Nyonya Anna pergi didalam perjalanannya saat di lorong kastil, ia bertemu dengan Kapten Jeffry.
"Kapten Jeffry," panggil Nyonya Anna.
"Ada apa?" tanya Kapten Jeffry yang sedang membawa sebuah kotak di tangannya.
"Aku tidak sengaja memberi tahunya tentang Putri Alonia kepada dirinya, aku khawatir kepadanya dan dia juga belum makan," ucap perempuan itu bermata coklat.
"Jangan khawatir, dia akan baik-baik saja."
"Terimakasih."
Langkah kaki Kapten Jeffry semakin cepat untuk menuju kamar Putri Blue, perasaan tidak karuan menyelimuti pemikirannya setelah mengetahui kondisinya dari Nyonya Anna.
Setelah sesampainya di depan pintu, ia ragu untuk mengetuknya apalagi memanggil namanya, mengingat sang putri dari kecil hidup di kastil tanpa kasih sayang dan pengawasan dari Orang tuanya apalagi ia tidak pernah mencicipi kemewahan istana. Sedangkan adiknya hidup dengan sebaliknya.
Putri Blue sedang menatap langit di balkon kamarnya dengan raut kesedihan di wajahnya, kedua tangannya memegang tembok pagar yang dingin. Ia tidak menyangka sama sekali bahwa Raja Juftin dan Ratu Gloria sengaja menyembunyikan berita adiknya bahkan ia saja tidak diundang dalam penobatan putri adiknya.
"Mereka pasti hidup dengan bahagia disana tanpaku," ucapnya yang sedang menunduk.
"Padahal aku juga ingin merasakan kehangatan keluarga."
Tampak matanya berkaca-kaca, tetapi air matanya enggan ingin menetes dan mulutnya berusaha untuk tersenyum dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Ada suara telapak sepatu yang mendekat dan terdengar oleh Putri Blue yang langsung memutarkan badannya dan melihatnya.
Sedangkan Kapten Jeffry melihat seorang gadis di balkon yang terkena terpaan angin lembut dari samping kanan gadis itu dan mata yang kemerahan dengan berlinang air mata. Ia berjalan mendekatinya dan berada disampingnya.
"Ada apa?" tanya Putri Blue yang menoleh kesampingnya.
Si kapten itu menyerahkan kotaknya dengan senyuman lalu melihat pemandangan dari atas balkon, sikapnya itu membuat si putri ke bingungan dan menunduk kebawah.
"Tuan putri, jangan bersedih karena tuan putri adalah gadis spesial di Auresta ini."
"Huh? Apakah kau berusaha menghiburku?"
"Tidak, tetapi kenyataannya memang seperti itu," kata Kapten Jeffry. "Tuan Putri ingat dengan Kapten Sarah tentang kisah kemarin?"
"Aku ingat," kata Putri Blue dengan nada rendah.
"Aku akan melanjutkan ceritaku. Jadi, aku harap tuan putri mendengarnya baik-baik."
________________________________________
FLASHBACK.
Suatu hari, Kapten Sarah mencurigai gelagat Raja Azka saat pertama kali bertemu di Istana Kerajaan Penyihir Putih, ia berusaha menghindari tatapan dirinya. Ia menyuruh keempat anggota Tim Pasukan Elitnya untuk mewaspadai Raja Azka menggunakan telepatinya supaya makhluk lain tidak mengetahui.
Keempat anggotanya bernama Bella si kecil peri hutan atau lebih dikenal dengan dryad yang memilki sihir penumbuh tanaman, Jack si penyihir hitam, Xio si penyihir putih, dan Elle si duyung berketurunan sihir samudra hope, yaitu sihir duyung yang menggunakan aliran air dipadupadankan dengan mutiara hitam dan hanya duyung tertentu saja yang bisa menguasainya.
Kapten Sarah memang sangat cermat dalam menilai makhluk lain, ia sangat cerdas, tegas, dan berwibawa. Bahkan ia pernah menjadi tangan kanan Raja Juftin. Kekuatannya cukup menarik, yaitu membaca pikiran, menghentikan waktu, dan bisa bertelepati. Ia bisa mendapatkan kekuatan itu karena ia menjadi bahan uji coba yang dilakukan oleh Raja Aivan yaitu Ayah dari Raja Juftin.
