Bab 4 Bertemu Chintya dan Ismail

Sudah menjadi kebiasaan Alice bangun pagi, melakukan segala aktifitasnya sebelum pergi kuliah. Apa lagi hari ini, ada kuliah siang jadi harus mempersiapkan segala kebutuhan papanya sebelum Alice pergi. Dari mandi, makanan , obat dan keperluan lain agar papa Egi bisa melakukannya sendiri saat Alice kuliah.

Novita yang masih terlelap mencium aroma harum masakan. Tidak tahan dengan aroma yang begitu menggugah selerasanya, terpaksa bangun padahal masih ingin berlama lama tidur. Keluar kamar berjalan mengikuti bau harum yang tercium.

''Emmm ... sedapnya ... ,'' ucap Novita dengan tangan yang satunya ingin mengambil makanan tersebut.Papa Egi yang sudah rapih duduk di kursi rodanya, Melihat Novita kemudian memukul pelan tanganya.

Plak

''Anak Gadis bangun tidur itu cepat mandi!'' Perintah Egi.

''Hee iya Om Novita akan pergi mandi dulu,'' jawab Novita kemudian mendekatkan diri pada Papa Egi, Mencium kedua pipinya.

''Kau ini bau sekali,'' ucap Egi kembali menggoda Novita.

Novita yang di bilang bau mencium tubuhnyaa kana kiri. ''Iya memang bau asem.''

''Om Alice mana?'' Novita bertanya.

''Dia sedang mandi sebentar lagi pasti keluar,'' jawab Egi memberitahu.

''Ada apa mencariku, cepat lah mandi nanti kuhabiskan semua jatah sarapanmmu,'' ucap Alice menggoda Novita dengan merapihkan rambutnya.

''Ihh tega banget ngehabiskan jatahku juga, iya ini mau pergi mandi,'' jawab Novita yang masih terus berusaha mengambil makanan yang tersedia di meja makan.

''Enggak pake lama!'' Perintah Alice dengan nada yang sengaja di buat tinggi.

''Iya bawel banget deh anak Om ini,'' ucap Novita yang memeluk Egi dari belakang mencium kembali pipinya.

Novita pun melakukan Aktifitasnya hampir tiga puluh menit lamanya. Keluar dari kamar dengan gaya kas Novita memakai deres selutut tanpa lengan di padukan sengan cardigan berwarna biru sky.

''Udah cantik,'' ucap Alice mengambil piring dan memberika nasi lauk untuk papnya.

''Kamu juga Cantik,'' ucap Novita yang merapatkan diri

''Sudah ayo makan papa sudah lapar ini,'' ucap Egi mengalihkan pembicaraan karna tak ingin melihat anak perempuanya besedih, apa lagi semenjak kecelakaan itu tahu betul perasaan anaknya di hina oleh banyak orang dan sekarang memutuskan memakai cadar, agar tak begitu terlihat oleh orang di sekelilingnya.

Novita sudah selesai membantu membersihkan dan merapihkan ruang tengah sebelum pergi. ''Baiklah sudah beres semua," dengan menepuk nepuk tanganya.

Alice yang baru datang dari dapur setelah memberekan semua dan menata kebutuhan Papa Egi sebelum berangnat ke kampus.

Alice mengambil Cadarnya dan memakainya sebelum pergi keluar Rumah. Rambut yang di ikat sebagian, tersisah sedikit yang terurai. Hanya mata indahnya yang terlihat begitu membuat orang terpana.

Banyak orang di sekeliling yang sudag tau kondisi Alice, banyan juga yang mengagumu keindahan mata cantiknya menjadikan rasa penasaran akan wajahnya.

Alice menghampiri Papa, mencium kedua pipunya dan memberi salam tak lupa mencium punggung tangan Egi. Negitu juga sebaliknya yang di lalukan Novita, karna kedua orang tuanya yang selalu sibuk di luar negri. Egi sudah di anggap seperti sosok Papa baginya.

''Assalamualaikum,'' ucap keduanya memberi salam.

''Walaikumsalam,'' jawab Egi yang masih setia melihat kedua gadis seusia itu pergi meninggalkannya.

''Nov kita mampir Apotik dulu yah? Obat papa habis aku harus membelinya hari ini baru nanti kita Kampus.''

''Baiklah sahabatku yang baik hati,'' jawab Novita menggoda Alice.

Sekitar 20 menit perjalanan menaiki angkutan umum, mereja sampai di kampus. ''Kita ke perpustakaan dulu yah, jam pelajaran masih ada waktu satu jam lagi baru akan du mulai. Pesanan Desain gambar yang kemarin tinggal dikit lagi selesai,'' ucap Alice menjelaskan.

''Baiklah aku bisa tidur bentar juga di sana.'' Balas Novita tersenyum sambil berjalan mundur memandang wajah Alice.

''Dasar tukang tidur,'' jawab Alice dengn senyum yang tak nampak oleh orang lain.

''Nanti siang aku yang traktir makan yah,'' ucap Novita kembali membuka percakapan.

''Baiklah lumayan kan bisa ku simpan uang janjanku, sering sering aja biar cepat uangku tersimpan.'' Alice menjawab senbari menaik turunkan alisnya.

''Udah ayo cepat jangan bercanda kapan selesai gambarnya, ini baru dapet dua. Kamu kan tahu mereka meminta tiga gambar yang tak sama dengan yang lain motif berbeda,'' ucap Alice kembali.

''Iya Ayo, Alice kamu duluan, mau ketoilet dulu.'' Di balas anggukan oleh Alice, Novita berjalan sedikit berlari menuju toilet.

Alice pun berjalan menuju perpustakaan. Baru saja akan memasuki pintu masuk tiba tiba dari arah dalam Chintya Ismail dan temanya keluar dari perpustakaan.

''Wah ternyata kita bisa bertemu di sini, mau berusaha apa lagi kau menghindari kami,'' ucap Chintya sinis melangkah maju menghampiri Alice.

Alice tak ingin ribut dengan Chintya memilih menghindar dari percakapan.

''Hai mau kemana Gadis bercadar, yang hanya untuk menutupi muka cacatmu itu,'' ucap Ismail yang menghentikam langkan Alice memegang bahunya.

''Maaf lepas, aku tak ada urusan dengan kalian,'' jawab Alice lirih.

''Wah berani sekali kau,'' ucap Chintya yang sedikit marah karna perlawanan Alice. Kemudian Ismail merebut buku dan sebuah pepper bag berisi obat Papa Egi yang di pegang erat oleh Alice.

''Jangan!'' Alicen sedikit melawan mengingat dengan susah payah menggambar dan mencari uang utuk membeli obat Papanya.

Ismail mendorong tubuh Alice dan menarik cadar yang di gunakan, membuang dan menginjak cadar tersebut. Semua mata tertuju pada Alice, yang tadinya tidak mempercayai ucapam Chintya dan Ismail kini semua orang berbisik menghinanya.

''Wah lihat ternyata memang benar wajah Alice cacat lihat lah itu.''

Bisik teman teman yang sedang berada di tempat itu dan menyaksika apa yang terjadi. Ada juga yang tidak tega dengan apa yang di alami Alice tapi tak bisa berbuat apa apa.

''Ternyata Gambar mu lumayan bagus dan ini obat? Sepertinya kamu sangat memerlukan obat ini. Akan ku bantu menghabiskan obat mu ini,'' ucap Ismail dan Chintya.

''Wah serem menjijikan mukanya,'' ucap salah satu anak anak kampua yang tidak menyukai Alice.

''Kasian dia anak baik sepertinya harus menerima cobaan seberat ini. Aku sangat salut denganya dia mampu melewati dengan tanpa mengeluh semenjak aku mengenalnya,'' ucap salah satu siswi kampus yang mengenal dan dekat jika di kelas.

Kemudia Chintya merobek kecil menjadi beberapa bagian Gambar Desain yang sudah siap dan si tungu pembelinya.

''Kau lihat ini,'' melempar sobakan gambar itu ke wajah Alice.

Hist hist hist isak tangisa lirik Alice yang tak tahan dengan sikap dan perbuatan mereka. Ismail serta Elsa membuka papper bag dan mulai menjatuhkan, menghambur obat yang baru saja Alice beli di Apotik pagi tadi.

Mereka menginjak injak semua obat yang berseerakan di lantai. Merasa puas menghina dan mencaci Alice mereka pun pergi meninggalkan tempat itu.

Alice masih di posisi duduknya memamdang semua obat dan Desain gambar yang berserakan. Menitikan Air mata yamg sudah tak bisa tertahan lagi.

Pertemuan tak terduga dengan Chintya dan Ismail yang berujung penghinaan yang di berikan Mereka. Kali ini sudah sangat keterlaluan bukan hanya itu saja yang saat ini di rasakan Alice. Tetapi siswa siswi kampur yang tadinya tak mengetahui kini semua orang mengetahui kebenarannya.

''Kenapa dan sampai kapan Aku tetap harus berusaha kuat menghadapi semua cobaan, aku hanya manusia biasa.'' Hist hisy hist ucap Alice lirih.

Novita melihat Alice berlari, tetapi tak bisa mengejar karna kehilangan jejaknya. Mengetahui apa yang terjadi dengan banyaknya obat yang berserakan serta kertas bergambar Alice bercecer di lantai, kemudian mengambilnya. Meremas dan mengeratkan kedua giginya, bertanya pada setiap orang yang ada di situ.

Salah satu siswa menjawab dan memberitahukan semua. Awal mula kejadian sampai akhir yang di Alami Alice. Mendengar penuturan temannya itu Novita pergi mencari Alice.

Di tempat lain yang tak jauh dari tempat dimana Alice berdiri. Seorang lelaki yang memperhatikan setiap tindakan yang di lakukan Chintya, Ismail dan sahabatnya. Merasa sangat geram tapi masih bisa menahan setiap tindakannya.

Terpopuler

Comments

lina

lina

hadir d sini

2022-03-21

1

Aris Pujiono

Aris Pujiono

yuk lanjut ...

2022-03-12

2

Ar

Ar

chinta jahat banget

2022-03-02

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!