Chapter 3 : Pergi ke Pemukiman Kumuh

“Hanya sebanyak ini? Aku harap cukup untuk membeli tiket masuk.”

Di sebuah ATM, kirana menarik semua tabungan yang dia miliki. Tidak banyak yang tersimpan di rekeningnya, semua uang itu adalah hasil dari kerja paruh waktu.

“Mengingat tentang kerja paruh waktu aku pikir perlu untuk mengabari manajer jika aku akan mengambil cuti.”

Menurut ingatan Kirana saat ini dia masih berkerja di sebuah bar yang terletak tidak jauh dari sebuah dungeon tempat dimana para Hunter berburu monster dan harta Karun.

Dungeon muncul pertama kali tiga puluh tahun lalu dimana saat awal dunia berubah. Manusia tidak mengenal sihir sebelumnya tapi semua berubah setelah kemunculan dungeon yang membawa monster dan zat mana, zat yang merubah semua makhluk hidup saat menghirupnya.

“Aku harus secepatnya membangun kekuatanku sendiri, menghidupkan kembali pasukan YrH adalah pilihan terbaik.” Kirana mulai merencanakan masa depannya.

“Rencana ini perlu agar aku dapat hidup nyaman kali ini.”

Gadis itu tidak ingin mengalami kehidupannya yang dahulu dimana setelah lulus sekolah Kirana tidak memiliki pilihan lain selain menjadi tentara. Setiap hari dia diharuskan menghadapi bahanya membuangnya kurang menikmati hidup.

“Yah walaupun demikian berkat masuk kemiliteran membuatku berkembang dan mendapatkan koneksi pada orang-orang penting.”

Setelah beberapa saat mengingat kenangan yang dia alami saat menjadi seorang prajurit, Kirana melanjutkan rencananya.

“Benar mari kita mendapatkan beberapa uang mudah.”

Memanggil taksi, kira pergi menuju perkampungan pinggir kota, tempat sebagian besar kriminal berkumpul.

***

Taksi berhenti di depan sebuah gapura, walaupun tempat yang kirana tuju masih jauh tapi supir menolak untuk masuk lebih dalam ke daerah tersebut.

“Kau benar-benar ingin ke sana? Asal tahu saja daerah ini akan sangat kejam untuk gadis muda seperti anda.” supir taksi mencoba memperingati Kirana tentang bahayanya daerah pinggiran.

“Benarkah? Aku berharap tempat ini memang seperti yang anda katakan.” balas Kirana yang kemudian keluar dari taksi.

“Jika kau berakhir menjadi barang dagangan para mafia di sana, jangan salahkan aku karena membawamu ke mari. Aku sudah memperingati mu.”

Tanpa menunggu lama supir taksi segera menancap gas pergi tempat itu meninggalkan penumpangnya seorang diri.

“Hemm… benar-benar supir yang sangat baik.” ucap Kirana saat menatap taksi yang pergi menjauh.

“Well, mari cepat bergegas karena sebentar lagi waktu pertandingan pertama akan segera di mulai.”

Menggunakan sihir Kirana merubah penampilannya. Dengan restorasi tulang Kirana dapat menambah maupun mengurangi usia.

Saat ini kira telah merubah tubuhnya seperti seorang wanita berusia dua puluh lima tahun berambut putih.

Dia terlihat seperti saat melawan Yagdragoath.

Tapi sayangnya untuk menutupi identitasnya dia mengenakan topeng tengkorak yang menutupi wajah cantiknya.

***

“Mati kau wanita sial, [Fire Ball].”

Seseorang berjubah penyihir melemparkan bola api yang muncul dari tongkatnya kearah Kirana. Bola api meledak saat mengenai tubuh wanita itu.

“Huwahahaha… rasakan itu.” penyihir tertawa keras saat melihat api berkobar dimana Kirana sebelumnya berdiri.

“Dasar bodoh! Jika dia mati bagaimana kita bisa menjualnya.” bentak pria yang mengenakan topi koboi. Penyihir itu hanya bisa diam seolah sadar telah melakukan kesalahan besar.

“Yeeeaah… kita pasti bisa menjual tubuhnya sebagai daging bakar.” penyihir mencoba berkelit.

“Mata mu!.” bentak koboi yang marah akibat tidak bisa mendapatkan uang yang dia inginkan.

Selain koboi dan penyihir ada beberapa orang di kelompok mereka yang tergiur untuk menculik Kirana setelah melihat tubuhnya yang seksi.

