BAB 5 | Pertengkaran Kecil (2)

Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi, artinya kelas Mira sudah selesai hari in, dan Mira dibawa oleh gurunya ke ruang kepala sekolah dan akan menyelesaikan masalah ini.

“Mira, mama minta kamu jujur sama mama, apa kamu bertengkar dengan Rio dan mencakar Rio?”

Aku menanyakan dengan nada yang sedikit tegas pada Mira, Mira terlihat sedikit ketakutan sampai tidak berani menatap mataku, Mira hanya tertunduk dan memainkan jarinya, saat sedang ketakutan Mira selalu melakukan hal itu, tertunduk dan memainkan jari jarinya. Aku berjalan ke dekat Mira dan duduk agar sejajar dengan posisi Mira lalu memegang kedua lengannya.

“Mira, lihat mata mama. Apa kamu bertengkar dengan Rio? apa kamu mencakar Rio?”

Mira masih belum menjawabku, perlahan lahan Mira mulai mengankat kepalanya dan memberanikan diri untuk menatapku yang sudah semakin marah padanya. Mira menangis ketakutan, karena aku tidak pernah memarahinya sampai seperti ini.

“Maa..maa.. maaf...huuuuuuaaaaaa...”

Tangisan Mira semakin lama semakin kencang, aku menghela napas panjang, karena untuk pertama kalinya aku menemukan anakku Mira melakukan hal seperti ini. Aku hanya memeluk Mira dan mencoba menenangkannya agar Mira bisa menjelaskan segalanya padaku.

“Sudah? Mira bisa tenang? berhenti menangisnya sayang, mama cuma mau tahu, kenapa Mira bertengkar sama Rio? Mira kan anak baik?”

Aku terus memeluk anakku sampai Mira merasa tenang, tak lama Mira mulai tenang dan tangisannya berhenti. Aku melepaskan pelukanku dan menatap Mira dengan seyum.

“Mama.. maaf, Mira memang pukul Rio, Mira cakar Rio, kerena Rio yang mulai duluan mama, Rio bilang kalau mama ga sayang papa, Rio bilang kalau mama benci papa”

Aku terkejut mendengar kata kata Mira dan melihat kearah Rio dan mamanya dengan tatapan yang sangat sangat kesal. Aku berdiri perlahan dan langsung berhadapan dengan mama Rio, bisa kulihat wajahnya yang cukup ketakutan dari wajahnya.

“Anank anak tahu apa tentang hubungan saya dan suami saya? tidak mungkin anak anak bisa berbicara seperti itu kan?

Aku mulai menggengam tanganku seperti bersiap untuk menghajar wajah makhluk ini, aku benar benar kesal. Pantas saja anakku menghajar anaknya. Mulut mamanya dan mulut anaknya sama sama tidak bisa dijaga. Mama Rio memukul lengan anaknya dan mencubit anaknya sampai menangis

“Aduhh.. sakit mama.... huuuaaaa.. mama jahat..”

Rio menangis kesakitan, mamanya sudah tidak bisa mengatakan apa apa lagi, yang bisa dilakukannya hanya memarahi anaknya karena tidak bisa membela diri, dia menjadikan anakknya kambing hitam. Benar benar orang tua yang kejam. Dia yang salah tapi melampiaskan kepada anaknya.

“Kamu kenapa bilang seperti itu? jawab mama Rio”

Aku melihatnya memarahi anaknya dengan sedikit sinis sambil melipat tanganku. Kepala sekolah yang melihatnay langsung mencoba menenangkan mama Rio yang memarahi anaknya secara berlebihan.

“Mama.. sudah cukup mama, Rio sampai menangis, namanya juga anak anak mama, kalau begitu masalah sudah selesai yaa mama Mira, mama Rio. Rio ayo minta maaf ke Mira, Rio tidak boleh berbicara seperti itu lagi yaa”

Rio mendengar kepala sekolah dan langsung meminta maaf ke Mira. Aku langsung menggendong mira dan mengambil tasku untuk langsung pulang.

“ Bu kepala sekolah, kalau begitu saya pamit pulang dulu yaa bu”

Aku meninggalkan ruang kepala sekolah, namun saat keluar aku melihat banyak wali murud yang melihat kearahku dan Mira juga kearah Rio dan mamanya. aku tidak perduli apa yang mereka katakan, lagi pula gosip tentang hubungan pernikahanku dan Sam sudah pasti tersebar luas saat ini. Tanpa basa basi aku langsung pulang kerumah dengan perasaan kesal. di tengah jalan Mira yang kugandeng tangannya menanyakan hal yang sedang tidak ingin ku bahas saat ini.

