Pertemuan Pertama.

Panti Asuhan.

Makanan telah tersaji dengan rapi di atas meja makan, sangking sibuknya Dinda memasak dia hampir lupa dengan pesan Bu Tini, untuk menemuinya di kamar jika selesai memasak.

"Astagfirullah, aku hampir lupa jika Ibu memintaku ke kamar jika selesai memasak."ingat Dinda pada dirinya.

Dinda mengetuk pintu di depannya "Assalamualaikum Bu , Dinda masuk yahh." izin Dinda terlebih dahulu.

"Iyya masuk saja."mendengar suara Dinda diluar Bu Tini memanggilnya masuk.

"Sini duduk dekat Ibu."sambil menepuk tempat didekatnya.

"Ada apa Bu' sepertinya Ibu ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting nihh."tebak Dinda asal.

"Iyya ini memang penting nak." jawab Bu Tini.

"Dinda , kamu tahu donatur panti asuhan ini?, yang selalu datang ke sini membawa banyak oleh-oleh jika dari luar negeri." tanya Bu' Tini.

"Ooh keluarga Pratama, diakan Bu?" Dinda menjawabnya dengan benar.

"Iyya mereka Keluarga Pratama."jelas Bu Tini.

"Meraka kenapa Bu'?" tanya Dinda karena tumben ibunya membahas keluarga donatur itu.

"Nak kemarin lusa mereka datang ke sini berkunjung, tapi mereka mendengar musibah yang menimpa kita. Pak Hasan langsung membayar lunas uang tanah ini saat itu."Bu Tini menjelaskan kejadian kemarin.

"Mereka baik banget yah Bu' , tanpa pikir panjang mereka membantu kita tanpa meminta balasan."Dinda benar-benar kagum dengan Keluarga Pratama.

"Iyya Nak , mereka sangatlah baik , mereka selalu ada saat kita ke susunan,"sahut Bu Tini

"Tapi Nak , setelah itu mereka mengatakan sesuatu."sambungnya.

"Apa Bu?"Dinda mulai penasaran dengan cerita Ibunya.

"Mereka melamar kamu untuk Putranya, tapi keputusan tetap ada pada mu Nak, karena pernikahan itu kamu yang menjalaninya." Bu Tini berharap Dinda menerima perjodohan ini , tapi ia juga tidak mau memaksa Dinda menjalaninya jika itu bukan keputusan Dinda sendiri.

Mendengar ucapan Ibunya barusan membuat Dinda berpikir keras, dia ingin menolak tapi benar-benar tidak enak jika melakukannya, karena yang melamarnya donatur panti ini. Keluarga Pratama selalu membantu jika mereka kesusahan kesusahan di tambah kemarin lusa dia membantu melunasi uang tanah ini , tanpa meminta kembali balas budi.

Lama berpikir akhirnya Dinda memutuskan akan menerima perjodohan ini. "Bu , Dinda bersedia kok untuk dijodohkan dengan anak Keluarga Pratama."keputusan Dinda sudah bulat akan menerima perjodohan ini.

Mendengar keputusan Dinda sangat membuat kaget, karena dari tadi dia berpikir Dinda akan menolak perjodohan ini, karena jika dilihat Dinda masih kuliah dan umur nya yang masih muda itu.

"Terima kasih Nak , terima kasih kamu menerima perjodohan ini." Bu Tini langsung memeluk Dinda dan mengucapkan terima kasih karena keputusannya.

"Ya sudah jika begitu Ibu akan tanya Bapak nanti untuk menelfon Pak Hasan jika kamu menerima perjodohan ini."ucap Bu Tini kegirangan.

"Ibu Dinda ke kamar dulu yah , soalnya masih ada tugas Dinda yang belum kelas tadi."pamit Dinda keluar kamar. Bu Tini hanya mengangguk sebagai balasan.

Kediaman keluarga Pratama.

Pagi berganti siang, siang pun berganti malam. Setelah sholat magrib , Pak Hasan berencana menelpon Pak Bahar untuk menanyakan keputusan Dinda. Mendengar cerita dari Istrinya tadi jika Eric menerima perjodohan itu , Pak Hasan sangat bahagia mendengarnya , secara sudah lama dia ingin melihat Eric menikah , tapi Eric selalu menundanya.

"Assalamualaikum Pak Bahar , apa kabar?" sebelum mulai bertanya ke hal inti Pak Hasan tidak lupa menanyakan kabar orang-orang di panti.

"Wa'alaikumsalam Pak , kami di sini baik-baik saja Alhamdulillah."jawab Pak Bahar di seberang sana.

"Pak saya menelepon untuk menanyakan keputusan Dinda soal perjodohan kemarin , bagaimana apa keputusannya Pak?" Pak Hasan langsung menuju tujuan utamanya.

"Alhamdulillah Pak Dinda setuju dengan perjodohan ini, Istri saya tadi sudah menanyakannya pada Dinda."terdengar pak Bahar di seberang sana sangat bahagia.

"Syukurlah Pak, dan Alhamdulillah juga Eric menerima perjodohan ini Pak." Pak Hasan juga sama senangnya dengan keputusan putranya itu.

"Baiklah , jika begitu bagaimana jika besok kita makan malam bersama di luar untuk mempertemukan mereka pak, supaya mereka saling kenal dulu sebelum menikah." usul Pak Hasan yang terdengar cukup baik untuk dilakukan.

"Saya mah , terserah Bapak saja bagaimana baiknya."jawab Pak Bahar.

"Ya sudah besok Pak Bahar dan semuanya siap-siaplah , biar sopir saya yang menjemput kalian." tawar Pak Hasan.

"Iyya Pak terima kasih kami akan bersiap lebih awal."Pak Bahar yang menerima tawaran itu.

"Assalamualaikum Pak , sampai jumpa besok." Pak Hasan yang akan mengakhiri panggilannya.

"Wa'alaikumsalam Iyya Pak."

Setelah panggilan tadi selesai Pak Hasan bergegas memberi tahu pada Anak Istrinya tentang pertemuan besok.

"Eric, Mama , besok kita akan malam bersama pak Bahar dan lainnya di panti , jadi bersiaplah."

"Eric belum tentu bisa hadir Pah, banyak banget pekerjaan di kantor yang sulit untuk ditanggali" tolak Eric.

"Usahakan saja dulu , ini kan pertemuan pertama kalian , supaya kalian lebih dekat lagi sebelum menikah nanti." saran Pak Hasan pada Putranya.

"Iyya Nak usahakan saja datangnya yah besok." jawab Eric.

"Eric ke kamar dulu, mau istirahat, selamat malam" pamit Eric naik ke atas untuk istirahat .

Hotel Pratama Group.

Malam tiba semuanya sudah hadir di restoran hotel Pratama Group, kecuali Eric yang katanya masih dijalan terjebak macet.

"Semuanya minum dulu minumannya."tawar Bu Hasna.

"Iyya bu."jawab Bu Tini.

"Oh Iyya , dinda bagaimana kuliahnya?"tanya Pak Hasan tiba-tiba.

"Alhamdulillah lancar Pak kuliahnya."dengan sopan dan lembut Dinda menjawabnya.

"Tunggu sebentar ya.., Eric terjebak macet katanya di jalan." Bu Hasna baru saja mendapatkan pesan lagi dari Eric.

Memang Mamanya tergolong orang yang tidak sabaran, termasuk hal seperti ini ,dia inginnya semuanya tepat waktu , dia tidak suka ke terlambat.

Sekitar 15 menit selanjutnya, Eric telah datang dengan perasaan yang malas sebenernya , apalagi harus bertemu dengan orang yang akan menjadi istrinya nanti.

"Maaf terlambat, dijalan sangat macet tadi"Eric yang mengambil kursi dekat mamanya di sebelah kanan.

"Tidak apa-apa Nak." jawab Pak Bahar.

Saat baru datang tadi, mata Eric langsung tertuju pada gadis yang mengenakan gaun berwarna biru malam dengan rambut di gerai itu duduk di sebelah Bapak panti itu. Menurutnya gadis itu lumayan cantik tapi tetap saja dia tidak akan menyukainya. Entah mengapa Eric berpikir jika gadis itu mau menerima perjodohan ini karena ingin menikmati hartanya nanti , walau terlihat sangat tidak mungkin tapi Eric tidak bisa menerima kehadiran gadis itu.

Saat Eric sampai , Dinda melihat Eric yang tubuhnya lumayan kekar dan pahatan wajahnya yang hampir dikatakan sempurna itu. Tidak di pungkiri jika Dinda terpesona akan ketampanan Eric.

Like , coment dan vote yah guysss!!!!🖤❤️

see youu again. byee!!!

Episodes
1 Panti Asuhan.
2 Perjodohan.
3 Eric Menyetujui Perjodohan itu.
4 Pertemuan Pertama.
5 Pernikahan Mendadak.
6 Makanan Kesukaan Eric.
7 Rumah Baru.
8 Pekerjaan Baru Dinda.
9 Kunjungan Mertua.
10 Rencana Honeymoon.
11 Honeymoon 1.
12 Honeymoon 2.
13 Sifat Polos dan Kepo Dinda.
14 Naura Mantan Kekasih Eric.
15 Jadwal Penerbangan Malam.
16 Eric Mendadak Sakit.
17 Hanya Balas Budi.
18 Drama di Pesawat.
19 Seperti Ayah dan Anak.
20 Dinda yang Penakut.
21 Pertemuan ke-dua.
22 Perkara Keluar Malam.
23 Maag.
24 Tidak Sudi Satu Kamar.
25 Rumah Sepi.
26 Ingin Ganti Rugi.
27 Kesalahan yang lain.
28 Meminta Nomor WhatsApp Dinda.
29 Sifat yang berubah-ubah.
30 Mulai Posesif.
31 Pengeluaran Naura.
32 Perkara Hutang.
33 Gajian
34 Mati Lampu.
35 Layaknya Suami-Istri.
36 Mama Sakit.
37 Udang Rebus.
38 Tidur Bersama.
39 Mengakui Status.
40 Salah Paham.
41 Sifat Kembali Semula.
42 Jangan Sebut Aku Tuan Lagi.
43 Sebagai Teman.
44 Takjub Dengan Kepribadian Dinda.
45 Eric Berkunjung ke Toko Roti.
46 Pengakuan Eric.
47 Bergabung di Pratama Group.
48 Terkena Air Panas.
49 Kita Lanjutkan di Rumah?
50 Ketakutan Dinda.
51 Pulang Larut Malam.
52 Rencana Licik Lucy dkk.
53 Hampir Terlambat.
54 Mengurus Dinda.
55 Bukti Mulai Terlihat.
56 Di Pecat!
57 Mengetahui Kejadian Malam Itu.
58 Kekurangan Dana.
59 Nasi Goreng.
60 Sikap yang Mulai Manis.
61 Haid.
62 Nonton Bioskop.
63 Pelukan Hangat.
64 Meminta Hak.
65 Malam yang di Nanti Eric.
66 Jujur pada Sima.
67 Hidup yang Lebih Berwarna.
68 Bertemu CEO Pratama Group.
69 Mencari Tahu Status Dinda sebenarnya.
70 Mendapat Biodata Dinda.
71 Isi Pesan Juna.
72 Eric Mulai Bertindak.
73 Cara Eric Menggagalkan Rencana Juna.
74 Kekesalan Juna.
75 Ungkapan Cinta Dinda
76 Pergi Mendadak.
77 LDR Sementara.
78 Dinda Tidak Sehat.
79 Eric Pulang.
80 Kepanikan Eric 1
81 Kepanikan Eric 2
82 Mengira Masih Mimpi.
83 Menyelesaikan Masalah
84 Tidak Enak Badan
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Panti Asuhan.
2
Perjodohan.
3
Eric Menyetujui Perjodohan itu.
4
Pertemuan Pertama.
5
Pernikahan Mendadak.
6
Makanan Kesukaan Eric.
7
Rumah Baru.
8
Pekerjaan Baru Dinda.
9
Kunjungan Mertua.
10
Rencana Honeymoon.
11
Honeymoon 1.
12
Honeymoon 2.
13
Sifat Polos dan Kepo Dinda.
14
Naura Mantan Kekasih Eric.
15
Jadwal Penerbangan Malam.
16
Eric Mendadak Sakit.
17
Hanya Balas Budi.
18
Drama di Pesawat.
19
Seperti Ayah dan Anak.
20
Dinda yang Penakut.
21
Pertemuan ke-dua.
22
Perkara Keluar Malam.
23
Maag.
24
Tidak Sudi Satu Kamar.
25
Rumah Sepi.
26
Ingin Ganti Rugi.
27
Kesalahan yang lain.
28
Meminta Nomor WhatsApp Dinda.
29
Sifat yang berubah-ubah.
30
Mulai Posesif.
31
Pengeluaran Naura.
32
Perkara Hutang.
33
Gajian
34
Mati Lampu.
35
Layaknya Suami-Istri.
36
Mama Sakit.
37
Udang Rebus.
38
Tidur Bersama.
39
Mengakui Status.
40
Salah Paham.
41
Sifat Kembali Semula.
42
Jangan Sebut Aku Tuan Lagi.
43
Sebagai Teman.
44
Takjub Dengan Kepribadian Dinda.
45
Eric Berkunjung ke Toko Roti.
46
Pengakuan Eric.
47
Bergabung di Pratama Group.
48
Terkena Air Panas.
49
Kita Lanjutkan di Rumah?
50
Ketakutan Dinda.
51
Pulang Larut Malam.
52
Rencana Licik Lucy dkk.
53
Hampir Terlambat.
54
Mengurus Dinda.
55
Bukti Mulai Terlihat.
56
Di Pecat!
57
Mengetahui Kejadian Malam Itu.
58
Kekurangan Dana.
59
Nasi Goreng.
60
Sikap yang Mulai Manis.
61
Haid.
62
Nonton Bioskop.
63
Pelukan Hangat.
64
Meminta Hak.
65
Malam yang di Nanti Eric.
66
Jujur pada Sima.
67
Hidup yang Lebih Berwarna.
68
Bertemu CEO Pratama Group.
69
Mencari Tahu Status Dinda sebenarnya.
70
Mendapat Biodata Dinda.
71
Isi Pesan Juna.
72
Eric Mulai Bertindak.
73
Cara Eric Menggagalkan Rencana Juna.
74
Kekesalan Juna.
75
Ungkapan Cinta Dinda
76
Pergi Mendadak.
77
LDR Sementara.
78
Dinda Tidak Sehat.
79
Eric Pulang.
80
Kepanikan Eric 1
81
Kepanikan Eric 2
82
Mengira Masih Mimpi.
83
Menyelesaikan Masalah
84
Tidak Enak Badan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!