Episode 4

💔

💔

💔

💔

💔

Taksi yang ditumpangi Livia terus saja mengikuti mobil milik Damar. Hati Livia begitu sangat sakit melihat kenyataan ini, sungguh Livia tidak menyangka suami dan sahabatnya bermain api dibelakang Livia.

Sore ini Livia berniat datang ke kantor Damar karena Livia akan meminta izin soalnya besok dia akan melakukan pelatihan guru. Akhir-akhir ini Damar memang sering pulang larut malam sehingga Livia memutuskan untuk datang ke kantornya.

Tapi kenyataan yang mengejutkan justru menyambut kedatangan Livia. Mobil Damar pun berhenti disebuah apartemen yang Livia kerahui itu adalah apartemen milik Monica.

"Kalian berdua memang tidak tahu malu," batin Livia dengan mengepalkan tangannya.

Livia segera turun dan menyusul keduanya, Monica berjalan dengan menggandeng lengan Damar dengan manjanya membuat dada Livia semakin sesak.

Damar dan Monica sampai didepan apartemen Monica, mereka berdua masuk tapi disaat Monica akan menutup pintunya sebuah kaki menahan pintu itu sehingga Monica menoleh dan Damar pun ikut menoleh.

Betapa terkejutnya Monica dan Damar saat melihat Livia sudah berdiri diambang pintu dengan deraian airmata.

"Sa---sayang," seru Damar terbata.

"Livia..."

Plaaakkk...plaaaakkk...

Livia menampar Damar dan Monica bergantian.

"Kalian berdua memang brengsek, tidak tahu malu, jadi ini alasannya kamu selalu pulang larut malam, Damar?" bentak Livia.

"Sayang, dengarkan aku dulu aku bisa jelaskan semuanya," seru Damar.

Damar berusaha meraih tangan Livia tapi Livia menghindar.

"Jangan sentuh aku, aku jijik denganmu Damar. Dan kamu Monica, aku sudah menganggapmu seperti saudaraku sendiri tapi kamu malah melakukan ini dan mengkhianatiku, kalian berdua memang manusia-manusia menjijikan!" teriak Livia.

Livia menghapus airmatanya dengan kasar kemudian segera berlari pergi meninggalkan apartemen itu.

"Livia tunggu!"

Damar segera mengejar Livia, Monica pun berniat mengejar Damar tapi tiba-tiba perutnya merasa mual dan Monica dengan cepat berlari ke kamar mandi.

Livia dengan cepat menghentikan taksi, Damar tidak bisa mengejarnya. Akhirnya Damar pun masuk ke dalam mobilnya sendiri dan langsung mengikuti taksi yang ditumpangi Livia.

Tidak lama kemudian taksi yang ditumpangi Livia berhenti di apartemennya dan itu membuat Damar sedikit lega. Dengan setengah berlari Livia segera masuk ke dalam apartemennya dan disusul oleh Damar.

"Sayang..."

Livia keluar dari dalam kamarnya dengan menggeret kopernya membuat Damar terkejut.

"Sayang kamu mau kemana?"

"Jangan panggil aku sayang lagi, kamu tunggu saja surat gugatan cerai dari aku."

Livia hendak melangkahkan kakinya tapi Damar dengan cepat menahannya.

"Tidak Livia, aku tidak mau bercerai denganmu aku sangat mencintaimu Livia aku tidak mau kehilanganmu."

"Cinta? kalau kamu cinta sama aku, kamu tidak mungkin selingkuh dengan wanita lain apalagi wanita itu sahabatku sendiri!" teriak Livia dengan deraian airmatanya.

"Maafkan aku Livia, Monica yang sudah menggodaku aku tidak bisa berbuat apa-apa dia begitu licik menggodaku dengan tubuhnya, sebagai pria normal aku tidak bisa menolak," lirih Damar.

"Bajingan kamu Damar."

Livia mendorong tubuh Damar supaya menjauh dan tidak menghalangi jalannya, tapi lagi-lagi Livia kalah cepat karena Damar saat ini sudah mengunci pintu apartemennya.

"Buka pintunya Damar, aku ingin pergi."

"Tidak, kamu tidak boleh pergi ini rumahmu juga dan aku tidak akan membiarkan kamu pergi dari sini."

"Aku ingin bercerai denganmu dan biarkan aku pergi dari sini!" teriak Livia histeris.

Damar langsung bersujud dan memeluk kaki Livia.

"Maafkan aku Livia, aku khilaf jadi aku mohon beri aku kesempatan kedua," seru Damar dengan deraian airmatanya.

