Sam adalah seorang pengusaha yang bergerak dibidang mable. Usaha yang dijalaninya saat ini adalah usahanya sendiri, sejak memulai perkuliahan Sam sudah mulai merintis usahanya sendiri sampai saat ini, usaha yang dijalani Sam sudah hampir lima belas tahun, meskipun begitu Sam adalah orang yang cukup sederhana dan sangat rendah hati. Aku baru menyadari bahwa alasanku jatuh cinta padanya bukan karena ketampanannya, namun dia yang selalu ada untukku, dia yang memelukku saat aku goyah dengan diriku sendiri, dia yang selalu sabar menungguku datang padanya, dia yang tidak pernah berhenti mencintaiku meskipun kenyataan yang didapatinya sangat pahit, dia satu satunya laki laki yang memegang tanganku dan membuatku melupakan masa laluku dan berjalan menuju masa depan bersamanya.
...****************...
Pagi yang cerah datang, seperti biasa aku bangun pukul empat pagi untuk menyiapkan segala sesuatu untuk Sam dan juga untuk anakku Mira. Aku bangun dengan senyuman dan kebahagiaan diwajahku, melihat suamiku yang masih tertidur pulas, aku ingin menyiapkan segalanya sangat spesial untukknya, ku kecup keningnya seperti yang biasa dia lakukan padaku dan aku bersiap menyiapkan semua keperluan Sam untuk hari ini, mulai dari menyiapkan set kemeja yang akan dia pakai, menyiapkan sepatunya juga sarapan dan bekalnya di kantor. Sam selalu makan apapun yang ku masak untuknya, dia jarang sekali makan diluar kantor karena aku selalu membawakannya bekal agar dia tidak kelaparan.
Waktu menunjukkan pukul lima pagi, waktunya aku mandi dan menyiapkan diriku sendiri sebelum membangunkan Sam dan Mira anakku. Setelah aku menyiapkan diriku aku menuju ke kamar untuk membangunkan Sam karena waktu telah menunjukkan pukul enam pagi. Aku menuju ke arahnya dan membangunkannya dengan membisikkan kata demi kata di telinganya.
“Sam.. ayo bangun, sarapan sudah siap, ini sudah jam enam nanti kamu terlaambat”
aku menyentuh kepala dan rambutnya untuk membangunkannya. Aku baru menyadari satu hal tentang Sam ketika hubungan pernikahan kami membaik, Sam adalah laki laki yang suka menggoda dan sedikit manja. saat aku membangunkannya dia masih pura pura tertidur dan tidak menghiraukanku, dia hanya menunjuk pipinya dengan jarinya dan aku langsung mengetahui apa yang dia inginkan, baiklah daripada Sam harus terlambat kekantor aku menuruti keinginannya. Ku kecup pipi kanannya dan dia memberikanku pipikirinya dan menunjuk pipi kirinya dengan senyuman nakal dan mata yang tertutup, dan aku menuruti keinginannya.
Setelah semuanya itu, dia bangaun dari tidurnya dan duduk disebelahku, Sam mendekatkan wajahnya dan menunjuk keningnya. Aku mencoba menolak Sam,
“sudah.. ayo maakan dulu nanti kamu terlambat”
Aku berdiri namun langkahku terhenti, Sam memegang tanganku agar aku tidak pergi, aku menoleh ke arah Sam, dan dia hanya menunjuk keningnya dengan ekspresi wajah yang manja dan tanpa mengeluarkan satu katapun. Aku hanya menghela napas panjang melihat kelakuan suamiku ini.
“okee.. habis ini kamu sarapan dan mandi yaa.. janji?”
Sam tetap memejamkan matanya dan mengangguk tanda dia mengerti. Aku mencium Sam di keningnya seperti keinginannya. Tidak butuh waktu lama untuk Sam membuka matanya, dia memelukku dan mencium keningku, kami saling menatap dan tersenyum, Sam menempelkan keningnya ke keningku sambil tersenyum dan mengatakan kata yang selalu dia ucapkan saat pagi hari
“love you Rein”
Kata yang selalu aku tunggu tunggu di pagi hari akhirnya keluar dari mulut Sam, namun kemesraan kami dipagi hari dibubarkan oleh tangisan Mira yang memanggilku.
Aku melepaskan pelukan Sam dan langsung ke kamar Mira untuk mengurusnya.
“Sam kamu makan dulu yaa, aku mau urus Mira dulu, udah aku siapin semuanya..”
Aku mengatakannya sambil berjalan ke kamar Mira dengan cepat.
“Iyaa sayang.. mama datang..”
Mira anakku sudah berumur lima tahun, Mira sangat mirip sekali dengan ayahnya, kata orang kalau anak perempuan wajahnya akan mirip seperti ayahnya dan sifatnya seperti ibunya. Mungkin itu benar Wajah Mira mirip sekali dengan Sam, apalagi saat tertawa, seperti pinang dibelah dua. Banyak orang mengatakan Mira adalah Sam namun dalam kemasan wanita.
Aku membawa Mira ke meja makan agar bisa makan bersama sama dengan Sam, kalau tidak Mira akan merajuk karena belum bertemu dengan papanya. Sam dan Mira sangat dekat, mungkin karena Mira adalah anak perempuan pertama, jadi sangat dekat dengan Sam . Sangking dekat dan sayangnya pada Mira, kadang Sam lupa kalau dia punya istri yang butuh perhatiannya juga.
“Miraa... anak papa yang cantik sudah bangun”
Mata Sam seakan berbinar tiap bertemu atau bermain dengan Mira. Sam langsung mengambil Mira dari pelukanku dan mendudukannya di sebelahnya, karena Mira sudah berumur lima tahun, jadi Mira sudah bisa duduk dan makan sendiri. Tubuh Mira yang mungil menambah kesan yang imut dalam dirinya sehingga orang yang melihat Mira seperti boneka yang sangat lucu dan menggemaskan.
Sarapan pagi ini berjalan dengan sangat menyenangkan melihat keseruan Mira dan papanya yang sangat menggemaskan. Ditengah sarapan kami bertiga, ponsel Sam berdering dan menghentikan canda tawa antar Sam dan Mira.
“Halo, ada apa? oke sebentar lagi saya ke kantor, kamu tolong urus berkas yang harus dibawa ya.”
Sam mematikan ponselnya dan langsung bersiap siap mandi dan berangkat ke kantor.
“Sam.. ini makanannya belum habis. Habiskan dulu ayoo..”
Panggilku yang melihat Sam tiba tiba meninggalkan makanannya yang baru dimakan beberapa suap saja.
“Maaf Rein, ini jadwal rapatnya tiba tiba berubah, aku harus berangkat lebih pagi karena rapatnya di luar kota, takut terlambat sayang. Oh iya, aku makan diluar sama client siang ini yaa dan mungkin pulang larut. jadi tidur duluan aja yaa nanti”
Setelah menyelesaikan percakapan kami Sam langsung bergegas mandi dan bersiap kekantor lebih pagi. aku dan Mira melanjutkan sarapan kami berdua. hari ini pasti sepi, karena Sam akan pulang larut malam hari ini. Sam keluar dari kamar dan dengan cepat bergegas ke kantor dengan mobilnya.
“Aku berangkat yaa Rein. Papa berangkat yaa Meira.”
Sam menciumku dan Mira dan Mira. Aku melanjutkan sarapanku dengan Mira, juga mengurus Mira. Waktu menunjukkan pukul delapan pagi, dan ini saatnya mengantar Mira berangkat ke sekolah. Anakku Mira sekolah di sekolah yag dekat dengan rumah agar aku lebih mudah mengantar jemput dan memantaunya.
“Mira... ayo sudah waktunya sekolah sayang.” Panggilku
Aku menangantarkan Mira dengan berjalan kaki karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dan agar aku bisa sedikit berolahraga pagi. Ketika aku sampai di sekolah Mira, kepala sekolah Mira memanggilku dan ingin berbicara denganku.
“Maaf mama Mira, apa bisa berbicara sebentar? ada hal yang harus saya sampaikan”
Saat itu aku cukup bingung, ada apa ini, tidak biasanya kepala sekolah turun tangan untuk berbicara dengan wali murid secara langsung. Sepertinya keuangan dan seluruh biaya sekolah Mira baik baik saja dan tidak ada masalah, namun aku tetap mengiyakan dan masuk untuk berbicara dengan kepala sekolah.
“Maaf mama, Mira dua hari kemarin bertengkar dengan temannya dan Mira memukul temannya sampai menangis, saya sudah tanya Mira, namun Mira tidak mau menjawab”
Aku benar benar terkejut dengan apa yang dikatakan kepala sekolah. Anakku Mira tidak mungkin bertengkar dengan temannya apalagi sampai memukul temannya, ditambah lagi Mira adalah anak kecil dengan badan mungil, sangat tidak mungkin Mira melakukan hal itu, aku tidak percaya dengan kata kata kepala sekolah yang mengatakan yang tidak tidak.
“Maaf bu, saya tahu anak saya, Mira dengan badan sekecil itu tidak mungkin bertengkar dengan temannya apa lagi sampai memukul dan membuat temannya menangis”
Aku mengatakannya dengan nada sedikit emosi dan tidak percaya, mau dipikirkan berkali kalipun hal itu tidak mungkin dilakukan Mira. Aku melipat kedua tanganku dan melihat ke arah kepala sekolah itu dengan sedikit kesal.
“Sebentar lagi Mama Rio akan datang mama, jadi mohon tunggu sebentar dan kita bisa menyelesaikan masalah ini”
Kepala sekolah itu berusaha berbicara dengan tenang agar aku tidak makin emosi dengan keadaan ini. Tak lama kemudian mama Rio datang dengan membawa anaknya, aku melihat wajah Rio dengan sedikit terkejut karena dipipinya ada bekas cakar, tetapi aku mencoba meyakinkan diriku sendiri kalau bukan Mira yang melakukannya. Tidak.. tidak mungkin anakku Mira melakukan ini semua. Tetapi kalau memang sampai Mira melakukannya, aku kuhukum dia karena memukul anak orang tanpa alasan yang jelas, rasa kesal sudah tepasanga di wajahku. Aku bukanlah tipe orang yang pintar menyembunyikan perasaanku, kalau aku kesal pasti terlihat diwajahku.
“Maaf mama Mira, lihat anak saya Rio kan? wajahnya di cakar Mira, anak saya pulang pulang menangis mama... dia blang kalau Mira mengajak Rio berkelahi dan mencakar wajahnya. bisa lihat kan mama?
Mama Rio menunjukkan wajah anaknya padaku, yaa Tuhan.. apa apaan ini, tidak bisa ku bayangkan kalau Mira seperti ini, Mira tidak bercerita apa apa tentang kejadian ini, Mira bukan anak yang suka bohong dan menyembunyikan sesuatu dari orang tuanya, tapi apa apaan ini semua.
“Maaf mama Rio, saya tahu benar anak saya seperti apa, anak saya tidak mungkin mengajak Rio berkelahi. Anak saya itu badannya kecil, dibandingkan dengan Rio. dan Mira bukan anak yang suka berkelahi.”
Aku jelas membela anakku, apapun hasilnya nanti Mira bersalah atau tidak aku tetap membela anakku dulu, aku tidak suka orang lain menjelek jelekkan anakku tanpa bukti apalagi itu bukan didepan mataku sendiri. Ku pikir semua orang tua akan melakukan hal yang sama dengan yang lakukan saat ini.
.
.
.
.
Hai semua.. Terimakasih yaa sudah baca novel ini. kalau kalian suka bisa di like dan kasi saran yaa. Saran apapun asal membangun dari kalian sangat penting loh.. 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments