Bab 2 Kecelakaan dan Rumah sakit

Waktu begitu cepat, jam sekolah sudah menunjukan berakhir sudah waktunya pulang. " Alice tunggu " panggil novita sahabat alice. Novita melihat Alice berjalan bergandengan tangan dengan sang kekasih . Alice menghentilan langkahnya karna mendengar suara teman baiknya memanggil.

"Tumben kamu buru-buru sekali,'' tanya Novita singkat.

"Iya maaf hari ini aku ada urusan, jadi enggak bisa pergi denganmu gak papa kan?'' Alice bertanya serta meminta maaf.

"Ya udah gak apa-apa. Tapi lain kali harus yah,'' ucap novita.

Novita yang mau beranjak pergi melinggalkan Alice , mendengar Ismail berkatan. "Ya udah aku juga minta maaf karna tak bisa menemanimu, udah janji dengan teman temanku." Alice menganggukan kepala faham.

"Alice memang kamu mau kemana, kupikir kamu mau pergi dengan Ismail." Novita bertanya kembali menghampiri Alice.

"Tidak, aku ada urusan yang sangat penting,'' ucap Ismail yang beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.

''Aku ada urusan sendiri, mau membeki obat Papa,'' jawab Alice.

"Owh iya udah hati hati. Bye ... " ucap Novita.

Alice pergi mengambil sepedanya, Lalu meninggalkan sekolah. Menggayuh sepedanya tanpa rasa lelah menuju toko perhiasan yang mau membeli kalung miliknya.Tak lama kemudian Alice sampai di toko perhiasan tidak terlalu mewah tapi cukup besar memarkir sepedanya, memandang toko di hadapannya .

"Pah maafkan Alice, demi Papa agar bisa minum obat. Jadi Papa harus cepat sembuh." Tak ada lagi keraguan, akhirnya alice berjalan memasuli toko tersebut.

''Ada yang bisa kami bantu De?'' Salah satu pelayan toko bertanya.

''Iya mba saya mau jual ini." Alice menyodorkan kalung miliknya.

''Baiklah kami lihat dulu yach? Lalu apa surat suratnya ada?'' Alice mengangguk dan mengambilnya dari dalam tas.

''Ini mba,'' jawab Alice singkat.

Tak lama pelayan tadi menghampiri dan memberitahu harga kalung miliknya.

"Baik De, kami sudah mengecek semua keaslian kalung dan tidak ada yang rusak, ini uang yang bisa Ade terima. Tuju juta lima ratus ribu,'' ucap pelanyan wanita itu.

Alice langsung menerima uang itu dan menyimpannya. "Trimakasih mba.”

Alice bergegas menuju Apotik, membeli obat yang di butuhkan papanya. Menyodorkan kertas resepnyang biasa dokter berikan, karna jadwal cekup masih bulan depan.

Setelah membeli obat Alice pun bergegas mengambil sepedanya ingin lansung pulang ke rumah. Akan tetapi saat Alice sedang menyebrang jalan, mendorong sepedanya seketika Alice berhenti, karna Ada seseorang yang memanggilnya.

"Alice'' teriak seseorang dari kejauhan. Alice pun menoleh mencari sosok yang memanggilnya, akan tetapi belum sempet menemukan orang yang memanggil.

Dari kejauhan orang yang memanggil Alice, melihat pengendera sepeda motor yang ugal ugalan . Lalu ...

BRUGH

Bunyi benturan sepeda motor dengan sepeda milik Alice, Alice terpental lantaran sepeda motor itu sangat cepat. Kejadian yang begitu singkat menyebabkan penyendara sepeda motor itu meninggal di tempat kejadian.

Keberuntungan masih milik Alice, Alice masih bisa di selamatkan akan tetapi wajahnya terluka.

“Alice ... '' Teriak seorang perempuan yang sedang berjalan dengan beberapa temanya, kemudian berlari dengan cepat menghampiri kerumunan orang. Lututnya gemetar melihat banyaknya darah yang mengalir dari area pipi juga kepalanya. Novita mengambil handponenya lalu menghubungi orang yang menurutnya bisa membantu sahabatnya.

“Hallo Ka ... Ka ... tolong Novita cepat Ka!'' Novita menghubungi kakanya, suara serak gemetar dan juga tangisan novita. Membuat sang kaka terkejut, Lelaki yang cuek pada orang lain, begitu berbeda jika sudah menyangkut orang yang di sayang dan kuluarganya.

“Apa yang terjadi,'' jawab Angga yang sangat kawatir . Mendengar adiknya menelpon dengan menangis.

"Ka tolong cepatlah Novita tak banyak waktu lagi, cepat datang di jalan xxx,'' ucap Novita lalu mematikan telaponnya.

''Dit gue pergi dulu ada urusan penting, loe handle semua urusan dan keperluan yang di butuhkan di cafe ini,'' ucap Angga yang dengan tergesa gesa.

Angga Lalu mengambil kunci sembarangan yang ada di meja kerja miliknya. ''Nga itu kunci motor milik gue.'' Radit berteriak agar Angga tidak keliru nantinya mengendarai kendaraan.

''Ok baiklah gue pinjem bentar. Thanks,'' ucap Angga yang sudah jauh dengan melambaikan tangannya keatas.

"Dasar loe Ngga, masih untung gue ingetin. Kalao engga, bisa-bisa nanti motor loe hancur di tendang." Radit mengingat kelakuan Angga yang tidak bisa melakukan dengan baik. Jika sedang buru buru, bahkan jika salah bisa bisa Angga menghantam ataupun merusak apapun yang ada di depannya.

Angga sudah di parkiran motor mengambil helm miliknya. Lalu melajukan motornya dengan kecepatan yang yang sangat tinggi. Menuju tempat yang di beritahu Novita tadi .

TAk lama kemudia Angga sampai di lokasi. Akan tetapi pikiran Angga sudah tidak tau kemana. "Novita ... " ucap Angga yang berfikir jika adiknya terluka.

"Novita ... Novita ... '' Angga memanggil nama adiknya dengan menyingkirkan orang orang yang sedang berkerumun di depan Ambulan.

"Minggir!! Bentak Angga yang sudah sangat kawatir. Apa lagi tadi Novita menelponnya dengan menangis dan suara bergetar. Akhirnya angga menemukan adiknya yang sudah duduk di dalam ambulan menemani Alice.

Angga melihat seragam sekolah adiknya penuh dengan darah. Kecemasan angga pun berubah jadi panik.

Angga berlari menghampiri Novita." Kau tidak apa apa?Angga bertanya panik.

Novitapun menggeleng, menunjuk sahabatnya yang berbaring di depannya. "Alice ... Alice Ka." Novita menangis menyebut nama Alice dan menggoyang goyangkan tubuh Alice.

Alice tetap tidak merespon, Angga begitu terkejut melihat sahabat adiknya itu dengan wajah yang sebelah sedikit hancur di bagian pipi karna pecahan kaca. Salah satu perawat menghampiri Angga.

"Maaf mas kami akan segera membawa kerumah sakit. Jika tidak secepatnya di tangani maka lukanya akan infeksi,'' ucap salah aatu perawat yang bertugaa.

''Ka Novita akan menemaninya, tolong Kaka ikut yah? Dia tidak memiliki keluarga baik, Papanya sakit sakitan serta lumpuh." Angga hanya mengangguk karna ini pertama kali Angga melihat sahabat adiknya.

"Kamu tenanglah, Kaka akan mengikuti kalian."

Hist hist hist,vNovita masih saja menangis, dan menganggukan kepalanya , lalu sang perawat menutup pintu ambulan .

Ambulanpun melaju kearah rumah sakit terdekat. Sekitar lima belas menit mereka sampai di rumah sakit . Tim medis yang sudah mendengar kabar kecelakaann, dan ada korban kecelakaan yang mengalami luka di wajahnya sedikit parah.

Melihat ambulan datang tim yang sudah menunggu melajukan brangkas pasian. Cepat-cepat darah pasien begitu banyak keluar dari bagian bahu dan wajahnya,'' ucap perawat yang ada di dalam ambulan.

''Alice sadar lah , tolong sadarlah." Novita memanggil manggil nama Alice. Angga yang sudah datang pun menghampiri novita dengab sedikit berlari.

"Maaf sus korban kecelakaan yang baru saja sampai di tangani di ruang mana,'' tanya Angga pada bagiam informasi

''Anda langsung datang ke ruangan IGD." Anggapun berlari mencari cari adiknya. Novita yang melihat angga berlari dengah masih menangis. Langsung memeluk tubuh kakanya.

"Ka,'' teriak Novita yang masih manangis.

"Tenanglah temanmu pasti baik baik saja." Ucap angga mengusap pucuk kepala adiknya dengan lembut.

Tap

Tap

Tap

''Maaf selamat siang, kami dari pikah kepolisian dan ini keluarga si penabrak. Apa anda keluarga dari pasien korban kecelakaan tadi.''

Angga menggeleng, menandakan bukan." Adik saya sahabatnya Pak, korban tak memiliki keluarga. Saya akan mewakilinya," ucap tegas angga di depan polisi

"Baiklah kalau begitu mari ikut dengan kami," ucap pak polisi lalu membawa angga berlalu entah menuju kemana.

Novita di tinggal sendiri, hanya duduk termenung menatap ruang kamar yang masih tertutup.

Sudah ada setengah jam Alice di dalam, dan belum ada tanda tanda pintu di buka.

''Alice , bangunlah bagaimana aku memberi tahu papamu. Cepatlah bangun demi Papamu Alice." Novita yang masih terus menangis sampai matanya sudah terlihat sembab.

Alice adalah teman terbaiknya semenjak duduk di bangku kelas 1. Kesederhanaan dan keramahan Alice yang membuat novita nyaman berteman dengannya. Alice juga sering mengajarkan untuk berbagi walau dengan keadaan tidak berada.

Ceklek

Suara pintu ruangan terbuka, bersamaan denga itu angga datang. Novita bangun menghampiri dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan teman saya dok, tanya Novita kawatir dengan mengusap air matanya.

"Apa anda saudaranya?'' Dokter bertanya.

"Bukan'' jawab seseorang yang begitu Novita kenali suaranya besar dan sangat tegas.

"Kakak,'' panggil Novita.

"Saya Kaka dari sahabat pasien, karena pasien tidak banyak memiliki kerabat. Saya yang akan bertanggung jawab,'' jawab Angga tegas.

''Baiklah saya akan jelaskan kondisi pasien silahkan ikut keruangan saya,'' ucap dokter yang berjalan menuju ruangannya di ikuti oleh Angga .

Novita tidak ikut, dia memilik masuk dalam ruanga Alice, Lalu dokter menjelaskan luka di bagia pipi Alice jika ingin kembali seperti semula harus melakukan oprasi plastik.

Angga terdiam mendengar semua penjelasa dokter. Baru kali ini dia merasa begitu sedih melihat anak gadis seusia adiknya, harus menerima kondisi yang seperti ini.

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

sudh dfavorit kak..
mmpir jg kkryaq..
mkasih..

2022-04-15

0

Aris Pujiono

Aris Pujiono

smga alice gak kenapa2

2022-03-10

2

Gembelnya NT

Gembelnya NT

Kasihannya Alice 😥

2022-03-09

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!