Siang itu Wulan dan kakek Hendy masih lanjut ngobrol di rumah Johan, mereka baru di antar pulang ke kediaman Wulan setelah usai makan siang.
Dalam perjalanan pulang, wajah Wulan yang tadi nya di biarkan tersenyum kini menjadi murung. Meratapi kehidupannya kini bersama Brian. Brian terlihat sangat kejam dan semena mena terhadap dirinya.
“Wulan, kenapa nggak memakai gaun putih peninggalan ibu kamu?” tanya kakek tiba tiba. Suara kakek nya begitu halus dan lembut. Seperti biasa, kakek tidak pernah marah apalagi kasar terhadap diri Wulan.
“Kakek, tadi wulan sudah mencoba mengenakan baju ibu. Tapi wulan lihat kain nya semakin rapuh, wulan takut malah akan membuat baju itu rusak,” jawab Wulan. Berbohong adalah satu satunya cara agar kakeknya tidak menjadi sedih.
“Ya sudah kalau nggak bisa,” jawab kakek lemah.
“Wulan tau kakek ingin wulan mengenakan baju itu di hari pernikahan Wulan.” Batin Wulan.
“Kakek Wulan akan ajak mas Brian ke studio foto, Wulan akan berfoto mengenakan baju ibu kemudian di cetak besar untuk kakek,” hibur Wulan pada kakeknya yang terlihat murung.
“Haha, baiklah. Kakek akan pajang foto pernikahan kalian di samping foto pernikahan ibu dan ayah mu.” ucap kakek senang.
“Pokoknya Wulan akan buat ukuran yang sama persis dengan foto ayah ibu agar kakek puas melihat nya.”
“Hahaha, boleh boleh,” kakek hendy tertawa gembira.
Dari balik kursi kemudi, Arkan menatap Wulan dari pantulan kaca spion. Ia takjub bagaimana wanita itu membuat kakeknya tertawa gembira.
Dalam diam Arkan terus memperhatikan Wulan.
“Arkan,” panggil kakek.
“Iya kek,” sahut Arkan.
“Gimana kabar Richard?” tanya kakek.
“Ayah sehat kek,” jawab Arkan singkat.
“Dimana dia sekarang?” tanya kakek lagi.
“Di Surabaya kek. Ayah membuka bengkel di sana,” jawab Arkan.
“Bagus lah, kakek senang jika dia di sana baik baik saja. Ayah mu adalah orang yang baik, kakek sangat menyukai nya. Seandainya dia ada disini, kakek sangat ingin menemuinya,” ucap kakek Hendy.
“Ayah sering ke sini setiap satu atau dua bulan sekali. Kakek bisa bertemu dengannya,” ucap Arkan.
“Takut nya kakek sudah kembali ke desa, kakek nggak bisa berlama lama di sini,” ucap kakek.
“Bukan nya kakek sudah janji akan tinggal bersama Wulan?” ujar Wulan.
“Iya iya. Kakek akan selalu bersama kamu dan menjaga kamu.”
“Gak salah? Seharusnya Wulan yang menjaga kakek,” ucap nya kemudian bersandar dipunggung sang kakek.
Dari balik spion Arkan tersenyum melihat dua orang penumpang yang duduk di kursi belakangnya. Kakek dan cucu itu terlihat sangat saling menyayangi.
Beberapa saat kemudian mobil hitam itu memasuki halaman rumah tujuan mereka.
“Kakek kita sudah sampai,” ucap Arkan kemudian keluar dari mobil untuk membuka kan pintu untuk kakek Hendy.
“Arkan, terima kasih sudah mengantar kami.” ucap kakek begitu keluar dari mobil.
“Sama sama kek.”
“Mas Arkan terima kasih,” ucap Wulan ramah.
Arkan hanya mengangguk menatap senyum manis Wulan.
“Kakek Arkan pamit dulu.”
“Hati hati di jalan nak.”
Sepeninggal mobil hitam itu, Wulan langsung membawa kakek nya masuk ke dalam rumah.
“Kek, sekarang minum obat tekanan kakek. Tadi kakek makan terlalu banyak. Wulan takut tensi kakek naik lagi,” ujar Wulan.
Sang kakek hanya menuruti perkataan Wulan.
“Ya sudah, kakek istirahat. Wulan akan ke kamar,” ujar cucunya.
Di dalam kamar, Wulan langsung mengambil koper hitam nya. Ia mengambil gaun putih miliknya ibunya.
“Jika di jahit dengan rapih pasti nggak akan terlihat bekas sobekan nya. Harus di jahit, kemudian Wulan akan bujuk mas Brian ke studio foto.” batin Wulan.
“Bi Narsih pasti punya jarum dan benang,” batin nya lagi.
Wulan bergegas menuju ruangan belakang. Disana bi Narsih sedang membersihkan meja bersama seorang wanita tua lainnya.
“Dun, sebentar lagi non Raya tiba. Kita harus ekstra kerja keras lagi,” ujar bi Narsih.
“Mbak, kan sudah ada nyonya. Kenapa non Raya masih bersama tuan?” tanya Indun.
“Mbak juga kurang tau, barusan tuan telpon. Katanya siap kan kamar untuk non Raya,” ujar Narsih.
Mendengar nada kegelisahan dalam percakapan kedua wanita tua itu, Wulan pun memberanikan diri maju dan bertanya.
“Siapa non Raya bi?” tanya Wulan.
“Nyo Nyonyah? Ada perlu apa Nyah?” tanya Narsih.
“Siapa non Raya bi? Katanya dia akan ke sini?” tanya Wulan lagi.
“Itu Nyah, non Raya kekasih tuan,” jawab Narsih sambil menunduk.
“Raya, pasti wanita yang pagi tadi di telpon mas Brian.” batin Wulan.
“Bi, biarkan saja mereka. Kenapa bibi terlalu khawatir jika kekasih tuan disini. Hubungan mereka bukan urusan kita,” ucap Wulan menenangkan hati bi Narsih.
“Memang bukan urusan kami, tapi bagai mana dengan nyonya?” tanya bi Narsih.
“Aku nggak perduli dengan urusan mereka. Hubungan mereka juga bukan urusan ku—” Wulan terdiam sejenak. “tapi kakek, jika kakek melihat hal ini dia pasti akan sedih dan kecewa.” wajah Wulan terlihat panik. Ia sangat mengkhawatirkan kesehatan sang kakek.
“Nyah, kami tidak bisa melakukan apa pun. Kami bukan siapa siapa dirumah ini,” ujar bi Narsih.
“Kapan mereka datang?” tanya Wulan.
“Mungkin sudah dalam perjalanan ke sini. Kata tuan siap kan kamar untuk nya segera,” ujar Bi Narsih.
Wulan berdiri mondar mandir sambil memikirkan cara. Jika Brian terang terangan selingkuh di hadapan Wulan dan sampai ketahuan kakek. Maka…
Wulan terhentak, suara klakson mobil baru saja berbunyi di halaman depan.
“Bi, mereka sudah tiba!” ucap Wulan semakin gelisah.
“Nyah kakek dimana sekarang?” tanya Narsih.
“Kakek sedang istirahat dikamarnya.”
“Nyonya kembali ke kamar nyonya dan pura pura sakit. Biar tuan langsung ke atas. Jika disini suara tuan dan non Raya bisa terdengar hingga ke kamar kakek,” saran bi Narsih sambil mendorong pelan tubuh wulan ke arah tangga.
“Buruan Nyah, kami akan menyambut tuan di depan dan mengatakan nyonya di kamar sedang sakit,” ucap bi Narsih.
“I Iya bi, aku ke kamar sekarang,” ujar Wulan seraya bergegas naik ke lantai dua.
Bi Narsih pun langsung menuju pintu menyambut kedatangan Brian dan Raya.
Setiba di kamar, Wulan langsung menuju ruang ganti. Ia segera mengganti pakaiannya dengan dress putih sederhana kemudian berbaring lemah di atas ranjang.
Suara pintu terbuka. Suara langkah kaki Brian terdengar semakin dekat.
“Orang kampung,” panggilnya.
“Haha, sayang. Dia pasti punya nama. Nama panggilan mu terlalu kasar,” ujar seorang wanita yang pasti nya adalah Raya.
Brian menepuk nepuk kaki Wulan dengan kasar.
“Bangun!” bentaknya.
“Tu tuan,” ucap Wulan lemah.
“Siapa yang menyuruh mu bermalas malasan seperti ini?” tanya Brian.
“Maaf tuan. Saya lagi kurang enak badan,” ucap Wulan.
“Bangun sekarang,” bentak Brian lagi.
Wulan sengaja memperlambat gerakan nya agar ia terlihat benar benar seperti orang sakit. Dengan cepat Brian mendekati Wulan dan menyeretnya jatuh ke lantai.
“Auugghhhhh,” pekik Wulan saat tubuhnya membentur lantai. Wulan terjerembab persis di depan kaki Raya.
“Isshhh sayang, apa apaan ini?” marah raya. Ia pun mundur beberapa langkah.
“Lihat, bahkan kamu tak ingin terlalu dekat dengannya.”
“Lihat lah gaya wanita ini. Aku meminta mu ke sini untuk merubah dia agar lebih pantas menjadi nyonya di rumah ini. Aku nggak ingin malu di hadapan tamu tamu yang datang ke sini. Bagaimana pun dia akan menemui banyak relasi dan rekan kerjaku. Aku nggak mau mereka menertawakan ku karena melihat dirinya yang kolot itu!” Tegas Brian.
“Iya iya,” ucap Raya pada Brian.
“Kamu, bangun lah dulu. Kamu bisa berdiri kan?” tanya Raya pada Wulan.
Wulan pun berdiri dari lantai. Mungkin ia salah. Ternyata Brian membawa wanita itu karena ingin merubah gaya nya berpakaian.
“Siapa nama mu?” tanya Raya.
“Wulan,” jawab Wulan singkat.
Raya memperhatika wulan dari ujung kaki hingga ujung kepala. Tak melihat ada yang salah dengan Wulan. Tapi begitulah Brian. Jika ia sudah memutuskan tidak menyukai sesuatu maka ia akan terus tidak suka. Apa lagi Wulan adalah wanita yang di jodohkan dengan nya. Tentu saja Brian tak suka dengan Wulan yang tiba tiba hadir mengambil posisi wanita yang di cintainya.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Fatihah
dari awal seperti sinetron ikan terbang peran utamnya lemah klo dunia nyata mana ada mau di perlakukan sepertu itu
2023-09-18
0
Meilan
Pasti ujung2 nya balas dendam
2022-10-12
1
Meilan
Dapet suami banyak selingkuhan.
2022-10-12
1