Teman saja?

Habis Maghrib, Ani menjemput Dewi di rumahnya dengan motor maticnya.

" wi, buruan " teriak Ani di depan pintu rumah

" Mau jalan kemana An?" tanya ibunya Dewi

" eh, bu lik...Mau jajan mie ayam bu lik" ucap Ani sembari salim

" terus? " tanyanya lagi

" hanya itu saja bu lik " ucap Ani

Dewi keluar kamar menggunakan celana jeans hitam dan kaos biru dengan swetter rajut hitam dan jilbab pashmina warna senada

" buk, Dewi jalan dulu ya " pamit Dewi pada Ibunya

" Iya, hati hati jam 8 sudah di rumah ya " ucap ibu

" biasanya kan jam 9 buk " ucap Dewi

" kata Ani tadi cuman mau jajan mie ayam saja?" ucap ibu

" ya, nanti kalau mie ayamnya antri gimana? makannya buru buru kan gak enak buk " ucap Dewi

" hmmm...ya sudah nanti jam 9 sudah di rumah ya " ucap Ibu

" Siiap buk " ucap Dewi mengangkat tangannya di atas kening seperti posisi hormat pada bendera

Merekapun salim sama ibuk dan meninggalkan rumah Dewi dengan sepeda motor matic milik Ani.

" wi, coba chat si Bima, posisi di mana?" ucap Ani sambil fokus mengemudikan motornya

" Tadi udah chat aku, katanya dia datang agak telat " ucap Dewi

" jadi kita langsung ke cafe biasa aja An" ucap Dewi

" Okey " ucap Ani mempercepat laju motornya

Sampai di Cafe, mereka berjalan mencari tempat yang kosong namun karna malam minggu tempat sudah terlihat penuh

" Padahal kita berangkatnya udah cepet lo kenapa sudah penuh aja ni cafe " gerutu Ani

" Namanya juga malam minggu An" ucap Dewi

" Mereka pada berangkatnya jam berapa? baru habis maghrib juga sudah pada di sini " ucap Ani

" eh, itu di ujung masih kosong An, yuuk " ucap Dewi

Mereka berjalan terburu agar segera sampai di tempat itu, namun saat mereka sampai dua orang cowok juga tiba di tempat yang sama

" Hmmm....Dewi kan? anak IPA? " tanya seorang cowok

" Iya, kamu siapa?" tanya Dewi

" kenalin Aq Anto anak IPA juga " jawabnya

" Masak sih anak IPA juga? Aku kok gak pernah lihat ya?" ucap Dewi

" Beda kelas wi, Anto IPA satu " ucap Ani

" nah tu Ani tahu " ucap Anto

Dewi merasa malu karna terlihat bodoh saja saat tidak mengenali teman satu jurusannya

" Maaf, tapi aku memang baru lihat kamu " ucap Dewi

" ya gak papa, aku maklum kok. kamu terlalu sibuk meladeni cowok cowok yang mendekatimu " ucap Anto tersenyum

Dewi semakin malu akan yang di katakan Anto, selama ini dewi hanya mengenal dan memperhatikan cowok yang mendekatinya saja.

" kapan duduknya nih, kok ngobrol terus " ucap cowok yang datang bersama Anto

" Eh, Iya Mas " ucap Anto

" gimana kalau kita duduk disini aja semua, kan tinggal ini yang kosong " ucap Anto

" Gak papa lah dari pada berdiri " ucap Ani yang terlihat sebal

Mereka sepakat untuk duduk di tempat yang sama

" Dasar Bimo sok sibuk, kan jadinya kita malah gak dapat tempat duduk " gerutu Ani dalam hatinya

" mau pesan apa kalian? biar sekalian pesannya" ucap Anto

" Gak usah, nanti aja kita lagi janjian sama temen bentar lagi juga datang " ucap Dewi

"Ya udah, aku pesenin minum aja dulu kali ya sambil nunggu, kalian mau minum apa?" ucap Anto

" Juz Alpukat saja" ucap Ani

" Kamu wi? " tanya Anto

" Samain aja An " jawab Dewi

Anto memanggil pelayan cafe dan memesan minuman dan cemilan buat Ani dan Dewi, sementara untuk dirinya dan Fadhil Anto memesan minuman dan bebek bakar

" eh, An mas ini siapa?" tanya Ani

" Oh, ya kenalin An, wi, ini sepupuku dari Surabaya namanya Mas Fadhil " ucap Anto

" Mas Fadhil, kenalin ini Dewi dan Ani teman sekolah Anto " ucap Anto memperkenalkan keduanya

" Hai mas Fadhil, aku Dewi " ucap Dewi

Dewi yang duduk di depan Fadhil, berinisiatif menjabat tangan Fadhil, Namun Fadhil menolaknya dengan menangkupkan ke dua tangannya ke dada, Dewi kecewa uluran tangannya di tolak seorang cowok

" Cowok ini beda " guman Dewi

" Maaf " ucap Fadhil

" Okey, Kita bukan Mahrom jadi gak boleh salaman ya " ucap Dewi

" emang gak boleh salaman wi, kata pak uztad " ucap Ani

" Iya An, Mas Fadhil agamanya kenceng makanya gak mau salaman sama cewek, kalau aku ni belok kanan belok kiri masih banyak salah jadi ya, mau salaman hayuk gak mau ya udah " ucap Dewi

Usai bicara Dewi terlihat diam dan memainkan ponselnya. Dia sebenarnya kepalang malu di tolak salaman sama cowok saat tangannya sudah di ulurkan pas depan sang cowok.

