Edmond sudah kembali ke Kalimantan Timur. Hari Senin Mahira seperti biasa masuk kerja. Untuk mereka yang kerja di bank, pasti tahu kalau hari Senin adalah hari yang sibuk.
Mahira yang bertugas di customer service telah sibuk dengan antrian yang panjang. Ia berusaha konsentrasi dengan tugasnya. Putri sendiri ada di bagian teler.
Makan siang bersama ya? Ada yang mau aku omongin.
Mahira melihat pesan dari Putri. Ia mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Putri. Saat sahabatnya itu melihat juga ke arah dia, Mahira mengangkat jempolnya tanda setuju.
Jam makan siang pun akhirnya tiba. Putri dan Mahira menuju ke cafe yang tak jauh dari tempat mereka bekerja. Dan seperti biasa, keduanya memilih tempat duduk yang ada di sudut ruangan.
"Bagaimana kemarin? Dapat gaunnya?" tanya Putri penasaran.
"Dapat. Aku sebenarnya ingin gaun yang biasa saja. Kalau perlu di sewa saja. Namun Edmond ingin gaun yang mewah. Ia nampaknya tak perduli dengan harganya. Dia bahkan membelikan 2 gaun. Untuk dipakai saat pemberkatan dan untuk acara resepsinya."
Putri nampak senang melihatnya. "Dia memang mencintaimu, Mahira."
"Tadi malam aku justru tak bisa tidur. Aku terus berpikir, kok bisa Edmond langsung setuju untuk menikah denganku? Pada hal, aku ini sudah tak suci lagi. Rasanya kurang yakin saja, lelaki tampan, sukses dan anak orang kaya mau bersama aku. Bagaimana mungkin dia tak memiliki pacar setelah 4 tahun kami tak bertemu? Jangan-jangan dia sudah memilki pasangan namun dia menyembunyikannya dariku."
"Dengar, Mahira! Dia itu mencintaimu sejak dulu. Kenapa kau masih meragukan ketulusannya?"
Mahira menarik napas panjang. "Aku masih berharap Teddy akan datang dan bertanggungjawab atas diriku."
"Lupakan dia, sayang. Dia brengsek yang tak bertanggungjawab."
"Bagaimana jika ia kembali, Put?"
"Dia tak akan kembali. Mungkin saja di Singapura sana ia sudah memiliki kekasih. Siapa yang tahu?"
"Apakah selama ini aku terlalu bodoh karena sangat yakin bahwa Teddy mencintaiku?" tanya Mahira sambil menatap jauh ke depan. Dia ingat, cafe ini juga tempat ia dan Teddy biasanya makan siang bersama. Saat Teddy datang dari Singapura, ia selalu menghabiskan waktunya dengan Mahira.
"Mahira, jangan bimbang lagi. Pernikahanmu sudah di depan mata. Teguhkan hatimu untuk menjalani kehidupan bersama Edmond. Aku nggak dapat membayangkan bagaimana hebohnya orang kantor saat tahu kalau kau akan menikah dengan pria setampan Edmond." Putri nampak antusias.
"Pasti mereka akan bingung, Put. Mereka kan tahu kalau aku pacaran dengan Teddy. Namun yang membuat ku senang adalah kesehatan Oma Yohana yang semakin membaik. Oma makan banyak. Dia bahkan tak henti-hentinya berdoa agar pernikahan kami dilancarkan."
Putri menyentuh tangan sahabatnya itu. "Oma Yohana sangat bahagia. Kau seharusnya juga bahagia. Jangan pikirkan yang lain. Setelah menikah, kau akan keluar dari rumah itu. Oma Yohana akan tinggal bersamamu. Edmond mengatakan padaku, jika kalian sudah menikah, maka ia akan menyewa seorang perawat agar Oma Yohana tak kesepian saat kau pergi bekerja. Dia juga memperhatikan keberadaan Oma Yohana."
"Benarkah?"
"Apakah kau meragukan itu?"
"Dia bahkan tak mengatakannya padaku."
Putri menggelengkan kepalanya. "Kau cemburu padaku?"
Mahira terkejut. "Bagaimana mungkin aku cemburu padamu? Memangnya aku suka pada Ed?"
"Aku yakin kau akan suka padanya. Kau bahkan akan jatuh cinta lagi padanya. Seperti pertama saat Edmond mendekatimu."
"Entahlah, Put. Dia bahkan tak menghubungiku lagi semenjak ia berangkat tadi malam."
Putri tersenyum. 'Kau sudah mulai merindukannya ya?"
"Ih...apaan sih kamu?"
Mahira diam tertunduk. Apakah benar ia bisa jatuh cinta pada Edmond? Apakah benar Edmond juga tulus untuk menikah dengannya?
Biarkanlah waktu yang menjawabnya.
***********
Seminggu menjelang pernikahan.....
Mahira baru selesai memandikan dan menyuapi Oma Yohana. Hari ini adalah hari Sabtu jadi Mahira tak masuk kerja. Tugasnya memang setiap Sabtu dan minggu adalah menjaga oma secara fulltime. Namun Mahira tak pernah mengeluh. Bagaimana pun ia sangat menyayangi omanya.
Maya dan Merry hampir setiap hari bertanya. Mengapa Mahira dan Teddy putus, bagaimana Mahira bisa mendapatkan Edmond yang tampan dan tajir itu. Mereka bahkan dengan tidak tahu malunya bertanya apakah Mahira sudah bercinta dengan Edmond atau belum.
Mahira memang sangat khawatir. Bagaimana jika ia memang benar-benar hamil?
Saat Mahira masuk ke kamarnya untuk menghilangkan lelahnya karena oma sedang tidur siang, mata Mahira menatap kalender duduk yang ada di meja riasnya. Ia memang memberi tanda tanggal haidnya bukan yang lalu setelah ia dan Teddy melakukan hubungan intim.
Aku sudah terlambat 3 hari. Bukankah selama ini aku selalu tepat waktu? Ya Tuhan, aku sepertinya beneran hamil anaknya Teddy.
Mahira segera menelepon Putri.
"Put, aku sudah terlambat datang bulan. Terlambatnya 3 hari."
"Kamu tenang, dong. Jangan panik begitu. Kan sebentar lagi kamu akan menikah."
"Ini anak Teddy, Put."
"Ngapain juga kamu masih memikirkan lelaki yang tak bertanggungjawab itu? Itu anak Edmond. Tanamkan hal itu di otak dan hatimu."
"Aku takut, Put. Bagaimana jika Teddy datang kembali?"
"Kalau memang dia punya hati untuk bersama dengan kamu kembali, maka dia tak akan memblokir nomor mu dan memblokir kamu di semua media sosialnya. Dia tak akan menghapus semua foto kalian di Instagram nya. Dia hanya ingin mendapatkan dirimu karena dia berpikir 4 tahun pacaran tanpa melakukan apapun, dirinya pasti rugi. Mahira, kamu jangan ragu lagi. Sabtu depan kamu akan menikah dengan Edmond."
Mahira menarik napas panjang. Semua yang Putri katakan benar adanya. "Terima kasih, put. Terima kasih karena selalu menghibur dan menguatkan aku. Aku tutup dulu ya, bye..." Mahira menutup percakapannya dengan Putri. Ia kemudian membaringkan tubuhnya. Tangannya memegang perutnya dan secara spontan tangannya membelai perutnya sendiri.
Ponsel Mahira berbunyi lagi. Ternyata itu panggilan dari Edmond. Tumben kalau Edmond meneleponnya. Sejak cowok itu kembali ke Kalimantan, ia hanya sekali mengirim pesan pada hari Selasa, mengingatkan Mahira untuk menyiapkan surat-suratnya karena pengacaranya akan mengurus pendaftaran pernikahan di kantor catatan sipil.
"Hallo.....!" Sapa Mahira.
"lagi buat apa?"
"Baru selesai memandikan dan memberi makan oma."
"Kamu pasti capek kan? Apakah sebaiknya perawat yang aku sewa untuk mengurus oma selesai pernikahan kita aku suruh saja ke rumahmu besok?"
"Jangan. Aku masih bisa mengurus oma."
"Tapi kamu mungkin hamil. Tak baik terlalu capek. Kamu juga sering mengangkat oma sendiri. Tubuh oma kan berat."
"Aku sudah terbiasa."
"Mahira, ingat ya, jangan dulu memeriksakan kandungan ataupun mengetes kehamilan mu sendiri. Tunggu aku. Aku akan datang hari Rabu. Karena kita belum melakukan sesi foto prewedding. Fotografernya mengatakan kalau kita bisa melakukan foto prewedding hari Kamis. Hari sabtu saat kita menikah, fotonya sudah siap."
"Memangnya harus melakukan sesi foto seperti itu?"
"Haruslah. Jadi kamu urus cuti saja di bank mulai Kamis. Cutinya seminggu saja. Karena Kamis setelah pernikahan kita, aku juga harus kembali bekerja."
"Ok. Terserah kamu, kak "
"Jangan banyak pikiran. Semuanya sudah di atur pihak WO. Senin nanti undangannya sudah selesai. Kamu mau mengundang siapa?"
"Hanya teman-teman kerja dan beberapa teman kuliah dulu. Keluargaku kan hanya om dan tanteku."
"Baiklah Sampai jumpa Rabu nanti ya?"
Edmond kemudian mengahiri percakapan mereka. Mahira menyimpan kembali ponselnya di bawa bantal. ah, Teddy, mengapa kamu tega padaku?
**********
Hallo semua...
bagaimana episode ini?
berikan like, komen dan vote ya
Terima kasih atas dukungannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
gia gigin
penasaran dgn Edmond apa benar2 tulus dgn Mahira atau ada maksud lain🤔
2022-07-28
0
Rini Shop
Tedy LG,,tedy LG hadeuhh
2022-07-13
0
Nazadnin
entahlh mba smpe di part AQ msh blm bisa menyimpulkan apakah cinta Ed bnr2 tulus ato tdk,klo tulus Psti ad maksud dri Ed mau menerima mahira ato stu kata yg pas buat Ed, cinta itu buta smpe Ed tak mau mlht sisi lain mahira yg seorg wanita yg tak utuh lgi...
2022-04-17
1