“mama.. apa benar mama ga sayang papa? tapi mama kan selalu baik sama papa.. mama belum pernah marah sama papa”

Aku melihat kearah Mira, anak ini kalau pertanyaannya tidak dijawab atau tidak dihiraukan, akan terus bertanya dan itu membuat orang lain sangat kesal. Aku menghela napas dalam dan berusaha menjelaskan dengan cukup singkat namun mudah dipahami oleh Mira,

“Mira, mama sayang sama papa, papa juga sayang sama mama. Kalau mama tidak sayang papa, tidak mungkin kan mama selalu bangun pagi dan menyiapkan semuanya untuk papa. Jangan dengarkan orang lain yaa Mira”

Aku mengelus rambut Mira yang berjalan di sebelahku, namun ada hal yang masih menjadi pertanyaanku. Mira adalah anak yang tidak bisa menutupi sesuatu, sama seperiku sifatnya. Namun mengapa hal ini dia tidak bicarakan padaku atau bahkan pada Sam, Mengapa dia sembunyikan masalah ini? Tak terasa aku dan Mira sudah sampai di rumah. Aku mengurus pakaian Mira dan mengajaknya makan siang juga bermain bersama. Ditengah saat kami bersantai aku mencoba menanyakan hal yang mengganjal di pikiranku.

“Mira, mama mau tanya. Kenapa Mira tidak bilang ke mama papa kalau Mira bertengkar dengan Rio? Kenanap Mira tidak cerita kalau Rio mengatakan hal yang tidak tidak ke Mira?

Mira hanya menatapku dan meletakkan mainannya dan hanya menggelengkan kepalanya dan melanjutkan berminnya, aku benar benar penasaran kenapa Mira merahasiakannya, tidak mungkin anak berumur lima tahun bisa melakukan ini.

“Mama.. Mira belum pernah lihat mama bertengkar sama papa. Mira takut kalau Mira cerita, mama jadi bertengkar sama papa”

Anak kecil umur lima tahun yang polos bisa memikirkan hal seperti ini, dia membela orang tuanya dan tidak terima kalau ada orang yang menjelek jelekkan orang tuanya, anak ini anak hebat, Anak sekecil ini bisa berfikir seperti itu. Aku ingin menelpon Sam untuk menceritakan kejadian hari ini, tapi Sam sangat sibuk hari ini, jadi kuputuskan untuk menceritakannya besok.

Hari ini hampir berakhir, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam dan sudah waktunya Mira tidur malam ini. Aku mengajaknya kekamar mandi untuk menyikat gigi ku biasakan Mira untuk selalu bersih sebelum tidur, ku ganti pakaiannya menjadi pakaian tidur lalu ku buatkan susu untuk malam ini. Mira tidak bisa tidur tanpa sebuah dongeng. Mira sangat menyukai dongeng, kemarin sudah ku ceritakan dongeng tentang serigala dan gadis berkerudung merah, dan malam ini dongeng si cantik dan siburuk rupa. Aku menceritakan dongeng ini sampai Mira tertidur.

“.....Dan akhirnya si cantik mencium pangeran buruk rupa, lalu pangeran buruk rupa berubah mencadi pangeran yang tampan. Dan mereka hidup bahagia selamanya”

Aku melihat Mira tertidur lelap, aku perlahan keluar agar tidak membangunkan Mira. Sudah jam sepuluh malam, namun aku masih belum bisa tidur, aku membuat secangkir teh untuk menghangatkan tubuhku dan agar aku bisa tertidur malam ini. Hri ini adalah hari yang luar biasa, tak kusangka menjadi ibu sangat menyenangkan, tidak hanya mengurus anak namun ada saja kejadian kejadian yang tak terduga ketika memerankan peran seorang ibu.

