BAB 3 | Senyuman Manis

Hari ini aku membuka mata dengan perasaan yang tidak biasa perasaan hangat menyelimuntiku pagi ini, seperti inikah kehidupan pernikahan yang sebenarnya? meskipun hanya sedikit perasaan yang masuk ke hatiku, namun aku merasakan kebahagiaan yang sangat indah, tak bisa ku bohongi diriku sendiri kalau aku hanyut dalam cinta yang diberikan Sam kepadaku. Tak bisa ku percaya bahwa suamiku berhasil menarikku keluar dari perasaan takut akan jatuh cinta kembali. Aku mencoba membelai wajah suamiku ini, apakah perasaan yang kurasakan ini nyata? atau hanya perasaan kasihan? aku berharap perasaanku ini nyata. Aku melepaskan belaian tanganku dari wajahnya karena aku mendengar anakku Mira menangis karena terbangun dari tidurnya.

Anakku Mira saat ini berumur lima tiga tahun, aku mencintai dan menyayanginya karena dia darah dagingku, aku menenangkan dan mengurus Mira terlebih dahulu sebelum aku mengurus suamiku, saat aku sedang menenangkan Mira yang masih belum berhenti menangis juga, terdengar suara bersin yang cukup kencang sebanyak tiga kali yang mengartikan bahwa suamiku telah bangun dari tidurnya. Sam datang ke kamar Mira sambil meraba pintu dengan mata yang masih setengah terbuka,

“Rein.. Apa yang kamu masak hari ini?”

aku menggendong Mira yang masih menangis membalikkan tubuhku dan menjawab pertanyaan Sam

“Apa yang ingin kamu makan? Bukankah semalam kamu tak makan apapun? Tunggulah sebentar”. Ucapku sambil membawa Mira di pelukanku

Aku menuju ke arah dapur untuk mengecek bahan makanan apa yang tersisa hari ini. Sam tiba tiba datang ke dapur dan mengambil Mira dari pelukanku.

" Aku mengurus Mira, kamu memasak. Aku sudah sangat lapar karena semalam tak makan apapun”. Ucap Sam lalu mengambil Mira yang menangis dari pelukanku

Sam selalu mengatakan sesuatu dengan sangat lembut kepadaku, dia membawa Mira sambil tersenyum kepadaku dan mendekatkan wajahnya lalu mencium keningku.

“love you”. Ucapnya sambil mengecup keningku

Sam mengatakannya sambil tersenyum dengan suara bass nya yang terdengar sangat lembut yang membuatku tersipu malu, aku hanya tersenyum kearahnya dan menatap matanya yang penuh cinta itu. Lalu Sam mebawa Mira kembali ke kamar untuk menjaga dan bermain bersama Mira sebentar.

“Mira.. anak cantiknya mama papa..”

Sam sangat bahagia karena ada Mira, sebelumnya hanya ada aku dan Sam yang membuat suasana terasa canggung setiap harinya, Sam benar benar berusaha memberikan semua yang terbaik untukku dan Mira, masakkah aku tidak bisa mencintainya, Sam berhasil membutku melupakan masa laluku yang menyakitkan, dia juga berhasil membuatku jaatuh cinta padanya,

Yaa.. awalnya aku sangat membenci pernikahanku bersama Sam, karena dia tidak pernah sedikitpun tidak mencintaiku, cintanya makin lama makin besar kepadaku dan saat ini aku bersyukur karena suamiku adalah Sam, mungkin sudah waktunya aku memberikan diriku seutuhnya untuk Sam, menjadi istri yang sempurna untuknya karena Sam lebih dahulu menunjukkan cintanya padaku.

Aku berjalan dari dapur ke ruang makan sambil membawa semangkuk sop dan juga ayam goreng menu sarapan hari ini

“Sammy, sarapan telah siap. Turun dan bawalah Mira ikut bersamamu”, panggilku

"Cepatlah atau kamu akan terlambat", tambahku

Aku memanggil Sam dengan nada sedikit keras, aku melanjutkan membuatkan kopi untuk Sam, susu untuk Mira dan teh untukku lalu membawanya ke meja makan untuk makan bersama sama.

“Baiklah, waktunya kita sarapan. Mama tak pernah gagal dalam hal memasak", ucap Sam sambil nenggendong Mira

Sam membawa Mira sambil menggoyangkan badannya yang membuat Mira tertawa sangat kencang, memang tertawa dari seorang bayi mampu membuat siapa saja yang mendengarnya ikut tertawa juga. Aku mengambil Mira dari pelukan Sam aga Sam bisa langsung duduk dan makan, Mira ku dudukkan di kursi khusus bayi agar aku lebih mudah memberinya makan dan susu. kami bertiga makan di meja makan hari ini tidak lagu canggung seperti yang dulu, meskipun aku masih sedikit merasa canggung, namun kali ini berbeda. Aku menikmati tiap momen bersama dan sungguh, rasanya sangat menyenangkan.

“Masakan kamu tak ada yang gagal Rein. beruntung sekali aku memiliki istri yang pandai masak, pandai mengurus anak, cantik pula”, puji Sam padaku

Sam memuji masakanku sambil mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya, Apapun yang kulakukan Sammy selalu memuji dan mendukungku, Sam memang laki laki yang baik. Hari ini entah sudah berapa kali aku mengatakan bahwa Sam adalah suami yang baik. Aku membalas pujiannya hanya dengan senyuman di wajahku dan melanjutkan makan bersama sama.

“Cepat habiskan makananmu dan segeralah mandi”, seruku.

Aku ingin memberikannya perhatian yang seharusnya diadapatkan saat kemi resmi menikah, namun aku baru memberikannya setelah lima tahun kami menikah, ada apa ini, mengapa dikepalaku hanya ada Sam, apapun yang kulakukan, mengapa hanya dia yang terpikirkan olehku? apa yang salah denganku kali ini? perlahan lahan aku semakin dekat dengannya, aku mulai mengerti Sam hal keicl yang disukai atau tidak disukainya, selama lima tahun hanya Sam yang mengertiku namun aku tidak pernah ingin mengerti dan memahami dirinya.

“Jangan melihat kuu terus Rein, awas jatuh hati padaku, sekali kamu jatuh hati aku tidak akan membiarkan kamu lari”, ucap Sam menggodaku

Sam mengatakannya dengan taatapan yang yang seperti sedang menggodaku, yaa Tuhan.. mengapa jantungku berdekup kencang mendengarnya menggodaku, namun aku menyukainya. Saat ini setiap apapun yang dia katakan selalu membuatku terpesona. Aku seperti menemukan kembali cintaku yang hilang. Kali ini bisakah aku benar benar bahagia bersama Sam? saat aku bahagia bersamanya akankah cinta mengambil kembali seluruh kebahagiaan yang telah kurasakan?

Aku tidak ingin memikirkannya, aku sangat ingin menikmati semua ini. Aku mohon, jangan ada satupun yang menghancurkan kebahagiaan baru yang kutemukan bersama suamiku, jangan lagi. Saat ini aku memutuskan untuk mencintai suamiku sepenuhnya.

“Sam, aku..mencintaimu.”

Oh.. Tuhan.. apa yang telah ku katakan? mataku terbuka lebar setelah aku sadar apa yang telah ku ucapkan dan aku menutup mulutku. Sam yang mendengarnya tiba tiba tersedak dan segera minum untuk melegakan tenggorokannya.

“Rein.. Apa yang kamu katakan? Coba katakan sekali lagi?”

Sam memasang wajah terkejut dan bahagia sekaligus, kami saling menatap, namun aku tak tahan dengan tatapan Sam, aku memalingkan wajahku dari tatapannya. Sam meghampiriku yang duduk di dekat Mira dan duduk tepat disebelahku sambil memegang tanganku seperti tidak percaya dengan perkataanku tadi.

