Hari ini aku membuka mata dengan perasaan yang tidak biasa perasaan hangat menyelimuntiku pagi ini, seperti inikah kehidupan pernikahan yang sebenarnya? meskipun hanya sedikit perasaan yang masuk ke hatiku, namun aku merasakan kebahagiaan yang sangat indah, tak bisa ku bohongi diriku sendiri kalau aku hanyut dalam cinta yang diberikan Sam kepadaku. Tak bisa ku percaya bahwa suamiku berhasil menarikku keluar dari perasaan takut akan jatuh cinta kembali. Aku mencoba membelai wajah suamiku ini, apakah perasaan yang kurasakan ini nyata? atau hanya perasaan kasihan? aku berharap perasaanku ini nyata. Aku melepaskan belaian tanganku dari wajahnya karena aku mendengar anakku Mira menangis karena terbangun dari tidurnya.
Anakku Mira saat ini berumur lima tiga tahun, aku mencintai dan menyayanginya karena dia darah dagingku, aku menenangkan dan mengurus Mira terlebih dahulu sebelum aku mengurus suamiku, saat aku sedang menenangkan Mira yang masih belum berhenti menangis juga, terdengar suara bersin yang cukup kencang sebanyak tiga kali yang mengartikan bahwa suamiku telah bangun dari tidurnya. Sam datang ke kamar Mira sambil meraba pintu dengan mata yang masih setengah terbuka,
“Rein.. Apa yang kamu masak hari ini?”
aku menggendong Mira yang masih menangis membalikkan tubuhku dan menjawab pertanyaan Sam
“Apa yang ingin kamu makan? Bukankah semalam kamu tak makan apapun? Tunggulah sebentar”. Ucapku sambil membawa Mira di pelukanku
Aku menuju ke arah dapur untuk mengecek bahan makanan apa yang tersisa hari ini. Sam tiba tiba datang ke dapur dan mengambil Mira dari pelukanku.
" Aku mengurus Mira, kamu memasak. Aku sudah sangat lapar karena semalam tak makan apapun”. Ucap Sam lalu mengambil Mira yang menangis dari pelukanku
Sam selalu mengatakan sesuatu dengan sangat lembut kepadaku, dia membawa Mira sambil tersenyum kepadaku dan mendekatkan wajahnya lalu mencium keningku.
“love you”. Ucapnya sambil mengecup keningku
Sam mengatakannya sambil tersenyum dengan suara bass nya yang terdengar sangat lembut yang membuatku tersipu malu, aku hanya tersenyum kearahnya dan menatap matanya yang penuh cinta itu. Lalu Sam mebawa Mira kembali ke kamar untuk menjaga dan bermain bersama Mira sebentar.
“Mira.. anak cantiknya mama papa..”
Sam sangat bahagia karena ada Mira, sebelumnya hanya ada aku dan Sam yang membuat suasana terasa canggung setiap harinya, Sam benar benar berusaha memberikan semua yang terbaik untukku dan Mira, masakkah aku tidak bisa mencintainya, Sam berhasil membutku melupakan masa laluku yang menyakitkan, dia juga berhasil membuatku jaatuh cinta padanya,
Yaa.. awalnya aku sangat membenci pernikahanku bersama Sam, karena dia tidak pernah sedikitpun tidak mencintaiku, cintanya makin lama makin besar kepadaku dan saat ini aku bersyukur karena suamiku adalah Sam, mungkin sudah waktunya aku memberikan diriku seutuhnya untuk Sam, menjadi istri yang sempurna untuknya karena Sam lebih dahulu menunjukkan cintanya padaku.
Aku berjalan dari dapur ke ruang makan sambil membawa semangkuk sop dan juga ayam goreng menu sarapan hari ini
“Sammy, sarapan telah siap. Turun dan bawalah Mira ikut bersamamu”, panggilku
"Cepatlah atau kamu akan terlambat", tambahku
Aku memanggil Sam dengan nada sedikit keras, aku melanjutkan membuatkan kopi untuk Sam, susu untuk Mira dan teh untukku lalu membawanya ke meja makan untuk makan bersama sama.
“Baiklah, waktunya kita sarapan. Mama tak pernah gagal dalam hal memasak", ucap Sam sambil nenggendong Mira
Sam membawa Mira sambil menggoyangkan badannya yang membuat Mira tertawa sangat kencang, memang tertawa dari seorang bayi mampu membuat siapa saja yang mendengarnya ikut tertawa juga. Aku mengambil Mira dari pelukan Sam aga Sam bisa langsung duduk dan makan, Mira ku dudukkan di kursi khusus bayi agar aku lebih mudah memberinya makan dan susu. kami bertiga makan di meja makan hari ini tidak lagu canggung seperti yang dulu, meskipun aku masih sedikit merasa canggung, namun kali ini berbeda. Aku menikmati tiap momen bersama dan sungguh, rasanya sangat menyenangkan.
“Masakan kamu tak ada yang gagal Rein. beruntung sekali aku memiliki istri yang pandai masak, pandai mengurus anak, cantik pula”, puji Sam padaku
Sam memuji masakanku sambil mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya, Apapun yang kulakukan Sammy selalu memuji dan mendukungku, Sam memang laki laki yang baik. Hari ini entah sudah berapa kali aku mengatakan bahwa Sam adalah suami yang baik. Aku membalas pujiannya hanya dengan senyuman di wajahku dan melanjutkan makan bersama sama.
“Cepat habiskan makananmu dan segeralah mandi”, seruku.
Aku ingin memberikannya perhatian yang seharusnya diadapatkan saat kemi resmi menikah, namun aku baru memberikannya setelah lima tahun kami menikah, ada apa ini, mengapa dikepalaku hanya ada Sam, apapun yang kulakukan, mengapa hanya dia yang terpikirkan olehku? apa yang salah denganku kali ini? perlahan lahan aku semakin dekat dengannya, aku mulai mengerti Sam hal keicl yang disukai atau tidak disukainya, selama lima tahun hanya Sam yang mengertiku namun aku tidak pernah ingin mengerti dan memahami dirinya.
“Jangan melihat kuu terus Rein, awas jatuh hati padaku, sekali kamu jatuh hati aku tidak akan membiarkan kamu lari”, ucap Sam menggodaku
Sam mengatakannya dengan taatapan yang yang seperti sedang menggodaku, yaa Tuhan.. mengapa jantungku berdekup kencang mendengarnya menggodaku, namun aku menyukainya. Saat ini setiap apapun yang dia katakan selalu membuatku terpesona. Aku seperti menemukan kembali cintaku yang hilang. Kali ini bisakah aku benar benar bahagia bersama Sam? saat aku bahagia bersamanya akankah cinta mengambil kembali seluruh kebahagiaan yang telah kurasakan?
Aku tidak ingin memikirkannya, aku sangat ingin menikmati semua ini. Aku mohon, jangan ada satupun yang menghancurkan kebahagiaan baru yang kutemukan bersama suamiku, jangan lagi. Saat ini aku memutuskan untuk mencintai suamiku sepenuhnya.
“Sam, aku..mencintaimu.”
Oh.. Tuhan.. apa yang telah ku katakan? mataku terbuka lebar setelah aku sadar apa yang telah ku ucapkan dan aku menutup mulutku. Sam yang mendengarnya tiba tiba tersedak dan segera minum untuk melegakan tenggorokannya.
“Rein.. Apa yang kamu katakan? Coba katakan sekali lagi?”
Sam memasang wajah terkejut dan bahagia sekaligus, kami saling menatap, namun aku tak tahan dengan tatapan Sam, aku memalingkan wajahku dari tatapannya. Sam meghampiriku yang duduk di dekat Mira dan duduk tepat disebelahku sambil memegang tanganku seperti tidak percaya dengan perkataanku tadi.
Aku yang awalnya menunduk karena malu mencoba memberanikan diri untuk kembali menatap mata Sam secara perlahan, aku benar benar malu sekali mengatakannya, apakah dia akan menertawakanku karena aku menyatakan perasaanku pada suamiku sendiri?
“Biarkan aku mendengarnya sekali lagi. Kata kata yang ingin ku dengar darimu selama lima tahun kita berumah tangga”
Sam memohon untuk aku mengatakannya sekali lagi. Bulan lalu aku mengatakan kalau aku akan mencoba mencintainya, aku mebutuhkan waktu lebih banyak lagi untuk bisa menerima dan menintai Sam dengan tulus, dan mungkin sudah saatnya aku melakukan apa yang seharusnya ku lakukan limat tahun yang lalu pada Sam.
“aku mencintaimu Sam, maafkan kamu pasti menunggu sangat lama untuk momen ini, aku benar benar jatuh hati pada suamiku sendiri”
Aku mengatakannya dengan tulus sampai tak terasa air mataku mengalir, aku sangat bahagia saat ini, mengetahui bahwa aku mencintai Sam, laki laki hebat yang telah membantuku melewati masa masa kelamku.
“Terimakasih Sam, kamu dengan sabar menungguku datang padamu, walaupun saat itu kamu tahu aku masih tidak bisa melupakan Rey, dan sekarang, aku punya kamu, suamiku yang baik yang mau menerima aku sepenuhnya”
Saat itu aku benar benar menangis aku menyentuh wajahnya dengan lembut, tidak tahu seberapapun usahaku untuk mencintai Sam, aku tidak akan pernah bisa membalas cinta Sam yang sangat besar kepadaku, aku memeluk Sam. Aku tidak mau kehilangan dirinya, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan mencintainya dengan tulus, aku akan memberikan segalanya untuk suamiku. Dia laki laki terbaik yang pernah kudapatkan.
“Rein, terimakasih, tapi kalau kamu masih belum bisa benar benar mencintaiku, aku akan menunggumu, jangan memaksakan diri Rein, hanya karena aku sangat mencintaimu, aku tidak mau kamu terbebani dengan cinta yang kuberikan, dan aku tidak mau kamu mencintaiku atas dasar kasihan. Aku mau...”
Aku tidak membiarkan Sam melanjutkan kata katanya, aku menyentuh bibirnya dengan jariku, aku merasakan kebahagiaan yang dirasakan Sam saat ini.
“Sudah cukup. hari ini adalah hari yang paling bahagia untukku, tapi kamu harus berangkat kerja Sam. kamu sudah hampir terlambat”
Aku menyeka air mata Sam dan dia menyeka air mataku, Mira pun merasakan kebahagiaan yang kami rasakan. Sam kembali memelukku dan mencium keningku sebelum dia bergegas mandi san berangkat kerja.
.
.
.
.
Hai semua.. Terimakasih yaa sudah baca novel ini. kalau kalian suka bisa di like dan kasi saran yaa. Saran apapun asal membangun dari kalian sangat penting loh.. 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments