"Mala" suara Tari yang baru tiba di loby menggema memanggil gadis yang baru saja selesai absen di mesin absen karyawan.
Panggilan Tari membuat karyawan yang lain memperhatikan siapa yang dipanggil Tari, pasalnya nama itu yang sedang ramai dibicarakan sebagai calon istri pimpinan perusahaan mereka.
"Bukankah itu nama yang disebutkan sebagai calon istri pak Galih?" tanya salah satu karyawan wanita.
"Ternyata dia karyawan disini, yang mana orangnya?" tanya karyawan lain yang penasaran.
"Itu bukan?" tunjuk karyawan lain yang mengenali wajah Mala.
"Kenapa tidak pernah lihat dia disini ya?" tanya karyawan yang lain.
"Kurasa dia pakai sesuatu sehingga bisa menarik perhatian pak Galih" sahut karyawan lain lagi.
"Maksud kamu pakai guna-guna gitu?" sahut yang lainnya lagi.
Mala dan Tias bisa mendengar apa yang dibicarakan mereka sambil menunggu Tari yang berjalan kearah mereka. Baru saja Tias akan membantah ucapan mereka tiba-tiba suara seseorang yang ditakuti di perusahaan Andromega terdengar.
"Kenapa semua berkumpul disini. Cepat keruangan masing-masing. Apa kalian sudah tidak mau bekerja disini lagi?"
Para karyawan yang sedari tadi mengosipkan Mala segera membubarkan diri. Sementara Mala dan Tias masih menunggu Tari tanpa peduli ucapan Galih.
Tari langsung menarik Mala untuk masuk kedalam lift begitu dia sudah bersama Mala dan Tias. Didalam lift ada beberapa karyawan lain.
"Sory ya La, Mbak nggak tahu ternyata kamu yang dilamar sama pak Galih hari itu. Harusya kamu bilang sama Mbak, jadi Mbak nggak minta anterin kamu ke dokter kandungan" ucap Tari panjang lebar.
"Sekarang kamu malah digosipin hamil diluar nikah gara-gara, Mbak" sesal Tari.
"Kenapa harus minta maaf, Mbak. Saya juga tidak tahu kalau hari itu ada yang datang melamar, bahkan saya tidak tahu kalau dia pak Galih" jawab Mala.
"Masalah gosip kenapa harus takut kalau kita tidak seperti yang dibicarakan" lajut Mala.
"Saya belum menerima lamaran tersebut jadi belum tentu saya menikah dengan pak Galih" ucapan Mala membuat karyawan yang tadi mengatakan Mala yang merayu Galih terdiam.
"Saya tidak peduli orang mau bicara apa tentang saya. Bagi saya yang penting keluarga dan sahabat yang sayang pada saya selalu ada bersama saya" Mala menatap Tias.
"Gue akan selalu ada buat lo La. Kita bukan hanya sahabat tapi sudah seperti saudara" Tias memeluk Mala. Dia tahu sahabatnya itu butuh kekuatan, dan pelukan dari Tias dapat membantu.
"Gue duluan" ucap Tias begitu pintu lift terbuka dilantai bagian administrasi.
Sementara Mala dan Tari melanjutkan kelantai atas dimana ruangan pimpinan tertinggi perusahaan ini berada.
"Mala kita harus bicara" Galih yang menunggu Mala di meja kerjanya langsung menarik tangan gadis itu untuk ikut keruangannya. Mala meringis karena Galih mencengkram lengannya sangat kuat
"Lo jangan kasar-kasar sama adik gue, Galih" ucapan Tari membuat Mala menyatukan alisnya heran.
"Gue ada urusan sama calon istri gue, apa salah?" Mala semakin heran mendengar jawaban Galih.
"Nggak salah, tapi jangan main tarik gitu dong. Lo nggak pernah berubah berhadapan sama cewek masih sesuka hati lo. Kita perempuan punya perasaan maunya diperlakukan dengan halus dan baik bukan dengan cara kasar seperti lo sekarang ini"
Mendengar itu Galih melepaskan tangan Mala dari pegangannya. Terlihat olehnya lingkaran merah ditangan wanita itu. Ada sedikit perasaan bersalah. Semenjak hubungannya berakhir dengan Rania setiap wanita yang mendekatinya selalu diperlakukannya dengan kasar dan terbawa sampai sekarang pada Mala.
"Maaf" ucap Galih. Tari tersenyum.
"Bisa kita bicara di ruangan saya?"
Mala melihat ke arah Tari yang mengangguk mengijinkan Mala mengikuti Galih keruangannya.
"Selesaikan masalahmu dengan dia La, kalau dia nyakitin kamu bilang sama Mbak" ucap Tari.
"Dia memang sepupu Mbak, tapi Mbak nggak akan bela dia kalau dia yang salah" lanjut Tari ucapannya membuat Mala mengerti mengapa Tari berani membantah Galih.
"Bicara sama perempuan itu lembut dan baik-baik" teriak Tari tanpa peduli kalau akan didengar karyawan lain.
Mala duduk disofa yang ada diruangan Galih. Pria itu duduk dihadapannya setelah memberikan obat untuk lengan Mala. Sepuluh menit Galih masih saja diam membuat Mala sedikit kesal.
"Apa yang ingin anda bicarakan, Pak?" tanya Mala akhirnya.
"Bisa kamu menerima perjodohan ini?" tanya Galih sambil menatap memohon pada Mala.
"Mengapa saya harus menerima perjodohan ini. Bukankah om Andro tidak memaksa?"
"Papa memang tidak memaksa, tapi saya yang memaksa" ucap Galih membuat Mala semakin yakin ada sesuatu yang membuat pria ini menerima perjodohan mereka.
"Kita belum saling mengenal, saya butuh waktu untuk memutuskannya" jawab Mala.
"Kita nikah kontrak, bagaimana? Papa hanya memberimu waktu sampai besok. Mari kita selesaikan semuanya sebelum Papa menagih jawabanmu"
"Maksud kamu?" tanya Mala tidak mengerti apa maksud Galih dengan nikah kontrak yang diajukannya.
"Kamu tidak ingin mengecewakan keinginan ayahmu bukan?" Mala mengangguk.
"Saya juga tidak ingin mengecemewakan papa?" Galih memberikan sebuah surat perjanjian pada Mala.
"Apa ini?" tanya Mala tidak mengerti.
"Surat perjanjian nikah kontrak kita" Galih menjawab sambil memperhatikan Mala yang melihat isi perjanjian itu.
"Kita jalani pernikahan ini selama satu tahun. Setelah itu kita akhiri. Selama satu tahun kita tinggal satu rumah tapi dikamar berbeda"
Mala membaca poin-poin yang tertulis sambil mendengarkan penjelasan Galih
"Saya tidak akan menyentuhmu dan meminta hak sebagai suami. Kita jalani hidup sendiri-sendiri seperti biasa dan tidak boleh mencampuri urusan masing-masing. Kamu bebas dengan duniamu dan saya juga bebas dengan dunia saya"
"Apa keuntunganya untuk saya?" tanya Mala.
"Papa menyiapkan satu buah rumah yang akan jadi mahar untukmu"
"Saya bukan wanita yang bisa dibeli" jawab Mala yang merasa terhina.
Terlalu murah kehidupannya yang dia gadaikan selama satu tahun dengan terikat pernikahan kontrak yang hanya dinilai seharga rumah.
"Bukan hanya rumah, saya juga tetap memberi nafkah seperti suami pada umumnya"
"Alasan apa yang akan kamu berikan saat kontrak kita berakhir?"
"Banyak hal yang bisa jadi alasan, salah satunya kamu yang tidak kunjung hamil"
"Itu menyudutkan saya" Mala tidak suka dengan alasan yang diberikan Galih.
"Kalau setuju tanda tangani perjanjian ini"
"Apa yang membuat kamu mau menerima perjodohan ini?" tanya Mala lagi.
"Hanya ingin membahagiakan papa walau sesaat"
"Beri saya waktu untuk memikirkannya terlebih dahulu"
"Permisi" Mala pamit pada Galih untuk kembali kemeja kerjanya.
"Mala"
Mendengar panggilan Galih, Mala menghentikan langkahnya. Dia kembali berbalik menghadap pria yang dijodohkan padanya.
"Jangan sampai keluarga kita tahu tentang kontrak ini" pinta Galih
"Tentu" jawab Mala lalu kembali berbalik dan hilang dibalik pintu.
Galih mendesah, entah benar atau tidak langkah yang dia lakukan. Hanya seperti ini dia bisa membujuk Mala mau menerima pernikahan mereka. Berita mereka terlanjur tersebar, dia tidak ingin malu dihadapan Rania. Salah satu tujuannya menerima perjodohan ini untuk membuktikan pada Rania kalau dia bisa mendapatkan wanita yang lebih dari wanita itu. Terlebih lagi setelah dia tahu kalau Mala yang dijodohkan dengannya adalah gadis kecil yang bisa membuatnya tersenyum dimasa lalu.
Galih tahu Mala bukan gadis biasa, dia terlahir dari keluarga berada hanya saja keluarga itu senang dengan kesederhanaan. Mala cantik alami itu Galih ketahui sejak dulu, dimana dia sering bertemu gadis kecil itu saat dia dan Arfan bermain bersama di kediaman temannya itu. Sangat berbeda dari Rania yang cantik karena perawatan dan make up yang dia poleskan. Dari sekian banyak wanita yang mendekatinya, Mala satu-satunya yang bisa menandingi Rania. Rasa sakit hatinya pada mantan kekasihnya itu membuat dia sangat ingin Mala menjadi istrinya walau harus terikat kontrak. Apa lagi Mala adalah cinta petamanya walau sempat terlupakan karena jarak dan waktu.
"Untuk sekarang ini biarkan dia jadi istri kontrakku" gumam Galih.
Setelah pernikahan berlangsung, Galih akan mencari cara agar Mala tetap menjadi istrinya. Galih tidak bisa membohongi hatinya kalau dia menyukai Mala sejak dulu, gadis itu memiliki pesona dengan kesederhanaanya. Sayangnya Mala bukan gadis yang mudah di taklukan, karena itulah dia mengajukan usulan nikah kontrak agar Mala menerima perjodohan ini.
Sementara Mala langsung menghubungi ketiga sahabatnya, meminta mereka untuk kembali berkumpul di warung abah Husen. Tanpa ada penolakan, semua segera menyetujui permintaan Mala.
...⚘⚘⚘⚘⚘...
...Biarkan Aku Bahagia...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
manda_
lanjut thor dari nikah kontrak ujung2 nya saling cinta
2022-04-14
2