Aku yang awalnya menunduk karena malu mencoba memberanikan diri untuk kembali menatap mata Sam secara perlahan, aku benar benar malu sekali mengatakannya, apakah dia akan menertawakanku karena aku menyatakan perasaanku pada suamiku sendiri?

“Biarkan aku mendengarnya sekali lagi. Kata kata yang ingin ku dengar darimu selama lima tahun kita berumah tangga”

Sam memohon untuk aku mengatakannya sekali lagi. Bulan lalu aku mengatakan kalau aku akan mencoba mencintainya, aku mebutuhkan waktu lebih banyak lagi untuk bisa menerima dan menintai Sam dengan tulus, dan mungkin sudah saatnya aku melakukan apa yang seharusnya ku lakukan limat tahun yang lalu pada Sam.

“aku mencintaimu Sam, maafkan kamu pasti menunggu sangat lama untuk momen ini, aku benar benar jatuh hati pada suamiku sendiri”

Aku mengatakannya dengan tulus sampai tak terasa air mataku mengalir, aku sangat bahagia saat ini, mengetahui bahwa aku mencintai Sam, laki laki hebat yang telah membantuku melewati masa masa kelamku.

“Terimakasih Sam, kamu dengan sabar menungguku datang padamu, walaupun saat itu kamu tahu aku masih tidak bisa melupakan Rey, dan sekarang, aku punya kamu, suamiku yang baik yang mau menerima aku sepenuhnya”

Saat itu aku benar benar menangis aku menyentuh wajahnya dengan lembut, tidak tahu seberapapun usahaku untuk mencintai Sam, aku tidak akan pernah bisa membalas cinta Sam yang sangat besar kepadaku, aku memeluk Sam. Aku tidak mau kehilangan dirinya, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan mencintainya dengan tulus, aku akan memberikan segalanya untuk suamiku. Dia laki laki terbaik yang pernah kudapatkan.

“Rein, terimakasih, tapi kalau kamu masih belum bisa benar benar mencintaiku, aku akan menunggumu, jangan memaksakan diri Rein, hanya karena aku sangat mencintaimu, aku tidak mau kamu terbebani dengan cinta yang kuberikan, dan aku tidak mau kamu mencintaiku atas dasar kasihan. Aku mau...”

Aku tidak membiarkan Sam melanjutkan kata katanya, aku menyentuh bibirnya dengan jariku, aku merasakan kebahagiaan yang dirasakan Sam saat ini.

“Sudah cukup. hari ini adalah hari yang paling bahagia untukku, tapi kamu harus berangkat kerja Sam. kamu sudah hampir terlambat”

Aku menyeka air mata Sam dan dia menyeka air mataku, Mira pun merasakan kebahagiaan yang kami rasakan. Sam kembali memelukku dan mencium keningku sebelum dia bergegas mandi san berangkat kerja.

.

.

.

.

Hai semua.. Terimakasih yaa sudah baca novel ini. kalau kalian suka bisa di like dan kasi saran yaa. Saran apapun asal membangun dari kalian sangat penting loh.. 😘😘

Episodes
1 BAB 1 | Menangis di Bawah Hujan
2 BAB 2 | Melangkah Lebih Jauh
3 BAB 3 | Senyuman Manis
4 BAB 4 | Pertengkaran Kecil (1)
5 BAB 5 | Pertengkaran Kecil (2)
6 BAB 6 | Lip Matte
7 BAB 7 | Dia Milikku
8 BAB 8 | Yang Terindah
9 BAB 9 | Bohong
10 BAB 10 | Pilihan yang Sulit
11 BAB 11 | Kebohongan yang Menyakitkan
12 BAB 12 | Mencoba Kembali
13 BAB 13 | Permasalahan Kantor
14 BAB 14 | Bukan Kebahagiaanku
15 BAB 15 | Meli
16 BAB 16 | Firasat
17 BAB 17 | Dia Datang
18 BAB 18 | Meli Reno
19 BAB 19 | Haruskah Bercerai?
20 BAB 20 | Pak Kim
21 BAB 21 | Misi Reno
22 BAB 22 | Apakah Aku Mencintainya?
23 BAB 23 | Firma Hukum
24 BAB 24 | Permulaan Perceraian Meli
25 BAB 25 | Kebohongan yang Terungkap
26 BAB 26 | Buruh Pabrik
27 BAB 27 | Kini Aku Tahu Bahwa Aku Mencintainya
28 BAB 28 | Kemarahan Sam
29 BAB 29 | Ken Laura
30 BAB 30 | Apa yang Harus dilakukan Sam?
31 BAB 31 | Apapun itu Aku akan Mendengarkan
32 BAB 32 | Kau Berbohong, Aku pun Berbohong
33 BAB 33 | Perasaan Dilema
34 BAB 34 | Ikuti Saja Kata Hatimu
35 BAB 35 | Penyesalan
36 BAB 36 | Kesempatan ke dua
37 BAB 37 | Rencana Kehancuran Reno
38 BAB 38 | Kau Lebih Baik dari Ku
39 BAB 39 | Lakukan yang Terbaik
40 BAB 40 | Mungkinkah Aku Mengenalnya?
41 BAB 41 | Melepas Rindu
42 BAB 42 | Dukunganku Bersamamu
43 BAB 43 | Ketika Aku tak Mampu Mengendalikan Diriku
44 BAB 44 | Lakukan yang Terbaik Bersamanya
45 BAB 45 | Ku Mohon Jangan
46 BAB 46 | Kali Ini Saja. Bisakah?
47 BAB 47 | Ketika Mulut tak Bisa Berucap. Air Mata yang Akan Mengatakannya
48 BAB 48 | Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
49 BAB 49 | Hidup Akan Terus Berjalan Seperti Ini
50 BAB 50 | Hal Kecil Yang Disebut Cinta
51 BAB 51 | Antara Impian dan Cinta
52 BAB 52 | Satu Malam dan Satu Masalah
53 BAB 53 | Topeng yang Kupasang Kini Terlepas Dariku
54 BAB 54 | Aku Selalu Bersamamu
55 BAB 55 | Segalanya Hanya Permulaan Untuk Kami
56 BAB 56 | Masalah Membawa Keuntungan
57 BAB 57 | Mencoba Percaya dan Melangkah
58 BAB 58 | PAMIT
59 BAB 59 | Tunggulah Sebentar
60 BAB 60 | Kejujuran Meli
61 BAB 61 | Perlahan namun Pasti
62 BAB 62 | Anak ke Dua?
63 BAB 63 | Siapa Dia?
64 BAB 64 | Kesalah Pahaman
65 BAB 65 | Sidang Perceraian
66 BAB 66 | Posesif
67 BAB 67 | Dia
68 BAB 68 | Bolehkah Aku?
69 BAB 69 | Pada Akhirnya Kamu Adalah Rumah
70 BAB 70 | Kekhawatiran Sam
71 BAB 71 | Hari Pernikahan
72 BAB 72 | Boleh atau Tidak?
73 BAB 73 | Proses Persalinan
74 BAB 74 | Tangis dan Kebahagiaan
75 BAB 75 | Kekhawatiran Meli
76 BAB 76 | Untukku dan Bukan Untukmu
77 BAB 77 | Kesempatan yang Tak Datang Dua Kali
78 BAB 78 | Dukungan yang Terbaik
79 BAB 79 | Akar Kesalahpahaman
80 BAB 80 | Tembok yang Terlalu Kuat
81 Bab 81 | Runtuhnya Tembok Penghalang
82 BAB 82 | Berkah atau Masalah?
83 BAB 83 | Harta dan Kekuasaan
84 BAB 84 | Rencana Bunuh Diri
85 BAB 85 | Dia Baik Baik Saja
86 BAB 86 | Pemimpin yang Tak Bisa Memimpin
87 BAB 87 | Tak Ada Lagi Jalan
88 BAB 88 | Meli Kembali
89 BAB 89 | Tetaplah Bersamaku
90 BAB 90 | Hentikanlah Waktu
91 BAB 91 | Anak ke Tiga?
92 BAB 92 | Dia seorang Pria atau Seorang Kakak?
93 BAB 93 | Cinta yang Tak Rela Terbagi
94 BAB 94 | Mira Jatuh Cinta
95 BAB 95 | Dia Cantik
96 BAB 96 | Hati yang Berbunga
97 BAB 97 | Sedikit Perubahan Terjadi
98 BAB 98 | Percakapan Menuju Pertengkaran
99 BAB 99 | Merebut Kembali Hati Mira
100 BAB 100 | Kencan
101 BAB 101 | Sahabat Jadi Cinta
102 BAB 102 | Dating Me, Mira
103 BAB 103 | Arka atau Raka ?
104 BAB 104 | Lakukan, Jalani dan Rasakan
105 BAB 105 | Jangan Dekati Dia
106 BAB 106 | Antara Dia dan Dirinya
107 BAB 107 | Dua Hati Satu Cinta
108 BAB 108 | Ketika Hati Harus Memilih
109 BAB 109 | Cukupkah Sampai Disini?
110 BAB 110 | Siapa yang Pantas?
111 BAB 111 | Bertemu Kembali
112 BAB 112 | Di kala Senja
113 BAB 113 | Hadiah Perpisahan
114 BAB 114 | Siapa Dia?
115 BAB 115 | Kenanganku Terungkap Kembali
116 BAB 116 | Kesempatan
117 BAB 117 | Ijinkan Aku Bersamanya
118 BAB 118 | Tamat
Episodes

Updated 118 Episodes

1
BAB 1 | Menangis di Bawah Hujan
2
BAB 2 | Melangkah Lebih Jauh
3
BAB 3 | Senyuman Manis
4
BAB 4 | Pertengkaran Kecil (1)
5
BAB 5 | Pertengkaran Kecil (2)
6
BAB 6 | Lip Matte
7
BAB 7 | Dia Milikku
8
BAB 8 | Yang Terindah
9
BAB 9 | Bohong
10
BAB 10 | Pilihan yang Sulit
11
BAB 11 | Kebohongan yang Menyakitkan
12
BAB 12 | Mencoba Kembali
13
BAB 13 | Permasalahan Kantor
14
BAB 14 | Bukan Kebahagiaanku
15
BAB 15 | Meli
16
BAB 16 | Firasat
17
BAB 17 | Dia Datang
18
BAB 18 | Meli Reno
19
BAB 19 | Haruskah Bercerai?
20
BAB 20 | Pak Kim
21
BAB 21 | Misi Reno
22
BAB 22 | Apakah Aku Mencintainya?
23
BAB 23 | Firma Hukum
24
BAB 24 | Permulaan Perceraian Meli
25
BAB 25 | Kebohongan yang Terungkap
26
BAB 26 | Buruh Pabrik
27
BAB 27 | Kini Aku Tahu Bahwa Aku Mencintainya
28
BAB 28 | Kemarahan Sam
29
BAB 29 | Ken Laura
30
BAB 30 | Apa yang Harus dilakukan Sam?
31
BAB 31 | Apapun itu Aku akan Mendengarkan
32
BAB 32 | Kau Berbohong, Aku pun Berbohong
33
BAB 33 | Perasaan Dilema
34
BAB 34 | Ikuti Saja Kata Hatimu
35
BAB 35 | Penyesalan
36
BAB 36 | Kesempatan ke dua
37
BAB 37 | Rencana Kehancuran Reno
38
BAB 38 | Kau Lebih Baik dari Ku
39
BAB 39 | Lakukan yang Terbaik
40
BAB 40 | Mungkinkah Aku Mengenalnya?
41
BAB 41 | Melepas Rindu
42
BAB 42 | Dukunganku Bersamamu
43
BAB 43 | Ketika Aku tak Mampu Mengendalikan Diriku
44
BAB 44 | Lakukan yang Terbaik Bersamanya
45
BAB 45 | Ku Mohon Jangan
46
BAB 46 | Kali Ini Saja. Bisakah?
47
BAB 47 | Ketika Mulut tak Bisa Berucap. Air Mata yang Akan Mengatakannya
48
BAB 48 | Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
49
BAB 49 | Hidup Akan Terus Berjalan Seperti Ini
50
BAB 50 | Hal Kecil Yang Disebut Cinta
51
BAB 51 | Antara Impian dan Cinta
52
BAB 52 | Satu Malam dan Satu Masalah
53
BAB 53 | Topeng yang Kupasang Kini Terlepas Dariku
54
BAB 54 | Aku Selalu Bersamamu
55
BAB 55 | Segalanya Hanya Permulaan Untuk Kami
56
BAB 56 | Masalah Membawa Keuntungan
57
BAB 57 | Mencoba Percaya dan Melangkah
58
BAB 58 | PAMIT
59
BAB 59 | Tunggulah Sebentar
60
BAB 60 | Kejujuran Meli
61
BAB 61 | Perlahan namun Pasti
62
BAB 62 | Anak ke Dua?
63
BAB 63 | Siapa Dia?
64
BAB 64 | Kesalah Pahaman
65
BAB 65 | Sidang Perceraian
66
BAB 66 | Posesif
67
BAB 67 | Dia
68
BAB 68 | Bolehkah Aku?
69
BAB 69 | Pada Akhirnya Kamu Adalah Rumah
70
BAB 70 | Kekhawatiran Sam
71
BAB 71 | Hari Pernikahan
72
BAB 72 | Boleh atau Tidak?
73
BAB 73 | Proses Persalinan
74
BAB 74 | Tangis dan Kebahagiaan
75
BAB 75 | Kekhawatiran Meli
76
BAB 76 | Untukku dan Bukan Untukmu
77
BAB 77 | Kesempatan yang Tak Datang Dua Kali
78
BAB 78 | Dukungan yang Terbaik
79
BAB 79 | Akar Kesalahpahaman
80
BAB 80 | Tembok yang Terlalu Kuat
81
Bab 81 | Runtuhnya Tembok Penghalang
82
BAB 82 | Berkah atau Masalah?
83
BAB 83 | Harta dan Kekuasaan
84
BAB 84 | Rencana Bunuh Diri
85
BAB 85 | Dia Baik Baik Saja
86
BAB 86 | Pemimpin yang Tak Bisa Memimpin
87
BAB 87 | Tak Ada Lagi Jalan
88
BAB 88 | Meli Kembali
89
BAB 89 | Tetaplah Bersamaku
90
BAB 90 | Hentikanlah Waktu
91
BAB 91 | Anak ke Tiga?
92
BAB 92 | Dia seorang Pria atau Seorang Kakak?
93
BAB 93 | Cinta yang Tak Rela Terbagi
94
BAB 94 | Mira Jatuh Cinta
95
BAB 95 | Dia Cantik
96
BAB 96 | Hati yang Berbunga
97
BAB 97 | Sedikit Perubahan Terjadi
98
BAB 98 | Percakapan Menuju Pertengkaran
99
BAB 99 | Merebut Kembali Hati Mira
100
BAB 100 | Kencan
101
BAB 101 | Sahabat Jadi Cinta
102
BAB 102 | Dating Me, Mira
103
BAB 103 | Arka atau Raka ?
104
BAB 104 | Lakukan, Jalani dan Rasakan
105
BAB 105 | Jangan Dekati Dia
106
BAB 106 | Antara Dia dan Dirinya
107
BAB 107 | Dua Hati Satu Cinta
108
BAB 108 | Ketika Hati Harus Memilih
109
BAB 109 | Cukupkah Sampai Disini?
110
BAB 110 | Siapa yang Pantas?
111
BAB 111 | Bertemu Kembali
112
BAB 112 | Di kala Senja
113
BAB 113 | Hadiah Perpisahan
114
BAB 114 | Siapa Dia?
115
BAB 115 | Kenanganku Terungkap Kembali
116
BAB 116 | Kesempatan
117
BAB 117 | Ijinkan Aku Bersamanya
118
BAB 118 | Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!