Serobot dulu

Hanum tidak menginginkan pekerjaan yang lain, karena ia sudah mentargetkan hanya ada satu perusahaan yang harus menerimanya bekerja.

Hanum membuka tirai jendela kamar kosnya, ia memandang gedung berwarna kecoklatan yang menjulang tinggi di antara gedung lainnya.

Pada puncak gedung itu, sebuah papan bertuliskan PT. Ragam Pesona Lahan dan ia sangat yakin Alexander ada di dalamnya.

“Tunggu aku di sana ya, Sayang. Aaahhhhhh ….” Ia merasa malu sendiri dengan apa yang diucapkannya. Hanum bergulung-gulung di atas kasur tipis beralaskan sprei yang sudah pudar warnanya.

...❤...

Tidak mau menunggu lebih lama lagi, pagi ini Hanum sudah berada di dalam lobby PT. Ragam Pesona Lahan, dengan berpakaian kemeja putih yang longgar. Emm … lebih tepatnya putih kekuningan, karena lama disimpan dalam lemari. Celana kain hitam milik Ibu Anita yang kebesaran, dan ia ketatkan dengan ikat pinggang.

“Selamat siang, saya mau melamar pekerjaan,” ucap Hanum dengan percaya diri pada bagian receptionist, yang memandangnya dengan kening berkerut.

“Memang lagi buka lowongan pekerjaan?” bisik salah satu receptionist pada teman sekerjanya. Temannya yang ditanya hanya mengangkat bahu lalu memandang Hanum dari atas hingga bawah.

Hanum tidak peduli dengan tatapan mereka, ia tetap menebarkan senyuman yang diyakini sebagai senyum terbaiknya.

“Maaf ya, Mba. Kantor ini belum buka lowongan pekerjaan.”

“Saya mau kerja apa aja, apaaaa aja. Tolong dong, Mba.” Hanum menarik tangan receptionist itu dan menggengamnya erat.

“Mba jangan gini, nanti kalo ada lowongan bisa melamar lagi.” Receptionist itu berusaha menarik tangannya.

“Tolooonglah, Mba. Kerja apapun aku mau kok." Hanum masih bersikukuh mengejar receptionist yang mulai ketakutan itu.

“Feb, panggil satpam gih. Bos bentar lagi dateng loh.” Usul salah satu receptionist yang lain.

Namun terlambat, Alexander sudah masuk ke dalam lobby bersama dengan seorang tamu asing. Alex terus berbicara dalam Bahasa Inggris dengan tamu penting itu dan ia tidak memperhatikan kekacauan yang dibuat oleh Hanum.

“Kak Alex!” panggil Hanum dengan mata berbinar. Semua mata tertuju pada Hanum termasuk Alex dan tamunya.

Para karyawan yang saat itu berada di lobby, melongo melihat Hanum memanggil Bos mereka hanya dengan nama saja.

“Kak Alex, aku mau kerja di sini. Kak Alex kan Bos, aku pasti diterima kan?” Hanum memberanikan diri menggenggan tangan Alex. Seluruh karyawan serempak terkesiap, saat Hanum melakukan tindakan berbahaya itu.

Alexander terkenal di antara karyawannya, sebagai seorang pemimpin yang sangat dingin dan irit berbicara. Tidak ada yang berani menyela pembicaraannya ataupun menolak permintaanya. Alexander adalah seorang CEO, yang susah didekati oleh siapapun.

“You’re wife?” tanya si bule.

“No! Ah … I’m sorry. Let me handle it first.” Alex member kode pada satpam yang bersiap di kejauhan, agar segera mendekat.

“Kak Alex!, aku diterima kerja di kantor ini, please,” ucap Hanum panik, saat satpam itu semakin dekat.

“Iya … iyaa!” jawab Alex asal, lalu berjalan cepat menyusul si tamu bule yang sudah duluan di depan lift bersama dengan sekertarisnya.

“Kalian dengar sendiri kan? Aku diterima kerja di kantor ini,” ucap Hanum pada semua karyawan yang masih menatapnya dengan pandangan aneh.

“Jadi aku kerja di bagian apa?” lanjutnya sambil tersenyum lebar. Karyawan lain hanya terdiam dan saling memandang bingung.

...❤...

Lalu disinilah akhirnya Hanum berada. Ruangan kecil berdebu dan suram, berisi setumpuk berkas yang tersusun acak di setiap raknya.

Ia bertugas menyusun semua dokumen lama menurut nomer, departement dan tahun terbit.

Selain itu ia mempunyai tugas mengantar paket, surat, dokumen dari luar ataupun antar karyawan.

Bagian personalia terpaksa menerimanya bekerja, karena hukumnya satu kata yang terucap dari mulut Alexander adalah sebuah mandat yang tidak boleh dilanggar.

Hanum sama sekali tidak keberatan dengan pekerjaannya. Walaupun ia harus berada di ruangan yang sempit dan pengap selama berjam-jam, atau ia harus naik turun tangga berkali-kali dalam sehari karena harus mengantar paket maupun surat untuk para staff.

“Iya …iya, benar sekali. Saya pun senang Pak Beni, kalo keponakan saya bisa jadi menantu di keluarga Bapak hahahahaaa ….”

“Saya sudah taruh profile calon mantu Bapak di meja Alex, saya yakin 100% putra Pak Beni langsung jatuh cinta.”

“Waah, benarkah? Berarti ga perlu pakai perkenalan dan perjodohan lagi. Mereka bisa langsung menikah.”

“Benar … benar, Pak Beni anak muda jaman sekarang kalau sudah asyik dengan dunia kerjanya, lupa sama masa depannya hahahahaha ….”

Hanum terpaku mendengar pembicaraan seorang pria berperut buncit lewat ponsel yang diyakininya lawan bicara di seberang sana adalah Pak Beni, Papa dari Alexander.

Suaranya yang lantang, membuat siapapun pasti menoleh padanya.

Otak Hanum langsung berkerja merangkai kata demi kata yang diucapkan pria itu.

‘Alex, menikah, menantu, perjodohan. Alexander, calon suamikumau dijodohkan dan langsung menikah?!’

‘TIDAK … TIDAK BOLEH!!’

Rasa penasaran, membawanya ke depan ruangan Alex. Saat jam istirahat lantai di ruangan para petinggi terlihat sepi.

Alex sudah dipastikan tidak ada di ruangan sejak dari pagi. Sekertarisnya yang bahenol, sedang makan di kantin dengan para fans garis kerasnya.

Perlahan Hanum mendekat ke arah dua daun pintu besar yang tertutup rapat. Ia mendorong perlahan dengan satu jarinya … Pintu terbuka!

Tidak mau membuang waktu, Hanum segera memeriksa semua berkas yang ada di meja Alex.

Sebuah map berwarna pink mencuri perhatiannya, ia segera membukanya dan melihat beberapa lembar foto dari segala sisi dan biodata pribadi seorang wanita.

“Ciihh, menang di dada dan bokong aja,” sungutnya, “Wajahnya cantik juga … rambutnya juga bagus … memang cantik sih,” lanjutnya sedih.

“Mau cantik bagaimanapun, Alexander tetap akan jadi suamiku!” tekad Hanum, dengan cepat ia keluar dari ruangan CEO membawa map berisi biodata wanita cantik yang akan dijodohkan dengan Alex.

“Pak Amir, saya kan mau melamar kerja di kantor depan tuh. Boleh ga cetak foto sama daftar riwayat hidup di sini,” rayu Hanum pada staff personalia yang berkumis lebat.

“Kamu ga betah kerja di sini?” tanya Pak Amir, yang jika berbicara kumisnya ikut bergerak-gerak.

“Betaaahh, tapi di sana posisinya bagus, Pak. Sekertaris katanya, saya kan pingin dapet gaji besar juga.”

“Kamu mau jadi sekertaris??” tanya Pak Amir tidak percaya.

“Ho oh, boleh ga, Pak?” desak Hanum. Ia khawatir waktu istirahat berakhir, dan sekertaris Alex yang bahenol itu sudah kembali ke tempatnya. Lebih gawat lagi, jika Alex sudah kembali ke ruangannya.

“Ya, sudah. Mana filenya?” Hanum segera mengirim berkas dan file foto ukuran 3x4 yang dipakainya untuk melamar pekerjaan.

“Terima kasih, Pak Amir, kalau saya sukses nanti jasa-jasa Bapak akan selalu saya kenang,” ucap Hanum, setelah semua berkas yang diminta ada ditangannya.

“Ya … ya, sahut Pak Amir tak acuh, dengan gerakan tangan ia mengusir Hanum dari ruangannya. Alasan satu-satunya ia membantu Hanum adalah, agar gadis itu segera mengundurkan diri, karena dirasa membebani pengeluaran gaji karyawan yang tidak perlu.

...❤❤...

Ingatkan lagi ya 🙏

Love/favorite ❤

Komen bebas asal santun 💭

Like / jempol 👍

Bunga 🌹

Kopi ☕

Rating / bintang lima 🌟

Votenya doong 🥰

Terpopuler

Comments

Red Velvet

Red Velvet

Ngakak nya Hanum memaksa sekali mau kerja diperusahaan Alex😅

2023-03-28

0

inayah machmud

inayah machmud

ya ampun kelakuan hanum anti mainstream, ,, maen serobot aja.... pd nya jg tinggi banget. ..

2023-01-24

0

Mam ann

Mam ann

hanum aku mau jadi seperti mu yg pede 😂

2022-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 I Love You Alexander
2 Menjemput impian
3 Serobot dulu
4 Wanita anti mainstream
5 SAH?
6 Ini nyata
7 Menantu
8 Saat yang dinanti Hanum
9 Dewi Penyelamat
10 Masih berusaha
11 Keluar dan Pergi!
12 Bau Badan
13 Alex vs Hanum
14 Seturut perintahmu Alex
15 Ibu Mertua
16 Brand Ambassador
17 Alex sakit?
18 Suami
19 Bapak vs Mas
20 Kita tidak seakrab itu
21 Mama oh Mama
22 Dan ... terjadilah
23 Mission complete
24 Kurir pengantar makan siang
25 Ponsel Balu dari Ayank
26 Kamu Cantik
27 Hamil
28 Bapak lagi
29 Duo onar datang kembali
30 yang manis tapi bukan gula
31 Belanja
32 Rencana makan siang
33 Makan siang
34 Persimpangan
35 Komik
36 Ucapan terima kasih
37 Sukses tanpa Pengaman
38 Mama tahu
39 Mama selalu benar
40 Memaksa dengan gaya
41 Interogasi
42 Pengakuan
43 Mencari
44 Rumah lama
45 Orang itu lagi
46 Pak Eko
47 Siasat
48 Mulai
49 Debat
50 Papa berbicara
51 Terapi ala Alex
52 Pingsan
53 Dokter Kandungan
54 Berbagi
55 Bergerak
56 Misi penyelamatan
57 Terluka
58 Ibu Anita
59 Hanum tahu
60 Rumah Sakit
61 Sudah sadar
62 Bekal di rumah sakit
63 Skandal
64 Penangkapan
65 Papa Mama
66 Prank
67 Gadis tomboi
68 Ganti rugi
69 Mandat dari kakak
70 CEO keren dan tampan
71 Belajar jadi CEO
72 Gadis susu
73 Dadah
74 Berhitung
75 Pasutri
76 W o t
77 Hai, Jamilah
78 Pengganggu
79 Makan siang
80 Jonathan Tobat
81 Saingan
82 Pangsit Mie
83 Petuah Papa
84 Makan yang terlalu malam
85 Inspeksi mendadak
86 Mencari
87 Panas
88 Wajib lapor
89 Tidak rela
90 Mengundurkan diri
91 Rindu
92 Masih bertahan
93 Hujan membawa berkah
94 Rapuh
95 Wedding Day
96 Pak Jo!
97 Cara Mama
98 Astaga ... Hanum
99 Flash back Wedding Day
100 Terbang lalu kandas
101 Calon istri!
102 Undangan kecil
103 Untuk Jamilah
104 Penolong saat kepepet
105 Selamanya tetap saudara
106 Memperebutkan sesuatu yang tidak pantas direbutkan
107 Hanya Visual
108 Restu adik itu penting
109 Semua kecewa
110 Penantian yang sia-sia
111 Hati yang sepi
112 Aku hanya minta waktumu sedikit saja
113 Tolong
114 Sakit sekali disini, Om
115 Aku minta maaf
116 Bimbang
117 Cukup
118 Cincin
119 Ketemu ... tapi terasa jauh
120 Antara menyesal dan kecewa
121 Rahasia kita
122 Ketahuan
123 Numpang lewat
124 Memaksa
125 Aku Mundur
126 Pelampiasan
127 Kehilangan
128 Kekasih Bayangan
129 Kepedulian ipar tingkat tinggi
130 rumah yang sesungguhnya
131 Mama Muda
132 Uji Nyali
133 Jamilah menggalau
134 Butuh bantuan
135 Kanaya beraksi 1
136 Kanaya beraksi 2
137 Marry me or not?
138 Dunia milik berdua
139 Calon istri mode cerewet
140 Pernikahan
141 Tips dari senior
142 kita coba dulu?
143 Serangan di tengah meja makan
144 bab 144
145 bab 145
146 bab 146
147 Bab 147
148 Ranjang yang menjerit
149 Idolanya Jonathan
150 Promo Novel Tamat TIC
151 Promo MPB
152 Promo "Rumah untuk Hatiku"
Episodes

Updated 152 Episodes

1
I Love You Alexander
2
Menjemput impian
3
Serobot dulu
4
Wanita anti mainstream
5
SAH?
6
Ini nyata
7
Menantu
8
Saat yang dinanti Hanum
9
Dewi Penyelamat
10
Masih berusaha
11
Keluar dan Pergi!
12
Bau Badan
13
Alex vs Hanum
14
Seturut perintahmu Alex
15
Ibu Mertua
16
Brand Ambassador
17
Alex sakit?
18
Suami
19
Bapak vs Mas
20
Kita tidak seakrab itu
21
Mama oh Mama
22
Dan ... terjadilah
23
Mission complete
24
Kurir pengantar makan siang
25
Ponsel Balu dari Ayank
26
Kamu Cantik
27
Hamil
28
Bapak lagi
29
Duo onar datang kembali
30
yang manis tapi bukan gula
31
Belanja
32
Rencana makan siang
33
Makan siang
34
Persimpangan
35
Komik
36
Ucapan terima kasih
37
Sukses tanpa Pengaman
38
Mama tahu
39
Mama selalu benar
40
Memaksa dengan gaya
41
Interogasi
42
Pengakuan
43
Mencari
44
Rumah lama
45
Orang itu lagi
46
Pak Eko
47
Siasat
48
Mulai
49
Debat
50
Papa berbicara
51
Terapi ala Alex
52
Pingsan
53
Dokter Kandungan
54
Berbagi
55
Bergerak
56
Misi penyelamatan
57
Terluka
58
Ibu Anita
59
Hanum tahu
60
Rumah Sakit
61
Sudah sadar
62
Bekal di rumah sakit
63
Skandal
64
Penangkapan
65
Papa Mama
66
Prank
67
Gadis tomboi
68
Ganti rugi
69
Mandat dari kakak
70
CEO keren dan tampan
71
Belajar jadi CEO
72
Gadis susu
73
Dadah
74
Berhitung
75
Pasutri
76
W o t
77
Hai, Jamilah
78
Pengganggu
79
Makan siang
80
Jonathan Tobat
81
Saingan
82
Pangsit Mie
83
Petuah Papa
84
Makan yang terlalu malam
85
Inspeksi mendadak
86
Mencari
87
Panas
88
Wajib lapor
89
Tidak rela
90
Mengundurkan diri
91
Rindu
92
Masih bertahan
93
Hujan membawa berkah
94
Rapuh
95
Wedding Day
96
Pak Jo!
97
Cara Mama
98
Astaga ... Hanum
99
Flash back Wedding Day
100
Terbang lalu kandas
101
Calon istri!
102
Undangan kecil
103
Untuk Jamilah
104
Penolong saat kepepet
105
Selamanya tetap saudara
106
Memperebutkan sesuatu yang tidak pantas direbutkan
107
Hanya Visual
108
Restu adik itu penting
109
Semua kecewa
110
Penantian yang sia-sia
111
Hati yang sepi
112
Aku hanya minta waktumu sedikit saja
113
Tolong
114
Sakit sekali disini, Om
115
Aku minta maaf
116
Bimbang
117
Cukup
118
Cincin
119
Ketemu ... tapi terasa jauh
120
Antara menyesal dan kecewa
121
Rahasia kita
122
Ketahuan
123
Numpang lewat
124
Memaksa
125
Aku Mundur
126
Pelampiasan
127
Kehilangan
128
Kekasih Bayangan
129
Kepedulian ipar tingkat tinggi
130
rumah yang sesungguhnya
131
Mama Muda
132
Uji Nyali
133
Jamilah menggalau
134
Butuh bantuan
135
Kanaya beraksi 1
136
Kanaya beraksi 2
137
Marry me or not?
138
Dunia milik berdua
139
Calon istri mode cerewet
140
Pernikahan
141
Tips dari senior
142
kita coba dulu?
143
Serangan di tengah meja makan
144
bab 144
145
bab 145
146
bab 146
147
Bab 147
148
Ranjang yang menjerit
149
Idolanya Jonathan
150
Promo Novel Tamat TIC
151
Promo MPB
152
Promo "Rumah untuk Hatiku"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!