Ku Sangka Kau Malaikat
Novela terbangun karena suara gedoran yang cukup keras terdengar memekakkan telinganya.
"Siapa sih datang bertamu pagi pagi begini, berisik tau gak" ucap Novela sambil menggeliat ke kanan dan ke kiri mencoba mengumpulkan nyawanya.
Beberapa menit kemudian Novela lantas bangun sambil sesekali menguap berjalan ke arah pintu kamarnya untuk mencari tahu siapa yang menggedor pintu kamarnya.
Cklek
Begitu pintu terbuka Novela langsung terkejut karena tiba tiba sebuah baju melayang dan mendarat tepat di atas kepalanya membuatnya bingung.
Novela lantas menarik perlahan baju yang menutupi kepalanya dan melihat siapa yang melempar baju tersebut.
"He gendut lo kira ini rumah lo, sadar we lo numpang di sini tidak ada yang gratis di dunia ini, mending lo sadar diri" ucap Ranti sambil tertawa sinis menatap ke arah Novela.
"Ya aku melupakannya, hem sabar Vela kamu pasti bisa" ucap Novela dalam hati sambil menatap ke arah Ranti.
"Maafkan aku, aku tadi lupa dan ketiduran ada apa Ranti?" tanya Novela
"Helo Novela Anandita Pertiwi jangan hanya namamu saja yang bagus, cara kerjamu juga harus bagus dong, apa aku masih harus mengajarimu untuk bekerja?" ucap Ranti dengan gemas
"Tapi bukankah kemarin tante mengatakan akan merawat ku seperti anaknya? lalu kenapa sekarang aku harus bekerja?" tanya Novela dengan bingung.
Setalah Novela mengatakan hal tersebut dari arah dalam keluar Neta yang merupakan ibu dari Ranti adik dari ayah Novela.
"Vela vela.. aku gak bakal sudi menerimamu jika bukan karena harta orang tua mu ini, kau pikir kau pantas menjadi anakku? jangan mimpi" ucap Neta dengan tersenyum penuh kemenangan.
"Tapi tan, kenapa bibi berubah? bukankah di rumah masih ada mbok ijah yang biasanya membantu pekerjaan rumah?" tanya Novela
"Sudah ku pecat, bukankah di sini ada dirimu jadi untuk apa aku mempunyai pembantu lagi" ucap Neta dengan gelak tawa di akhir kalimatnya.
"Tan" ucap Novela namun tercekat tidak jadi di teruskan.
Ya Novela Anandita Pertiwi adalah seorang gadis remaja yang kurang beruntung selain fisiknya yang tidak mumpuni dengan tubuh yang gendut pendek, serta wajah yang di penuhi jerawat membuatnya sering dikucilkan oleh teman temannya, bahkan di buli sudah menjadi santapan wajib untuknya selama masa sekolah itulah mengapa sebabnya Novela tidak ingin meneruskan pendidikannya hingga ke jenjang universitas karena ia terlalu trauma akan bullying yang ia terima ketika berada di tingkat SMP dan SMA.
Maksud hati ingin mengubah hidupnya agar berjalan lebih tenang malah menjadi semakin suram, kepergian kedua orang tuanya yang mendadak membuat dirinya harus kembali merasakan rasa sakit namun kali ini karena kepergian kedua orang tuanya. Tidak akan ada lagi seseorang yang akan menopangnya dan menghapus air mata di setiap rasa frustasi yang menghampirinya.
Novela memang bukan termasuk keluarga yang kaya raya dengan harta berlimpah namun karena ayah Novela yang merupakan seorang wirausaha yang cukup sukses membuatnya menjadi rebutan kala kedua orang tuanya meninggal kemarin.
Novela banyak sekali di tanyai bahkan di bujuk untuk tinggal baik dengan saudara ayah maupun ibunya namun karena Neta adik dari ayahnya begitu baik dan bisa membuat hati Novela tergerak sehingga membuatnya bersedia untuk tinggal bersama dengan tantenya tersebut.
Bukannya masa indah yang Novela dapat, setelah ia memutuskan untuk tinggal bersama Neta ia bahkan di perlakukan lebih buruk dari pada hanya sekedar di buli di sekolahan.
Tidak ada yang bisa Novela lakukan selain bertahan dan bersabar, kini nasi sudah menjadi bubur Novela menyesal pun hal tersebut tidak akan mengembalikan segalanya.
"He kau malah bengong, ayo kerjakan sekarang apa masakan di dapur akan tiba tiba matang jika kau hanya diam dan melamun seperti ini" ucap Neta yang lantas langsung menyadarkan Novela dari lamunannya.
"Ba baik saya akan segera pergi ke pasar, saya akan ganti baju dahulu" ucap Novela ingin masuk ke kamar namun kera bajunya tiba tiba seperti di tarik dari belakang hingga membuatnya menghentikan langkah kakinya untuk masuk dan berganti baju di dalam.
"Untuk apa lo ganti baju? toh tidak akan ada yang berubah dari dirimu, sekali dekil ya tetap dekil gak usah sok kecantikan deh" ucap Ranti sambil menarik kerah baju milik Novela.
"Setidaknya biarkan saya cuci muka dulu" ucap Novela
"Tidak perlu, cepat berangkat sekarang aku sudah lapar" ucap Neta dengan nada setengah berteriak.
Mendapat teriakan dari bibinya lantas membuat Novela langsung bergegas pergi keluar dengan membawa tas belanjaan bersiap untuk ke pasar.
*******
"Angkotnya mana ya kok lama bener" ucap Novela yang sedang menunggu angkot datang untuk mengantarnya pergi ke pasar.
Tidak beberapa lama angkot datang dan berhenti tepat di depan Novela. Novela lantas perlahan memasuki angkot dan mencari tempat duduk.
"Permisi bu, permisi" ucap Novela sambil menatap ibu ibu di dalam angkot kemudian mendudukkan dirinya di angkot.
"Mbak bisa gak sih geser sempit ini bangkunya" ucap salah satu ibu ibu yang membawa tas belanja juga sama seperti Novela.
"Iya maaf bu" ucap Novela.
Mendengar permintaan ibu ibu tersebut Novela kemudian lantas bergeser dari tempat duduk yang tinggal sedikit itu.
Memang angkot kali ini terlihat sesak dengan penumpang, di belakang paling ujung saja hanya tinggal sedikit untuk di duduki itulah mengapa ibu ibu tadi menyuruh Novela untuk bergeser.
"Lagi dong mbak sempit nih" ucap ibu ibu itu kembali
"Iya iya bu maaf" ucap Novela kemudian kembali bergeser.
"Ini benar benar benar sempit aku sudah tidak bisa bergeser lagi, jika harus bergeser maka aku akan jatuh." ucap Novela dalam hati.
Novela sebisa mungkin menahan bokong miliknya yang sebelah kiri agar tidak terjatuh karena memang tempat duduk yang tersisa hanya tinggal ujungnya saja sehingga membuat Novela harus sedikit menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.
Cukup lama Novela menopang tubuhnya sendiri sampai tiba tiba entah si supir oleng atau memang tengah melewati jalan berbatu tiba tiba saja angkot menjadi sedikit bergoyang, asalnya Novela yang memang hanya duduk di ujungnya saja pada akhirnya jatuh terduduk di lantai kabin angkot dengan bunyi yang cukup keras membuat semua penumpang lantas menoleh ke arahnya.
Tawa riuh seketika terdengar dengan di barengi tatapan aneh oleh para penumpang membuat Novela hanya bisa menahan rasa malunya tanpa bisa mengatakannya.
"Hahahahha mangkanya olah raga dong mbak, udah kelebihan muatan tuh hahahaha" ucap salah seorang laki laki sambil menatap geli ke arah Novela.
"Hehe iya mas" ucap Novela dengan malu malu namun tetap menunduk
"Tak apa Novela ini masih hal kecil, bukankah kamu pernah mendapatkan yang lebih buruk dari ini?" ucap Novela dalam hati menguatkan diri sendiri.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments