Bab 4 - Kejar-Kejaran

...༻❂༺...

Megan berjalan dengan keadaan kepala yang menunduk. Kekecewaan yang dia rasakan semakin bertambah. Sikap tangguhnya seketika sirna. Berubah menjadi sesuatu yang rapuh. Cairan bening perlahan menetes dari sudut matanya.

Megan tidak bisa membendung kesedihannya lagi. James sudah pergi meninggalkannya. Hal itu menjadi pertanda, kalau dirinya akan menjalani semuanya sendirian sekarang.

Megan tidak tahu harus bagaimana. Dia tidak punya arah dan tujuan. Pikiran yang selalu terlintas dalam benaknya adalah kembali kepada Ryan. Tetapi jika Megan nekat pergi, Apakah dia mampu bertahan menyaksikan kebahagiaan Ryan dan Ruby?

Tangis Megan terisak saat sudah keluar dari klub malam. Dia menangis dalam keadaan berjongkok. Menutupi wajahnya dibalik lutut yang terlipat.

Hati Megan terasa benar-benar sakit. Apalagi ketika dirinya mengingat sudah tidak punya siapa-siapa lagi untuk diandalkan. Dia merasa hidupnya tidak berarti apa-apa.

Megan berdiri dan masuk ke dalam mobil. Dia masih dalam keadaan menangis. Megan berpikir cukup lima. Terbersit dalam pikirannya, untuk membuat dirinya sendiri tertimpa kecelakaan mobil. Namun belum sempat menjalankan mobil, Ethan malah tiba-tiba masuk tanpa permisi.

Ethan terlihat panik. Seakan sedang dikejar-kejar bahaya. Dia bahkan terus memaksa Megan untuk menjalankan mobil.

Megan yang tidak menyangka dengan kemunculan Ethan, langsung menghentikan tangisnya. Dia cepat-cepat mengusap air mata yang ada di wajah. Lalu memasang ekspresi marah. Megan tentu merasa terganggu dengan kedatangan Ethan.

"Berani sekali kau masuk ke mobilku?!" geram Megan.

"Aku akan jelaskan nanti. Cepat jalankan mobilnya!" Ethan semakin mendesak. Membuat Megan tambah bingung.

"Kau mau aku saja yang menyetir?! Apa kau mau kita berdua tertangkap?" tukas Ethan.

"Tertangkap? Apa maksudmu? Apa kau dikejar polisi?!" Megan yang tadinya bingung, malah ikut merasa panik.

Belum sempat menjawab, seorang pria mendadak berseru. Dia memberitahukan tempat persembunyian Ethan. Megan awalnya santai saja. Tetapi setelah melihat ada banyak gerombolan pria sangar berdatangan, akhirnya dia mau menjalankan mobil. Megan tidak mau mengambil resiko untuk berurusan dengan gerombolan orang banyak.

"Sial! Kau membawaku ke dalam masalah!" keluh Megan seraya terus menginjak pedal gasnya.

"Aku sengaja memilih mobil yang hendak berangkat. Lagi pula, satu-satunya mobil yang akan pergi adalah milikmu!" jelas Ethan. Dia sibuk mengatur deru nafasnya.

Megan menghembuskan nafas dari mulut. Dia berkendara dengan santai sejenak. Megan berniat menurunkan Ethan di tempat antah berantah. Seringai terukir di wajahnya.

Tanpa diduga, ada tiga mobil berdatangan dari belakang. Terlihat juga seorang lelaki yang mengendarai motor. Dalam sekejap dia mampu menyamakan lajunya dengan mobil Megan.

Megan membuka kaca mobilnya. Dia hendak mengucapkan sesuatu kepada sang pengendara motor.

"Hei! Apa yang kau lakukan? Apa kau gila?!" protes Ethan. Dia tidak percaya Megan akan bersikap senekat itu.

Megan mengabaikan teguran Ethan. Dia berikeras ingin bicara kepada orang asing yang mengendarai motor.

"Apa kau mencari Ethan Summer? Kau berada di tempat yang tepat! Karena dia ada--"

Dor!

Ucapan Megan terjeda, kala si pengendara motor menembakkan peluru. Megan reflek berlindung. Dia malah tertawa sambil terus menginjak pedal gas mobil.

Dor!

Dor!

Sang pengendara motor terus melakukan serangan. Ethan kewalahan menghindari tembakan bertubi-tubi tersebut. Sebab Megan belum menutup kembali kaca jendela mobil.

"Bisakah kau menutup kacanya kembali?!" cetus Ethan dengan dahi berkerut.

Megan tetap tenang. Dia tersenyum sampai menampakkan deretan gigi-giginya yang rapi. Megan melajukan mobil hampir pada kecepatan maksimal.

"Kau sudah membawaku masuk ke dalam masalahmu, Ethan. Sekarang biarkan aku membawamu masuk ke dalam masalahku!" ungkap Megan. Dia memutar setirnya dengan lihai. Berbelok kesana-kemari, karena mencoba melewati mobil-mobil yang ada di depan.

Ide mengenai bunuh diri terlintas lagi dalam benak Megan. Kali ini dia akan membawa Ethan ikut bersamanya. Megan tidak akan berbelas kasih, sebab Ethan sendirilah yang lebih dahulu datang mengganggunya.

Suara klakson mobil terdengar saling bersahutan. Memberikan kritik kepada Megan yang nekat berkendara terlalu cepat.

"Bagus, Megan! Kau harus bisa melarikan diri dari mereka, oke?" ujar Ethan. Dia sama sekali tidak takut dengan kelajuan mobil yang sedang dinaikinya. Itu adalah hal biasa baginya. Ethan justru memejamkan mata sambil melipat kedua tangan di depan dada. Dia tidak tahu dengan rencana buruk yang disiapkan Megan.

Megan sama sekali tidak tahu apa yang dilakukan Ethan. Ucapan Ethan tadi bahkan hanya terdengar samar di telinga. Megan terlalu fokus mengemudi. Mencari-cari sesuatu yang tepat untuk ditabrak.

Hingga tampaklah sebuah truk besar dari arah depan. Megan segera mengumpulkan tekad. Dia memejamkan mata sambil terus menginjak pedal gas mobil. Sementara kedua tangannya sengaja dilepas dari alat kemudi.

Di waktu yang sama, Ethan membuka mata. Jantungnya serasa disambar petir saat melihat keadaan bahaya di hadapannya. Dengan cepat Ethan memutar setir untuk menghindari tabrakan.

Usaha dadakan Ethan membuahkan hasil. Dia dan Megan selamat dari maut. Meskipun begitu keduanya tidak sengaja menabrak sebuah pohon berukuran sedang.

Justru para pengejar Ethan tadilah yang menabrak truk. Mereka tidak sempat lagi menginjak rem. Sehingga kecelakaan beruntun pun terjadi.

Megan masih memejamkan mata. Dahinya tampak dipenuhi banyak darah. Sebab gadis itu memang sengaja tidak memakai sabuk pengaman.

Ethan mencoba membangunkan Megan. Tetapi Megan tidak kunjung merespon. Alhasil Ethan tidak punya pilihan selain membawa Megan keluar dari mobil. Lalu segera menggendongnya.

Baru beberapa langkah berjalan, sosok lelaki pengendara motor tiba-tiba muncul. Nampaknya dia sengaja menghalangi jalan Ethan.

"Hei! Harusnya kau lihat situasi dahulu sebelum membuat ulah. Bukankah teman-temanmu sedang dalam keadaan sekarat?!" timpal Ethan. Namun lelaki yang diajaknya bicara, sama sekali tidak mendengarkan. Lelaki itu malah turun dari motor sembari melepas helmnya. Memperlihatkan wajah sangarnya yang dipenuhi tato.

"Sialan!" rutuk Ethan. Dia terpaksa meletakkan Megan ke tanah terlebih dahulu.

Sebuah tinju dari lelaki bertato menjadi awal mula perkelahian. Ethan dengan sigap merunduk ke bawah, lalu balas meninju ke arah dagu lawan.

Serangan Ethan tidak berjalan mulus, karena sang lelaki bertato mampu menahan tinju yang mengarah ke dagunya. Sekarang dia memegang kuat tangan Ethan, kemudian melayangkan pukulan bertubi-tubi ke bagian perut.

Ethan yang tidak ingin kalah, langsung menggunakan kakinya. Dia menendang dada bidang si lelaki bertato. Lawannya itu sontak terhuyung ke belakang. Saat itulah Ethan mengambil helm yang terletak di atas motor. Lalu memukulkannya ke kepala lelaki bertato beberapa kali.

Setelah membuat lawannya tidak berdaya, Ethan bergegas pergi membawa Megan. Dia menggunakan motor milik lelaki yang sudah berkelahi dengannya tadi.

Dengan kecepatan maksimal, Ethan melaju menuju rumah sakit. Melewati jalanan beraspal yang diterangi oleh banyaknya lampu. Angin malam serta luka kecil yang ada di tubuhnya, tidak mengurungkan niat baiknya. Dia membawa Megan untuk di obati.

Setibanya di rumah sakit, Megan langsung mendapatkan perawatan. Untung saja gadis itu tidak mendapatkan luka yang parah. Jadi Megan dipastikan bisa pulih kembali.

Dua jam terlewati. Barulah Megan membuka mata. Cahaya putih di langit pelafon menyambut penglihatannya.

"Apa aku sudah ada di surga?" gumam Megan.

Terpopuler

Comments

zeaulayya

zeaulayya

Semangatt thor 💪🏻

2022-02-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!