" Hai Mas Fadhil, aku Ani salam kenal ya " ucap Ani basa basi

Fadhil hanya tersenyum ke arah Ani sekilas dan kembali melihat ponselnya

" Kalian janjian sama siapa nih?" ucap Anto memecah kecanggungan

" jangan jangan janjian sama pacar ya?" ucapnya lagi

belum sempat mereka menjawab, tiba tiba suara seseorang memanggil

" Hai, Fadhil " ucap seseorang

Semua menoleh ke sumber suara

" Bimo " ucap Ani dan Dewi lirih

Mereka heran kenapa yang di panggil malah Fadhil, padahal mereka yang di ajak janjian

" Hai Bim " ucap Fadhil

" Sudah lama? " tanya Bimo

" Baru saja duduk, ni makanannya juga belum datang" jawab Fadhil

Bimo melihat ke arah meja yang kosong dan memandang orang yang duduk di sana

" Kalian? di sini juga?" tanya Bimo

" iya " jawab Ani kesal

" kalian saling kenal?" tanya Fadhil

" Ya, mereka tetangga dan juga temanku " ucap Bimo

deg

Jantung Dewi kaget mendengar jawaban Bimo yang hanya mengakuinya sebagai tetangga dan temannya saja. Hatinya terluka tapi di tahannya hingga tak sengaja air bening dari matanya jatuh. Saat air mata jatuh di pipinya segera dia lap dengan tissu yang di pegangnya dan tak sengaja Fadhil melihatnya.

" Yakin cuman teman?" tanya Fadhil tak percaya setelah melihat Dewi yang meneteskan air matanya

" Iya " jawab Bimo mantap

Ani geram dan geleng geleng mendengar jawaban Bimo, sementara Dewi berusaha untuk tegar

" Duduk sini Bim " ucap Fadhil

Bimo duduk di antara Dewi dan Fadhil

" Besok jadi balik jam berapa Dhil? " ucap Bimo

" Habis subuh aja Bim " jawab Fadhil

" Jadi, mas Fadhil ini orang yang di ceritakan tadi siang " guman Dewi dalam hati

Tadi siang saat kencan di rumahnya Ani, Bimo sempat bilang akan balik ke Surabaya bareng temannya yang bekerja di tempat yang sama tapi sudah di angkat menjadi pegawai negeri dua tahun lalu karena kecerdasaannya tanpa uang pelicin tanpa perantara orang dalam. Fadhil satu angkatan dengan Bimo saat masuk di departemen Imigrasi cuman nasibnya saja berbeda.

" Okey " ucap Bimo

" bentar, aku ke toilet dulu " ucap Fadhil berdiri dari duduknya

" mau pesen apa Bim, biar sekalian aku pesankan" ucapnya sebelum pergi

Bimo lalu menyebut makan dan minum yang ingin di makannya.

Fadhil meninggalkan mereka namun belum jauh dia berjalan dia teringat ponselnya yang tertinggal. Fadhil kembali ke meja hendak mengambil ponsel namun dia melihat tangan Bimo dan tangan Dewi yang bertautan erat saling menggenggam di bawah meja

Fadhil mengurungkan niatnya dan berjalan kembali untuk ke toilet.

Sebelum ke toilet Fadhil lebih dulu memesankan minum dan makan untuk Bimo dan juga Ani dan Dewi.

Saat Fadhil kembali ke toilet, pesanan mereka sudah tertata di meja

" Yuk langsung makan, mumpung masih anget" ucap Fadhil

" ini kita tadi gak pesen makan lo mas Fadhil " ucap Ani

" memang kalian mau apa ke sini kalau gak mau makan? " tanya Fadhil

" Temanmu pasti lupa kalau punya janji, sudah makan saja " ucap Fadhil lagi

Mereka menurut dan menikmati makanannya, sesekali Fadhil memperhatikan interaksi Bimo dan Dewi

..." Kadang Backstreet itu melukai pasangan saat tak di akui di depan orang, kamu bisa Backstreet di hadapan manusia Namun tidak bisa membohongi Tuhan, Karna Tuhanmu tahu isi hatimu yang sebenarnya "...

...Assalamu'alaikum warohmatullah Wabarokaatuh reader termanis.......

...Mohon dukungannya njih, Author masih terus belajar.......

...jangan lupa like, komen, Vote, dan juga berikan hadiah untuk author ya...

...terima kasih...

Episodes
1 Cinta dua Saudara
2 Teman saja?
3 gombal
4 Selly
5 Almari Hatiku
6 Bimo pulang
7 Tumben itu tak biasa
8 Paket dari Arab
9 Cantiknya Baru
10 Interview kerja
11 pengakuan Fadhil
12 Malam perpisahan
13 Tempat kost
14 Hari pertama Kerja
15 Om Tajir
16 Duretajime
17 Ponsel Mahal gak ada Kuota
18 bertemu kembali
19 Kakak bukan mami
20 Kesepakatan
21 Baju Sisil
22 Boneka
23 Cowok idaman
24 Sahabat yang Asyik
25 Di Coret
26 Kelingan mantan
27 Sadar diri
28 Jangan lepas lagi hijabmu !
29 Bukan Jumlahnya tapi berkahnya
30 Bilang aja calon mantu !
31 Rumah yang Nyaman
32 Sahabat lama
33 Tulus sekalian Modus
34 Penyesalan-Kecewa-Ketidak relaan
35 Nginep
36 Niat Ta'aruf
37 Mau langsung di halalin?
38 ulat bulu
39 Sate
40 Do'ain aja
41 Kembali ke Surabaya
42 Nasi krawu
43 Pamit#Kost
44 pamit#xxx cell
45 Bertemu Bimo
46 Ke tempat Bunda
47 Bicara dengan bunda
48 Bertemu Bunda
49 Perkenalan
50 Pemotretan Perdana
51 Promo Novel Sehidup Sesurga
52 Awal yang Baik
53 Menjenguk Sisil
54 foto bersama penggemar
55 Bertemu penggemar lama
56 Perasaan Fadhil
57 Weekend bersama Teman
58 jadi dia calon isterinya ?
59 Butuh pelukan
60 Qobiltu bukan I love you
61 Citra ?
62 Sepupu ?
63 Restu nenek
64 level 2
65 Klinik ?
66 CCTV
67 Pesan Woro
68 Tunggu Qobiltuku
69 Bertemu Citra
70 Latihan jadi isteri
71 berdua
72 Mobil mewah
73 Bicara Jujur
74 SeHidup SeSurga
75 Hesti dan Citra
76 Black list
77 Masih belum halal
78 Cincin
79 Perak di kelingking kanan
80 Breng kesan pindang ???
81 Mahar apa?
82 Tunjukkan jalan jodohku
83 Kejutan
84 SAH
85 Fantastik
86 Malam Pertama menjadi suami isteri
87 Move on
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Cinta dua Saudara
2
Teman saja?
3
gombal
4
Selly
5
Almari Hatiku
6
Bimo pulang
7
Tumben itu tak biasa
8
Paket dari Arab
9
Cantiknya Baru
10
Interview kerja
11
pengakuan Fadhil
12
Malam perpisahan
13
Tempat kost
14
Hari pertama Kerja
15
Om Tajir
16
Duretajime
17
Ponsel Mahal gak ada Kuota
18
bertemu kembali
19
Kakak bukan mami
20
Kesepakatan
21
Baju Sisil
22
Boneka
23
Cowok idaman
24
Sahabat yang Asyik
25
Di Coret
26
Kelingan mantan
27
Sadar diri
28
Jangan lepas lagi hijabmu !
29
Bukan Jumlahnya tapi berkahnya
30
Bilang aja calon mantu !
31
Rumah yang Nyaman
32
Sahabat lama
33
Tulus sekalian Modus
34
Penyesalan-Kecewa-Ketidak relaan
35
Nginep
36
Niat Ta'aruf
37
Mau langsung di halalin?
38
ulat bulu
39
Sate
40
Do'ain aja
41
Kembali ke Surabaya
42
Nasi krawu
43
Pamit#Kost
44
pamit#xxx cell
45
Bertemu Bimo
46
Ke tempat Bunda
47
Bicara dengan bunda
48
Bertemu Bunda
49
Perkenalan
50
Pemotretan Perdana
51
Promo Novel Sehidup Sesurga
52
Awal yang Baik
53
Menjenguk Sisil
54
foto bersama penggemar
55
Bertemu penggemar lama
56
Perasaan Fadhil
57
Weekend bersama Teman
58
jadi dia calon isterinya ?
59
Butuh pelukan
60
Qobiltu bukan I love you
61
Citra ?
62
Sepupu ?
63
Restu nenek
64
level 2
65
Klinik ?
66
CCTV
67
Pesan Woro
68
Tunggu Qobiltuku
69
Bertemu Citra
70
Latihan jadi isteri
71
berdua
72
Mobil mewah
73
Bicara Jujur
74
SeHidup SeSurga
75
Hesti dan Citra
76
Black list
77
Masih belum halal
78
Cincin
79
Perak di kelingking kanan
80
Breng kesan pindang ???
81
Mahar apa?
82
Tunjukkan jalan jodohku
83
Kejutan
84
SAH
85
Fantastik
86
Malam Pertama menjadi suami isteri
87
Move on

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!