Bunyi alarm ku membangunkanku dari istirahat yang cukup tadi malam, aku melihat suamiku yang terlihat sangat lelah karena pulang sangat larut tadi malam. Pasti sangat melelahkan bekrja seperti ini, Sam tidak pernah mengeluh sedikitpun tentang pekerjaannya, setelah sampai dirumah yang dilakukan hanya bersantai dan bercanda bersamaku dan Mira. Memang Sam adalah seorang pemimpin di persahaan, namun ketika di rumah Sam adalah seorang ayah dan suami yang baik dan sangat bijaksana.

Aku kembali bangun lebih pagi dan mulai menyiapkan segala sesuatu untuk Sam hari ini juga perlengkapan sekolah Mira. Menu kali ini aku akan memasak ayam kecap dan capchay, makanan kesukaan Sam, aku sudah menyiapkan seluruh bahannya kemarin agar saat memasak tidak membutuhkan lebih banyak waktu, selesai aku memasak dan menyiapkan semua keperluan Sam hari ini, aku langsung bergegas untuk membangunkan Sam karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.

Aku membuka pintu kamar namun tak tega aku membangunkan suamiku yang sedang tertidur pulas, namun kalau tidak ku bangunkan dia akan terlambat hari ini, Sam bukan orang yang suka terlambat, aku tahu itu.

“Sam.. bangun sayang.. sudah jam setengah tujuh... Sam...”

Aku mencoba membangunkannya namun Sam masih belum bangun, kasihan dia. bekerja dengan sangat keras agak aku dan Mira bisa hidup dengan baik. Benar benar laki laki yang baik dan bertanggung jawab. Aku mengelus rambutnya dan juga wajahnya agar dia bangun. Tak lama kemudian Sam membuka matanya perlahan. Bisa ku lihat dari bola matanya yang masih agak merah karena terlalu lelah, dan kantung matanya yang mebghitam. Sam tidak terlihat segar hari ini.

“Rein, kamu masak apa sayang?”

Sammengatakannya dengan mata yang setengah tertutup dan tetap memegang tanganku yang sedang mengelus kepalanya.

“Aku masak makanan kesukaanmu, ayam kecap dan capchay, ayo bangus sarapan dulu.”

Aku membantu Sam untuk bangun dari kasur untuk sarapan bersama. Sangat lahap sekali suamiku makan. Apa semalam dia tidak makan? melihatnya makan dengan lahap saja sudah membuatku senang, saat aku sedang menemani Sam tiba tiba Mira terbangun dari tidurnya dan memanggilku.

“Mama.. maaa..”

aku bergegas ke kamar Mira dan membawanya sarapan bersama dengan papanya. Seperti biasa, Mira duduk disebelah Sam dan makan bersama. Saat sedang menikmati makan bersama ini, Sam menanyakan kabar anaknya kemarin

“Mira kamu kemarin belajar apa di sekolah? kamu tidak menyusahkan mama kan?”

Mira hanya terdiam dan tidak menjawab papanya, Sam terheran karena tidak biasanya Mira seperti ini, Sam melihat ke arahku dan kepalanya menunjuk ke arah Mira yang mengartikan ada apa dengannya?. saat itu aku mengatakan segalanya pada Sam, aku menceritakan apa yang dilakukan Mira kemarin, Mira sedikit ketakutan, dia takut Sam akan benar benar marah padanya, karena itu dia tidak mengatakan apapun pagi itu dan tidak berani melihat papanya.

“Mira.. kenapa kamu seperti itu nak? Meskipun ada orang yang menceritakan hal buruk tentang Mira atau tentang mama papa, Mira tidak boleh bertengkar yaa, apalagi sampai mencakar.”

Sam mengatakannya dengan lembut agar Mira tidak ketakutan, dan Mira hanya mengangguk saja mendengar kata kata papanya.

“Janji sama papa, Mira akan jadi anak yang baik dan tidak membalas perlakuan buruk orang lain yaa..”

Aku bahagia karena aku mempunyai anak yang pemberani dan suami yang baik.

.

.

.

.

Hai semua.. Terimakasih yaa sudah baca novel ini. kalau kalian suka bisa di like dan kasi saran yaa. Saran apapun asal membangun dari kalian sangat penting loh.. 😘😘

Terpopuler

Comments

brshaaffn_18★HFN★

brshaaffn_18★HFN★

afwa nyicil sampai sini dulu ya ><
makasih udah mampir sebelumnya

2022-03-22

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 | Menangis di Bawah Hujan
2 BAB 2 | Melangkah Lebih Jauh
3 BAB 3 | Senyuman Manis
4 BAB 4 | Pertengkaran Kecil (1)
5 BAB 5 | Pertengkaran Kecil (2)
6 BAB 6 | Lip Matte
7 BAB 7 | Dia Milikku
8 BAB 8 | Yang Terindah
9 BAB 9 | Bohong
10 BAB 10 | Pilihan yang Sulit
11 BAB 11 | Kebohongan yang Menyakitkan
12 BAB 12 | Mencoba Kembali
13 BAB 13 | Permasalahan Kantor
14 BAB 14 | Bukan Kebahagiaanku
15 BAB 15 | Meli
16 BAB 16 | Firasat
17 BAB 17 | Dia Datang
18 BAB 18 | Meli Reno
19 BAB 19 | Haruskah Bercerai?
20 BAB 20 | Pak Kim
21 BAB 21 | Misi Reno
22 BAB 22 | Apakah Aku Mencintainya?
23 BAB 23 | Firma Hukum
24 BAB 24 | Permulaan Perceraian Meli
25 BAB 25 | Kebohongan yang Terungkap
26 BAB 26 | Buruh Pabrik
27 BAB 27 | Kini Aku Tahu Bahwa Aku Mencintainya
28 BAB 28 | Kemarahan Sam
29 BAB 29 | Ken Laura
30 BAB 30 | Apa yang Harus dilakukan Sam?
31 BAB 31 | Apapun itu Aku akan Mendengarkan
32 BAB 32 | Kau Berbohong, Aku pun Berbohong
33 BAB 33 | Perasaan Dilema
34 BAB 34 | Ikuti Saja Kata Hatimu
35 BAB 35 | Penyesalan
36 BAB 36 | Kesempatan ke dua
37 BAB 37 | Rencana Kehancuran Reno
38 BAB 38 | Kau Lebih Baik dari Ku
39 BAB 39 | Lakukan yang Terbaik
40 BAB 40 | Mungkinkah Aku Mengenalnya?
41 BAB 41 | Melepas Rindu
42 BAB 42 | Dukunganku Bersamamu
43 BAB 43 | Ketika Aku tak Mampu Mengendalikan Diriku
44 BAB 44 | Lakukan yang Terbaik Bersamanya
45 BAB 45 | Ku Mohon Jangan
46 BAB 46 | Kali Ini Saja. Bisakah?
47 BAB 47 | Ketika Mulut tak Bisa Berucap. Air Mata yang Akan Mengatakannya
48 BAB 48 | Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
49 BAB 49 | Hidup Akan Terus Berjalan Seperti Ini
50 BAB 50 | Hal Kecil Yang Disebut Cinta
51 BAB 51 | Antara Impian dan Cinta
52 BAB 52 | Satu Malam dan Satu Masalah
53 BAB 53 | Topeng yang Kupasang Kini Terlepas Dariku
