Terlalu Khawatir #2

Setelah mendengar informasi tentang pengejaran pelaku perampokan mini market. Berlin merasa sedikit curiga setelah mengetahui informasi tentang mobil yang dipakai oleh pelaku. Namun dirinya tidak ingin terlalu pusing untuk memikirkan hal tersebut, karena itu sudah menjadi tugas polisi untuk mengurusnya.

"Bagaimana dengan regu kita di distrik barat?" tanya Berlin duduk santai di sofa kepada dua orang kepercayaannya.

"Mereka berada di sana dari semalam sampai pagi ini, dan informasi yang didapat hanyalah ... distrik barat terpantau ramai namun tidak terlihat orang-orang dari Clone Nostra." Kimmy kembali menjawab pertanyaan tersebut.

"Siapa saja yang berada di sana?" tanya Berlin kembali.

"Asep, Kent, Vhalen, Salva, dan Rony. Mereka berlima," Adam menjawabnya.

"Panggil mereka berlima untuk kembali!" pinta Berlin kepada Adam.

Adam pun langsung menuruti perintah tersebut, dan memanggil kelima rekannya itu untuk kembali ke markas melalui radio komunikasi miliknya.

"Kim, bisakah aku melihat semua data-data tentang informasi yang kita kumpulkan belakangan ini, dan yang bersangkutan dengan Clone Nostra?" ucap Berlin beranjak dari sofa.

"Tentu, sebentar," jawab Kimmy lalu berjalan menuju ke loker penyimpanan data penting.

"Aku tunggu di ruangan ku," ucap Berlin lalu berjalan menaiki tangga menuju ke ruangannya yang berada di lantai dua.

...

Ketika berjalan memasuki ruangannya. Berlin menyalakan pendingin ruangan yang ada, dan lalu duduk di kursinya. Di atas meja kerjanya tampak terdapat sebuah foto pernikahannya dengan Nadia, dan beberapa dokumen yang berisikan catatan-catatan penting untuk Ashgard.

Ketika ia memandangi foto tersebut. Suara ketukan pintu pun terdengar, dan itu adalah Kimmy datang dengan membawa apa yang Berlin minta.

Kimmy berjalan menghampiri Berlin dan memberikan dua buah buku catatan, buku berwarna biru dan merah, beserta beberapa lampiran yang berisikan kasus-kasus kejahatan sebelumnya.

"Biru untuk semua informasi yang kita dapat secara keseluruhan, baik yang bersangkutan dengan Clone Nostra ataupun tidak."

"Sedangkan merah untuk semua yang bersangkutan dengan Clone Nostra. Namun, informasi yang ada di catatan ini masih sangat minim."

"Terima kasih sudah merangkumnya," sahut Berlin lalu memeriksa satu-persatu semua itu.

Kimmy menundukkan kepalanya dan hendak berjalan pergi dari ruangan tersebut. Namun tiba-tiba Berlin menghentikan langkahnya dengan berkata, "tunggu! jangan pergi terlebih dahulu!" pintanya.

Kimmy sedikit terkejut. Ia menoleh dan kembali berdiri di hadapan Berlin. Di saat yang bersamaan, Adam mengetuk pintu ruangan yang terbuka itu dan mengatakan, "mereka sudah kembali, Bos."

"Pas sekali kau ada di sini," cetus Berlin melihat kehadiran Adam di waktu yang tepat.

"Pas?" gumam Kimmy bingung.

"Adam, bisakah kau ajak Asep ke sini?" tanya Berlin.

"Oh? Baiklah," jawab Adam lalu berjalan pergi.

Tak perlu bagi Berlin menunggu waktu lama, ketiga orang kepercayaannya itu langsung berkumpul di ruangannya. Ketiga rekannya itu tampak bingung mengapa mereka dikumpulkan.

"Maaf mengumpulkan kalian di sini secara tiba-tiba," ucap Berlin kepada tiga rekannya yang kini hadir berdiri di hadapannya.

"Tidak masalah, bos," sahut Adam mewakili kedua rekannya.

Berhubung ketiga rekannya sudah berkumpul tepat di hadapannya. Berlin pun langsung berbicara pada inti pembicaraan yang ingin ia bahas.

