Triiiiiing.
Suara berisik dari jam weker membuat gadis yang masih terlelap terganggu dari tidurnya.
“Ngeeehhh… sangat berisik! Sekhomet bunuh apapun yang membuat bunyi itu!.” perintah gadis itu sambil menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya, dia kembali mencoba untuk tidur.
Triiiiiing!
Tapi tidak ada yang terjadi, jam weker itu masih menimbulkan suara berisik.
“Demi nama ibuku, sebaiknya seseorang menghentikan suara berisik itu atau aku akan marah!.”
Untuk kedua kalinya gadis itu mencoba menyuruh seseorang untuk menghentikan suara yang telah mengganggunya.
Tapi seperti sebelumnya tidak ada yang terjadi suara berisik masih mengganggunya.
“Oke kalian yang memintanya.”
Dengan penuh amarah gadis itu bangkit dari tempat tidur dan segera mengangkat kedua tangannya ke langit.
“Datanglah pelayan setiaku Golden Knight!.”
Triiiiiing...
Keadaan kamar itu masih berisik dengan suara jam weker sedangkan si gadis masih berdiri di atas tempat tidur dengan tangan terangkat ke atas tanpa terjadi apapun.
“Apa… apa yang terjadi? Kenapa kesatria emas tidak muncul, mungkinkah dia berkhianat? Tidak mungkin.” Dia terlihat bingung saat menyadari semua yang dia lakukan gagal.
Pertama, dia mencoba menggunakan sihir tapi tidak berhasil.
Kedua, gadis itu mencoba memanggil beberapa nama namun tidak ada yang datang.
“Apa yang sebenarnya terjadi, tempat apa ini?.” Gadis itu mulai panik.
Dia mencoba menenangkan diri dan melihat sekitar. Sebuah kabar yang agak familiar dengan ingatannya, namu ingatlah itu tidak jelas.
Sebuah lemari kayu, seragam sekolah seragam nama Kirana, lalu jam weker yang masih menimbulkan suara berisik.
Melihat jam weker itu seketika si gadis segera mengambilnya dan berniat membanting alat tersebut karena sudah terlalu kesal oleh suar berisik.
Namun tangannya berhenti, seolah mengingat sesuatu si gadis kembali menjadi tenang. Dia menekan tombol off untuk mematikan jam weker lalu menaruhnya kembali di tempatnya semula.
“Ini mustahil bukan?.”
Gadis itu duduk termenung di samping tempat tidur. Dia sulit mempercayai jika apa yang ada di pikirannya benar-benar terjadi.
“Baiklah mari kita buktikan apakah benar ini bukan mimpi.”
Dia berjalan menuju jendela dan langsung membukanya untuk melihat pemandangan rumah yang berjejer, di kejauhan dia dapat melihat gedung-gedung pencakar langit bagaikan hutan beton, banyak orang melintasi di di depan rumahnya tanpa kekhawatiran di wajah mereka.
Pemandangan yang sangat berbeda dari selama ribuan tahun dia lihat.
Perlahan gadis itu melangkah mundur dari jendela, dia merasa senang tapi juga takut, dia takut jika yang dia lihat hanya sebuah ilusi.
Tapi langkahnya terhenti saat melihat pantulan dirinya sendiri di cermin. Itu adalah sosok gadis itu yang sudah lama dia lupakan.
“Ini… ini benar-benar kenyataan. Aku kembali….. aku kembali ke masa sebelum dunia hancur.”
Di penuhi oleh kebahagiaan gadis itu menangis keras.
***
“Aku tidak bisa menggunakan sihir karena saat ini mana yang aku miliki tidak cukup besar untuk mengaktifkan sihir tingkat 10, sedangkan tentang para pelayan yang tidak bisa aku panggil itu wajar karena saat ini mereka belum melakukan kontrak dengan ku.”
Kirana mencoba memahami situasinya saat ini. Dia mencoba mencari informasi lebih banyak, dan cara tercepat yang dia pikirkan adalah lewat internet.
“Dimana itu?.” dia mencoba mencari smartphone miliknya namun tidak kunjung berhasil. Karena kesal tidak berhasil kunjung menemukan item yang dia cari membuat Kirana menggunakan sihir pencarian.
“Sihir pencarian adalah sihir tingkat 4, seharusnya mana yang aku miliki cukup untuk mengaktifkan sihir itu.”
Mata Kirana bersinar hijau saat dia mengaktifkan sihir pencarian, dengan kemampuan itu membuat Kirana dapat menemukan smartphone yang selama ini ternyata berada di tumpukan baju kotor.
“Argh….aaah.” tiba-tiba Kirana merasa sakit kepala yang luar biasa setelah beberapa detik mengaktifkan sihir pencarian. Sakit kepala mendadak yang dia rasakan adalah efek mana yang menipis.
“Payah, hanya menggunakan sihir tingkat empat selama beberapa detik saja sudah membuatku hampir pingsan.” Kirana mengeluhkan kondisi tubuhnya yang tidak terlatih.
“Sebenarnya apa yang aku lakukan saat masih sekolah sehingga tubuhku selemah ini.”
Kirana segera mengambil smartphone yang dia temukan tadi. Lewat ponsel itu Kirana mengetahui jika dia telah kembali ke tahun 2322.
“Ini adalah masa dimana aku baru masuk SMA.” Kirana kembali mengingat beberapa kejadian saat dia sekolah, “Masa terburuk dalam hidupku.” tambahnya.
Karena lelah akibat kehilangan banyak mana Kirana memuaskan untuk kembali tiduran di atas ranjang. Dia terdiam menatap langit-langit kamar, Kirana terus memikirkan apa yang akan dia lakukan sekarang.
Keinginannya untuk kembali ke masa saat kehancuran dunia belum terjadi telah terwujud, namun dia justru bingung apa yang akan dia lakukan sesudahnya.
“Apa aku perlu menjadi pahlawan yang akan menyelamatkan dunia dari kehancuran seperti sebelumnya?,” Kirana kembali mengingat hidupnya yang sebelumnya, “Tidak, aku tidak ingin menjalani hidup yang sama. Apa gunanya memulai dari awal jika akhirnya akan tetap sama.”
Menjadi pahlawan menurut Kirana benar-benar pekerjaan yang merepotkan. Dia ingin kali ini kehidupannya harus berjalan sesuai dengan yang dia inginkan.
“Untu itu aku secepatnya harus bertambah kuat.”
Merasa pusing dikepalanya telah mereda, kira bangkit dari tempat tidur, keluar dari kamar kemudian menuju kebun belakang rumah. Gadis itu duduk dengan posisi bersila, memejamkan mata lalu mengatur nafas.
Kirana mencoba membiasakan tubuhnya untuk menggunakan teknik pernafasan yang dapat meningkatkan jumlah mana dalam tubuhnya.
“Haaah… aku pikir dengan kondisi tubuhku saat ini akan memakan waktu lebih lama dari yang aku pikirkan untuk mencapai kekuatan sejati ku.”
Kirana terus berlatih teknik pernafasan hingga waktu berjalan cepat, tidak terasa langit sudah mulai gelap Kirana pun menghentikan latihannya.
Merasa lapar Kirana pergi ke dapur untuk memasak makan malam, tapi yang dia dapati lemari pendingin kosong tidak ada apapun yang dapat dia makan.
“Aku lupa jika saat ini kondisi keuangan ku sedang memburuk.” Kirana hanya bisa menghela nafas berat.
Kedua orang tua Kirana telah meninggal sejak gadis itu berusia lima tahun, tanpa bantuan dari kerabat Kirana hanya bisa mengandalkan diri sendiri untuk tetap bertahan.
“Ayah dan ibu telah meninggalkan harta warisan untukku sebelum mereka meninggal, namun semuanya diambil oleh keluarga besar. Di kehidupan sebelumnya aku tidak pernah tahu akan penggelapan yang dilakukan keluar besar, hingga akhirnya kebenaran terungkap setelah organisasi yang aku dirikan mulai menyelidiki semua anggota keluarga.”
Mengetahui jika selama ini dirinya telah di tipu oleh keluarga sendiri membuat Kirana sangat marah, namun apa yang bisa dia lakukan semua telah terlambat harta warisan ditinggalkan oleh ayah dan ibunya telah habis hanya menyisakan sebuah pedang dan bola kristal yang tidak berguna.
“Namun siapa sangka jika kedua benda yang tersisa itu justru akan merubah hidupku.”
***
Chapter 2 Kembali.
END.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Frando Kanan
2.322? berarti.....3000 tahun itu adalah 5322 tahun itu?!
2022-12-08
1
Frando Kanan
ternyata zaman modern....yg 3000 tahun lalu itu zaman modern hancur total Oleh ulah alien...
2022-12-08
0
Adolf Dassler
kok jadi kaya chunibyou ya 🗿
2022-07-31
0