54 BAB 54 | Aku Selalu Bersamamu
55 BAB 55 | Segalanya Hanya Permulaan Untuk Kami
56 BAB 56 | Masalah Membawa Keuntungan
57 BAB 57 | Mencoba Percaya dan Melangkah
58 BAB 58 | PAMIT
59 BAB 59 | Tunggulah Sebentar
60 BAB 60 | Kejujuran Meli
61 BAB 61 | Perlahan namun Pasti
62 BAB 62 | Anak ke Dua?
63 BAB 63 | Siapa Dia?
64 BAB 64 | Kesalah Pahaman
65 BAB 65 | Sidang Perceraian
66 BAB 66 | Posesif
67 BAB 67 | Dia
68 BAB 68 | Bolehkah Aku?
69 BAB 69 | Pada Akhirnya Kamu Adalah Rumah
70 BAB 70 | Kekhawatiran Sam
71 BAB 71 | Hari Pernikahan
72 BAB 72 | Boleh atau Tidak?
73 BAB 73 | Proses Persalinan
74 BAB 74 | Tangis dan Kebahagiaan
75 BAB 75 | Kekhawatiran Meli
76 BAB 76 | Untukku dan Bukan Untukmu
77 BAB 77 | Kesempatan yang Tak Datang Dua Kali
78 BAB 78 | Dukungan yang Terbaik
79 BAB 79 | Akar Kesalahpahaman
80 BAB 80 | Tembok yang Terlalu Kuat
81 Bab 81 | Runtuhnya Tembok Penghalang
82 BAB 82 | Berkah atau Masalah?
83 BAB 83 | Harta dan Kekuasaan
84 BAB 84 | Rencana Bunuh Diri
85 BAB 85 | Dia Baik Baik Saja
86 BAB 86 | Pemimpin yang Tak Bisa Memimpin
87 BAB 87 | Tak Ada Lagi Jalan
88 BAB 88 | Meli Kembali
89 BAB 89 | Tetaplah Bersamaku
90 BAB 90 | Hentikanlah Waktu
91 BAB 91 | Anak ke Tiga?
92 BAB 92 | Dia seorang Pria atau Seorang Kakak?
93 BAB 93 | Cinta yang Tak Rela Terbagi
94 BAB 94 | Mira Jatuh Cinta
95 BAB 95 | Dia Cantik
96 BAB 96 | Hati yang Berbunga
97 BAB 97 | Sedikit Perubahan Terjadi
98 BAB 98 | Percakapan Menuju Pertengkaran
99 BAB 99 | Merebut Kembali Hati Mira
100 BAB 100 | Kencan
101 BAB 101 | Sahabat Jadi Cinta
102 BAB 102 | Dating Me, Mira
103 BAB 103 | Arka atau Raka ?
104 BAB 104 | Lakukan, Jalani dan Rasakan
105 BAB 105 | Jangan Dekati Dia
106 BAB 106 | Antara Dia dan Dirinya
107 BAB 107 | Dua Hati Satu Cinta
108 BAB 108 | Ketika Hati Harus Memilih
109 BAB 109 | Cukupkah Sampai Disini?
110 BAB 110 | Siapa yang Pantas?
111 BAB 111 | Bertemu Kembali
112 BAB 112 | Di kala Senja
113 BAB 113 | Hadiah Perpisahan
114 BAB 114 | Siapa Dia?
115 BAB 115 | Kenanganku Terungkap Kembali
116 BAB 116 | Kesempatan
117 BAB 117 | Ijinkan Aku Bersamanya
118 BAB 118 | Tamat
Episodes

