BAB 02

Aellys memperhatikan karyawan perempuan sedang duduk di kursi panjang dekat kasir yang digunakan pelanggan untuk menunggu pesanan untuk di bungkus. Dia mengamati isi Kafe memang sedikit yang datang, karena baru buka dan ini masih pukul setengah sembilan pagi. Aeelys memperhatikan karyawannya yang sedang menatap kursi pengunjung di paling pojo, dia melihat dua orang lelaki yang sedang berbincang.

“Lagi gosip apaan?” Tanya Aellys yang sudah berdiri dihadapan mereka, mereka menatap Aellys dengan wajah seriusnya membuat Aellys bingung.

“Kenapa?” bingungnya saat Friska menariknya untuk ikut duduk dengan mereka.

“Itu—tuh!” tunjuk Friska kepada pengunjung yang dilihat Aellys tadi, memang ada apa dengan mereka. Dia melihat mereka memesan kopi, bukannya wajar lelaki meminum kopi.

“Apaan sih?” Aellys tambah tidak mengerti dan menatap Friska yang menggigit kukunya.

“Itu dua orang tampan banget, sumpah. Tapi, sayang wajah yang lagi munggungin kita itu dingin banget. Mana gak bersuara dari tadi, hanya yang satunya aja,” keluh Friska membuat Aellys kembali menatap dua orang itu dan benar saja, yang berbicara hanya orang yang dia ketahui wajahnya itu.

“Iya, bahkan saat di Tanya mau pesan apa dia hanya natap temannya dan temannya yang mengucapkan pesanannya,” lanjut Dina yang melirik kearah mereka.

“Kayaknya dia pakai bahasa hati deh,” sahut Adela membuat Aellys tertawa.

“Mbak mana ada? Yang ada itu telepati, tapi juga bisa jadi,” bingung Aellys dan menatap mereka satu-satu.

“Ah—tau bikin pusing aja, mbak aku keluar sebentar,” pamit Aellys kemudian keluar dari pintu Kafe, dia menyebrang untuk pergi ke minimarket depan.

Aellys kembali ke Kafe setelah lima belas menitan di minimarket, dia membawa plastik yang berisi susu formula untuk anak dua tahun. Sebelumnya, dia melihat kearah dua orang tadi yang masih disana dengan makanan yang dipesannya.

“Susu buat siapa?” Tanya pelayan yang membersihkan meja didekat pintu.

“Oh—ini buat Leo, Fi,” jawab Aellys yang duduk di meja yang dibersihkan Fifi.

“Leo? Wah sudah lama bocah imut itu tidak kesini, apa  kabarnya dia?” Tanya antusias Fifi saat mendengar nama Leo.

“Baik dan sehat, dia dalam masa pertumbuhan dan semakin aktif. Mama ku sampai repot mengejarnya.

Katanya Mama sedang ada di sekitar sini dan mau mampir bersama Leo, aku minta tolong buatkan mereka seperti biasanya!” pinta Aellys kepada Fifi sebelum pamit untuk kembali ke dapur.

“Leo siapa?” gumam seseorang dan menatap orang di depannya yang dibalas gelengan pelan.

“Friska! Masih belum ada yang melamar pekerjaan disini?” Tanya Aellys saat Friska selessai mengantarkan pesanan pelanggan.

“Belum Lys, kan baru kemarin di pasang. Mungkin nanti,” jelas Friska yang langsung dibalas anggukan oleh Aellys.

“Oke, kamu boleh lanjut kerja!” perintah Aellys saat melihat Kafe mulai ramai.

“Bunda!” suara cempreng yang sudah tidak asinng itu membuat Aellys  berdiri dari duduk dan menghampiri Mama dan bocah lelaki kecil yang berjalan dengan langkah kecil kearahnya. Segera Aellys mengangkat tubuh mungil itu dan menghujami wajahnya dengan ciuman, membuat bocah kecil itu tertawa, karena merasa geli.

“Mama gak bisa lama-lama, karena ada urusan. Kamu gak apa-apa menjaga Leo sambil kerja?” Tanya mama Aellys.

“Enggak kok Ma, lagi pula aku sudah kangen sama anakku yang makin gembul ini.  Mama duduk dulu! Aku mau ambil pesanan Mama, Leo disini sama Oma dulu  ya! Bunda mauambil makanan buat Leo!” perintah Aellys kepada anaknya yang sudah duduk disebelah mamanya.

“Iya, Bunda,” sahutnya dengan suara khasnya membuat Aellys mau tak mau tertawa dan kembali menciumnya sebelum menuju ke dapur.

“Ma, ini pesanannya,” Aellys menyerahkan kantong plastic besar kepada sang mama.

“Ya sudah, Mama berangkat dulu ya. Kamu hati-hati pulangnya nanti! Leo, Oma pulang dulu ya! Kamu jangan

nakal-nakal! Kasihan Bunda kamu nantinya,” nasihat mama Aellys kepada cucunya itu.

“Iya, Oma,” sahutnya dengan memberikan ciuman dipipi oma nya itu.

“Kita di ruangan Bunda saja ya sayang, di dalam ada mainan banyak,” ajak Aellys kepada anaknya.

“Iya Bunda,” balasnya dengan menggandeng tangan Aellys, mereka melangkah kecil menuju ruangan Aellys, dia sangat bahagia anaknya menurut.

***

Aellys sedang membantu karyawannya yang sedang kesusahan saat banyaknya pengunjung yang datang. Untung saja Leo sedang tidur siang di ruangannya, sehingga dia dapat membantu untuk mengatasi pelanggan yang mulai berdatang. Dia memang kekurangan tenaga kerja dan sudah mencari karyawan baru, namun masih belum ada yang melamar.

“Mbak, disini sudah lumayan reda. Aku ke dapur dulu bantu-bantu yang masak, sekalian mau buat makan

siang untuk Leo,” ujar Aellys kepada Dina yang masih menangani pesanan pengunjung.

“Oh—ya aku lupa kalau ponakan ada disini, ya sudah cepat sana sebelum dia kelaparan,” balas

Dina.

“Mbak Ella biar aku bantu,” ucap Aellys saat melihat juru masaknya seddang kewalahan menyajikan

pesanan.

“Syukurlah ada kamu, kamu bantu Rendy sama Adela aja. Mereka yang kurang tenanga, karena banyak yang pesan,” desah lega Ella saat Aellys datang untuk membantu pekerjaan mereka.

“Sini aku bantu mbak, mas,” Aellys langsung membantu Rendy dan Adela untuk memasak.

“Lho! Aellys kok disini?” Tanya seseorang yang membuat Aellys berhenti sejenak dan melanjutkan tugasnya.

“April? Aku lagi bantu-bantu, karena Janu massih cuti jadi masih kurang tenaga,” jelas Aellys kepada salah satu juru masaknya itu.

“Duh, aku kelamaan di toilet tadi. Maaf ya, jadi kamu juga yang turun tangan,” sesal April yang mulai memasak pesanan pengunjung.

“Santai saja,” balas Aellys dengan senyum ramahnya.

“Akhirnya selesai juga,” pekik bahagia Aellys saat semua pesanan pengunjung telah selesai

dan sebagian sudah diantar.

“Kamu masak apa?” Tanya Adela.

“Makan siang untuk Leo,” jawab Aellys yang menaruh makanan di atas piring.

“Wah, ponakan ada disini? Dimana?” Tanya antusias Adela.

“Di ruanganku, mbak,” jawab Aellys yang membuat susu untuk Leo.

“Ah—mau lihat ponakan dulu!” seru Adela kemudian hilang dari pintu dapur, Aellys hanya geleng-geleng dan merasa bahagia. Begitu banyak yang menyayangi anaknya itu dan dia sangat bersyukur akan hal tersebut.

“Lys—Aellys!” panggil Adela dengan wajah bingungnya menghampiri Aellys yang baru selesai

membuat susu.

“Lho, kok cepat banget lihat Leo?” Tanya bingung Aellys dan heran menatap wajah khawatir Adela.

“I—itu, tadi aku cari Leo di ruanganmu. Tapi, dia tidak ada, aku cari di depan juga gak ada,” jelasnya membuat mata Aellys melebar.

“Mbak? Jangan bercanda!” suara Aellys mulai bergetar menahan tangis.

“Mendingan kamu cari Leo saja, biar aku yang urus sini. Kamu cari sekitar sini dulu!” usul Adela yang langsung disetujui oleh Aellys, dia berjalan keluar dengan tergesa-gesa, bahkan beberapa pegawai bertanya dia tidak menjawab dan berjalan lurus.

Aellys mencari di sekitar Kafe, namun tidak menemukan keberadaan Leo. Dia ingat Leo sangat suka dengan taman bermain, di sini juga ad ataman bermain tepat di belakang Kafe. Dengan langkah cepat Aellys menuju taman bermain dan berharap menemukan keberadaan Leo.

Aellys terus berjalan dan melihat ke kanan dan kiri, dia berharap Leo memang berada di sini dan tidak terluka. Dia terus melangkah di setiap sudut, namun tidak menemukan Leo. Saat ini dia mulai kelelahan, namun dia tetap berkeliling untuk mencari keberadaan Leo, sampai samar-samar dia mendengar suara tawa anak kecil—mirip dengan Leo. Aellys melangkahkan kakinya ke sumber suara dan semakin jelas suara itu.

“Leo!” pekik Aellys berlari menghampiri Leo yang bermain dengan seseorang yang Aellys tidak ketahui itu, dia memeluk Leo begitu erat dan menangis lega.

“Bunda, jangan nangis,” ucap Leo dengan nada sedih sambil menghapus air mata Aellys.

“Bunda takut, bunda takut kamu hilang sayang. Kenapa kamu sampai disini?” Tanya Aellys yang tangisannya sudah reda.

“Aku cari bunda, tapi tidak ketemu. Terus aku ketemu sama Om ini dan diajak main kesini,” jawab Leo sambil menunjuk seseorang yang daritadi memperhatikan mereka, Aellys segera berdiri dan menggendong Leo. Dia berbalik untuk mengetahui orang itu.

“Dia anakku kan?” Tanya orang itu dengan suara beratnya, sedangkan Aellys terkejut mendengar suara itu, dia menatap lelaki tinggi di depannya itu.

“Sa—Saga!”

TBC...

***

See you next part

jangan lupa like and comment

Follow ig: MTMH18

Terpopuler

Comments

Melda Rei

Melda Rei

kupikir DANIAH😊

2020-03-21

4

Michelle Avantica

Michelle Avantica

hahaha blm pada move on dari Saga and Daniah ya 😁

2020-02-13

10

Delfia Susanty

Delfia Susanty

Sagan,oh daniah

2019-11-24

7

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 BAB 01
3 BAB 02
4 BAB 03
5 BAB 04
6 BAB 05
7 BAB 06
8 BAB 07
9 BAB 08
10 BAB 09
11 BAB 10
12 BAB 11
13 BAB 12
14 BAB 13
15 BAB 14
16 BAB 15
17 BAB 16
18 BAB 17
19 BAB 18
20 BAB 19
21 BAB 20
22 BAB 21
23 BAB 22
24 BAB 23
25 BAB 24
26 BAB 25
27 BAB 26
28 BAB 27
29 BAB 28
30 BAB 29
31 BAB 30
32 BAB 31
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 intermezzo
53 BAB 51
54 BAB 52
55 BAB 53
56 BAB 54
57 BAB 55
58 BAB 56
59 BAB 57
60 BAB 58
61 BAB 59
62 PENGUMUMAN: PENTING
63 BAB 60
64 BAB 61
65 BAB 62
66 BAB 63
67 BAB 64
68 BAB 65
69 BAB 66
70 BAB 67
71 BAB 68
72 BAB 69
73 BAB 70
74 BAB 71
75 BAB 72
76 BAB 73
77 BAB 74
78 END
79 Epilog
80 01| Pertemuan Saga dan Aellys
81 02| Aellys dan Saga
82 03| Reno dan Aellys
83 04| Kejutan dari Saga dan perginya Aellys
84 05| Kebenarannya dan Penyesalan Saga
85 06| Rachel ingin melenyapkan Aellys
86 07| Kepergian Saga
87 08| Pertemuan Aellys dan Calvin
88 09| Kembali ke Indonesia dan Rencana B
89 10| Keinginan Saga menikahi Aellys yang koma
90 11| Harapan hidup Aellys
91 12| Ingatan Aellys
92 1| Mengidam? (Bonus)
93 2| Kehamilan di bulan ke-7
94 3| Melahirkan
95 Permisi
96 Promosi
Episodes

Updated 96 Episodes

1
PROLOG
2
BAB 01
3
BAB 02
4
BAB 03
5
BAB 04
6
BAB 05
7
BAB 06
8
BAB 07
9
BAB 08
10
BAB 09
11
BAB 10
12
BAB 11
13
BAB 12
14
BAB 13
15
BAB 14
16
BAB 15
17
BAB 16
18
BAB 17
19
BAB 18
20
BAB 19
21
BAB 20
22
BAB 21
23
BAB 22
24
BAB 23
25
BAB 24
26
BAB 25
27
BAB 26
28
BAB 27
29
BAB 28
30
BAB 29
31
BAB 30
32
BAB 31
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
intermezzo
53
BAB 51
54
BAB 52
55
BAB 53
56
BAB 54
57
BAB 55
58
BAB 56
59
BAB 57
60
BAB 58
61
BAB 59
62
PENGUMUMAN: PENTING
63
BAB 60
64
BAB 61
65
BAB 62
66
BAB 63
67
BAB 64
68
BAB 65
69
BAB 66
70
BAB 67
71
BAB 68
72
BAB 69
73
BAB 70
74
BAB 71
75
BAB 72
76
BAB 73
77
BAB 74
78
END
79
Epilog
80
01| Pertemuan Saga dan Aellys
81
02| Aellys dan Saga
82
03| Reno dan Aellys
83
04| Kejutan dari Saga dan perginya Aellys
84
05| Kebenarannya dan Penyesalan Saga
85
06| Rachel ingin melenyapkan Aellys
86
07| Kepergian Saga
87
08| Pertemuan Aellys dan Calvin
88
09| Kembali ke Indonesia dan Rencana B
89
10| Keinginan Saga menikahi Aellys yang koma
90
11| Harapan hidup Aellys
91
12| Ingatan Aellys
92
1| Mengidam? (Bonus)
93
2| Kehamilan di bulan ke-7
94
3| Melahirkan
95
Permisi
96
Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!