Tatapan Raya terhadap Wulan membuat Wulan sangat Risih. Apa yang salah dengan dirinya?
“Saya akan membantu kamu!” ucap Raya tiba tiba.
“Sayang,” ucap raya lembut kemudian menghampiri Brian.
“Mereparasi wanita ini tidak mudah. Bisa menghabis kan banyak waktu dan tenagaku. Aku benar benar bingung dari mana harus memulainya dan berapa biaya yang akan di habiskan untuk nya? Mungkin akan sangat mahal,” ujar Raya.
Brian mengeluarkan sebuah platinum card dari dalam dompetnya.
“Pakai ini, ini biaya untuk kamu,” bisik Brian di telinga Raya.
“Ahh, geli sayang,” ucapan mesra keluar dari mulut Raya.
Tiba tiba kedua pria dan wanita di hadapan wulan mulai saling bercumbu.
“Mereka sudah gila, mereka melakukan itu di hadapanku? Mereka tidak melihatku yang masih berdiri di sini!” batin Wulan.
“Tuan,” panggil Wulan. Ia menundukkan kepalanya tak berani menatap kedua insan dihadapannya.
“Sayang, apa wanita ini akan terus berdiri di situ?” tanya Raya.
“Salah siapa dia tidak pergi. Mungkin dia ingin belajar melakukan hal ini dari kita. Biarkan saja dia,” ucap Brian yang sedang di buru naf su.
Mendengar ucapan Brian. Wulan langsung berlari menuju pintu.
“Orang kampung. Tunggu di depan pintu, urusan kita belum selesai,” teriak Brian.
Wulan langsung menarik gagang pintu kemudian keluar dari ruangan itu. Ia menunggu di depan pintu kamar seperti yang di perintahkan Brian. Suara suara rintih menahan nik mat masih terdengar samar di telinga Wulan.
“Dunia apa yang ku datangi ini? Bagaimana hidupku bisa terdampar di neraka ini? Melihat tingkah bejat pria yang baru saja menjadi suamiku.” batin Wulan.
Tanpa sadar ia sudah mengepalkan kedua telapak tangannya.
“Aku harus mencari cara untuk keluar dari sini. Aku harus mencari cara untuk menceraikan pria brengsek itu! Sekarang yang perlu aku pikirkan terlebih dahulu adalah bagaimana cara agar kakek tidak tau keadaan ku yang seperti ini.” gumam nya pelan.
“Ya aku harus memohon pada Brian. Aku akan memohon dengan cara apa pun agar dia mau di ajak bekerja sama dengan ku!” batinnya lagi.
Selang satu jam kemudian.
“Wulan!” suara Brian terdengar samar dari dalam ruangan.
“Ia memanggil ku?” gumam Wulan.
“Wulan!” Suara Brian terdengar semakin jelas.
Dengan berat hati Wulan membuka gagang pintu kemudian masuk ke dalam ruangan kamar.
Ia berdiri di hadapan Brian dan Raya yang sedang bersandar pada sandaran ranjang. “Tuan,” ucap Wulan seraya menundukkan kepalanya. Ia tak berani menatap tubuh setengah telanjang Brian.
“Mulai hari ini, angkat baju kamu dari dalam lemari. Kamu pindah ke kamar sebelah. Biar Raya disini bersama ku.” ucap Brian.
Dengan senang bukan kepalang Wulan langsung menyahut, “Baik tuan, Wulan akan segera pindah secepatnya,” ucap nya kemudian bergegas menuju ruangan pakaian.
“Tunggu,” bentak Brian lagi.
Langkah Wulan seketika terhenti.
“A ada apa tuan?” tanya Wulan sedikit takut.
“Tugas kamu adalah melayani kami. Lakukan semua perintah non Raya, termasuk menyiapkan keperluan nya setiap hari. Makan, minum serta semua tugas pelayan di kamar ini kamu yang kerjakan!” lanjut Brian.
“Baik tuan, saya akan melakukan pekerjaan saya dengan sangat baik,” ucap Wulan.
Raya beranjak dari ranjang tempatnya duduk bersandar. Ia mengambil seonggok kemeja dari atas lantai kemudian menutup ke bagian depan badannya.
“Hh kamu menikahi wanita yang sangat patuh. Aku yakin bisa betah disini.” ujar Raya sambil melenggak lenggok ke arah bufet. Ia mengambil sebungkus rokok dari dalam tas, kemudian menyulutnya ke bibirnya.
Wulan terkesima menatap tubuh Raya. Tubuh indah tanpa cela sedikitpun. Body bak gitar Spanyol itu kini duduk di atas sebuah sofa sambil terus menyulut sebatang rokok.
“Kamu, buka pintunya!” perintah Raya pada Wulan.
Wulan berjalan menuju pintu kamar tersebut.
“Bodoh, pintu teras. Ngapain pintu itu yang di buka?” ucap Raya dengan nada menekan.
“Oh ba baik non,” ucap Wulan.
Wulan berjalan menyibak setiap tirai di ruangan kamar itu. Ia bahkan tak tau dimana letak pintu terasnya. Ia belum pernah mengecek ada apa di balik semua tirai itu.
“Kamu?” panggil Raya sambil menuju ke arah kiri kamar.
Wulan pun berjalan menuju tempat yang di tunjuk Raya. Benar saja, di balik tirai itu terdapat sebuah pintu. Dengan dibiarkan pintu terbuka, cahaya terang langsung memenuhi ruangan itu.
“Sayang, aku mandi duluan. Malam ini kita makan di luar?” ajak Brian pada Raya.
“Kita ke sixty nine? Lama aku nggak ngumpul ma anak anak,” ucap Raya.
“Boleh,” jawab Brian singkat. Ia pun berdiri dari ranjang kemudian berjalan menuju kamar mandi.
“Tuan,” panggil Wulan tiba tiba.
Brian berbalik badan menatap wanita yang baru saja memanggilnya.
Menyadari Brian tak mengenakan pakaian, Wulan langsung bersujud menatap lantai.
Raya dan Brian kebingungan akan siap Wulan.
“Kenapa? Kamu mau ikut mandi bersama nya?” ejek Raya.
“Ciihhh,” senyuman sinis tersungging dari sebuah sudat bibir Brian. “Jangan harap, mendekatinya saja aku tidak sudi. Lebih nikmat tubuh anak bi Indun dan pembantu lainnya dari pada dirinya,” gumam Brian.
“Bukan tuan, saya ada satu permintaan,” ucap Wulan tegas. Ia tak ada keinginan lain lagi dalam hati nya selain kesehatan sang kakek.
Brian menatap geram pada wanita yang terus bersujud menatap lantai.
“Cepat katakan kemudian pergi dari sini,” bentak Brian.
“Tuan, saya mohon. Bisa kah merahasiakan hal ini dari kakek? Saya mohon tuan, kondisi kesehatan kakek kurang baik, jika dia melihat anda dan non Raya mesra seperti ini, kakek pasti akan kecewa. Saya takut penyakit kakek akan semakin menjadi,” tukas Wulan blak blakan.
“Hah, itu bukan urusan ku!” Brian melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi.
Wulan merangkak maju mencoba bicara lebih dekat dengan Brian. Ia tak berani mengangkat kepalanya. Ia tau saat itu Brian tak mengenakan sehelai kain di badannya.
“Haha,” tawa raya terdengar di telinga Wulan. Ia sedang menertawakan keadaan Wulan yang terus merangkak seperti pengemis yang sedang memohon karena sangat kelaparan.
“Tuan,” cegah Wulan sebelum Brian memasuki kamar mandi. “Tuan saya mohon.”
“Gila ni perempuan,” ujar Raya meremehkan.
Namun Wulan tetap pada pendiriannya. Ia tak ingin kakeknya melihat perselingkuhan Brian dan Raya.
“Tuan, jika kakek melaporkan perbuatan tuan dan non raya pada ayah dan ibu gimana? Kakek pasti akan memaksa kita bercerai jika dia melihat cucunya di hianati.” ucap Wulan.
Dengan bringas Brian berjalan mendekati Wulan kemudian menarik leher baju Wulan.
“Sekarang kamu berani mengancamku? Kamu pikir aku takut? Coba saja jika berani, aku akan membuat hidup mu lebih menderita dari neraka! Bukan hanya hidup mu, bahkan hidup kakek mu!” ancam Brian.
“Tuan, non Raya saya mohon. saya janji akan melayani kalian dengan baik. Saya janji akan melakukan apa pun permintaan kalian. Saya hanya tidak ingin melukai hati kakek, kakek sedang sakit. Saya juga janji akan mencari cara agar kakek bisa segera kembali ke kampung. Setelah itu kalian bebas melakukan apa pun,” ujar wulan mulai terisak.
Air mata menetes dari kedua pipinya. Dengan kedua mata yang terus terpejam, hati wulan tersayat perih. Terasa sangat pilu saat harus memohon di hadapan pria brengsek dan kejam itu. Terlebih memohon di hadapan wanita idaman suaminya itu.
“Sayang, lepaskan dia. Mungkin ada baiknya ucapan nya itu. Dia bukan sedang mengancam kamu. Dia hanya ingin menjaga perasaan kakeknya. Sekarang kita pikirkan positifnya dulu. Kamu tau sendiri sifat ayah dan ibu mu,” tukas Raya.
“Heemmmm, aku baru seminggu menduduki jabatan direktur. Jika kakek nya mencari masalah, bisa berabe. Sebaiknya nggak membuat kakek nya marah dulu, tunggu sampai posisi ku di perusahan stabil.” batin Brian.
Brian menghempaskan tubuh wulan ke atas lantai.
“Awas saja jika kamu berani merusak rencana ku!” gumam Brian kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
“Cepat pergi,” ucap Raya.
Wulan pun berdiri dari lantai, sambil menunduk ia berjalan menuju pintu.
“Oh ya, setelah kami pergi jangan lupa rapih kan pakaian ku ke dalam lemari dan bawa keluar barang barang mu dari kamar ini!” perintah Raya dengan nada tak kalah kasar dari Brian.
“Baik non,” sahut Wulan.
.
.
.
TBC…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
guntur 1609
wulan kok bodoh. mudah di intimidasi
2023-10-24
2
Fatihah
ceritanya bikin tensi naik yg komen smp nangis itu namnya alay authornya jg sama bikin cerita dk berbobot sama sekali
2023-09-18
1
Megabaiq
ak gk trllu sjka sm wulannya.....trllu bodoh, good by...
2022-11-07
1