Saat Raja Azka berada di Kerajaan Zarqo berserta pengawalnya dan para penyihir yang untuk diambil kekuatannya dan menemui Raja Juftin dengan Kapten Sarah. Raja Azka memalingkan wajahnya seperti menghindari Kapten Sarah. Kapten Sarah diam-diam menghentikan waktu dan menatap tajam mata Raja Azka sembil berjalan mendekatinya.
Ia membaca pikirannya, tetapi tidak berhasil karena Raja Azka menutupinya dengan pemikiran yang lain. Ketika ia mengantarkan Raja Thaison ke taman istana, ia mencoba lagi membaca pikiran. Alhasil ia mendapatkan pemikiran jika Raja Azka ingin mengalahkan musuhnya.
"Apa dia benar-benar ingin mengalahkan musuhnya? Tetapi kenapa dia menghindariku?" tanya kepada diri sendiri.
Ia mencoba mengembalikan waktu yang telah ia berhentikan, tetapi saat ia membalikan badan, ia melihat ada seekor burung gagak menangkring di atas dahan pohon.
"Oh ... ternyata kau disini," kata Kapten Sarah yang mendengak ke atas lalu membiarkan burung gagak itu di atas pohon.
"Kapten Sarah!" teriak Jack yang melambaikan tangannya saat melihat sang kaptennya keluar dari taman istana.
Sarah menghampirinya lalu berkata, "Dimana yang lain?"
"Mereka semuanya di dekat gerbang istana."
Jack dan Kapten Sarah berjalan bersama ke gerbang istana, dan melihat sekeliling halaman istananya yang penuh dengan sukarelawan dari dua negara tersebut.
"Aku tidak sanggup melihat kejadian mengerihkan akan muncul" ucap Bella yang terbang di samping Xio.
Xio yang sedang berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya berkata, "Aku harap juga tidak akan seperti dulu."
"Memangnya dulu seperti apa?" tanya Elle.
Dinda yang merasakan Kapten Sarah dan Jack akan hadir langsung berkata, "Diam, kapten mau kesini."
Berberapa detik kemudian, Kapten Sarah menghapiri dengan dengan wajah judesnya, tetapi ia sungguh cantik apalagi saat ia tersenyum manis yang jarang dilakukannya.
"Aku masih mencurigai tentang Raja Azka, walaupun aku sempat membaca pikirannya tetap saja rasa curigaku masih belum pudar. Jadi, aku memutuskan untuk membuat rencana."
"Apa rencananya, Kapten?" tanya Elle.
"Xio, tolong buat sihir pelindung yang melindungi semua hutan supaya tidak ada mata-mata yang masuk, Jack, kau jaga sang raja, lalu Elle, lindungi para sukarelawan, Bella, tolong buat tembok dari tanaman yang tinggi agar para sukarelawan tidak melihat betapa mengrikan proses pengambilan kekuatan ini."
"Kalian berbicara apa sih?" tanya Elle.
"Nanti juga kau akan tahu, Elle," kata Jack yang menatap wajah Elle.
"Sarah, apakah kita tidak mencari lagi sukarelawan dari kerajaan kita?" tanya Xio.
"Memangnya ada makhluk yang ingin merelakan kekuataannya diambil? Diambil dan atau tidaknya, mereka akan mati mengenaskan."
"Apa?!" teriak Elle. "Serius? Mereka semua akan mati?"
"Iya, tetapi ini rahasia kita saja sebab aku mereka tidak tahu jika hari ini adalah hari kematiannya," jawab Sarah. "Lagipula, Raja Juftin hanya memerintahkan untuk mencari sukarelawan yang sama dengan kekuatanku, aku rasa cukup jika setiap satu kekuatanku sukarelawannya hanya dua orang saja. Aku tahu Raja Juftin memiliki trauma dengan masa lalunya apalagi berhubungan denganku."
