Setelah adegan jatuh di dalam angkot pada akhirnya Novela sampai juga di pasar surga berbagai bahan pangan maupun kebutuhan umat manusia.
Novela mulai melangkahkan kakinya memasuki pasar memilih dan memilah beberapa bahan pangan yang ia butuhkan di sana.
Novela bersyukur karena tidak di didik sebagai perempuan manja, itu lah sebabnya Novela sangat santai dan menikmati segala pekerjaan rumah yang di bebankan ke padanya, ya meski dalam lubuk hatinya Novela menolak namun apa yang bisa Novela lakukan untuk bebas dari tantenya?
Jika semua berkata tinggal lari, Novela bisa melakukan hal itu hanya saja semua kenangan serta peninggalan orang tuanya semua berada di sana dan di kendalikan oleh Neta, jika Novela lari semua peninggalan orang tuanya akan jatuh kepada tantenya.
Bukan masalah harta, sungguh Novela tidak perlu tentang itu, hanya saja rumah yang berisi segala kenangannya bersama kedua orang tuanya, serta usaha yang di rintis dan di bangun ayahnya mulai dari nol juga ikut direnggut oleh Neta. Tidak ada pilihan lain bukan selain harus berdiri di kaki tantenya? walau sulit Novela tetap dengan sekuat tenaga menahannya.
Setelah selesai berbelanja Novela bergegas untuk segera pulang sebelum tantenya marah.
Novela berjalan menelusuri jalanan ibu kota untuk mencari angkutan umum, namun tiba tiba
" Astaga" ucap Novel yang terkejut ketika tubuhnya tiba tiba tertabrak oleh seorang pria berbadan besar membuat beberapa belanjaannya terjatuh dan berserakan di tanah.
Di saat Novela sibuk memunguti beberapa belanjaannya tanpa ia sadari pria tersebut memasukkan sebuah dompet ke dalam tas kresek berwarna putih belanjaan Novela kemudian pergi dan berlalu meninggalkan Novela sendiri.
" Hei ini dia copetnya" ucap seorang pria yang tiba tiba datang dengan berlari dan menghampiri Novela yang sedang memunguti beberapa belanjaan.
Novela yang tak merasa pria tersebut menyebut dirinya, lantas dengan santai tetap memunguti beberapa belanjaan hingga habis dan tak tersisa.
" Mau kemana kamu?" ucap seorang pria sambil memegang tangan Novela.
" Ada apa?" tanya Novela dengan bingung
" Ada apa ada apa dasar maling lo" ucap pria satunya lagi yang juga ikut memegangi Novela.
" Saya? maling? saya tidak mengambil apapun" ucap Novela sambil menggelengkan kepalanya cepat.
" Gak usah pura pura deh, ini buktinya, kau kira kita buta?" ucap salah satunya lagi
" Sungguh saya tidak mencuri" ucap Novela yang hampir menangis.
" Sudah ayo ayo kita bawa ke kantor polisi" ucap beberapa orang yang mengerubunginya.
Novela benar benar kebingungan, ia tidak tahu apapun mengenai dompet di tas kreseknya, Novela terus menyangkal namun kerumunan orang orang di sana sama sekali tidak menggubrisnya, lalu harus bagaimana Novela lolos dari semua ini?
Ketika Novela hendak di bawa ke kantor polisi tiba tiba saja dari arah depan muncul seorang pria berjas hitam layaknya seorang bodyguard berjalan membelah kerumunan.
" Hentikan semuanya" ucap bodyguard tersebut
Beberapa orang di kerumunan tersebut lantas menghentikan aktifitasnya.
" Biar saya yang membereskan sisanya di sini, saya berterima kasih kepada bapak bapak yang sudah membantu saya mengejar pencuri" ucap bodyguard tersebut
" Baiklah kalau begitu kita permisi dulu" ucap salah satu pria
Detik berikutnya satu persatu orang yang berkerumun di sekitar Novela lantas mulai pergi dan menyisakan Novela dengan bodyguard tersebut.
" Saya Haris, kamu tenanglah aku tidak akan menuntut mu karena aku tau kau tidak bersalah, pulanglah orang tua mu pasti menunggu di rumah." ucap bodyguard tersebut yang memperkenalkan dirinya sebagai Haris.
" Terima kasih banyak tuan, terima kasih" ucap Novela dengan menahan tangisnya karena ia bisa lepas dari kerumunan tersebut tanpa harus di bawa ke kantor polisi.
" Sudahlah tak perlu sungkan, kamu bisa pergi sekarang" ucap Haris lagi
" Sekali lagi saya benar benar mengucapkan terima kasih kepada anda tuan, saya permisi" ucap Novela lagi yang di balas anggukan oleh Haris.
***********
Dengan perasaan lega atas hal besar yang sudah dilaluinya hari ini, Novela masuk ke dalam rumah dengan senyum syukur yang mengembang di wajahnya.
" Bagus, sudah jam berapa ini Vela? " ucap Neta sambil berjalan mendekat ke arah Vela yang tengah berdiri dengan tegang kala mendengar suara tantenya.
Novela yang mendengar suara tantenya lantas langsung melirik sekilas pada jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10 pagi.
" Mati aku, kenapa bisa sampai se siang ini, Vela bodoh kau" ucap Novela dalam hati sambil menelan saliva nya kasar karena tantenya pasti akan mengamuk.
" Bukankah aku sudah katakan bahwa aku lapar! kenapa kau masih belum mengerti juga ha?" ucap Neta yang terus berjalan mendekat sambil membawa sebuah sapu di tangannya.
" Maaf tan, tadi sedikit ada masalah jadi saya terlambat" ucap Novela yang paham akan apa yang terjadi sebentar lagi.
Buk buk buk buk
Suara pukulan cukup keras terdengar mendarat tepat di punggung Novela yang membuat rasa sakit langsung menjalar memenuhi pinggangnya.
Tidak ada suara teriakan di sana ketika gagang sapu mendarat di punggungnya. Bukannya tidak sakit, jika di tanya pasti sakit dan perih namun jika Novela berteriak tentu tantenya akan menambah pukulannya lagi dan lagi karena itu akan membuatnya bahagia di saat melihat Novela kesakitan.
" Sakit ayah ibu tolong Novela" rintih Novela yang hanya bisa keluar dalam hatinya.
" Bagus sekali sekarang kau sudah bisa menahannya, apa pukulan ku kurang keras ha?" tanya Neta ketika melihat Novela yang tidak bersuara maupun kesakitan saat ia pukul.
Mendengar ucapan tantenya Novela lantas hanya diam, Novela tidak tahu harus menjawabnya apa. Jika Novela mengatakan iya tentu tantenya akan menambah pukulannya namun jika Novela mengatakan tidak tentu tantenya akan semakin geram, lalu mana yang harus Novela pilih untuk menyelamatkan hidupnya?
" Kenapa hanya diam kamu ha?" ucap Neta lagi sambil kembali melayangkan pukulannya ke punggung Novela.
" Sakit tan" ucap Novela lirih pada akhirnya
" Hahahahahaha sakit? bukankah badan mu itu tebal tentu saja tidak akan sakit iya kan?" ucap Neta sambil tertawa menatap ke arah Novela yang menahan sakit.
" Maaf tan aku tidak akan mengulanginya lagi, aku janji" ucap Novela dengan menahan perih di bagian punggungnya.
" Janji janji tapi kamu selalu mengingkarinya, apa kau pikir saya ini tempat mu untuk berjanji?" ucap Neta dengan setengah berteriak menatap ke arah Novela.
" Maaf" ucap Novela
Hanya kata maaf yang keluar dari mulut Novela tidak ada hal lain yang terlintas di benaknya kali ini.
" Pergi masak sana! cacing di perutku sudah demo sedari tadi" ucap Neta dengan mendorong tubuh gendut Novela untuk segera berangkat menuju dapur dan memasak.
" Baik tan" ucap Novela kemudian melangkahkan kakinya menuju dapur dan mulai memasak di sana.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Choesmia Exo
sedih bacanya...😭😭😭
2022-10-27
0