Mahligai Perselingkuhan
Di balik gaun berwarna putih bertabur ratusan swarovski, Wulandari Iskhan melangkah menuju seorang pria yang sudah berdiri di atas altar. Dengan di gandeng oleh sang kakek, hati nya mantap menatap bayangan pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.
Sedangkan Briandy Susanto sang pria menatap tak sabar ke arah pengantinnya.
Sang kakek dan cucu itu seakan sedang menjaga langkah, sangat hati hati, satu demi satu kaki tua renta sang kakek bergerak mengantar sang cucu tercinta ke atas peraduannya.
Alunan Weding march mengiring setiap langkah hingga mereka berada di barisan bangku terdepan.
Kaki sang kakek tergelincir kecil, Wulan tidak sempat menahan sang kakek, tangannya sedang kewalahan menahan gaun panjang nya serta buket bunga yang akhirnya lepas dari tangan kanan Wulan.
“Kakek?” ucap Wulan panik.
Tangan cepat seorang pria dengan sigap menopang tubuh sang kakek. Belum sempat terjatuh, sang kakek diangkat agar berdiri tegap.
“Kakek baik baik saja,” ucap sang kakek bersahaja dengan senyuman kebahagiaan yang senantiasa tersungging di kedua sudut bibirnya.
“Terimakasih,” ucap kakek kepada pria muda yang baru saja menolongnya.
Pria itu mengambil buket yang terjatuh kemudian menyerahkannya kepada si pengantin wanita.
“Terimaksih,” ucap Wulan menatap wajah pria itu.
“Saya anter sampai depan ya kek,” ucap pria itu ramah kepada sang kakek.
“Nggak usah, tinggal beberapa langkah lagi,” tolak sang kakek namun pria itu tetap berjalan di samping kakek menggiring sang pengantin wanita.
Tangan wulandari di sambut oleh pria yang sudah menunggunya di altar.
Seketika weding march berhenti bergema berganti dengan suara seorang pria yang menjadi MC pernikahan saat itu.
Wulan menunduk menatap lantai di hadapannya. Bagaimana pun juga pernikahan itu harus di lakukannya atas permintaan sang kakek dan untuk menyelamatkan lahan perkebunan milik kakeknya. Ia tak peduli dengan pria yang berdiri di sampingnya.
Setengah jam berlalu, Wulan tersadar saat pria disampingnya itu menarik tubuhnya agar berdiri saling berhadapan.
Veil yang menutup wajahnya terangkat di ikuti kecupan ringan di bibirnya.
Tatapan tatapan bahagia terpancar dari setiap yang hadir disitu. Aula luas yang di hadiri ratusan orang itu menatap ke arahnya dengan senyuman.
Terlebih wajah sang kakek, ia bahkan meneteskan air mata menyambut kebahagiaan Wulan cucunya.
Usai dari aula luas itu, mereka menuju ke halaman samping Aula. Sebuah pesta taman yang sangat meriah dengan hiasan taman yang di dekor sedemikian cantik.
“Selamat pak Brian,” ucap wanita wanita yang menghampiri Wulan dan suaminya kini.
Brian, nama yang sulit di ingat. Batin Wulan.
“Selamat menempuh hidup baru pak, nanti sore jangan lupa telpon ya,” ucap seorang wanita lainnya dan di balas senyuman oleh Brian.
Pesta taman itu berlangsung cukup lama, sudah memasuki pukul 8 malam namun tamu tamu tak berhenti datang dan pergi. Keluarga Susanto memang termasuk keluarga terpandang di kota itu, rekan bisnis dari penjuru negri pasti menyempatkan diri hadir memberi ucapan selamat sekaligus mencari keuntungan bisnis di situ.
Gaun putih yang indah namun sangat berat, sudah lima jam Wulan berdiri menopang gaun berat itu. Pinggang nya terasa hampir patah. Ditambah stiletto yang semakin membuat tubuhnya remuk.
“Mas,” Wulan mencoba memanggil pria disampingnya.
Brian menatap Wulan. “Ada apa?” tanya nya datar.
“Pinggang ku rasanya pegal, apa acaranya masih lama?” Pandangan Wulan kemudian tertuju pada pria tua yang masih duduk di meja bundar. “Dan kakek harus nya sudah masuk istirahat jam segini,” ucap Wulan.
Brian tersenyum simpul. “Farel bawa wanita dan kakek nya itu kembali ke rumah,” perintah Brian pada seorang pria yang terus berdiri tak jauh darinya.
“Baik pak,” jawab pria itu.
“Terimakasih mas, saya akan masuk duluan,” pamit Wulan dengan ramah.
Brian tak menghiraukan wanita yang kini sedang menghampiri kakeknya. Bagi Brian pernikahannya itu adalah sebuah perjanjian antara dia dan kedua orang tuanya. Setelah ia menikah maka perusahan Wina Graha akan menjadi miliknya. Jabatan direktur yang di incarnya selama bertahun tahun akan menjadi miliknya. Hanya menikahi gadis kampung itu, kemudian ia bisa melakukan apa saja dengan perusahan yang sudah di bangun kakek nya sejak puluhan tahu lalu.
Wulan dengan di bantu Farel membawa sang kakek kembali ke kediaman Brian. Kediaman yang baru saja di bangun kedua orang tua Brian sebagai hadiah pernikahan mereka.
Wulan dan kakek Hendy tiba di kediaman luas dan megah. Di depan pintu masuk mereka sudah di sambut oleh seorang wanita tua.
“Selamat malam nyonya Wulan dan kakek Hendy, selamat datang,” sapa wanita itu ramah.
“Nyonya, saya bi Narsih. Nyonya bisa panggil saya begitu,” ucap bi Narsih.
“Bi siap kan kamar untuk kakek,” ucap Wulan.
“Sudah siap Nya, silahkan ikut saya,” ajak bi Narsih.
Wulan berjalan perlahan membopong sang kakek menuju kamarnya. Kamar yang lumayan besar itu berada di lantai satu.
“Karena kakek nggak bisa naik tangga, ini kamar yang paling cocok untuk kakek,” ucap bi Narsih.
“Makasih bik,” ucap Wulan.
“Oh ya, itu koper kakek. Tadi sore di antar orang hotel ke sini,” ucap bi Narsih menunjuk sebuah koper.
“Kakek ganti baju dulu ya sebelum tidur,” ucap Wulan.
“Sudah kamu istirahat sana, kakek masih bisa sendiri,” ucap kakek Hendy.
Namun Wulan tetap melakukan apa yang harus di lakukannya. Menyiapkan pakaian kakek, menyiapkan obat, memastikan kakek sudah meminum obat kemudian keluar dari kamar itu.
Bi Narsih membawa Wulan menuju kamar utama yang terletak di lantai dua. Kamar super luas dan megah. Dua kali lipat luasnya dari kamar sang kakek.
“Ini kamar nyonya, koper nyonya ada di dalam lemari. Bibi ga tau kode koper jadi bibi ga bisa bantu membereskan pakaian nyonya,” ucap bi Narsih.
“Nggak apa, makasih bi,” ucap Wulan, ia terlihat kesulitan membuka kancing baju pengantin di badannya itu.
“Bibi bantu ya nya,” ucap bi Narsih.
Wulan berbalik punggung nya kepada bi Narsih.
“Makasih bi, bibi bisa turun sekarang. Sisanya biar saya lakukan sendiri,” ucap Wulan.
“Baik, jika butuh apa apa, nyonya pencet bel saja. Bibi akan langsung ke sini.” ucap bi Narsih kemudian pergi dari situ.
Gaun pengantin telah lepas dari badannya, ia mencari koper hitam miliknya dari dalam lemari kemudian mengambil daster biru dari dalam koper tersebut. Ia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lelah.
Wulan keluar dari kamar mandi kemudian membaringkan tubuhnya di atas pembaringan. Harum aroma mawar semerbak menerpa hidungnya. Tak seberapa lama Wulan langsung terlelap.
…ooOoo..
Seperti sedang bermimpi wulan merasakan hal aneh disekitarnya. Suara ******* pelan dari seorang wanita tertangkap oleh telinga wulan.
“Pak Brian, jika istri bapak bangun gimana?” ucap wanita itu seperti hampir berbisik.
“Shhht, dia sedang terlelap. Nggak mungkin bangun,” ucap pria di sampingnya yang tak lain adalah Brian suaminya.
Di dalam gelapnya ruangan kamar, Wulan menyaksikan perselingkuhan suaminya di malam pertamanya sebagai pengantin baru. Seolah tak menganggap Wulan berada di situ, Brian meniduri wanita lain. Suara keduanya terdengar sedang mengejar sesuatu yang sedang ingin mereka raih.
Wulan kembali memejamkan mata. Apa yang mereka lakukan di atas ranjangnya. Sambil menitikan air mata Wulan berusaha tak bergerak, padahal tubuhnya sangat ingin pergi meninggalkan ruangan itu. Ia ingin sekali berlari meninggalka pria dan wanita tercela yang sedang berburu naf su di sampingnya.
Setelah erangan panjang, seketika ranjang menjadi tenang. Dalam diam Wulan bertanya dalam hatinya.
Kemana mereka apa sudah selesai?
Ia tak berani membuka kedua matanya, hanya berharap neraka tersebut segera berakhir.
"Aku harus pulang sebelum istri bapak bangun, jika bapak butuh hubungi Nindy kapan saja," ucap Wanita yang akhirnya pergi meninggalkan euangan itu.
.
.
.
TBC…
#jangan lupa tinggalkan like, vote, rate, serta pesan dan kesan kalian. Like gratisan ga bayar loh, tinggal pencet doang. Kuy biar author semangat update.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
⭕BluJoker
Tak bisa berkata-kata 😳
2022-11-13
1
Diana Susanti
kalau aku langs menyalakan lampu Wulan Wulandari bangun dan
2022-11-13
1
Uthie
Awal yg seru 😁👍
2022-11-07
0