BAB 2 | Melangkah Lebih Jauh

Hari berganti hari, dan tak terasa lima tahun sudah kita bersama. lambat laun aku mulai tersadar dan merasakan cinta Sam yang hangat mulai melelehkan hatiku yang telah lama membeku. Aku ingin membalas cinta Sam yang sangat indah, namun saat aku mencoba membuka hatiku, bayang bayang masa laluku mulai menghantuiku. Aku tidak ingin hidup sebagai Reina yang dahulu, aku ingin membuang cintaku, aku tidak ingin tersakiti lagi. Lebih baik aku hidup seperti ini, aku tahu aku egois, aku yang tidak memberikan hatiku pada Sam tapi Sam terus memberiku cinta. Aku hanya takut semua akan terulang kembali seperti dahulu.

Hari ini tepat lima tahun pernikahan kami, bagiku itu tidak penting, banyak pasangan yang tidak pernah merayakan hari prnikahan mereka, tidak hanya aku, namun Sam tidak seperti itu, setiap momen yang pernah dilewati bersamaku, Sam ingin mengulang dan memperingati momen itu sebagai momen yang membahagiakan, berbeda sekali denganku bukan? tiba tiba dering ponselku membubarkan lamunanku, saat aku melihat ke layar pnselku ternyata Sam yang menelponku, aku sudah bisa menebak apa yang akan dikatakannya padaku.

“Halo... Rein, kamu ingatkan sekarang hari apa?”

aku bisa membayangkan raut wajah Sam yang berbicara karena nadanya terdengar seperti orang yang sangat bahagia.

“hmm”

jawabku singkat,

“kita dinner di luar yaa.. aku sudah reservasi restoran yang enak untuk malam nanti”

seperti dugaanku, Sam ingin kami merayakan ulang tahun pernikahan kami.

“Oke”

jawabku singkat,

“aku jemput jam lima yaa, dandan yang cantik sayang, love you”

Sam langsung menutup telepon setelah mengatakan itu, karena dia tahu kalau aku tidak mungkin membalas pernyataannya tadi.

Sudah lima jam berlalu sejak Sam menelponku tepat pukul sepuluh pagi tadi dan saatnya aku bersiap siap. Pergi makan malam bersama Sam tidak perlu dandan terlalu berlebihan, apapun yang kupakai bagaimanapun caraku ber make up, Sam tetap hanya akan memandangku, namun tidak mungkin aku melakukan itu, setelah semua yang dia lakukan untukku, hanya sekedar ber make up yang cantik saja tidakkah bisa ku lakukan? saat aku mulai bersiap ponselku berdering lagi dan kali ini bukan Sam yang menghubungiku namun Meli, sahabat dekatku. Meli menelponku dengan panggilan video.

“Hai Rein. Bagaimana kabarmu? Aku sangat merindukanmu”, ucap Meli dalam panggilan video yang sedang berlangsung

Satu satunya orang yang berdiri disampingku saat masa tersulitku dahulu adalah Meli. aku kembali merindukan masa laluku yang selalu ceria bersama Meli dan Rey.

Tiba tiba air mataku kembali mengalir ketika hatiku menyebutkan nama Rey, nama yang sudah ku kubur rapat rapat bersama seluruh kenangan didalamnya. Aku memalingkan wajahku dari Meli, Meli melihatku dengan bingung.

“Rein.. Ada apa? Aap aku salah bicara? Ada apa?.”

terlihat jelas bahwa Meli sangat khawatir kerena tiba tiba aku menangis ketika kami sedang berbicara. Meli yang awalnya bingung menjadi paham mengapa aku menangis.

“Rein, mau sampai kapan? hidupmu bahkan lebih baik dari sebelumnya Rein, kamu memiliki suami yang sangat menyaynagimu meskipun kamu tak pernah mencintainya, kamu memiliki anak yang cantik, hidupmu nyaman. Apa lagi? lupakan Rey, hidupmu sekarang adalah bersama Sam.”

Aku tersentak dengan kata kata Meli. dia ingin aku melupakan Rey dengan mudahnya? Aku kembali melihat Meli dengan kemarahan yang terpancar di wajahku.

“Mel, kamu tau perjuanganku untuk melupakan Rey tapi aku tak bida bahkan, sampai sekarang aku tetap tidak bisa Mel, aku pun lelah hidup seperti ini, hidup dengan segala kepalsuan namun aku tak pernah bisa mencintai Sam dan itu tidak akan terjadi sampai kapanpun”

aku mengatakannya dengan serius dan tegas didepan Meli. Meli hanya bisa menatapku, Tatapannya seperti menyerah kepadaku.

“Baiklah.. terserah kamu kali ini Rein, yang pasti aku sudah memperingatkanmu berkali kali, Rey masa lalu kamu, Rey sudah...”

Tak sampai hati Meli melanjutkan kata katanya karena melihatku makin tersiksa dengan semua ini.

“Rein.. maaf.. akutak bermaksud.. Maksudku kamu yang sekarang adalah milik Sammy, coba cintai dia walaupun sedikit, Sammy pantas mendapat cinta dari kamu Rein walau itu butuh waktu.”

Meli mencoba menenangkanku, aku mencoba kembali tenang dan berbicara dengan kepala dingin.

“Ren.. dengarkan aku, kamu akan menyesal untuk kedua kalinya kalau kamu tidak memilih untuk mencinai Sam, aku tahu kamu sakit dan takut namun lebih baik melangkah dari pada tidak sama sekali.. see you Rein”

Meli mengakhiri panggilan video kami, hari ini aku benar benar berantakan, apakah aku bisa menghadapi Sam dengan wajah dan penampilan seperi ini?

Aku mendengar suara langkah kaki dan suara pintu terbuka, Sam adalah laki laki yang tepat waktu, ketika ia bilang akan menjemputku jam lima maka ia akan datang tepat pukul lima. Aku melihat wajah dan penampilanku di cermin.

“tidakkah ini cukup untuk hari ini? apa hanya ini yang bisa kuberikan untuk Sam?”

tok.. tok.. tok... aku mendengar pintu kamar diketuk saat aku menoleh kebelakang aku melihat Sam datang dengan membawa serangkaian mawar yang indah, senyuman manis terpancar di wajah tampan Sam, aku ingin mencintai pria ini, namun setiap kali aku ingin melangkah perasaan takut itu kembali muncul. ada apa dengan ku, mengapa tubuhku bergerak sendiri? aku menghampiri Sam dan menciumnya, aku ingin memulai hari bersama laki laki ini, laki laki yang tetap mencintaiku meskipun aku tidak mencintainya, laki laki yang terus menungguku selama apapun itu, aku ingin memulai kembali bersamanya.

aku melepaskan ciumanku dari Sam dan memalingkan wajahku darinya. Sam melihatku dengan tatapan yang sangat bahagia, Sam mendekat dengan senyumannya yang hangat dan membelai rambutku, Sam memelukku erat sambil menangis. Aku bisa melihat cinta di wajahnya, aku bisa merasakan ketulusan dalam pelukannya, laki laki ini sangat mencintaiku, kini saatnya aku membalas semua cinta yang pernah kurasakan. Meli benar, Rey hanya masa laluku dan saat ini aku menghadapi dunia bersama suamiku Sammy. Sam melepaskan pelukannya dari ku, Sam memegang erat kedua lenganku seakan akan tak percaya dengan apa yang baru saja ku lakukan.

“Rein... ini.. maksudnya.. aaa..aaku..”

Sam tidak bisa berkata kata, air mata terus mengalir dipipinya, aku membelai dan menyeka air mata Sam dengan penuh kasih sayang yang selalu dia dambakan dariku.

“Maafkan aku, setelah lima tahun kita menikah, aku..”

air mata juga mengalir dari mataku, tak kuat ku melanjutkan kata kataku, apakah keputusanku benar, kuakui aku mulai mencintainya, aku luluh, aku membiarkan diriku terbawa oleh kasih sayang yang diberikan Sam.

“Rein, aku tak pernah meminta banyak dari mu, kamu mulai mencintaiku saja itu sudah lebih dari cukup untuk saat ini.”

Sam sangat mengerti keadaanku, aku bersyukur laki laki yang kunikahi sebaik ini dan sesempurna ini aku tidur dipelukan Sam ambil tersenyum seperti tidak percaya kalau hari ini akan terjadi, aku melihat jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam, aku bangun dari pelukan Sam dan melihat ke arah Sam sambil membuka besar besar bola mataku.

“Sam, kita tidak berangkat? Ini sudah jam tujuh”

aku berdiri dan langsung mengambil tas, namun saat aku berdiri Sam menahan langkahku dan menarik tanganku yang membuatku jatuh ke pangkuannya, aku terkejut karena wajah kita sangat dekat, aku tidak pernah melihat wajah Sam sedekat ini sebelumnya, mengapa aku baru menyadari kalau suamiku sangat tampan?.

“sudah ku cancle Rein.”

Sam kembali tersenyum dan menempelkan keningknya ke keningku, aku tak ingin menghindarinya lagi.

“aku mau melewati malam ini berdua denganmu Rein”

akankah aku menghindar untuk kali ini, jantungku berdetak makin lama makin kencang, tidak, aku masih belum siap kali ini. Saat aku memejamkan mata aku merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirku. Sam mencium bibirku yang membuatku lemah tak berdaya, Sam seakan akan menguasaiku kali ini, lalu ia melepaskan ciumannya dariku dan memandangku juga membelaiku dengan lembut, Sam kembali mendekatkan wajahnya

“apakah aku boleh menyentuhmu?”

Sam menginginkan hal yang lebih lagi, Sam ingin menunjukkan cintanya dengan cara yag berbeda, aku hanya tersenyum tipis dan membelai rambutnya

“maaf, tapi aku belum siap untuk ini, aku butuh lebih banyak waktu.”

Aku melihat raut wajah Sam yang sedikit kecewa dengan jawabanku, namun Sam tetap menghormati keputusanku, Sam benar benar laki laki yang sangat baik, dia menghargaiku sebagai seorang istri dan seorang wanita, aku ingin mengabulkan keinginannya, namun aku masih benar benar belum siap untuk melangkah lebih jauh dari ini. Sam membenarkan posisi duduknya seperti semula dan tersenyum kearahku dan mencium keningku

“aku yang minta maaf, aku bilang kalau aku tidak akan meminta banyak dari mu, tapi aku malah menginginkanmu lebih, maaf Rein”

Perasaanku semakin mendalam kepada Sam, suamiku yang baik, tampan dan sangat menghargaiku ini, aku masih tidak percaya aku menikahi laki laki s,esempurna ini. Aku terus menatap wajah suamiku yang tertidur pulas tepat di sebelahku, sekali lagi aku bertanya pada diriku sendiri, apakah pilihan untuk mencintai Sam ini tepat? aku takut. sangat takut. membayangkannya saja membuatku merinding.

.

.

.

.

Hai semua.. Terimakasih yaa sudah baca novel ini. kalau kalian suka bisa di like dan kasi saran yaa. Saran apapun asal membangun dari kalian sangat penting loh.. 😘😘

Terpopuler

Comments

Aprilina

Aprilina

thor kalau sam tidak pernah menyentuh rain terus mira anaj siapa ????

2022-05-15

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 | Menangis di Bawah Hujan
2 BAB 2 | Melangkah Lebih Jauh
3 BAB 3 | Senyuman Manis
4 BAB 4 | Pertengkaran Kecil (1)
5 BAB 5 | Pertengkaran Kecil (2)
6 BAB 6 | Lip Matte
7 BAB 7 | Dia Milikku
8 BAB 8 | Yang Terindah
9 BAB 9 | Bohong
10 BAB 10 | Pilihan yang Sulit
11 BAB 11 | Kebohongan yang Menyakitkan
12 BAB 12 | Mencoba Kembali
13 BAB 13 | Permasalahan Kantor
14 BAB 14 | Bukan Kebahagiaanku
15 BAB 15 | Meli
16 BAB 16 | Firasat
17 BAB 17 | Dia Datang
18 BAB 18 | Meli Reno
19 BAB 19 | Haruskah Bercerai?
20 BAB 20 | Pak Kim
21 BAB 21 | Misi Reno
22 BAB 22 | Apakah Aku Mencintainya?
23 BAB 23 | Firma Hukum
24 BAB 24 | Permulaan Perceraian Meli
25 BAB 25 | Kebohongan yang Terungkap
26 BAB 26 | Buruh Pabrik
27 BAB 27 | Kini Aku Tahu Bahwa Aku Mencintainya
28 BAB 28 | Kemarahan Sam
29 BAB 29 | Ken Laura
30 BAB 30 | Apa yang Harus dilakukan Sam?
31 BAB 31 | Apapun itu Aku akan Mendengarkan
32 BAB 32 | Kau Berbohong, Aku pun Berbohong
33 BAB 33 | Perasaan Dilema
34 BAB 34 | Ikuti Saja Kata Hatimu
35 BAB 35 | Penyesalan
36 BAB 36 | Kesempatan ke dua
37 BAB 37 | Rencana Kehancuran Reno
38 BAB 38 | Kau Lebih Baik dari Ku
39 BAB 39 | Lakukan yang Terbaik
40 BAB 40 | Mungkinkah Aku Mengenalnya?
41 BAB 41 | Melepas Rindu
42 BAB 42 | Dukunganku Bersamamu
43 BAB 43 | Ketika Aku tak Mampu Mengendalikan Diriku
44 BAB 44 | Lakukan yang Terbaik Bersamanya
45 BAB 45 | Ku Mohon Jangan
46 BAB 46 | Kali Ini Saja. Bisakah?
47 BAB 47 | Ketika Mulut tak Bisa Berucap. Air Mata yang Akan Mengatakannya
48 BAB 48 | Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
49 BAB 49 | Hidup Akan Terus Berjalan Seperti Ini
50 BAB 50 | Hal Kecil Yang Disebut Cinta
51 BAB 51 | Antara Impian dan Cinta
52 BAB 52 | Satu Malam dan Satu Masalah
53 BAB 53 | Topeng yang Kupasang Kini Terlepas Dariku
54 BAB 54 | Aku Selalu Bersamamu
55 BAB 55 | Segalanya Hanya Permulaan Untuk Kami
56 BAB 56 | Masalah Membawa Keuntungan
57 BAB 57 | Mencoba Percaya dan Melangkah
58 BAB 58 | PAMIT
59 BAB 59 | Tunggulah Sebentar
60 BAB 60 | Kejujuran Meli
61 BAB 61 | Perlahan namun Pasti
62 BAB 62 | Anak ke Dua?
63 BAB 63 | Siapa Dia?
64 BAB 64 | Kesalah Pahaman
65 BAB 65 | Sidang Perceraian
66 BAB 66 | Posesif
67 BAB 67 | Dia
68 BAB 68 | Bolehkah Aku?
69 BAB 69 | Pada Akhirnya Kamu Adalah Rumah
70 BAB 70 | Kekhawatiran Sam
71 BAB 71 | Hari Pernikahan
72 BAB 72 | Boleh atau Tidak?
73 BAB 73 | Proses Persalinan
74 BAB 74 | Tangis dan Kebahagiaan
75 BAB 75 | Kekhawatiran Meli
76 BAB 76 | Untukku dan Bukan Untukmu
77 BAB 77 | Kesempatan yang Tak Datang Dua Kali
78 BAB 78 | Dukungan yang Terbaik
79 BAB 79 | Akar Kesalahpahaman
80 BAB 80 | Tembok yang Terlalu Kuat
81 Bab 81 | Runtuhnya Tembok Penghalang
82 BAB 82 | Berkah atau Masalah?
83 BAB 83 | Harta dan Kekuasaan
84 BAB 84 | Rencana Bunuh Diri
85 BAB 85 | Dia Baik Baik Saja
86 BAB 86 | Pemimpin yang Tak Bisa Memimpin
87 BAB 87 | Tak Ada Lagi Jalan
88 BAB 88 | Meli Kembali
89 BAB 89 | Tetaplah Bersamaku
90 BAB 90 | Hentikanlah Waktu
91 BAB 91 | Anak ke Tiga?
92 BAB 92 | Dia seorang Pria atau Seorang Kakak?
93 BAB 93 | Cinta yang Tak Rela Terbagi
94 BAB 94 | Mira Jatuh Cinta
95 BAB 95 | Dia Cantik
96 BAB 96 | Hati yang Berbunga
97 BAB 97 | Sedikit Perubahan Terjadi
98 BAB 98 | Percakapan Menuju Pertengkaran
99 BAB 99 | Merebut Kembali Hati Mira
100 BAB 100 | Kencan
101 BAB 101 | Sahabat Jadi Cinta
102 BAB 102 | Dating Me, Mira
103 BAB 103 | Arka atau Raka ?
104 BAB 104 | Lakukan, Jalani dan Rasakan
105 BAB 105 | Jangan Dekati Dia
106 BAB 106 | Antara Dia dan Dirinya
107 BAB 107 | Dua Hati Satu Cinta
108 BAB 108 | Ketika Hati Harus Memilih
109 BAB 109 | Cukupkah Sampai Disini?
110 BAB 110 | Siapa yang Pantas?
111 BAB 111 | Bertemu Kembali
112 BAB 112 | Di kala Senja
113 BAB 113 | Hadiah Perpisahan
114 BAB 114 | Siapa Dia?
115 BAB 115 | Kenanganku Terungkap Kembali
116 BAB 116 | Kesempatan
117 BAB 117 | Ijinkan Aku Bersamanya
118 BAB 118 | Tamat
Episodes

Updated 118 Episodes

1
BAB 1 | Menangis di Bawah Hujan
2
BAB 2 | Melangkah Lebih Jauh
3
BAB 3 | Senyuman Manis
4
BAB 4 | Pertengkaran Kecil (1)
5
BAB 5 | Pertengkaran Kecil (2)
6
BAB 6 | Lip Matte
7
BAB 7 | Dia Milikku
8
BAB 8 | Yang Terindah
9
BAB 9 | Bohong
10
BAB 10 | Pilihan yang Sulit
11
BAB 11 | Kebohongan yang Menyakitkan
12
BAB 12 | Mencoba Kembali
13
BAB 13 | Permasalahan Kantor
14
BAB 14 | Bukan Kebahagiaanku
15
BAB 15 | Meli
16
BAB 16 | Firasat
17
BAB 17 | Dia Datang
18
BAB 18 | Meli Reno
19
BAB 19 | Haruskah Bercerai?
20
BAB 20 | Pak Kim
21
BAB 21 | Misi Reno
22
BAB 22 | Apakah Aku Mencintainya?
23
BAB 23 | Firma Hukum
24
BAB 24 | Permulaan Perceraian Meli
25
BAB 25 | Kebohongan yang Terungkap
26
BAB 26 | Buruh Pabrik
27
BAB 27 | Kini Aku Tahu Bahwa Aku Mencintainya
28
BAB 28 | Kemarahan Sam
29
BAB 29 | Ken Laura
30
BAB 30 | Apa yang Harus dilakukan Sam?
31
BAB 31 | Apapun itu Aku akan Mendengarkan
32
BAB 32 | Kau Berbohong, Aku pun Berbohong
33
BAB 33 | Perasaan Dilema
34
BAB 34 | Ikuti Saja Kata Hatimu
35
BAB 35 | Penyesalan
36
BAB 36 | Kesempatan ke dua
37
BAB 37 | Rencana Kehancuran Reno
38
BAB 38 | Kau Lebih Baik dari Ku
39
BAB 39 | Lakukan yang Terbaik
40
BAB 40 | Mungkinkah Aku Mengenalnya?
41
BAB 41 | Melepas Rindu
42
BAB 42 | Dukunganku Bersamamu
43
BAB 43 | Ketika Aku tak Mampu Mengendalikan Diriku
44
BAB 44 | Lakukan yang Terbaik Bersamanya
45
BAB 45 | Ku Mohon Jangan
46
BAB 46 | Kali Ini Saja. Bisakah?
47
BAB 47 | Ketika Mulut tak Bisa Berucap. Air Mata yang Akan Mengatakannya
48
BAB 48 | Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
49
BAB 49 | Hidup Akan Terus Berjalan Seperti Ini
50
BAB 50 | Hal Kecil Yang Disebut Cinta
51
BAB 51 | Antara Impian dan Cinta
52
BAB 52 | Satu Malam dan Satu Masalah
53
BAB 53 | Topeng yang Kupasang Kini Terlepas Dariku
54
BAB 54 | Aku Selalu Bersamamu
55
BAB 55 | Segalanya Hanya Permulaan Untuk Kami
56
BAB 56 | Masalah Membawa Keuntungan
57
BAB 57 | Mencoba Percaya dan Melangkah
58
BAB 58 | PAMIT
59
BAB 59 | Tunggulah Sebentar
60
BAB 60 | Kejujuran Meli
61
BAB 61 | Perlahan namun Pasti
62
BAB 62 | Anak ke Dua?
63
BAB 63 | Siapa Dia?
64
BAB 64 | Kesalah Pahaman
65
BAB 65 | Sidang Perceraian
66
BAB 66 | Posesif
67
BAB 67 | Dia
68
BAB 68 | Bolehkah Aku?
69
BAB 69 | Pada Akhirnya Kamu Adalah Rumah
70
BAB 70 | Kekhawatiran Sam
71
BAB 71 | Hari Pernikahan
72
BAB 72 | Boleh atau Tidak?
73
BAB 73 | Proses Persalinan
74
BAB 74 | Tangis dan Kebahagiaan
75
BAB 75 | Kekhawatiran Meli
76
BAB 76 | Untukku dan Bukan Untukmu
77
BAB 77 | Kesempatan yang Tak Datang Dua Kali
78
BAB 78 | Dukungan yang Terbaik
79
BAB 79 | Akar Kesalahpahaman
80
BAB 80 | Tembok yang Terlalu Kuat
81
Bab 81 | Runtuhnya Tembok Penghalang
82
BAB 82 | Berkah atau Masalah?
83
BAB 83 | Harta dan Kekuasaan
84
BAB 84 | Rencana Bunuh Diri
85
BAB 85 | Dia Baik Baik Saja
86
BAB 86 | Pemimpin yang Tak Bisa Memimpin
87
BAB 87 | Tak Ada Lagi Jalan
88
BAB 88 | Meli Kembali
89
BAB 89 | Tetaplah Bersamaku
90
BAB 90 | Hentikanlah Waktu
91
BAB 91 | Anak ke Tiga?
92
BAB 92 | Dia seorang Pria atau Seorang Kakak?
93
BAB 93 | Cinta yang Tak Rela Terbagi
94
BAB 94 | Mira Jatuh Cinta
95
BAB 95 | Dia Cantik
96
BAB 96 | Hati yang Berbunga
97
BAB 97 | Sedikit Perubahan Terjadi
98
BAB 98 | Percakapan Menuju Pertengkaran
99
BAB 99 | Merebut Kembali Hati Mira
100
BAB 100 | Kencan
101
BAB 101 | Sahabat Jadi Cinta
102
BAB 102 | Dating Me, Mira
103
BAB 103 | Arka atau Raka ?
104
BAB 104 | Lakukan, Jalani dan Rasakan
105
BAB 105 | Jangan Dekati Dia
106
BAB 106 | Antara Dia dan Dirinya
107
BAB 107 | Dua Hati Satu Cinta
108
BAB 108 | Ketika Hati Harus Memilih
109
BAB 109 | Cukupkah Sampai Disini?
110
BAB 110 | Siapa yang Pantas?
111
BAB 111 | Bertemu Kembali
112
BAB 112 | Di kala Senja
113
BAB 113 | Hadiah Perpisahan
114
BAB 114 | Siapa Dia?
115
BAB 115 | Kenanganku Terungkap Kembali
116
BAB 116 | Kesempatan
117
BAB 117 | Ijinkan Aku Bersamanya
118
BAB 118 | Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!