Namun sebelu kelompok mereka sudah banyak kelompok penculik lain yang mencoba menyerang Kirana, tspi semua kelompok itu berakhir dengan kegagalan.

Melihat jika kirana bukan gadis biasa membuat kelompok koboi dan penyihir berencana melakukan serangan tiba-tiba, dan hasilnya seperti yang terjadi saat ini.

“Tsk, walaupun dia memiliki tubuh yang luar biasa tapi dia menggunakan topeng tengkorak, itu pasti karena wajahnya yang jelek. Dia tidak mungkin laku dijual dengan mahal.” penyihir masih mencoba membela diri.

“Wajah tidak penting selama tubuhnya terlihat bagus, ada beberapa pelanggan dengan fetis aneh yang suka pada wanita yang menutupi wajah mereka.” balas koboi.

Kelompok itu kemudian berusaha mengambil tubuh Kirana yang terbakar, mungkin mereka bisa mengolahnya menjadi makanan anjing jika beruntung.

Tapi sesuatu yang aneh terjadi.

“Kenapa apinya belum juga padam, apa yang sihir yang kau gunakan?.” tanya si koboi yang semakin marah karena takut tidak ada yang tersisa dari wanita itu.

“Hah, aku hanya menggunakan sihir api biasa.” penyihir panik karena takut kembali dimarahi oleh koboi.

Api yang membakar tubuh Kirana memang terlihat aneh karena seharusnya sihir bola api tidak akan menimbulkan kobaran sebesar itu.

“Hem, apa kalian selesai berdebat?.” suara Kirana terdengar dari dalam kobaran api membuat semua orang menjadi terkejut.

Tapi yang lebih mengejutkan saat semua orang melihat kobaran api itu perlahan tersedot kedalam tubuh Kirana yang terlihat tidak mengalami sedikitpun luka bakar.

“Well… aku tidak memiliki banyak waktu untuk bermain-main dengan kalian jadi mari kita selesaikan ini.”

Wussh!

Dengan kecepatan yang tidak dapat dilihat oleh mata keempat orang dalam kelompok tersebut, Kirana menghampiri salah satu yang menggunakan perisai.

“Kau yang pertama.”

“Ap….apa?.”

Pengguna prisai itu sangat terkejut saat tiba-tiba Kirana bersinar di depannya. Dia segera menggunakan perisa besar untuk melindungi diri, tapi.…

Bang!

Tinju Kirana menjebol prisai yang terbuat dari bahan monster, tinju itu pun mengenai perut si pengguna prisai dan membuatnya muntah darah.

Bruk!

Pengguna prisai jatuh hanya dengan satu pukulan.

“Sial, dia bukan wanita biasa. Serang!.” koboi yang merupakan pemimpin kelompok itu memberikan peringatan penyerangan.

Menggunakan dua pistol, koboi itu menembaki Kirana beberapa kali.

“Aku pinjam ini.” ucap Kirana pada orang yang terkapar di bawah kakinya. Menggunakan prisai yang dia pinjam Kirana memblokir semua tembakan.

“Sial, aku kehabisan peluru!.” ucap koboi kesal, “Kalian serang wanita itu selama aku memakai reload.” perintahnya pada penyihir dan anggota lainnya.

Penyihir segera menyiapkan mantra sementara Anggota lainnya yang menggunakan pedang sebagai senjata segera melawan Kirana.

“Hiyaaaaaa…” pengguna pedang berteriak keras saat dia mengayunkan pedangnya.

Tebasan pedang menuju kepala Kirana, namun wanita dengan santai menghindar kesamping.

“Berteriak sekeras apapun tidak akan menambah kekuatan tebasan mu.” dengan mudah Kirana merebut pedang yang digunakan lawan lalu menghantam dagu pengguna pedang hingga terlempar beberapa meter.

“Dua berhasil dikalahkan, tersisa dua lainnya.” kata Kirana.

“Buwahahaha… kau terlambat nona.” penyihir yang telah selesai merapal mantra tertawa keras karena yakin jika sihirnya kali ini akan mengalahkan Kirana.

“Bersyukurlah karena kau bisa menyaksikan kehebatan sihir tingkat 3.” dia sangat percaya diri dengan sihir miliknya.

Itu wajar karena saat ini sihir tingkat 3 merupakan tingkat tertinggi yang diketahui manusia biasa.