Livia sungguh tidak bisa berbuat apa-apa lagi, hatinya sudah sangat sakit melihat pengkhianatan dari suami dan sahabatnya itu. Disaat Damar tengah membujuk Livia mati-matian, tiba-tiba pintu apartemen mereka diketuk.

"Damar buka pintunya!" teriak Monica.

"Wow, dia sampai menyusulmu kesini hebat sekali," ejek Livia.

"Damar tolong buka pintunya!"

"Buka pintunya, kekasihmu ingin masuk."

"Tidak, biarkan saja dia teriak-teriak seperti orang gila. Livia aku mohon jangan pergi maafkan aku."

"Damar, cepat buka pintunya!"

Lagi-lagi Monica berteriak sembari menggedor-gedor pintu membuat Livia semakin kesal.

"Cepat buka pintunya, kamu mau penghuni yang lain datang kesini gara-gara kegaduhan yang disebabkan oleh kekasihmu itu!" bentak Livia.

Akhirnya dengan terpaksa Damar membuka pintunya dan Monica dengan cepat masuk ke dalam apartemen milik Damar.

"Kamu itu apa-apaan sih? teriak-teriak seperti orang gila, lagipula kamu mau ngapain kesini?" bentak Damar.

"Damar ada sesuatu yang ingin aku sampaikan kepadamu."

"Ada apa? cepat katakan lalu setelah itu kamu cepat pergi dari sini!" bentak Damar.

Monica segera mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan menyerahkannya kepada Damar. Damar melihatnya dengan teliti dan mengerutkan keningnya.

"Apa ini?"

"Aku hamil, Damar."

"Apa?"

Jedaaaarrrr....

Bagai disambar petir disiang bolong, hati Livia hancur berkeping-keping mendengar berita mengejutkan itu.

"Kamu jangan mengada-ngada Monica, itu pasti bukan anakku!" bentak Damar.

Plaaakkk...

Monica menampar Damar. "Brengsek, kamu adalah orang pertama yang mengambil kesucianku setiap malam kita melakukannya apa kamu mau mengelaknya? aku tidak pernah tidur dengan siapa pun kecuali denganmu, jadi ini adalah murni anakmu," sahut Monica dengan deraian airmata.

Dengan hati yang hancur, Livia pun kembali melangkahkan kakinya dengan menggeret kopernya.

"Livia, aku mohon jangan pergi."

"Jangan halangi aku lagi, surat gugatan cerai dariku akan segera aku kirim dan aku berharap ini adalah pertemuan terakhir kita karena aku tidak mau bertemu lagi dengan kalian berdua, aku muak melihat wajah kalian."

Akhirnya dengan langkah cepat, Livia segera pergi dari apartemen Damar. Damar hanya bisa menyesali perbuatannya itu dan Damar tidak berpikir kalau Monica akan hamil.

Sekarang Damar hanya bisa merutuki kebodohannya, kenapa bisa sampai tergoda oleh Monica. Seandainya dulu dia tidak mengikuti hawa nafsunya, mungkin saat ini dia dan Livia masih baik-baik saja.

Damar masuk ke dalam apartemennya dengan emosi yang memuncak, kemudian Damar mencengkram wajah Monica sehingga membuat Monica meringis kesakitan.

"Sekarang kamu puas kan sudah membuat aku dan Livia bercerai? gugurkan kandunganmu karena sampai kapan pun aku tidak akan pernah mau tanggung jawab. Aku hanya ingin memiliki anak dari Livia bukan darimu!" bentak Damar dengan menghempaskan tubuh Monica.

"Tidak, sampai kapan pun aku tidak akan menggugurkan kandunganku pokoknya aku tidak mau tahu, kamu harus menikahiku!" teriak Monica.

Damar mencengkram lengan Monica dan dengan kejamnya Damar menyeret Monica untuk keluar dari dalam apartemennya setelah itu Damar langsung menutup pintu apartemennya dengan sangat kencang membuat Monica terlonjak kaget.

"Awas kamu Damar, aku pastikan kamu akan menikahiku lihat saja nanti," gumam Monica.

💔

💔

💔

💔

💔

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

Terpopuler

Comments

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

monica maksa bgt. Damar lemah

2023-07-07

2

amel ramdani

amel ramdani

monika sudah di kasi hati malah gelak dasar perem puan jadi²


kalo orang baik tuh di baikin lagi bukan malah di di sakitin hati nya kasian livian

2022-07-25

1

Aska

Aska

dasar laki 2 murahan mau enak enak aja menjijikkan,,, mampus kau sekarang makan la selingkuhan mu itu

2022-06-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!