"Aku tidak mengerti hungan masa lalu Raja Juftin denganmu hingga menimbulkan trauma," cakap Elle yang menggelengkan kepalanya.
Kapten Sarah tidak bisa menjawabnya begitu pula dengan anggota timnya yang sudah mengetahui kejadian sebenarnya. Sang kapten memutarkan kepalanya ke arah kanan dan melihat pegasusnya sudah datang. "Aku rasa sampai disini saja pembicaraan kita."
"Sarah, jika aku yang menjaga Raja Juftin lalu apa tugasmu?
"Aku akan menjaga di luar hutan," kata Sarah yang pergi meninggalkan mereka di pintu gerbang untuk menghampiri pegasus kesayangannya bernama Lovies.
Sarah memberikan buah apel merah dari kantong celananya kepada Lovies, ia mengelus lehernya saat dia makan. Lovies sangat menyukai apel dan menghabiskan buah apel dengan lahapnya.
"Kenapa Kapten Sarah tidak pernah tersenyum bersama kita?" tanya Elle.
"Jangan menggosip, aku tidak memiliki nafsu untuk menggosip," kata Bella.
Para raja keluar dan mereka semua bersiap untuk pergi, ketika mereka pergi menggunakan hewan kendaraannya masing-masing menuju hutan yang ditumbuhi oleh pohon ghaib itu, si Kapten Sarah berada paling belakang di udara untuk mengawasi mereka semua.
Mereka pergi mengikuti Raja Juftin yang berkuda di paling depan dan disampingnya terdapat Jack yang menjaga Raja Juftin. Bella dan Elle menjaga barisan sukarelawan dari kerajaannya lalu Xio berada paling belakang sekali untuk menutupi hutan dengan sihirnya
Saat mereka masuk hutan dan sihir pelindung milik Xio telah aktif, Kapten Sarah memberhentikan penerbangan pegasusnya dan mendarat ke tanah. Ia turun dari pegasusnya lalu pegasusnya itu terbang lagi ke langit lagi.
Raja Juftin menunjukkan arah kemana pohon ghaib itu tumbuh, sedangkan Kapten Sarah bersembunyi di balik pohon. Didalam hutan terdapat pohon raksasa seperti pohon beringin tetapi berdaun hitam dan memancarkan aura yang menyeramkan.
“Apakah ini tempatnya?” tanya Raja Azka.
“Iya,” jawab Raja Juftin. “ Aku meminta para sukarelawan dari Kerajaan Penyihir Putih, Kerajaan Polip dan juga kerajaanku untuk datang satu persatu ke pohon ini. Dan yang lain silahkan menunggu disana.” Menunjuk arah sisi sebelah kanan hutan.
Para sukarelawan langsung pergi ke tempat yang ditunjuk oleh Raja Juftin. Sebagian pengawal dari masing-masing kerajaan juga pergi ke tempat itu untuk menjaga dan mengawasi para sukarelawan. Elle dan Bella juga ikut pergi. Lalu Bella si peri kecil mengeluarkan kekuatannya, ia menumbuhkan tanaman seperti dinding yang menjulang tinggi supaya tidak ada yang mengintip saat proses pengambilan kekuatan.
Para raja dan sebagian pengawal dari kerajaan mereka tetap berada di sekitar pohon tersebut.
Di sisi luar hutan. Burung gagak tidak dapat masuk ke hutan karena hutan dilindungi sihir. Kapten Sarah yang dari tadi bersembunyi melihat ada burung gagak yang terbang kesana-kesini.
“Oh ternyata dia yang dari tadi mengawasi situasi selama ini,” kata Kapten Sarah.
Kapten Sarah pergi ke arah pohon yang ditangkringi oleh burung gagak itu dan berteriak memanggil nama seseorang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Yuni Verro
keren nih
2023-05-23
0
Bintun Arief
kayak nonton movie ya, serasa ikit didlm ny juga heee
2020-06-18
2
ayyona
wah ini well prepared banget.. mau dong dibikin cover centes kyak putri blue buat Alexandria 😁😁😁
2020-06-16
1