Sore hari, Riyo datang ke rumah Woro.
" Hai, wi " ucap Riyo
" Eh, Mas Riyo, nyari mas Woro ya? mas Woro barusan mandi mas " ucap Dewi
" Duduk sini ah, ngapelin kamu aja " ucap Riyo
Riyo duduk di teras bersama Dewi yang sedang membaca buku
" Ngapel kok sekalian, Hemat ongkir donk! " ucap Dewi
" hahaha.... bisa aja kamu wi, kalau langsung ngapelin kamu kan g enak sama Woro" ucap Riyo
" Jangan di telan mas kalau gak enak, muntahkan saja ! " canda Dewi
Dewi masih asyik dengan bukunya, tanpa memperhatikan wajah Riyo yang sedari datang selalu menatap ke arahnya. Dewi hanya menjawab pertanyaan Riyo saja tanpa menatap yang bicara
" Sedang belajar atau baca novel itu wi?" tanya Riyo
" Libur sekolah kok belajar mas, ntar pintarnya berlebihan gak baik hahaha..." ucap Dewi asal
" lagi baca novel mas, Sehidup Sesurga " ucap Dewi lagi
" terharu mas, masih SMA nikah siri gara gara gak mau nambah dosa " ucap Dewi
" keren tuh " ucap Riyo
" Gak pacaran dulu langsung nikah, emang enak? " tanya Dewi
" ya enak lah, nanti pacarannya setelah nikah " ucap Riyo
" Apa mau di coba? yuk ke penghulu sama mas " ucap Riyo
" Hallah modus ! palingan juga di seriusin gak berani hahaha" ucap Dewi
" mas beneran siap wi, tunggu mas pulang ya " ucap Riyo
" pulang? pulang dari mana? " tanya Dewi
" Memang mas mau ke mana?" tanya Dewi lagi
" ihh sudah baper nih mau di tinggalin sama mas " ucap Riyo
" gak lah, emang mas Riyo siapanya Dewi? " ucap Dewi
" Dewi cuman penasaran aja " ucap Dewi lagi
" Mas dapat panggilan kerja wi, di kontrak dua tahun di sebuah Bank Swasta di Arab Saudi " ucap Riyo
" beneran mas? mas Riyo keren lo ! bisa dapat panggilan dari Arab Saudi langsung " ucap Dewi
" Kamu bilang keren, tapi kamu gak tertarik sama aku wi " guman Riyo
" Jangan lupa, kirimi Dewi tasbih dan Sajadah dari Arab mas biar Dewi cepat tobat " ucap Dewi
" hahaha..... iya, mas gak akan lupa " ucap Riyo
" Tunggu mas pulang ya wi, kita ke penghulu " ucap Riyo
" Gombalnya itu lo di kurangi, biar gak penuh di almari hatiku...hahaha...." ucap Dewi
Dewi yang tak pernah mempan di gombali sama Riyo, menganggap Riyo selama ini seperti kakak laki kalinya sendiri sama seperti mas Woro.
Dewi selalu menganggap rayuan yang Riyo berikan kepadanya selama ini hanya gombalan kata kata manis saja tanpa tahu bahwa sebenarnya Riyo menyimpan rasa yang berbeda untuk Dewi
" Mas serius wi, tunggu mas pulang mas akan menghalalkanmu " ucap Riyo serius
Dewi menatap mata Riyo dalam mencoba mencari kebohongan disana, namun Dewi tak menemukannya. Dewi justru menemukan keseriusan di mata Riyo
" Jangan mencemaskan jodoh yang sudah Allah tetapkan, kalau sudah jodoh pasti Allah satukan. iya masak Dewi suruh nunggu mas, ya gak papa kalau mas jodohnya Dewi kalau mas jodohnya orang? bisa jadi perawan tua Dewi nungguin jodohnya orang hahaha " ucap Dewi
Riyo mentowel pipi Dewi yang cubby
" makin pinter ya, kamu " ucap Riyo
" aduhhhhh....sakit mas " ucap Dewi kesakitan memegang pipinya yang langsung memerah
" Kamu di apain wi sama Riyo? " tanya Woro dari dalam rumah sambil mengusap rambutnya yang basah dengan handuk kecil dengan masih bertelanjang dada
Dewi tak menyahut, dia mengelus pipinya lembut
" kenapa pipimu wi?" tanya Woro sedikit kuatir
Riyo yang melihat pipi Dewi memerah jadi merasa bersalah, Dia hanya gemas dan menowel pipi Dewi tak bermaksud menyakitinya namun di towel sedikit saja Dewi malah kesakitan. Riyo tidak tahu kalau kulit Dewi sensitif
Woro menatap Riyo dan Dewi bergantian
" Maaf wi, aku gak maksud nyakitin kamu " ucap Riyo yang masih melihat pipi Dewi memerah
" gak papa mas, kulit Dewi memang sensitif " ucap Dewi
" Wah kamu Yo, sudah berani nyuri pegang pipi adik gue lo ya " ucap Woro
" bukan nyuri Ro, gue cuman gemes dengan adik lo ini, gak ada niat lain " ucap Riyo
" Awas aja kalau lo macem macem sama adik gue " ucap Woro
" lo tau siapa gue kan Ro, mana mungkin gue mainin adik lo" ucap Riyo
Woro yang sudah akrab denga Riyo kembali ke dalam rumah untuk menaruh handuk dan berniat memakai bajunya. Riyo tak akan menyakiti hati perempuan manapun karna masa lalunya dan Woro tahu itu.
" Wi sorry ya, mas bener bener g tahu kalau begini jadinya " ucap Riyo
" Iya mas gak papa, nti di kompres air anget juga udah baikan " ucap Dewi
" Dewi ke dalam dulu ya mas " pamit Dewi sambil berdiridari duduknya
" Wi, sekalian mas pamit ya mungkin besok gak sempat ke sini lagi " ucap Riyo
" iya mas, hati hati semoga sukses daannn jangan lupa pesen Dewi, Kirimi Sajadah dan Tasbihnya ! " ucap Dewi sambil tersenyum manis mengangkat kedua jarinya
" Pasti ! " jawab Riyo
Riyo merasa bahagia meskipun harus pergi berjauhan dengan Dewi, namun dia lega bisa mengungkapkan isi hati yang selama ini dia pendam.
.
.
Di Surabaya, Bimo yang berencana pulang ke kota kelahirannya gagal akibat ajakan Selly untuk menemaninya ke salon.
Bimo tak bisa menolak Selly karena Papa Selly yang mempermudah Bimo untuk menjadi PNS. Papa Selly adalah teman Ayah Bimo dan mereka juga sudah sepakat untuk menjodohkan anak anaknya.
" Bim, rambutku udah bagus kan?" tanya Selly yang sudah selesai melakukan perawatan rambut
" Sudah beb, kamu cantik banget " ucap Bimo
" sayangnya cantikmu itu perlu banyak modal tidak terlihat natural " guman Bimo dalam hati
" Ya udah, yuk kita makan dulu " ajak Selly
" Okey " jawab Bimo
Dalam perjalanan ke tempat makan yang di rekomendasikan Selly, mereka melihat Fadhil dan Agus sedang menikmati rujak cingur di stand lesehan di sisi jalan.
" itu bukannya temanmu waktu itu Bim, siapa?hmmm si Fadhil kalau gak salah? " ucap Selly
" Iya beb, si Fadhil sama Agus. apa kita makan bareng mereka aja? kayaknya enak tu rujak cingur " ucap Fadhil
Sebenarnya selly gak terbiasa makan di pinggir jalan namun karna sejak awal dia penasaran dengan Fadhil, Selly meng-iyakan ajakan Bimo
" Hai Gus, Dhil " ucap Bimo menyapa keduanya
" Hai calon pasangan pengantin " jawab Agus
" Sengaja ke sini atau kebetulan ni kok bisa di sini?" tanya Agus
" kebetulan kami lewat sini, liat kalian berdua jadi ingin gabung " ucap Bimo yang sebenarnya malas jalan hanya berdua dengan selly
" Boleh kan kita gabung?" tanya selly denagn suara manjanya
" Boleh tentu saja, silahkan " ucap Agus
Bimo dan Selly duduk bersebelahan, Bimo di depan Agus dan Selly di depan Fadhil
Fadhil yang sedari tadi fokus dengan ponselnya tak sedikitpun melihat Selly yang tepat duduk di hadapannya.
" Dari tadi sibuk lihat ponsel aja Dhil, lagi chat sama pacarnya ya?" ucap Selly
" hahaha....." tawa Agus pecah
" kok kamu ketawa gus? apa ada yang salah? " tanya Selly
" ya, pertanyaanmu yang salah " ucap Agus
" Mana mungkin Fadhil chating sama cewek, kontak cewek satu satunya di ponselnya itu cuman bundanya hahaha...." ucap Agus
" masak sih?" tanya Bimo yang tak percaya
Agus mengangguk sambil menyeruput kopi miliknya.
" apaan kamu Gus, buka kartu aja " ucap Fadhil menaruh ponselnya dan ikut menyeruput kopi miliknya.
" cowok langka nih " guman Selly dalam hatinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments