"Sayang, kenapa menangis?"'Tanya Teddy sambil mendekat ke arah Mahira. Ia memeluk tubuh Mahira yang masih polos. Beberapa menit yang lalu, keduanya baru saja mencapai puncak kenikmatan bersama walaupun sebenarnya Mahira kelihatan agak kesakitan.
Mahira menatap Teddy. "Kenapa kita jadi lupa diri seperti ini?"
"Hei, jangan bilang kalau kamu menyesal karena telah menyerahkan kesucian mu kepadaku?" Teddy menangkup kedua sisi pipi Mahira dan memaksa gadis itu agar menatapnya. "Kita sudah 4 tahun bersama. Kita saling mencintai. Aku nggak mungkin akan meninggalkan kamu."
"Ini adalah masa suburku. Bagaimana kalau aku hamil?"
Teddy tersenyum. "Aku justru sangat ingin kau hamil. Supaya kita cepat menikah dan kau ikut dengan ku ke Singapura."
"Bagaimana dengan Oma Yohana?"
"Sayang, cukup sudah kau berkorban menjaga Oma Yohana selama ini. Kau hanya cucunya. Om Frans adalah anaknya. Dialah yang bertanggung jawab untuk menjaga oma Yohana. Kau juga harus harus memikirkan masa depanmu sendiri. Aku sudah punya pekerjaan yang bagus di Singapura. Di sana juga ada usaha orang tuaku. Aku ingin menjadikanmu ratu dalam hidupku. Hanya kamu. Aku nggak ingin yang lain. Selama satu tahun lebih, aku capek bolak balik Manado-Singapura hanya karena tak tahan dengan rasa rinduku padamu."
Teddy mengecup bibir Mahira, lalu membawa gadis itu dalam pelukannya. "Aku bahagia karena kau memberikan dirimu pertama kali untukku. Kau juga yang pertama untukku. Aku akan menyelesaikan beberapa pekerjaanku di sini, termasuk menjual rumah orang tuaku. Setelah itu kita akan sama-sama ke Singapura. Papa dan mama juga sudah kepingin kita menikah. Mereka tak sabar ingin punya cucu."
Mahira tersentak dari lamunannya saat ponselnya berbunyi. Itu pesan dari Edmond.
Mahira, besok sore, aku akan mengirimkan gaun untuk kau pakai di hari lamaran kita.
Mimpi yang indah ya? Edmond
Air mata Mahira jatuh saat membaca pesan itu. Mengapa bukan Teddy yang mengirimnya pesan? Mengapa harus Edmond yang sekarang melamarnya?
Terima kasih, kak
Setelah membalas chat dari Edmond, Mahira pun mencoba memejamkan matanya.
***********
Oma Yohana sebenarnya agak kaget saat Mahira mengatakan bahwa ia akan dilamar oleh Edmond dan bukan Teddy. Tapi ia akhirnya senang juga karena Mahira akhirnya akan menikah.
Yang sejak pagi heboh adalah Maya dan Merry. Mereka tak henti-hentinya bertanya bagaimana Mahira dan Edmond bisa ada hubungan dan kini akan menikah. Tentu saja mereka mengenal Edmond dengan sangat baik. Karena sesungguhnya, Edmond satu angkatan dengan Maya.
"Mengapa si Upik abu ini bisa jadian dengan Edmond? Bukankah dia pacaran sudah lama dengan si Teddy?" tanya Maya yang adalah teman seangkatan Edmond.
"Aku curiga kalau ada yang nggak beres nih! Teddy memang sudah beberapa bulan ini sudah nggak kelihatan jalan sama Mahira. Duh, kok aku nggak rela jika Mahira bisa jadian sama Edmond sih?" Merry kelihatan sangat kesal. Dulu, ia sebenarnya naksir Teddy namun Teddy justru jadian dengan Mahira. Beberapa kali Merry berusaha menggoda Teddy. Namun cowok pendiam itu sama sekali tak melirik ke arahnya. Cintanya kepada Mahira begitu kuat.
Sekitar jam 4 sore, Putri datang membawakan gaun yang dibeli Edmond untuknya. Sebuah gaun berwarna biru muda.
"Put, kok aku gugup ya? Aku takut nanti mereka akan tahu alasanku menikah dengan Edmond."
Putri memegang pundak sahabatnya. "Aku nggak mungkin mengatakan. Edmond pasti juga nggak akan pernah buka mulut. Jadi kamu tenang saja ya?"
Mahira mengangguk. Hari ini memang hari Sabtu jadi keduanya tidak masuk kantor.
"Sekarang kau mandi dan aku akan membantumu berdandan. Aku juga mau mandi di sini ya? Soalnya kalau pulang ke rumahku pasti nggak akan sempat. Kamu kan tahu kalau Edmond sangat tepat waktu orangnya."
"Baiklah."
Pukul tujuh malam, Edmond datang ke rumah Mahira ditemani oleh Sepupunya Leon. Ia terlihat tampan dengan kemeja batik berwarna biru. Sangat serasi dengan gaun yang dipakai oleh Mahira.
"Selamat malam om Frans dan tante Wulan. Perkenalkan saya Edmond Moreno kekasihnya Mahira. Ini sepupu saya Leon." Kata Edmond memperkenalkan dirinya dan juga Leon.
"Silahkan duduk, nak." kata Frans ramah. Oma Yohana mengerutkan dahinya. Ia sepertinya mengenal cowok itu namun oma lupa di mana.
"Maksud kedatangan saya malam ini adalah untuk melamar Mahira. Maaf kalau aku hanya datang berdua dengan sepupuku karena orang tuaku masih ada di Spanyol. Mama masih dalam perawatan karena sakit." ujar Edmond dengan suara baritonnya dan wajahnya yang tampan penuh karisma. Maya dan Merry saja sampai terpesona kepadanya.
"Kami menyambut maksud baik nak Edmond dengan senang hati. Walaupun agak kaget juga karena setahu kami pacar Mahira adalah Teddy." ujar Wulan sedikit menyindir Mahira karena sebenarnya ia tak rela kalau Mahira akan menikah dengan pria tampan dan kaya ini. Edmond lebih cocok menikah dengan salah satu anaknya.
Frans menatap istrinya dengan tatapan tak suka.
"Aku tahu Teddy. Kami satu kampus. Aku sudah menyukai Mahira sebelum ia pacaran dengan Teddy. Namun beberapa bulan yang lalu, aku dengar kalau hubungan mereka sudah putus. Aku mencoba menghubungi Mahira, dan saat Mahira akhirnya menerima cintaku, aku ingin segera meresmikan hubungan kami. Iya kan sayang?" Edmond menyentuh tangan Mahira yang duduk di sampingnya. Putri tersenyum senang melihat bagaimana jengkelnya wajah Maya dan Merry.
"Iya." Sedikit gugup Mahira menjawabnya.
"Kalau kalian memang sudah saling cinta dan yakin, menurut om nggak masalah. Usia kalian juga sudah cocok untuk menikah. Jadi kapan rencananya?" tanya Frans.
"2 minggu lagi, om."
Wulan terkejut. "Dua minggu lagi? Apakah itu nggak terlalu cepat untuk menyiapkan pernikahan?"
"Aku sangat sibuk dengan pekerjaan ku. Jadi waktuku hanya ada di tanggal itu." Edmond meraih tangan Mahira. "Tante dan om tenang saja. Aku akan menjadikan Mahira sebagai ratu di hari pernikahan kami nanti. Ada WO yang akan mengatur semuanya. Om dan tante nggak usah repot memikirkan bagaimana acaranya nanti. Aku dan Mahira sudah sepakat nggak akan mengundang banyak orang. Yang penting kami sudah sah di mata Tuhan dan juga pemerintah."
"Om juga setuju. Yang paling pokok kalau kalian sudah menikah. Om menerima dengan baik lamaran mu, Edmond." Ujar Frans membuat Wulan nampak kesal.
Edmond berdiri. Perlahan ia menarik tangan Mahira agar gadis itu juga berdiri. "Di hadapan kalian semua, aku ingin bertanya pada Mahira, sayang, kamu mau kan menikah dengan aku?"
Jantung Mahira rasanya mau copot. Ia tiba-tiba memikirkan Teddy. Namun saat melihat wajah oma Yohana yang tersenyum bahagia, Mahira pun mengangguk.
"Iya, Ed."
Edmond mengambil kotak cincin dari dalam kantong celananya. Ia mengeluarkan sebuah cincin emas dengan berlian putih yang sangat indah.
Mata Wulan langsung berbinar. Sebagai perempuan penyuka perhiasan, ia tahu kalau cincin itu harganya sangat mahal.
Dengan sangat manis, Edmond memasukan cincin itu di jari manis Mahira, setelah itu ia mencium punggung tangan Mahira dengan gaya yang sensual.
Oma Yohana langsung bertepuk tangan tanpa bisa menahan air matanya. "Semoga lancar sampai waktunya. Tuhan memberkati kalian berdua, nak." Dia yang duduk di atas kursi roda menggerakan kursi rodanya untuk mendekati Mahira.
"Edmond, sayangi Mahira ya?" ujarnya.
Edmond mendekat. Ia berjongkok di depan kursi roda Oma Yohana. "Iya, oma."
Oma Yohana mengusap kepala Edmond dengan lembut. "Terima kasih karena kau menyelamatkan nama baiknya." bisik oma Yohana membuat Edmond sedikit terkejut, apakah Oma Yohana tahu alasannya menikahi Mahira?
Selesai acara lamaran itu, mereka pun makan malam bersama. Makanan yang sebenarnya dipesan khusus oleh. Edmond dari restoran milik Leon dan sahabat-sahabatnya.
Saat mereka sudah selesai makan malam, Edmond mengajak Mahira untuk bercerita di taman belakang rumah itu. Keduanya duduk di bangku taman saling bersebelahan.
"Besok siang, aku ingin mengajak kamu ke butik untuk mencari gaun pernikahan. Mau dijahit waktunya sudah dekat. Jadi kita cari gaun yang sudah ada saja. Sorenya aku harus kembali ke Kalimantan karena Senin pagi aku ada rapat penting dengan investor dari luar negeri. Aku akan kembali hari Kamis depan. 2 hari sebelum pernikahan kita. Semua surat-surat akan diurus oleh pengacara yang adalah sahabat baikku di sini. Kamu tenang saja. Tetap beraktivitas sebagaimana biasa." Kata Edmond sambil sesekali melirik ke arah Mahira.
Mahira hanya mengangguk.
"Apakah oma mu tahu alasan kita menikah?" tanya Edmond penasaran dengan apa yang dibisikkan oleh Oma Yohana tadi.
"Nggak. Oma hanya kaget aja karena aku mau menikah denganmu dan bukan dengan Teddy."
Edmond memilih tak membahas itu. "Apakah Teddy menghubungimu?"
"Tidak!"
"Jangan pernah angkat teleponnya jika dia menghubungi kamu. Kalau perlu ganti nomor telepon mu. Mengerti?"
Mahira tak menjawab. Ia hanya menatap Edmond. Ingin mencari jawaban atas apa yang baru saja dikatakan oleh lelaki itu.
"Aku lelaki yang agak posesif dengan apa yang menjadi milikku. Kita sudah sedekat ini menuju hari pernikahan. Aku nggak mau kalau Teddy datang dan membatalkan pernikahan ini."
Mahira berusaha tersenyum. "Aku tak mungkin membuatmu kecewa."
Edmond memegang wajah Mahira. "Jangan bergerak. Maya dan Merry sepertinya mengintip kita." bisik Edmond dan tanpa diduga ia mencium dahi Mahira dan membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Mahira terkejut namun tak bisa memberontak karena ada Maya dan Merry di sana.
***********
Bagaimana pernikahan ini akan terjadi?
dukung emak ya guys
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Rini Shop
lelaki sejati
2022-07-13
0
Nazadnin
hai....mba.
hemmm....ad tanda tanya lgi nie kyknya di part ini🤔🤔🤔
AQ penasaran bgt nie mba kenapa Ed mau menikah dgn mahira n Oma apakah tau sesuatu,dri siapa klo iya ???..
mba adakh maksud di balik Ed menikahi mahira wlopun Ed tau klo mahira menjalin hubungan melebhi bts hubgan pcran???
2022-04-17
2
angelina
firasat orang Tua memang nggak bisa diremehin👏👏👏
2022-03-20
2