Penjara Federal #3

Pukul 16:00 sore.

Penjara Federal.

Di tempat yang kelam dan tempat dikurungnya banyak sekali penjahat-penjahat, baik dari penjahat biasa, sampai penjahat yang sangat kejam ditempatkan di Penjara Federal tersebut untuk menjalani hukuman atas perilaku mereka.

Penjara Federal terletak di perbatasan antara perbukitan paling Utara kota Metro, dan padang rumput Shandy Shell. Tempat tersebut mungkin menjadi salah satu tempat yang dijaga sangat ketat oleh pihak keamanan setelah markas militer.

Di sore ini Berlin hendak menggunakan aksesnya untuk menggali informasi lebih dalam dari narapidana yang disinyalir memiliki hubungan dengan Clone Nostra.

"Selamat datang." Garwig menyambut kedatangan Berlin dan ketiga rekannya di halaman depan Federal. Ia pun berjabatan tangan dengan mereka berempat.

"Di mana?" cetus Berlin tajam langsung berbicara ke inti.

Garwig tersenyum tipis melihat Berlin tidak mau berbasa-basi. "Baik, ikuti saya!" pintanya lalu berjalan diikuti oleh Berlin dan ketiga rekannya.

Mereka berlima termasuk Garwig berjalan menjauh dari gedung utama Federal, dan menuju ke sebuah gedung yang terletak di belakang Federal, dan gedung itu tampak dijaga lebih ketat daripada gedung utama. Bahkan terlihat beberapa anggota militer turut ikut berjaga mondar-mandir dengan persenjataan mereka di atap gedung.

Mereka berlima harus melewati lapangan tengah atau ruang terbuka dalam Federal untuk menuju ke gedung yang dimaksud itu.

Suasana kelam, dingin, dan sangat tenang dapat dirasakan oleh Berlin beserta ketiga rekannya. Ia dan rekannya dari dahulu sangat membenci tempat tersebut. Karena menurutnya tempat itu adalah neraka bagi para kriminal. Dan Berlin tahu kalau dirinya termasuk dalam kategori kriminal tersebut.

"Beginilah suasana Federal, Berlin." Garwig sedikit berusaha mencairkan suasana.

"Ya, aku tahu, dan aku membencinya." Berlin yang berjalan di sampingnya pun langsung menyahut ucapan tersebut dengan lirikan dingin dan tajamnya.

Garwig hanya tersenyum tipis dan sempat sedikit tertawa melihat sikap itu. Baginya sudah sewajarnya jika Berlin sangat membenci dan tidak suka tempat tersebut. Bahkan warga sipil pun pasti tidak suka jika harus berada di tempat bernama Penjara Federal itu.

"Gedung B". Begitulah yang tertulis pada papan nama yang terletak tepat di atas pintu masuk gedung tersebut.

Sesampainya di pintu masuk Gedung B. Mereka berlima termasuk Garwig langsung disambut oleh pasukan khusus yang menjaga gedung tersebut. Mereka mengenakan seragam serba hitam, dan masker yang menutup identitas wajah mereka, serta juga dengan persenjataan lengkap yang mereka bawa. Pasukan khusus itu tampak sangat garang, namun juga mengerikan.

"Selamat sore, Ndan!" sapa salah satu dari aparat tersebut dengan memberikan hormatnya kepada Garwig, diikuti oleh rekan-rekannya yang lain.

Setelah itu mereka pun mempersilakan Garwig, Berlin dan ketiga rekannya untuk memasuki gedung. Ketika berhadapan dengan para aparat khusus itu. Ketiga rekan Berlin tampak sedikit menyimpan rasa takut. Namun sepertinya tidak dengan Berlin sendiri yang justru sempat menatap tajam salah satu dari para aparat itu.

"Gedung ini memang dikhususkan untuk menghukum para narapidana dengan kasus yang lebih kejam dan rumit, jika dibandingkan para narapidana yang ada di gedung utama."

"Jadi harap maklum jika suasana di sini sangat kelam, dan bahkan lebih kelam daripada gedung utama." Garwig mengatakannya seraya berjalan melalui koridor tahanan yang masing-masing dinding tahanannya terbuat dari beton dan baja pada pintunya.

"Tak usah di gedung ini, Federal sudahlah menjadi tempat yang kelam menurutku, lebih kelam daripada dunia malam yang pernah ku ketahui," sahut Berlin sedikit menyangkalnya.

Garwig hanya tertawa kecil mendengar tanggapan Berlin. Sedangkan Asep, Kimmy, dan Adam, mereka bertiga hanya diam saja mengikuti Berlin dan Garwig berjalan melalui koridor tahanan tersebut.

Ketika melalui koridor tahanan. Berlin dapat merasakan kalau dirinya dilirik dan terus dipandang oleh beberapa narapidana yang ada di sana. Meskipun wajah dari para narapidana itu tidak dapat terlihat karena pintu baja yang mengunci dan mengurung mereka. Tetapi mata dari para narapidana itu terlihat dari celah-celah kecil jendela besi pada pintu baja yang mengurung mereka.

"Sialan kau, Berlin!"

"Cih! Andaikan aku tidak di balik pintu baja ini, akan ku habisi kalian, Ashgard!"

"Keparat! Aku sangat ingin sekali membalaskan dendam ku padamu, Berlin!"

"Ashgard sialan!"

Beberapa bisikan serta celotehan dari para narapidana yang menyaksikan kehadiran Berlin dan ketiga rekannya pun terdengar. Mereka semua tampak sangat tidak suka dan membenci kehadiran Berlin dan rekan-rekannya. Bahkan kebanyakan narapidana memasang tatapan tajam dengan keinginan membunuh sangat tinggi kepada Berlin yang berjalan melintasi masing-masing sel tahanan mereka.

"Sepertinya kau terkenal, ya?" celetuk Garwig berkata kepada Berlin yang berjalan di sampingnya.

Berlin memasang wajah datar dan sikap dinginnya lalu mengatakan, "sudah biasa bagiku, dan sudah sewajarnya jika mereka amat membenciku."

Berlin dan ketiga rekannya merasa sudah terbiasa mendengar semua celotehan para narapidana tersebut. Dirinya diam dan lebih menaruh rasa maklum jika dirinya begitu dibenci oleh para narapidana itu.

~

Setelah berjalan melalui lorong tahanan. Mereka berlima pun akhirnya sampai di sebuah ruang interogasi yang letaknya ada di ujung lorong tahanan tersebut. Dan di pintu masuk ruang interogasi tampak dijaga oleh dua aparat khusus.

"Bagaimana kondisinya?" tanya Garwig kepada dua penjaga itu.

"Mereka berdua malah sempat bertengkar tidak jelas, tetapi kami sudah melerainya," jawab salah satu dari kedua penjaga dari balik masker yang menutupi identitas wajahnya.

"Hati-hati, sebuah pertengkaran bisa jadi hanyalah sebuah pengalihan isu." Garwig tampak memberikan sebuah peringatan kepada dua aparat itu dengan sangat tajam dan nada bicara yang terdengar cukup dingin.

"Baik, pak." Kedua penjaga itu memberi hormat kepada Garwig yang hendak memasuki ruang interogasi.

Garwig pun membuka pintu baja ruang interogasi, dan lalu masuk ke dalamnya diikuti oleh Berlin beserta ketiga rekannya.

"Silakan jika kau ingin mencoba untuk mengintrogasinya, karena tampaknya mereka berdua cukup cerdik menjaga rahasia," ucap Garwig kepada Berlin.

Di dalam ruang itu sudah terdapat dua narapidana pria yang Berlin maksud. Kedua narapidana itu mengenakan baju yang sama yaitu serba putih, dan mereka berdua duduk di dua bangku dalam kondisi terborgol serta terdapat kain yang menutup kepala mereka.

Berlin pun berjalan mendekati kedua narapidana itu, dan lalu langsung membuka penutup wajah mereka.

Saat penutup wajah mereka terbuka. Kedua narapidana itu tampaknya terkejut dan langsung tertunduk takut ketika menatap Berlin yang berdiri di hadapan mereka.

"Kenapa? Sudah pasti kalian mengenalku, bukan?" tanya Berlin menatap tajam keduanya.

"Apa yang kau inginkan?" sahut salah satu dari mereka berdua dengan pandangan yang tampak tidak berani untuk menatap Berlin.

Ketiga rekan Berlin yang hanya berdiri di belakang Berlin dibuat cukup tersanjung dengan aura dan sikap yang ditunjukkan oleh Berlin.

"Meskipun aku sudah menduga suasana ini, tetapi ... rasanya ... akan sangat mengerikan jika kita berada di posisi kedua narapidana itu," gumam Asep berbisik kepada kedua rekannya dan tampak tidak ingin sampai didengar oleh Berlin.

"Ya, kau betul, namun meski begitu ... itulah kerennya Berlin bagiku," sahut Kimmy berbisik seraya mengulas senyuman tipis.

"Ssttt ...!" Adam menyela kedua rekannya dan menyuruhnya untuk kembali diam.

"Permintaanku hanya sederhana dan tidak ribet, apa kalian berdua bersedia mengabulkannya?" Berlin berbicara dengan sikap dan nada bicara yang terlihat sangat dingin. Tidak ada keramahan sama sekali ketika ia berbicara.

"Jika kalian bisa diajak kompromi, maka mungkin saja itu akan mempengaruhi masa hukuman kalian di tempat ini," ucap Berlin kembali.

"Tetapi jika tidak, yah ... aku sangat menyayangkannya," lanjut Berlin kemudian menatap tajam kedua narapidana yang duduk di bangku tepat di hadapannya.

Mereka berdua sempat saling tatap dengan tatapan bingung bercampur ketakutan tersendiri ketika berhadapan dengan Berlin.

"Baik, akan kami usahakan sebisa kami," ucap salah satu dari dua pria berbaju tahanan itu.

Langsung saja, tidak ingin berlama-lama lagi. Berlin langsung memberikan pertanyaan kepada kedua tahanan itu. Ia mencoba untuk menggali informasi mengenai kelompok bernama Clone Nostra.

"Kalian ditangkap di perbatasan laut Tenggara setelah mencoba untuk melewati perbatasan secara ilegal, dan memakai atribut sama persis dengan ciri khas Clone Nostra yaitu serba putih."

"Bisa beritahu padaku apa hubungan kalian berdua dengan Clone Nostra?" tanya Berlin lembut namun tak melepaskan tatapan tajam membunuhnya dari kedua tahanan yang ada di hadapannya. Beberapa kali ia berjalan mengitari kedua tahanan itu. Dan benar saja, dirinya tampak sangat ditakuti oleh mereka berdua.

"Ka-kami, kami hanyalah ... relasi, tidak lebih." Salah satu dari kedua tahanan pun menjawab dengan kepala tertunduk.

"Hmm? Relasi?" gumam Berlin mengangkat dagu pria itu lalu menatapnya tajam tepat di kedua bola matanya. Tahanan tersebut langsung bercucuran keringat ketika ditatap seperti itu. Tatapan yang tajam nan dingin dan menunjukkan keinginan membunuh yang sangat tinggi.

Berlin melepasnya dan kemudian bersandar santai pada dinding ruang interogasi. Menunggu penjelasan dari jawaban yang ia dapatkan.

"Sungguh! Kami tidak berbohong!" sambung rekan dari pria sebelumnya yang menjawab.

"Kami hanya budak yang disuruh-suruh untuk melintasi perbatasan itu," timpalnya kembali memperjelas.

Merasa tidak yakin dan tidak puas dengan jawaban yang didapat. Berlin menghampiri Garwig yang berdiri di pintu masuk ruang interogasi. Kemudian bertanya, "apakah sebelumnya mereka memberikan jawaban yang sama?" tanyanya berbisik.

"Ya, mereka hanya mengulang jawaban, dan jawaban itu tidak berubah," jawab Garwig.

Berlin kembali menghampiri kedua tahanan itu dan kemudian kembali bertanya, "bisakah kalian memberitahukan padaku soal ... struktur dalam kelompok Clone Nostra?"

Sontak pertanyaan tersebut membuat kedua tahanan yang sedang diinterogasinya bingung. Mereka terpaku dan terdiam, bingung harus menjawab apa. Namun mereka harus memberikan jawaban, karena jika tidak mereka merasa akan mati di tangan Berlin pada saat itu juga.

"Kami tidak tahu soal struktur kelompok itu," jawab salah satu dari kedua pria tahanan itu.

"Yang kami tahu hanyalah ... adanya beberapa petinggi, dan ... terdapat sebuah marga di dalamnya," timpal rekan dari pria yang menjawab sebelumnya.

Jawab yang diberikan semakin membuat Berlin tertarik untuk menguliknya lebih dalam soal informasi tersebut. Marga? Sebuah marga keluarga?

"Kau mengatakan 'beberapa' petinggi? Petinggi kelompok itu lebih dari satu atau dua orang?" tanya Berlin.

"Ya, yang kami tahu hanya ada tiga, tetapi itu tidak pasti, karena kami tidak dapat mengetahuinya lebih," jawab tahanan itu.

"Posisi kalian sebagai?" tanya Berlin kembali dengan melangkah mendekati kedua tahanan.

"Seperti yang kami katakan sebelumnya, kami hanyalah relasi, tidak lebih." Jawaban tersebut yang didapat oleh Berlin setelah mengajukan pertanyaan itu.

"Lalu soal marga itu? Apakah kalian sama seperti Mafioso yang juga menggunakan marga?" tanya Berlin.

"Ya, seperti itulah, namun kami berdua tidak tercantum dalam marga yang ada di sana, bahkan nama kami pun masih bersih dari marga yang ada di kelompok itu," jawab salah satu dari dua tahanan itu kembali.

"Mengapa seperti itu?" sahut Berlin sedikit bingung.

"Karena ... kami ... anak baru dalam kelompok itu, dan belum sempat menjalani pengangkatan marga." Jawaban itulah yang didapat.

Berlin melihat tidak ada kebohongan sama sekali dari mata mereka, dan juga gestur mereka berdua ketika memberikan semua jawaban-jawaban itu. Justru malah yang ia lihat hanyalah ketakutan yang sangat menyelimuti diri mereka ketika berhadapan dengan dirinya.

Interogasi pun masih berlangsung dan terus dilanjut sampai Berlin sendiri merasa puas dengan apa yang ia dapatkan. Ruangan interogasi yang dingin itu menjadi saksi atas semua jawaban yang diberikan oleh dua pria tahanan itu.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Sunmei

Sunmei

3 like hadir mampir iya kaka

2023-01-12

1

Lee

Lee

Seru- seru ini thor..
lanjut up lgi..
semanangat yaa..

2022-03-22

1

ittiiiy

ittiiiy

Selamat atas karya barunya, semangat terus🤗

2022-03-22

3

lihat semua
Episodes
1 Pagi yang Indah #1
2 Terlalu Khawatir #2
3 Penjara Federal #3
4 Hasil dari Interogasi #4
5 Berita Perampokan #5
6 Distrik Selatan Kota #6
7 Membayar Informasi #7
8 Bisnis #8
9 Transaksi Ilegal #9
10 "Hanya kau yang bisa" #10
11 Mengingat Pertemuan Pertama #11
12 Akhir Pekan #12
13 Hari yang Sangat Indah #13
14 Tentang Pulau #14
15 Sekelompok Bersenjata #15
16 Apapun Bisa Terjadi #16
17 Teringat Sesuatu Soal Kekacauan #17
18 Mengambil Wilayah #18
19 Sudut Kota #19
20 Orang-orang Gila #20
21 Salah Lawan #21
22 Bisnis Gelap #22
23 Satu Pekan yang Damai #23
24 Anak? #24
25 Bertemu Walikota #25
26 Masalah? #26
27 Kelompok Lain? #27
28 Red Rascals #28
29 Undangan Minum Teh? #29
30 Acara Minum Teh #30
31 Diskusi #31
32 Ada yang Lebih Penting? #32
33 Rencana untuk Pulau La Luna #33
34 Jaket Ungu #34
35 Rencana Dadakan #35
36 "Lah, sudah selesai?" #36
37 Kabar Bahagia. Bukan Rekayasa, 'kan? #37
38 Regu Khusus #38
39 Utara Pulau #39
40 West Entrance #40
41 Tempat yang Indah #41
42 Mencurigakan #42
43 Waktu untuk Sendiri #43
44 Petugas Kebersihan #44
45 Penguntit #45
46 Informasi yang Sangat Menarik #46
47 Mama?! #47
48 Keputusan yang Sulit Jika Diambil Sekarang #48
49 Si Kecil #49
50 Tujuan? #50
51 Distrik Komersial #51
52 Perampokan?! #52
53 Hanya Pengalihan #53
54 Makam Orang Kesayangan #54
55 Rekaman Tragedi Pembunuhan? #55
56 Memasuki Awal Permainan #56
57 Satu Langkah Tertinggal #57
58 Di Balik Bayangan #58
59 Dalang di Balik Tragedi #59
60 Pergerakan? #60
61 Pertemuan Antar Sekutu #61
62 Surat?! #62
63 Aku Ingin Berbicara Beberapa Hal #63
64 Garwig, Matrix, Gencatan Senjata #64
65 Ego #65
66 Apakah Tidak Ada Pilihan Lain? #66
67 Niat Terselubung #67
68 Memilih Orang Kepercayaan #68
69 Apakah Ada yang Kamu Takutkan? #69
70 Keberangkatan #70
71 Jalankan Rencana yang Sudah Ada! #71
72 Detik-detik #72
73 Permainan Dimulai! #73
74 Mundur Sejenak #74
75 Meledak-ledak #75
76 Mereka Penjajah #76
77 Pergerakan Malam #77
78 Malam yang Panjang #78
79 Memanfaatkan Alam #79
80 Sabotase #80
81 Lebih Baik Bersama #81
82 Kalah Jumlah! #82
83 Pengganggu Berhasil Dijauhkan #83
84 Ruang Bawah Tanah #84
85 Amarah, Dendam #85
86 Api #86
87 Panas, Sesak #87
88 Mereka Datang ...! #88
89 Pria Misterius #89
90 Kau ...?! #90
91 Situasi Buruk #91
92 Terima Kasih #92
93 Ini Belum Berakhir #93
94 Saudara? #94
95 Aku Pulang #95
96 Menemanimu, dan Selalu Bersamamu #96
97 Sosok Penting Dalam Rencana #97
98 Membocorkan Semuanya #98
99 Rencana yang Terbaca #99
100 Keinginan Walikota #100
101 Izinkan Aku Untuk Pergi Ke Sana #101
102 Prioritas #102
103 Hajar Mereka Semua! #103
104 Papa Janji! #104
105 Bukanlah Akhir ...! #105
106 Tak Berdaya #106
107 Keberadaan Berlin #107
108 Sebuah Kebenaran #108
109 Sebuah Harapan di Hadapan Jurang Kematian #109
110 Drone #110
111 Tak Takut! #111
112 Pergerakan #112
113 Bertahanlah! #113
114 Dia Adalah Kunci #114
115 Doa dan Harapan #115
116 Pihak Ketiga? #116
117 Siapa Pria Itu?! #117
118 Niat dan Kemauan #118
119 Dua Keuntungan Dalam Posisi yang Terdesak #119
120 Melawan, Melompat, atau Bertahan? #120
121 Incar Para Petinggi #121
122 Berdiam Diri dan Melihat? Itu Bukanlah Diriku! #122
123 Bantuan Tiba-tiba #123
124 Ngomelnya Nanti Saja ...! #124
125 Tangga Kematian #125
126 Bom Bunuh Diri #126
127 Menyerang Dari Titik Buta Musuh #127
128 Tiga Ledakan #128
129 Aliansi Clone Nostra #129
130 Gedung Terkuasai #130
131 Dua Petinggi yang Menghilang #131
132 Apakah Aku Orang yang Sepenting itu?! #132
133 Pulanglah Dengan Selamat ...! #133
134 Kebuntuan? #134
135 Selesaikan Keduanya, Maka Selesai Semuanya ...! #135
136 Yang Mengepung, Kini Terkepung #136
137 Ambisi dan Tujuan #137
138 Tak Terduga #138
139 Memanfaatkan Kesan Buruk yang Sudah Ada #139
140 Akhir CN #140
141 Kekosongan Kekuasaan #141
142 Dibubarkan? #142
143 Aku Pulang #143
144 Ini Bukan Mimpi, 'kan?! #144
145 Papa Baik-baik Saja? #145
146 Tersorot Media #146
147 Kesempatan Untuk Memperbaiki? #147
148 Merindukan Sesuatu? Namun Apa? #148
149 Ikan #149
150 Keluarga Kecil #150
151 Menjual Koleksi #151
152 Kediaman yang Hancur, Biaya #152
153 Diburu Wartawan #153
154 Nostalgia #154
155 Kedamaian Hati #155
156 Diterima #156
157 Penyesalan #157
158 Ramai Anak-anak #158
159 Alasan #159
160 Pesta Kecil yang Meriah #160
161 Sedikit Berbincang #161
162 Pertemuan di Sudut Kota #162
163 Pemulihan Situasi #163
164 Dokumen yang Diperlukan #164
165 Merencanakan, Mempersiapkan #165
166 Menyiapkan yang Diperlukan #166
167 Perjalanan #167
168 Nyinyir #168
169 Bersih #169
170 Momen Tidak Tepat! #170
171 Jalan-jalan #171
172 Banyak yg Harus Ditaati #172
173 Tunduk dan Patuh? #173
174 Mengkhianati Pendirian Demi Uang? #174
175 Satu Pekan Berlalu #175
176 Pro dan Kontra #176
177 Ashgard #177
178 Prosedur Pengamanan #178
179 Lokasi Sudah Diberikan #179
180 Markas Baru Ashgard #180
181 Fasilitas dan Jaminan #181
182 Jadwal Bertugas #182
183 Memikirkan Berbagai Kemungkinan #183
184 Tiga Hari Persiapan #184
185 Berkas Tugas #185
186 Hitam di Atas Putih #186
187 Bulan Ketujuh #187
188 Hari Pertama Persiapan #188
189 Terbagi #189
190 Dua Wilayah Berbeda #190
191 Pistol Perak #191
192 Tamu #192
193 Peran Untukmu #193
194 Pelabuhan #194
195 Kau Tetap Keluargaku #195
196 Tanda Tangan Kontrak #196
197 Kontra #197
198 Maaf, Aku Merahasiakannya #198
199 Hari Kedua Persiapan #199
200 Sedikit ... Masalah #200
201 Buku Informasi #201
202 Si Kecil Aktif Sekali #202
203 Hanya Kau yang Bisa Kami Andalkan #203
204 Selesai Periksa #204
205 Buku Catatan #205
206 Kerjasama yang Diperlukan #206
207 Pertemuan Mendadak #207
208 Tidak Perlu Mengubah, Cukup Menambah #208
209 Hanya Ancaman Ringan #209
210 Pantauan Kamera Pengawas Tengah Malam #210
211 Bola Basket #211
212 Bersantai Sedikit Lagi #212
213 Bola Basket #213
214 Nama Baru yang Muncul #214
215 Pertandingan Di Hari Terakhir Persiapan #215
216 Jawaban Dari Pertanyaan Sebelumnya #216
217 Alasan, Tujuan, dan Hadiah Sebenarnya #217
218 Tidak Bisa Tidur #218
219 Deras #219
220 Tugas, Risiko, Tanggung Jawab #220
221 Take Command #221
222 Terbagi Empat Tim #222
223 Telah Siap Di Posisi #223
224 Ambisi dan Ego #224
225 Terkendali, Untuk Saat ini #225
226 Memasuki Empat Wilayah #226
227 Sebuah Pola #227
228 Pengacau Rencana? #228
229 Rencana #229
230 Terliput #230
231 Siap Sergap #231
232 Putih, Ungu #232
233 Serius Dengan Rencana Ini? #233
234 Clone Nostra dan Cassano?! #234
235 Kacau, Amarah, Hasrat #235
236 Pihak Keempat #236
237 Merah, Ungu, Putih #237
238 Posisi yang Diuntungkan! #238
239 Serangan Dari Arah Lain #239
240 Kelompok Pertama Selesai #240
241 Bantuan Dari Siapa?! #241
242 Biarkan Mereka Sejenak #242
243 Situasi Tenang #243
244 Situasi Terambil Alih #244
245 Keputusan Persidangan #245
246 Gerimis Tenang #246
247 Tugas Selesai. #247
248 Bayaran yang Sepadan Dengan Risiko #248
249 Menjadi Pertanyaan Publik #249
250 Asumsi Publik #250
251 Menenggelamkan Pemberitaan #251
252 Hari Berikutnya #252
253 Kenangan #253
254 Kasus Terselesaikan (END) #254
255 Bonus Chapter
Episodes

Updated 255 Episodes

1
Pagi yang Indah #1
2
Terlalu Khawatir #2
3
Penjara Federal #3
4
Hasil dari Interogasi #4
5
Berita Perampokan #5
6
Distrik Selatan Kota #6
7
Membayar Informasi #7
8
Bisnis #8
9
Transaksi Ilegal #9
10
"Hanya kau yang bisa" #10
11
Mengingat Pertemuan Pertama #11
12
Akhir Pekan #12
13
Hari yang Sangat Indah #13
14
Tentang Pulau #14
15
Sekelompok Bersenjata #15
16
Apapun Bisa Terjadi #16
17
Teringat Sesuatu Soal Kekacauan #17
18
Mengambil Wilayah #18
19
Sudut Kota #19
20
Orang-orang Gila #20
21
Salah Lawan #21
22
Bisnis Gelap #22
23
Satu Pekan yang Damai #23
24
Anak? #24
25
Bertemu Walikota #25
26
Masalah? #26
27
Kelompok Lain? #27
28
Red Rascals #28
29
Undangan Minum Teh? #29
30
Acara Minum Teh #30
31
Diskusi #31
32
Ada yang Lebih Penting? #32
33
Rencana untuk Pulau La Luna #33
34
Jaket Ungu #34
35
Rencana Dadakan #35
36
"Lah, sudah selesai?" #36
37
Kabar Bahagia. Bukan Rekayasa, 'kan? #37
38
Regu Khusus #38
39
Utara Pulau #39
40
West Entrance #40
41
Tempat yang Indah #41
42
Mencurigakan #42
43
Waktu untuk Sendiri #43
44
Petugas Kebersihan #44
45
Penguntit #45
46
Informasi yang Sangat Menarik #46
47
Mama?! #47
48
Keputusan yang Sulit Jika Diambil Sekarang #48
49
Si Kecil #49
50
Tujuan? #50
51
Distrik Komersial #51
52
Perampokan?! #52
53
Hanya Pengalihan #53
54
Makam Orang Kesayangan #54
55
Rekaman Tragedi Pembunuhan? #55
56
Memasuki Awal Permainan #56
57
Satu Langkah Tertinggal #57
58
Di Balik Bayangan #58
59
Dalang di Balik Tragedi #59
60
Pergerakan? #60
61
Pertemuan Antar Sekutu #61
62
Surat?! #62
63
Aku Ingin Berbicara Beberapa Hal #63
64
Garwig, Matrix, Gencatan Senjata #64
65
Ego #65
66
Apakah Tidak Ada Pilihan Lain? #66
67
Niat Terselubung #67
68
Memilih Orang Kepercayaan #68
69
Apakah Ada yang Kamu Takutkan? #69
70
Keberangkatan #70
71
Jalankan Rencana yang Sudah Ada! #71
72
Detik-detik #72
73
Permainan Dimulai! #73
74
Mundur Sejenak #74
75
Meledak-ledak #75
76
Mereka Penjajah #76
77
Pergerakan Malam #77
78
Malam yang Panjang #78
79
Memanfaatkan Alam #79
80
Sabotase #80
81
Lebih Baik Bersama #81
82
Kalah Jumlah! #82
83
Pengganggu Berhasil Dijauhkan #83
84
Ruang Bawah Tanah #84
85
Amarah, Dendam #85
86
Api #86
87
Panas, Sesak #87
88
Mereka Datang ...! #88
89
Pria Misterius #89
90
Kau ...?! #90
91
Situasi Buruk #91
92
Terima Kasih #92
93
Ini Belum Berakhir #93
94
Saudara? #94
95
Aku Pulang #95
96
Menemanimu, dan Selalu Bersamamu #96
97
Sosok Penting Dalam Rencana #97
98
Membocorkan Semuanya #98
99
Rencana yang Terbaca #99
100
Keinginan Walikota #100
101
Izinkan Aku Untuk Pergi Ke Sana #101
102
Prioritas #102
103
Hajar Mereka Semua! #103
104
Papa Janji! #104
105
Bukanlah Akhir ...! #105
106
Tak Berdaya #106
107
Keberadaan Berlin #107
108
Sebuah Kebenaran #108
109
Sebuah Harapan di Hadapan Jurang Kematian #109
110
Drone #110
111
Tak Takut! #111
112
Pergerakan #112
113
Bertahanlah! #113
114
Dia Adalah Kunci #114
115
Doa dan Harapan #115
116
Pihak Ketiga? #116
117
Siapa Pria Itu?! #117
118
Niat dan Kemauan #118
119
Dua Keuntungan Dalam Posisi yang Terdesak #119
120
Melawan, Melompat, atau Bertahan? #120
121
Incar Para Petinggi #121
122
Berdiam Diri dan Melihat? Itu Bukanlah Diriku! #122
123
Bantuan Tiba-tiba #123
124
Ngomelnya Nanti Saja ...! #124
125
Tangga Kematian #125
126
Bom Bunuh Diri #126
127
Menyerang Dari Titik Buta Musuh #127
128
Tiga Ledakan #128
129
Aliansi Clone Nostra #129
130
Gedung Terkuasai #130
131
Dua Petinggi yang Menghilang #131
132
Apakah Aku Orang yang Sepenting itu?! #132
133
Pulanglah Dengan Selamat ...! #133
134
Kebuntuan? #134
135
Selesaikan Keduanya, Maka Selesai Semuanya ...! #135
136
Yang Mengepung, Kini Terkepung #136
137
Ambisi dan Tujuan #137
138
Tak Terduga #138
139
Memanfaatkan Kesan Buruk yang Sudah Ada #139
140
Akhir CN #140
141
Kekosongan Kekuasaan #141
142
Dibubarkan? #142
143
Aku Pulang #143
144
Ini Bukan Mimpi, 'kan?! #144
145
Papa Baik-baik Saja? #145
146
Tersorot Media #146
147
Kesempatan Untuk Memperbaiki? #147
148
Merindukan Sesuatu? Namun Apa? #148
149
Ikan #149
150
Keluarga Kecil #150
151
Menjual Koleksi #151
152
Kediaman yang Hancur, Biaya #152
153
Diburu Wartawan #153
154
Nostalgia #154
155
Kedamaian Hati #155
156
Diterima #156
157
Penyesalan #157
158
Ramai Anak-anak #158
159
Alasan #159
160
Pesta Kecil yang Meriah #160
161
Sedikit Berbincang #161
162
Pertemuan di Sudut Kota #162
163
Pemulihan Situasi #163
164
Dokumen yang Diperlukan #164
165
Merencanakan, Mempersiapkan #165
166
Menyiapkan yang Diperlukan #166
167
Perjalanan #167
168
Nyinyir #168
169
Bersih #169
170
Momen Tidak Tepat! #170
171
Jalan-jalan #171
172
Banyak yg Harus Ditaati #172
173
Tunduk dan Patuh? #173
174
Mengkhianati Pendirian Demi Uang? #174
175
Satu Pekan Berlalu #175
176
Pro dan Kontra #176
177
Ashgard #177
178
Prosedur Pengamanan #178
179
Lokasi Sudah Diberikan #179
180
Markas Baru Ashgard #180
181
Fasilitas dan Jaminan #181
182
Jadwal Bertugas #182
183
Memikirkan Berbagai Kemungkinan #183
184
Tiga Hari Persiapan #184
185
Berkas Tugas #185
186
Hitam di Atas Putih #186
187
Bulan Ketujuh #187
188
Hari Pertama Persiapan #188
189
Terbagi #189
190
Dua Wilayah Berbeda #190
191
Pistol Perak #191
192
Tamu #192
193
Peran Untukmu #193
194
Pelabuhan #194
195
Kau Tetap Keluargaku #195
196
Tanda Tangan Kontrak #196
197
Kontra #197
198
Maaf, Aku Merahasiakannya #198
199
Hari Kedua Persiapan #199
200
Sedikit ... Masalah #200
201
Buku Informasi #201
202
Si Kecil Aktif Sekali #202
203
Hanya Kau yang Bisa Kami Andalkan #203
204
Selesai Periksa #204
205
Buku Catatan #205
206
Kerjasama yang Diperlukan #206
207
Pertemuan Mendadak #207
208
Tidak Perlu Mengubah, Cukup Menambah #208
209
Hanya Ancaman Ringan #209
210
Pantauan Kamera Pengawas Tengah Malam #210
211
Bola Basket #211
212
Bersantai Sedikit Lagi #212
213
Bola Basket #213
214
Nama Baru yang Muncul #214
215
Pertandingan Di Hari Terakhir Persiapan #215
216
Jawaban Dari Pertanyaan Sebelumnya #216
217
Alasan, Tujuan, dan Hadiah Sebenarnya #217
218
Tidak Bisa Tidur #218
219
Deras #219
220
Tugas, Risiko, Tanggung Jawab #220
221
Take Command #221
222
Terbagi Empat Tim #222
223
Telah Siap Di Posisi #223
224
Ambisi dan Ego #224
225
Terkendali, Untuk Saat ini #225
226
Memasuki Empat Wilayah #226
227
Sebuah Pola #227
228
Pengacau Rencana? #228
229
Rencana #229
230
Terliput #230
231
Siap Sergap #231
232
Putih, Ungu #232
233
Serius Dengan Rencana Ini? #233
234
Clone Nostra dan Cassano?! #234
235
Kacau, Amarah, Hasrat #235
236
Pihak Keempat #236
237
Merah, Ungu, Putih #237
238
Posisi yang Diuntungkan! #238
239
Serangan Dari Arah Lain #239
240
Kelompok Pertama Selesai #240
241
Bantuan Dari Siapa?! #241
242
Biarkan Mereka Sejenak #242
243
Situasi Tenang #243
244
Situasi Terambil Alih #244
245
Keputusan Persidangan #245
246
Gerimis Tenang #246
247
Tugas Selesai. #247
248
Bayaran yang Sepadan Dengan Risiko #248
249
Menjadi Pertanyaan Publik #249
250
Asumsi Publik #250
251
Menenggelamkan Pemberitaan #251
252
Hari Berikutnya #252
253
Kenangan #253
254
Kasus Terselesaikan (END) #254
255
Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!