"Sep, laporan?" tanya Berlin menatap serius rekannya.

Asep pun memberikan laporannya mengenai tugas yang ia dapatkan sebelumnya, yaitu untuk pergi ke distrik barat. Dalam laporannya, ia sama sekali tidak menyebutkan adanya informasi-informasi penting mengenai sindikat Clone Nostra.

"Hanya itu?" tanya Berlin setelah mendengarkan laporan dari mulut Asep langsung.

"Iya, bos. Hanya itu, sejak dini hari hingga kini, kami belum mendapat informasi penting mengenai mereka," jawab Asep sedikit menundukkan kepalanya, dan tampak kecewa dengan hasil kerja kerasnya sendiri.

"Baiklah, tidak apa," ucap Berlin dan cukup membuat Asep merasa sedikit tenang.

Berlin tampak menghela napas panjang dan cukup berat. "Baik, soal mengapa kalian dikumpulkan di sini secara tiba-tiba. Itu karena aku hanya ingin memberitahu, kalau nanti tepat pukul empat sore, aku akan pergi ke Penjara Federal."

Apa yang dikatakan oleh Berlin sontak membuat ketiga rekannya terkejut. Penjara Federal? Apa alasan Berlin untuk ke sana?

"Bos, apa terjadi sesuatu?" tanya Adam.

"Ngapain ke sana?" tanya Kimmy khawatir.

"Apakah ada sesuatu yang penting?" tanya Asep.

Berlin terkekeh kecil melihat ekspresi ketiga rekannya yang kebingungan dan mencemaskan dirinya itu. "Dengar, aku belum selesai berbicara," ucapnya.

"Akhirnya ... aku mendapat akses untuk menemui dua narapidana Clone Nostra itu, dan aku memerlukan bantuan kalian bertiga untuk mendampingi ku nanti," lanjutnya.

"Oh, ya ampun, ku kira ada masalah," cetus Kimmy tampak menghela napas lega.

"Lalu apa yang harus kami lakukan selama mendampingi mu?" Adam bertanya dengan tajam menatap Berlin.

Berlin menatap sangat serius ketiga rekannya, dan kemudian berkata, "cukup dampingi ku saja, dan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, maka kalian harus melakukan apa yang harus kalian lakukan!"

.

~

.

Pukul 12:00 siang.

Kantor Polisi Pusat.

Berada di ruang atasan yang terasa dingin oleh pendingin ruangan di sana. Netty datang menghampiri Prawira di ruangan tersebut.

"Bagaimana tentang pengejaran pelaku perampokan tadi?" tanya Prawira yang duduk di kursi miliknya.

"Anggota sempat beberapa kali kewalahan saat mengejar pelaku, lantaran mobil yang dikendarai pelaku termasuk ke dalam mobil kencang. Namun beruntung, pelaku masih bisa diamankan. Titik akhir pengejaran dan pengamanan pelaku berada di pintu masuk tol kota."

Dengan berdiri di depan Prawira. Netty menjawab pertanyaan Prawira sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Tidak ada kesalahan dan kekurangan dalam penyampaian informasinya.

"Senjata? Apakah pelaku membawa senjata?" tanya Prawira kembali.

"Tidak," jawab Netty menggelengkan kepalanya.

"Baik, perdalam terus pelaku tersebut!" pinta Prawira.

"Baik," jawab Netty lalu memberikan hormatnya sebelum dirinya pergi meninggalkan ruangan.

Namun ketika Netty hendak pergi dari ruangan tersebut. Prawira menghentikan langkahnya dengan berkata, "bisakah kau tinggal sebentar? Aku ingin berbicara denganmu."

Mendengar hal tersebut. Netty pun menghentikan langkah dan niatnya yang hendak membuka pintu ruangan untuk pergi. Dirinya kembali ke hadapan Prawira yang tampak cukup lelah, dan sedikit menyimpan kekhawatiran jika dilihat dari raut wajahnya.

"Duduklah!" pinta Prawira.

Netty pun duduk di sebuah sofa sudut ruangan tersebut, sesuai dengan apa yang Prawira minta.

"Apa yang ingin anda bicarakan?" tanya Netty dengan sikap formalnya.

Prawira tersenyum tipis dan berkata, "jangan menggunakan sikap formal seperti itu! Aku ingin berbicara denganmu seperti biasanya."

"Apakah tidak apa-apa? Pak, kita sedang mengenakan seragam dinas, dan anda tahu aturannya, bukan?" sahut Netty sedikit ragu untuk menuruti permintaan Prawira.

Prawira beranjak dari kursinya dan berkata, "ya, aku tahu itu, dan akulah atasan yang membuat peraturan itu di sini," jawabnya dengan lugas seraya berjalan mendekati Netty lalu duduk di sampingnya.

"Namun untuk kali ini, mungkin ... aku sedang membutuhkan sikapmu ketika kita berada di rumah, sikapmu seperti biasanya," lanjut Prawira menatap Netty lalu menundukkan pandangannya.

Netty dapat memahaminya. Ia tersenyum dan mengatakan, "baiklah, apa yang ingin kamu bicarakan?" ucapnya dengan penuh kelembutan dalam sikap berbicaranya.

Prawira kembali memandang Netty dengan pandangan lega karena sikap berbicara itu. Dirinya langsung mengeluarkan semua yang mengganggu pikirannya kala ini.

"Entah mengapa, aku mencemaskan Berlin."

Apa yang dikatakan Prawira itu dapat dipahami oleh Netty. Belum selesai sampai situ. Prawira kembali berbicara.

"Dengan Clone Nostra yang tiga bulan lalu sempat mengancamnya, dan kini mereka sulit sekali dicari informasi keberadaannya. Itu membuatku kepikiran."

"Apa yang harus aku lakukan? Aku merasa tidak berguna sebagai orang yang pernah menjadi penanggung jawabnya sejak umur 10 tahun."

Prawira mengatakan semua itu kepada Netty yang tampak setia menjadi pendengarnya di kala seperti ini. Setelah semuanya selesai didengar oleh Netty. Ia pun mulai berbicara untuk membuat Prawira bisa sedikit lebih tenang dari semua pikirannya itu.

"Dengar, dia kini sudah dewasa, bahkan kini dia sudah berkeluarga. Jadi kamu tidak perlu begitu mencemaskannya ...! Dia bukan lagi bocah laki-laki, sayang," ucap Netty seraya menatap lembut lelaki yang ada di hadapannya itu.

"Lagipula ... seperti yang kita ketahui, dia memiliki teman-teman yang sangat solid, bahkan kerja sama tim mereka bisa dibilang di atas rata-rata. Kepolisian saja sempat dibuat malu dan iri dengan kinerja tim mereka ... Ashgard. Jadi kamu tidak perlu terlalu khawatir soalnya," lanjutnya seraya sedikit membuang pandangannya dari Prawira ketika berbicara demikian.

Prawira terdiam sejenak mendengar semua yang dikatakan oleh Netty. "Ya, apa yang kau katakan itu memang ada benarnya," gumamnya.

Netty tersenyum ketika melihat kalau kini Prawira sudah baik-baik saja setelah terlalu mengkhawatirkan hal-hal itu. "Baiklah, saatnya aku kembali bertugas, tidak baik juga jika harus membuang waktu di tengah kita bertugas," ucapnya beranjak dari sofa tersebut.

Ketika ia beranjak dari sofa. Tiba-tiba saja Prawira menggenggam salah satu tangannya, menatapnya, dan mengatakan, "terima kasih," seraya mengulas senyum.

Netty hanya tersenyum dan berkata, "aku hanya berusaha untuk menjadi istri yang baik untukmu."

"Panggil saja aku jika kamu membutuhkan ku," lanjut Netty seraya mengulas senyumnya, lalu berjalan pergi dari ruangan tersebut.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Irma Kirana

Irma Kirana

aku baru mampir nih🤧🤧🤧 maaf ya telat kak

2022-07-31

1

Yukity

Yukity

Kalau aku terlalu khawatir bila telat mengikuti karya mu Thor...

Semangaat🆙😍

2022-03-22

1

Lee

Lee

Langsung difavorit kak..
semangat update lg yaa

2022-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 Pagi yang Indah #1
2 Terlalu Khawatir #2
3 Penjara Federal #3
4 Hasil dari Interogasi #4
5 Berita Perampokan #5
6 Distrik Selatan Kota #6
7 Membayar Informasi #7
8 Bisnis #8
9 Transaksi Ilegal #9
10 "Hanya kau yang bisa" #10
11 Mengingat Pertemuan Pertama #11
12 Akhir Pekan #12
13 Hari yang Sangat Indah #13
14 Tentang Pulau #14
15 Sekelompok Bersenjata #15
16 Apapun Bisa Terjadi #16
17 Teringat Sesuatu Soal Kekacauan #17
18 Mengambil Wilayah #18
19 Sudut Kota #19
20 Orang-orang Gila #20
21 Salah Lawan #21
22 Bisnis Gelap #22
23 Satu Pekan yang Damai #23
24 Anak? #24
25 Bertemu Walikota #25
26 Masalah? #26
27 Kelompok Lain? #27
28 Red Rascals #28
29 Undangan Minum Teh? #29
30 Acara Minum Teh #30
31 Diskusi #31
32 Ada yang Lebih Penting? #32
33 Rencana untuk Pulau La Luna #33
34 Jaket Ungu #34
35 Rencana Dadakan #35
36 "Lah, sudah selesai?" #36
37 Kabar Bahagia. Bukan Rekayasa, 'kan? #37
38 Regu Khusus #38
39 Utara Pulau #39
40 West Entrance #40
41 Tempat yang Indah #41
42 Mencurigakan #42
43 Waktu untuk Sendiri #43
44 Petugas Kebersihan #44
45 Penguntit #45
46 Informasi yang Sangat Menarik #46
47 Mama?! #47
48 Keputusan yang Sulit Jika Diambil Sekarang #48
49 Si Kecil #49
50 Tujuan? #50
51 Distrik Komersial #51
52 Perampokan?! #52
53 Hanya Pengalihan #53
54 Makam Orang Kesayangan #54
55 Rekaman Tragedi Pembunuhan? #55
56 Memasuki Awal Permainan #56
57 Satu Langkah Tertinggal #57
58 Di Balik Bayangan #58
59 Dalang di Balik Tragedi #59
60 Pergerakan? #60
61 Pertemuan Antar Sekutu #61
62 Surat?! #62
63 Aku Ingin Berbicara Beberapa Hal #63
64 Garwig, Matrix, Gencatan Senjata #64
65 Ego #65
66 Apakah Tidak Ada Pilihan Lain? #66
67 Niat Terselubung #67
68 Memilih Orang Kepercayaan #68
69 Apakah Ada yang Kamu Takutkan? #69
70 Keberangkatan #70
71 Jalankan Rencana yang Sudah Ada! #71
72 Detik-detik #72
73 Permainan Dimulai! #73
74 Mundur Sejenak #74
75 Meledak-ledak #75
76 Mereka Penjajah #76
77 Pergerakan Malam #77
78 Malam yang Panjang #78
79 Memanfaatkan Alam #79
80 Sabotase #80
81 Lebih Baik Bersama #81
82 Kalah Jumlah! #82
83 Pengganggu Berhasil Dijauhkan #83
84 Ruang Bawah Tanah #84
85 Amarah, Dendam #85
86 Api #86
87 Panas, Sesak #87
88 Mereka Datang ...! #88
89 Pria Misterius #89
90 Kau ...?! #90
91 Situasi Buruk #91
92 Terima Kasih #92
93 Ini Belum Berakhir #93
94 Saudara? #94
95 Aku Pulang #95
96 Menemanimu, dan Selalu Bersamamu #96
97 Sosok Penting Dalam Rencana #97
98 Membocorkan Semuanya #98
99 Rencana yang Terbaca #99
100 Keinginan Walikota #100
101 Izinkan Aku Untuk Pergi Ke Sana #101
102 Prioritas #102
103 Hajar Mereka Semua! #103
104 Papa Janji! #104
105 Bukanlah Akhir ...! #105
106 Tak Berdaya #106
107 Keberadaan Berlin #107
108 Sebuah Kebenaran #108
109 Sebuah Harapan di Hadapan Jurang Kematian #109
110 Drone #110
111 Tak Takut! #111
112 Pergerakan #112
113 Bertahanlah! #113
114 Dia Adalah Kunci #114
115 Doa dan Harapan #115
116 Pihak Ketiga? #116
117 Siapa Pria Itu?! #117
118 Niat dan Kemauan #118
119 Dua Keuntungan Dalam Posisi yang Terdesak #119
120 Melawan, Melompat, atau Bertahan? #120
121 Incar Para Petinggi #121
122 Berdiam Diri dan Melihat? Itu Bukanlah Diriku! #122
123 Bantuan Tiba-tiba #123
124 Ngomelnya Nanti Saja ...! #124
125 Tangga Kematian #125
126 Bom Bunuh Diri #126
127 Menyerang Dari Titik Buta Musuh #127
128 Tiga Ledakan #128
129 Aliansi Clone Nostra #129
130 Gedung Terkuasai #130
131 Dua Petinggi yang Menghilang #131
132 Apakah Aku Orang yang Sepenting itu?! #132
133 Pulanglah Dengan Selamat ...! #133
134 Kebuntuan? #134
135 Selesaikan Keduanya, Maka Selesai Semuanya ...! #135
136 Yang Mengepung, Kini Terkepung #136
137 Ambisi dan Tujuan #137
138 Tak Terduga #138
139 Memanfaatkan Kesan Buruk yang Sudah Ada #139
140 Akhir CN #140
141 Kekosongan Kekuasaan #141
142 Dibubarkan? #142
143 Aku Pulang #143
144 Ini Bukan Mimpi, 'kan?! #144
145 Papa Baik-baik Saja? #145
146 Tersorot Media #146
147 Kesempatan Untuk Memperbaiki? #147
148 Merindukan Sesuatu? Namun Apa? #148
149 Ikan #149
150 Keluarga Kecil #150
151 Menjual Koleksi #151
152 Kediaman yang Hancur, Biaya #152
153 Diburu Wartawan #153
154 Nostalgia #154
155 Kedamaian Hati #155
156 Diterima #156
157 Penyesalan #157
158 Ramai Anak-anak #158
159 Alasan #159
160 Pesta Kecil yang Meriah #160
161 Sedikit Berbincang #161
162 Pertemuan di Sudut Kota #162
163 Pemulihan Situasi #163
164 Dokumen yang Diperlukan #164
165 Merencanakan, Mempersiapkan #165
166 Menyiapkan yang Diperlukan #166
167 Perjalanan #167
168 Nyinyir #168
169 Bersih #169
170 Momen Tidak Tepat! #170
171 Jalan-jalan #171
172 Banyak yg Harus Ditaati #172
173 Tunduk dan Patuh? #173
174 Mengkhianati Pendirian Demi Uang? #174
175 Satu Pekan Berlalu #175
176 Pro dan Kontra #176
177 Ashgard #177
178 Prosedur Pengamanan #178
179 Lokasi Sudah Diberikan #179
180 Markas Baru Ashgard #180
181 Fasilitas dan Jaminan #181
182 Jadwal Bertugas #182
183 Memikirkan Berbagai Kemungkinan #183
184 Tiga Hari Persiapan #184
185 Berkas Tugas #185
186 Hitam di Atas Putih #186
187 Bulan Ketujuh #187
188 Hari Pertama Persiapan #188
189 Terbagi #189
190 Dua Wilayah Berbeda #190
191 Pistol Perak #191
192 Tamu #192
193 Peran Untukmu #193
194 Pelabuhan #194
195 Kau Tetap Keluargaku #195
196 Tanda Tangan Kontrak #196
197 Kontra #197
198 Maaf, Aku Merahasiakannya #198
199 Hari Kedua Persiapan #199
200 Sedikit ... Masalah #200
201 Buku Informasi #201
202 Si Kecil Aktif Sekali #202
203 Hanya Kau yang Bisa Kami Andalkan #203
204 Selesai Periksa #204
205 Buku Catatan #205
206 Kerjasama yang Diperlukan #206
207 Pertemuan Mendadak #207
208 Tidak Perlu Mengubah, Cukup Menambah #208
209 Hanya Ancaman Ringan #209
210 Pantauan Kamera Pengawas Tengah Malam #210
211 Bola Basket #211
212 Bersantai Sedikit Lagi #212
213 Bola Basket #213
214 Nama Baru yang Muncul #214
215 Pertandingan Di Hari Terakhir Persiapan #215
216 Jawaban Dari Pertanyaan Sebelumnya #216
217 Alasan, Tujuan, dan Hadiah Sebenarnya #217
218 Tidak Bisa Tidur #218
219 Deras #219
220 Tugas, Risiko, Tanggung Jawab #220
221 Take Command #221
222 Terbagi Empat Tim #222
223 Telah Siap Di Posisi #223
224 Ambisi dan Ego #224
225 Terkendali, Untuk Saat ini #225
226 Memasuki Empat Wilayah #226
227 Sebuah Pola #227
228 Pengacau Rencana? #228
229 Rencana #229
230 Terliput #230
231 Siap Sergap #231
232 Putih, Ungu #232
233 Serius Dengan Rencana Ini? #233
234 Clone Nostra dan Cassano?! #234
235 Kacau, Amarah, Hasrat #235
236 Pihak Keempat #236
237 Merah, Ungu, Putih #237
238 Posisi yang Diuntungkan! #238
239 Serangan Dari Arah Lain #239
240 Kelompok Pertama Selesai #240
241 Bantuan Dari Siapa?! #241
242 Biarkan Mereka Sejenak #242
243 Situasi Tenang #243
244 Situasi Terambil Alih #244
245 Keputusan Persidangan #245
246 Gerimis Tenang #246
247 Tugas Selesai. #247
248 Bayaran yang Sepadan Dengan Risiko #248
249 Menjadi Pertanyaan Publik #249
250 Asumsi Publik #250
251 Menenggelamkan Pemberitaan #251
252 Hari Berikutnya #252
253 Kenangan #253
254 Kasus Terselesaikan (END) #254
255 Bonus Chapter
Episodes

Updated 255 Episodes

1
Pagi yang Indah #1
2
Terlalu Khawatir #2
3
Penjara Federal #3
4
Hasil dari Interogasi #4
5
Berita Perampokan #5
6
Distrik Selatan Kota #6
7
Membayar Informasi #7
8
Bisnis #8
9
Transaksi Ilegal #9
10
"Hanya kau yang bisa" #10
11
Mengingat Pertemuan Pertama #11
12
Akhir Pekan #12
13
Hari yang Sangat Indah #13
14
Tentang Pulau #14
15
Sekelompok Bersenjata #15
16
Apapun Bisa Terjadi #16
17
Teringat Sesuatu Soal Kekacauan #17
18
Mengambil Wilayah #18
19
Sudut Kota #19
20
Orang-orang Gila #20
21
Salah Lawan #21
22
Bisnis Gelap #22
23
Satu Pekan yang Damai #23
24
Anak? #24
25
Bertemu Walikota #25
26
Masalah? #26
27
Kelompok Lain? #27
28
Red Rascals #28
29
Undangan Minum Teh? #29
30
Acara Minum Teh #30
31
Diskusi #31
32
Ada yang Lebih Penting? #32
33
Rencana untuk Pulau La Luna #33
34
Jaket Ungu #34
35
Rencana Dadakan #35
36
"Lah, sudah selesai?" #36
37
Kabar Bahagia. Bukan Rekayasa, 'kan? #37
38
Regu Khusus #38
39
Utara Pulau #39
40
West Entrance #40
41
Tempat yang Indah #41
42
Mencurigakan #42
43
Waktu untuk Sendiri #43
44
Petugas Kebersihan #44
45
Penguntit #45
46
Informasi yang Sangat Menarik #46
47
Mama?! #47
48
Keputusan yang Sulit Jika Diambil Sekarang #48
49
Si Kecil #49
50
Tujuan? #50
51
Distrik Komersial #51
52
Perampokan?! #52
53
Hanya Pengalihan #53
54
Makam Orang Kesayangan #54
55
Rekaman Tragedi Pembunuhan? #55
56
Memasuki Awal Permainan #56
57
Satu Langkah Tertinggal #57
58
Di Balik Bayangan #58
59
Dalang di Balik Tragedi #59
60
Pergerakan? #60
61
Pertemuan Antar Sekutu #61
62
Surat?! #62
63
Aku Ingin Berbicara Beberapa Hal #63
64
Garwig, Matrix, Gencatan Senjata #64
65
Ego #65
66
Apakah Tidak Ada Pilihan Lain? #66
67
Niat Terselubung #67
68
Memilih Orang Kepercayaan #68
69
Apakah Ada yang Kamu Takutkan? #69
70
Keberangkatan #70
71
Jalankan Rencana yang Sudah Ada! #71
72
Detik-detik #72
73
Permainan Dimulai! #73
74
Mundur Sejenak #74
75
Meledak-ledak #75
76
Mereka Penjajah #76
77
Pergerakan Malam #77
78
Malam yang Panjang #78
79
Memanfaatkan Alam #79
80
Sabotase #80
81
Lebih Baik Bersama #81
82
Kalah Jumlah! #82
83
Pengganggu Berhasil Dijauhkan #83
84
Ruang Bawah Tanah #84
85
Amarah, Dendam #85
86
Api #86
87
Panas, Sesak #87
88
Mereka Datang ...! #88
89
Pria Misterius #89
90
Kau ...?! #90
91
Situasi Buruk #91
92
Terima Kasih #92
93
Ini Belum Berakhir #93
94
Saudara? #94
95
Aku Pulang #95
96
Menemanimu, dan Selalu Bersamamu #96
97
Sosok Penting Dalam Rencana #97
98
Membocorkan Semuanya #98
99
Rencana yang Terbaca #99
100
Keinginan Walikota #100
101
Izinkan Aku Untuk Pergi Ke Sana #101
102
Prioritas #102
103
Hajar Mereka Semua! #103
104
Papa Janji! #104
105
Bukanlah Akhir ...! #105
106
Tak Berdaya #106
107
Keberadaan Berlin #107
108
Sebuah Kebenaran #108
109
Sebuah Harapan di Hadapan Jurang Kematian #109
110
Drone #110
111
Tak Takut! #111
112
Pergerakan #112
113
Bertahanlah! #113
114
Dia Adalah Kunci #114
115
Doa dan Harapan #115
116
Pihak Ketiga? #116
117
Siapa Pria Itu?! #117
118
Niat dan Kemauan #118
119
Dua Keuntungan Dalam Posisi yang Terdesak #119
120
Melawan, Melompat, atau Bertahan? #120
121
Incar Para Petinggi #121
122
Berdiam Diri dan Melihat? Itu Bukanlah Diriku! #122
123
Bantuan Tiba-tiba #123
124
Ngomelnya Nanti Saja ...! #124
125
Tangga Kematian #125
126
Bom Bunuh Diri #126
127
Menyerang Dari Titik Buta Musuh #127
128
Tiga Ledakan #128
129
Aliansi Clone Nostra #129
130
Gedung Terkuasai #130
131
Dua Petinggi yang Menghilang #131
132
Apakah Aku Orang yang Sepenting itu?! #132
133
Pulanglah Dengan Selamat ...! #133
134
Kebuntuan? #134
135
Selesaikan Keduanya, Maka Selesai Semuanya ...! #135
136
Yang Mengepung, Kini Terkepung #136
137
Ambisi dan Tujuan #137
138
Tak Terduga #138
139
Memanfaatkan Kesan Buruk yang Sudah Ada #139
140
Akhir CN #140
141
Kekosongan Kekuasaan #141
142
Dibubarkan? #142
143
Aku Pulang #143
144
Ini Bukan Mimpi, 'kan?! #144
145
Papa Baik-baik Saja? #145
146
Tersorot Media #146
147
Kesempatan Untuk Memperbaiki? #147
148
Merindukan Sesuatu? Namun Apa? #148
149
Ikan #149
150
Keluarga Kecil #150
151
Menjual Koleksi #151
152
Kediaman yang Hancur, Biaya #152
153
Diburu Wartawan #153
154
Nostalgia #154
155
Kedamaian Hati #155
156
Diterima #156
157
Penyesalan #157
158
Ramai Anak-anak #158
159
Alasan #159
160
Pesta Kecil yang Meriah #160
161
Sedikit Berbincang #161
162
Pertemuan di Sudut Kota #162
163
Pemulihan Situasi #163
164
Dokumen yang Diperlukan #164
165
Merencanakan, Mempersiapkan #165
166
Menyiapkan yang Diperlukan #166
167
Perjalanan #167
168
Nyinyir #168
169
Bersih #169
170
Momen Tidak Tepat! #170
171
Jalan-jalan #171
172
Banyak yg Harus Ditaati #172
173
Tunduk dan Patuh? #173
174
Mengkhianati Pendirian Demi Uang? #174
175
Satu Pekan Berlalu #175
176
Pro dan Kontra #176
177
Ashgard #177
178
Prosedur Pengamanan #178
179
Lokasi Sudah Diberikan #179
180
Markas Baru Ashgard #180
181
Fasilitas dan Jaminan #181
182
Jadwal Bertugas #182
183
Memikirkan Berbagai Kemungkinan #183
184
Tiga Hari Persiapan #184
185
Berkas Tugas #185
186
Hitam di Atas Putih #186
187
Bulan Ketujuh #187
188
Hari Pertama Persiapan #188
189
Terbagi #189
190
Dua Wilayah Berbeda #190
191
Pistol Perak #191
192
Tamu #192
193
Peran Untukmu #193
194
Pelabuhan #194
195
Kau Tetap Keluargaku #195
196
Tanda Tangan Kontrak #196
197
Kontra #197
198
Maaf, Aku Merahasiakannya #198
199
Hari Kedua Persiapan #199
200
Sedikit ... Masalah #200
201
Buku Informasi #201
202
Si Kecil Aktif Sekali #202
203
Hanya Kau yang Bisa Kami Andalkan #203
204
Selesai Periksa #204
205
Buku Catatan #205
206
Kerjasama yang Diperlukan #206
207
Pertemuan Mendadak #207
208
Tidak Perlu Mengubah, Cukup Menambah #208
209
Hanya Ancaman Ringan #209
210
Pantauan Kamera Pengawas Tengah Malam #210
211
Bola Basket #211
212
Bersantai Sedikit Lagi #212
213
Bola Basket #213
214
Nama Baru yang Muncul #214
215
Pertandingan Di Hari Terakhir Persiapan #215
216
Jawaban Dari Pertanyaan Sebelumnya #216
217
Alasan, Tujuan, dan Hadiah Sebenarnya #217
218
Tidak Bisa Tidur #218
219
Deras #219
220
Tugas, Risiko, Tanggung Jawab #220
221
Take Command #221
222
Terbagi Empat Tim #222
223
Telah Siap Di Posisi #223
224
Ambisi dan Ego #224
225
Terkendali, Untuk Saat ini #225
226
Memasuki Empat Wilayah #226
227
Sebuah Pola #227
228
Pengacau Rencana? #228
229
Rencana #229
230
Terliput #230
231
Siap Sergap #231
232
Putih, Ungu #232
233
Serius Dengan Rencana Ini? #233
234
Clone Nostra dan Cassano?! #234
235
Kacau, Amarah, Hasrat #235
236
Pihak Keempat #236
237
Merah, Ungu, Putih #237
238
Posisi yang Diuntungkan! #238
239
Serangan Dari Arah Lain #239
240
Kelompok Pertama Selesai #240
241
Bantuan Dari Siapa?! #241
242
Biarkan Mereka Sejenak #242
243
Situasi Tenang #243
244
Situasi Terambil Alih #244
245
Keputusan Persidangan #245
246
Gerimis Tenang #246
247
Tugas Selesai. #247
248
Bayaran yang Sepadan Dengan Risiko #248
249
Menjadi Pertanyaan Publik #249
250
Asumsi Publik #250
251
Menenggelamkan Pemberitaan #251
252
Hari Berikutnya #252
253
Kenangan #253
254
Kasus Terselesaikan (END) #254
255
Bonus Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!