“Trimalah kenatianmu.… Great Fir wav.…..”

Sebelum penyihir itu selesai menyebutkan nama sihir yang dia gunakan, tiba-tiba Kirana melempar pedang yang sebelumnya dia tampas. Pedang itu menggoreng pipi penyihir hingga membuatnya mengacaukan rapalan sihir.

Setelah berhasil mengganggu rapalan, Kirana bergerak cepat kearah penyihir.

Grab!

“Ghoeeekk…”

Kirana mencengkeram leher penyihir itu dan mengangkatnya hanya dengan satu tangan.

“Kau mungkin bisa menjadi penyihir hebat jika berhenti banyak bicara.” ucap Kirana, namun penyihir itu tidak mungkin memperdulikan perkataan Kirana karena dia sendiri hampir mati tercekik.

“Kau lepaskan anak buahku!.” koboi yang selesai mengisi ulang senjatanya mengancam Kirana dengan kedua pistolnya. Mendengar ancaman dari si koboi, Kirana hanya tersenyum kecil.

“Tentu…” balas Kirana singkat, namun justru membuat koboi merasa tidak nyaman. Dan benar saja Kirana dengan kuat membanting tubuh penyihir yang dia cekik ke tanah membuat penyihir itu tidak sadarkan diri dengan luka dikepalanya.

“Wanita j4lang, Mati kau!.” dengan penuh amarah karena semua anak buahnya di kalahkan, koboi menembaki Kirana dengan membabi buta.

Kirana tidak melakukan apapun saat tubuhnya terkena tembakan, dia hanya menatap koboi dengan tatapan bosan. Melihat tatapan itu perlahan kemarahan koboi berubah menjadi ketakutan.

Tak tak tak...

Pelatuk terus ditekan namun pluru pada kedua pistolnya telah habis. Ketakutan koboi semakin menjadi hingga tanpa sadar dia telah membasahi celananya sendiri.

Sementara itu Kirana masih berdiri diam ditempatnya walaupun seluruh pakaiannya dibasahi oleh darah akibat luka tembak.

“Kau puas sekarang?.” tanya Kirana dengan sangat sangat santai, dia berusaha bersikap ramah agar si koboi tidak panik. Tapi hasilnya justru koboi itu ketakutan hingga kakinya gemetaran.

Koboi tidak lagi menganggap Kirana sebagai manusia melainkan monster yang mustahil dia lawan.

“Hieeeee…. Kumohon maafkan aku maafkan aku.” dengan tangisan dan ingus keluar dari hidungnya, koboi itu seketika bersujud meminta maaf di depan Kirana.

***

Chapter 3 : Pergi ke pemukiman kumuh.

Terpopuler

Comments

Frando Kanan

Frando Kanan

seneng ya? bunuh sesama manusia demi jual bagan daging manusia? tpi lhtlh....skrg terbalik....Bru skrg tkt kematian? menyedihkn 😏

2022-12-08

0

Frando Kanan

Frando Kanan

Great fir wav? jurus sihir yg aneh

2022-12-08

1

Frando Kanan

Frando Kanan

emng bner....di lht lg seperti setengah mayat hidup

2022-12-08

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Prolog.
2 Chapter 2 : Kembali
3 Chapter 3 : Pergi ke Pemukiman Kumuh
4 Chapter 4 : Bloody Gear
5 Chapter 5 : Colosseum
6 Chapter 6 : Olivia
7 Chapter 7 : Backbone Company
8 Chapter 8 : Bus Malam
9 Chapter 9 : Pertemanan dan Cinta
10 Chapter 10 : Meditasi
11 Chapter 11 Berita Televisi
12 Chapter 12 : Sampah yang tidak boleh dibakar
13 Chapter 13 : Perubahan Ras
14 Chapter 14 : Dungeon nya Kapan?
15 Chapter 15 : Masih belum Dungeon?
16 Chapter 16 : Akhirnya Dungeon.
17 Chapter 17 : Menaklukkan Dungeon
18 Chapter 18 : Mengunjungi Asgard
19 Chapter 19 : Big Bro
20 Chapter 20 : Pasukan Dewa Kehancuran
21 Chapter 21 : Ikut Lelang
22 Chapter 22 : Pelelangan
23 Chapter 23 : Pahlawan Bryan
24 Chapter 24 : Hunter Baru
25 Chapter 25 : (Epilog Arc 1) Putri Tengkorak Putih
26 Chapter 26 : (Arc 2) Awakened
27 Chapter 27 : Archata High School
28 Chapter 28 : Perlombaan
29 Chapter 29 : Perlombaan part 2
30 Chapter 30 : Diving.
31 Chapter 31 : Tamu Tidak Diundang
32 Chapter 32 : Mutant Peliharaan
33 Chapter 33 : Di Ruang Tunggu
34 Chapter 34 : Ketua Asosiasi Hunter
35 Chapter 35 : Mengambil Sikap Tegas
36 Chapter 36 : Api Unggun
37 Chapter 37 : Spirit of Vengeance
38 Chapter 38 : Hari kedua Sekolah
39 Chapter 39 : Papan Pengumuman
40 Chapter 40 : Tempat Duduk
41 Chapter 41 : Kelas 1A dan Kelas 1B
42 Chapter 42 : Trik Sulap Kirana
43 Chapter 43 : Memilih Klub
44 Chapter 44 : Sebuah Surat
45 Chapter 45 : Flight Unit
46 Chapter 46 : Pembebasan Kota
47 Chapter 47 : Asosiasi Hunter Internasional
48 Chapter 48 : Wildroar
49 Chapter 49 : Sebuah Tinju Penuh Ledakan
50 Chapter 50 : Sebuah Lelucon yang Buruk
51 Chapter 51 : Pelaku Pembullyan
52 Chapter 52 : Guru Olahraga
53 Chapter 53 : Dungeon Sekolah
54 Chapter 54 : Tiga Serangan
55 Chapter 55 : Tim Kirana
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Chapter 1 : Prolog.
2
Chapter 2 : Kembali
3
Chapter 3 : Pergi ke Pemukiman Kumuh
4
Chapter 4 : Bloody Gear
5
Chapter 5 : Colosseum
6
Chapter 6 : Olivia
7
Chapter 7 : Backbone Company
8
Chapter 8 : Bus Malam
9
Chapter 9 : Pertemanan dan Cinta
10
Chapter 10 : Meditasi
11
Chapter 11 Berita Televisi
12
Chapter 12 : Sampah yang tidak boleh dibakar
13
Chapter 13 : Perubahan Ras
14
Chapter 14 : Dungeon nya Kapan?
15
Chapter 15 : Masih belum Dungeon?
16
Chapter 16 : Akhirnya Dungeon.
17
Chapter 17 : Menaklukkan Dungeon
18
Chapter 18 : Mengunjungi Asgard
19
Chapter 19 : Big Bro
20
Chapter 20 : Pasukan Dewa Kehancuran
21
Chapter 21 : Ikut Lelang
22
Chapter 22 : Pelelangan
23
Chapter 23 : Pahlawan Bryan
24
Chapter 24 : Hunter Baru
25
Chapter 25 : (Epilog Arc 1) Putri Tengkorak Putih
26
Chapter 26 : (Arc 2) Awakened
27
Chapter 27 : Archata High School
28
Chapter 28 : Perlombaan
29
Chapter 29 : Perlombaan part 2
30
Chapter 30 : Diving.
31
Chapter 31 : Tamu Tidak Diundang
32
Chapter 32 : Mutant Peliharaan
33
Chapter 33 : Di Ruang Tunggu
34
Chapter 34 : Ketua Asosiasi Hunter
35
Chapter 35 : Mengambil Sikap Tegas
36
Chapter 36 : Api Unggun
37
Chapter 37 : Spirit of Vengeance
38
Chapter 38 : Hari kedua Sekolah
39
Chapter 39 : Papan Pengumuman
40
Chapter 40 : Tempat Duduk
41
Chapter 41 : Kelas 1A dan Kelas 1B
42
Chapter 42 : Trik Sulap Kirana
43
Chapter 43 : Memilih Klub
44
Chapter 44 : Sebuah Surat
45
Chapter 45 : Flight Unit
46
Chapter 46 : Pembebasan Kota
47
Chapter 47 : Asosiasi Hunter Internasional
48
Chapter 48 : Wildroar
49
Chapter 49 : Sebuah Tinju Penuh Ledakan
50
Chapter 50 : Sebuah Lelucon yang Buruk
51
Chapter 51 : Pelaku Pembullyan
52
Chapter 52 : Guru Olahraga
53
Chapter 53 : Dungeon Sekolah
54
Chapter 54 : Tiga Serangan
55
Chapter 55 : Tim Kirana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!