Updated 118 Episodes

1
BAB 1 | Menangis di Bawah Hujan
2
BAB 2 | Melangkah Lebih Jauh
3
BAB 3 | Senyuman Manis
4
BAB 4 | Pertengkaran Kecil (1)
5
BAB 5 | Pertengkaran Kecil (2)
6
BAB 6 | Lip Matte
7
BAB 7 | Dia Milikku
8
BAB 8 | Yang Terindah
9
BAB 9 | Bohong
10
BAB 10 | Pilihan yang Sulit
11
BAB 11 | Kebohongan yang Menyakitkan
12
BAB 12 | Mencoba Kembali
13
BAB 13 | Permasalahan Kantor
14
BAB 14 | Bukan Kebahagiaanku
15
BAB 15 | Meli
16
BAB 16 | Firasat
17
BAB 17 | Dia Datang
18
BAB 18 | Meli Reno
19
BAB 19 | Haruskah Bercerai?
20
BAB 20 | Pak Kim
21
BAB 21 | Misi Reno
22
BAB 22 | Apakah Aku Mencintainya?
23
BAB 23 | Firma Hukum
24
BAB 24 | Permulaan Perceraian Meli
25
BAB 25 | Kebohongan yang Terungkap
26
BAB 26 | Buruh Pabrik
27
BAB 27 | Kini Aku Tahu Bahwa Aku Mencintainya
28
BAB 28 | Kemarahan Sam
29
BAB 29 | Ken Laura
30
BAB 30 | Apa yang Harus dilakukan Sam?
31
BAB 31 | Apapun itu Aku akan Mendengarkan
32
BAB 32 | Kau Berbohong, Aku pun Berbohong
33
BAB 33 | Perasaan Dilema
34
BAB 34 | Ikuti Saja Kata Hatimu
35
BAB 35 | Penyesalan
36
BAB 36 | Kesempatan ke dua
37
BAB 37 | Rencana Kehancuran Reno
38
BAB 38 | Kau Lebih Baik dari Ku
39
BAB 39 | Lakukan yang Terbaik
40
BAB 40 | Mungkinkah Aku Mengenalnya?
41
BAB 41 | Melepas Rindu
42
BAB 42 | Dukunganku Bersamamu
43
BAB 43 | Ketika Aku tak Mampu Mengendalikan Diriku
44
BAB 44 | Lakukan yang Terbaik Bersamanya
45
BAB 45 | Ku Mohon Jangan
46
BAB 46 | Kali Ini Saja. Bisakah?
47
BAB 47 | Ketika Mulut tak Bisa Berucap. Air Mata yang Akan Mengatakannya
48
BAB 48 | Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
49
BAB 49 | Hidup Akan Terus Berjalan Seperti Ini
50
BAB 50 | Hal Kecil Yang Disebut Cinta
51
BAB 51 | Antara Impian dan Cinta
52
BAB 52 | Satu Malam dan Satu Masalah
53
BAB 53 | Topeng yang Kupasang Kini Terlepas Dariku
54
BAB 54 | Aku Selalu Bersamamu
55
BAB 55 | Segalanya Hanya Permulaan Untuk Kami
56
BAB 56 | Masalah Membawa Keuntungan
57
BAB 57 | Mencoba Percaya dan Melangkah
58
BAB 58 | PAMIT
59
BAB 59 | Tunggulah Sebentar
60
BAB 60 | Kejujuran Meli
61
BAB 61 | Perlahan namun Pasti
62
BAB 62 | Anak ke Dua?
63
BAB 63 | Siapa Dia?
64
BAB 64 | Kesalah Pahaman
65
BAB 65 | Sidang Perceraian
66
BAB 66 | Posesif
67
BAB 67 | Dia
68
BAB 68 | Bolehkah Aku?
69
BAB 69 | Pada Akhirnya Kamu Adalah Rumah
70
BAB 70 | Kekhawatiran Sam
71
BAB 71 | Hari Pernikahan
72
BAB 72 | Boleh atau Tidak?
73
BAB 73 | Proses Persalinan
74
BAB 74 | Tangis dan Kebahagiaan
75
BAB 75 | Kekhawatiran Meli
76
BAB 76 | Untukku dan Bukan Untukmu
77
BAB 77 | Kesempatan yang Tak Datang Dua Kali
78
BAB 78 | Dukungan yang Terbaik
79
BAB 79 | Akar Kesalahpahaman
80
BAB 80 | Tembok yang Terlalu Kuat
81
Bab 81 | Runtuhnya Tembok Penghalang
82
BAB 82 | Berkah atau Masalah?
83
BAB 83 | Harta dan Kekuasaan
84
BAB 84 | Rencana Bunuh Diri
85
BAB 85 | Dia Baik Baik Saja
86
BAB 86 | Pemimpin yang Tak Bisa Memimpin
87
BAB 87 | Tak Ada Lagi Jalan
88
BAB 88 | Meli Kembali
89
BAB 89 | Tetaplah Bersamaku
90
BAB 90 | Hentikanlah Waktu
91
BAB 91 | Anak ke Tiga?
92
BAB 92 | Dia seorang Pria atau Seorang Kakak?
93
BAB 93 | Cinta yang Tak Rela Terbagi
94
BAB 94 | Mira Jatuh Cinta
95
BAB 95 | Dia Cantik
96
BAB 96 | Hati yang Berbunga
97
BAB 97 | Sedikit Perubahan Terjadi
98
BAB 98 | Percakapan Menuju Pertengkaran
99
BAB 99 | Merebut Kembali Hati Mira
100
BAB 100 | Kencan
101
BAB 101 | Sahabat Jadi Cinta
102
BAB 102 | Dating Me, Mira
103
BAB 103 | Arka atau Raka ?
104
BAB 104 | Lakukan, Jalani dan Rasakan
105
BAB 105 | Jangan Dekati Dia
106
BAB 106 | Antara Dia dan Dirinya
107
BAB 107 | Dua Hati Satu Cinta
108
BAB 108 | Ketika Hati Harus Memilih
109
BAB 109 | Cukupkah Sampai Disini?
110
BAB 110 | Siapa yang Pantas?
111
BAB 111 | Bertemu Kembali
112
BAB 112 | Di kala Senja
113
BAB 113 | Hadiah Perpisahan
114
BAB 114 | Siapa Dia?
115
BAB 115 | Kenanganku Terungkap Kembali
116
BAB 116 | Kesempatan
117
BAB 117 | Ijinkan Aku Bersamanya
118
BAB 118 | Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!