal penting ke kamu nanti"perintah mamanya.
"Iyya Iyya sebentar nyonya , tunggu keringatnya di lap dulu lalu mandi oke."jawab Eric yang di anggguki mamanya.
Eric telah selesai dengan ritual mandi dan berpakaiannya, bertepatan dengan mamanya yang memanggilnya makan siang bersama di bawah.
“Eric, turunlah kita makan malam bareng.”panggil Mamanya.
“Iyya Ma.., sebentar.”jawab Eric.
Sampai bawah Eric langsung duduk di samping kanan Papanya.
“Bagaimana proyek yang kamu tangani Eric??” Papanya bertanya
"Lancar Pa, karena Rian juga selalu membantu kalau ada yang Eric tidak bisa lakukan sendiri." karena itulah posisi Rian sangat penting di kantor, selain memang dia adalah sahabatnya sendiri.
Selesai makan siang semuanya ke kamar masing-masing, rencananya Eric ingin tidur siang sejenak, tapi di urungkan setelah mendengar ketukan pintu.
"Eric , bisa mama masuk sebentar?"tanya Mamanya di balik pintu.
Mendengar ucapan Mamanya, Eric langsung menuju pintu untuk membukanya.
"Masuk aja Ma." sambil membuka pintu mempersilahkan mamanya masuk.
Bu Hasna langsung duduk di kasur ukuran king size itu dan menarik Eric untuk duduk.
"Eric bisa mau bicara sesuatu yang penting."ujar Bu Hasna.
"Bicara aja Ma, memang apa yang ingin mama omongin sampai seserius itu?"tanya Eric.
"Nak, Mama sama Papa sudah tua dan kami benar-benar ingin menimang cucu dari kamu Nak. Umur tidak ada yang tahu Eric kedepannya seperti apa , setidaknya jika Mama pergi , Mama bisa melihat kamu bahagia dulu dengan keluarga kecil mu nanti." Mama Eric benar-benar meluapkan semua yang ingin ia katakan sejak dulu .
"Sebenarnya Mama dan Papa sudah menjodohkan kamu dengan seseorang Nak. Dia salah satu anak panti asuhan yang selalu Mama dan Papa kunjungi."sambung Mamanya dengan wajah tertunduk.
Mendengar hal itu hampir membuat Eric terpancing emosi jika saja dia tidak berhadapan dengan mamanya, sudah beberapa kali Eric ingin di jodohkan dengan anak teman bisnis Papanya tapi dia selalu menolak. Kali ini dia benar-benar ingin menolak perjodohan ini tapi dia tidak tega dengan Mamanya yang tampak sangat menginginkan dia menikah secepatnya.
"Nak apa kamu menyetujui ini atau tidak?? Mama berharap kamu bisa menyetujuinya, karena gadis itu sangatlah baik dan sopan."permintaan mamanya dengan wajah yang sendu.
Lama berargumen dengan dirinya sendiri, Agra memutuskan menerima perjodohan ini, karena dia menganggap sepertinya mudah menyingkirkan perempuan yang akan menjadi istrinya nanti dapat di lihat dari status saja pikirnya.
"Baiklah Ma , Ericmau kok mama jodohkan dengan perempuan itu."Eric mengambil keputusan dengan cepat.
"Kamu yakin Nak? apa kamu benar-benar sudah yakin dengan keputusanmu?" tanya Mama Eric sekali lagi.
"Iyya Ma Eric yakin kok, Eric mau Mama jodohkan kali ini walau dengan anak panti asuhan."jawab Eric.
Eric tidak bisa membayangkan bagaimana rupa perempuan yang akan menjadi Istrinya nanti, secara semua dari kalangan atas yang dijodohkan dengannya menurutnya tidak ada yang cantik dan menarik dari meraka satu pun.
"Ya sudah Mama akan memberitahu keluarga gadis itu di panti asuhan nanti , jika anak Mama sudah setuju" Eric bisa melihat bagaimana wajah mamanya itu sangat bahagia setelah mendengar persetujuan Eric.
Setelah membicarakan soal perjodohan tadi Bu Hasna segera memberi tahu kepada suaminya tentang keputusan Eric dengan sangat terburu-buru, tampak sangat senang.
*****
please give me a vote and gift.
bye gesss , selamat membaca tolong suportnya terus yahhh!!!🖤❤️*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Elizabeth Zulfa
ini namanya Erick/ Arga sich ???
2022-09-29
1
Ari Larasati
membingungkan.... argra errik.... males baca.nya
2022-04-18
1
Liesdiana Malindu
Agra atau Eric
2022-04-17
0