Episode 2

💔

💔

💔

💔

💔

Keesokkan harinya....

Damar pun pergi menuju Bandung karena ada sesuatu yang harus dia urus di Bandung. Sesampainya di Bandung, Damar langsung menuju hotel yang akan dia tempati selama disana.

Bruugghh...

"Maaf-maaf saya tidak sengaja," seru Damar.

"Damar..."

"Loh Monica, sedang apa kamu disini?"

"Aku ada urusan disini, Livia mana dia ga ikut?"

"Enggak, wah jangan-jangan kamu mau menghadiri meeting di Perusahaan Xxx juga," seru Damar.

"Kok tahu?"

"Soalnya aku juga salah satu klientnya."

"Wah kebetulan sekali," sahut Monica dengan bahagianya.

"Kamu nginap disini juga?"

"Iya."

Damar dan Monica pun berjalan beriringan menuju kamar mereka, dan ternyata tidak disangka kamar mereka berdua saling berhadapan dan lagi-lagi itu membuat Monica kembali bahagia.

"Aku masuk dulu ya Mon, soalnya aku lelah sekali ingin istirahat dulu."

"Oke Damar."

Monica dan Damar pun masuk ke dalam kamar masing-masing. Monica merebahkan tubuhnya diatas ranjang dengan pandangannya lurus ke langit-langit kamar hotel itu.

"Ini kesempatan aku untuk mendekati Damar, apalagi tidak ada Livia. Aku sungguh tidak bisa melupakan Damar walaupun dia sudah menikah tapi rasa cintaku malah semakin besar kepada Damar. Maafkan aku Livia, ini memang gila tapi aku memang tidak bisa melepaskan cintaku begitu saja," gumam Monica.

***

Malam pun tiba...

Monica sedang mematut wajahnya di cermin, malam ini dia sudah dandan secantik mungkin dengan menggunakan mini dress yang sangat ****.

Monica ingin mengajak Damar untuk makan malam bersama. Disaat Monica membuka pintu kamarnya, ternyata bersamaan dengan Damar yang juga membuka pintu kamarnya.

Damar memperhatikan penampilan Monica dari atas hingga bawah dan Damar akui Monica memang cantik dan juga ****.

"Damar, mau keluar juga?" tanya Monica.

"Ah i--iya, mau makan malam," sahut Damar gagap.

"Aku juga mau makan malam nih, bagaimana kalau kita bareng saja ke bawah."

"Boleh."

Damar hendak melanglahkan kakinya tapi Monica dengan cepat mengalungkan tangannya ke lengan kekar milik Damar membuat Damar terdiam.

"Kenapa diam? bukannya dulu kita juga sering begini, kita kan sahabatan."

"Tapi sekarang sudah beda lagi Monica, aku sudah menikah."

"Ya ampun Damar jangan terlalu teganglah, lagipula Livia tidak ada disini. Aku yakin meskipun Livia ada disini juga, Livia tidak akan marah kita kan sudah sahabatan sejak lama."

Damar pun tersenyum dan melanjutkan langkahnya bersama Monica, entah kenapa saat ini perasaan Damar merasa canggung mendapat perlakuan seperti ini padahal dulu Monica sering seperti ini tapi sekarang rasanya beda sekali mungkin karena Damar sudah menikah dengan Livia jadi takut kalau Livia akan cemburu dan berpikir yang macam-macam.

Mereka berdua pun sampai di sebuah restoran, Damar dan Monica makan malam bersama. Monica tampak sangat menempel kepada Damar membuat Damar merasa tidak nyaman.

"Mon, bisakah kamu duduknya agak jauhan? sepertinya aku kurang nyaman kalau seperti ini," seru Damar hati-hati.

"Kamu kenapa sih jadi beda banget setelah menikah dengan Livia, apa Livia melarang kamu untuk dekat-dekat denganku?" kesal Monica.

"Tidak, Livia tidak pernah seperti itu cuma aku merasa tidak nyaman saja kalau terlalu dekat seperti ini."

"Kenapa? apa kamu takut tergoda olehku?" bisik Monica dengan manjanya.

Damar semakin dibuat panas dingin karena saat ini Monica sudah mulai mengusap rahang Damar, bagaimana pun Damar pria normal dia tidak bisa menahan hasratnya kalau ada wanita **** yang menggodanya seperti ini.

"Monica, aku mohon hentikan. Kamu kenapa sebenarnya?"

"Damar, asal kamu tahu dari dulu aku sangat mencintaimu tapi kamu sama sekali tidak pernah memandangku kamu malah menyukai Livia sahabatku. Rasa cinta itu semakin hari semakin besar dan aku tidak bisa menghilangkan rasa cinta itu," seru Monica dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Damar terdiam mematung, dia tidak menyangka kalau selama ini Monica sangat mencintainya.

"Kenapa kamu tidak pernah bilang dari dulu? sekarang sudah terlambat, aku sudah menikah dengan Livia dan aku sangat mencintai Livia."

"Damar, aku tidak peduli kamu sudah menikah dengan Livia bahkan aku dijadikan selingkuhanmu pun aku tidak peduli yang penting aku selalu bersamamu," seru Monica.

Monica memeluk Damar dan lagi-lagi membuat Damar diam mematung tapi tidak lama kemudian, Damar pun membalas pelukan Monica sehingga Monica tersenyum penuh kemenangan.

Entah bagaimana awalnya, saat ini Monica dan Damar sudah berada di dalam kamar Damar dalam keadaan sudah sama-sama polos. Saat ini Monica sudah tertidur pulas, sementara Damar terlihat sangat kusut dan beberapa kali mengusap wajahnya kasar.

"Apa yang sudah aku lakukan, kenapa aku bisa tergoda oleh Monica? bagaimana kalau Livia tahu, ya ampun maafkan aku Liv," gumam Damar dengan mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

Praaaanngggg....

Livia yang malam itu sedang minum tiba-tiba gelas yang dipegangnya jatuh dan pecah berantakan.

"Astagfirullah, ada apa ini? kenapa perasaanku tiba-tiba ga enak," gumam Livia.

Livia segera membersihkan pecahan gelas itu dengan perasaan tak menentu, setelah bersih Livia pun kembali ke kamar. Livia segera mengambil ponselnya dan menghubungi nomor suaminya tapi sayang nomornya tidak aktif.

"Kok tumben tidak aktif? Ya Alloh, semoga Damar baik-baik saja," gumam Livia dengan perasaan khawatir.

Keesokan harinya....

Semalaman Damar tidak bisa tidur, pikirannya melayang kepada Livia. Saat ini Damar sudah mandi dan sedang memakai kemejanya, tiba-tiba sebuah tangan melingkar di perut Damar.

"Pagi sayang!" seru Monica.

Damar langsung melepaskan tangan Monica dan menatap wajah Monica dengan kesalnya.

"Mon, kejadian tadi malam anggap saja tidak terjadi sama sekali aku tidak mau sampai mengkhianati Livia aku tidak mau kehilangan Livia."

"Apa kamu bilang? setelah tadi malam kamu mengambil kesucianku, sekarang kamu dengan mudahnya bilang kalau aku harus melupakannya? kamu gila, Damar!" sentak Monica.

"Aku khilaf Mon, dan aku menyesal sudah melakukannya."

Monica langsung memeluk Damar dengan deraian airmata.

"Tidak Damar, aku sangat mencintaimu aku rela memberikan semuanya untukmu bahkan aku rela dijadikan selingkuhanmu yang penting aku bisa bersamamu."

"Tapi----"

Monica melepaskan pelukannya dan menatap wajah tampan Damar.

"Damar, kita bisa melakukannya dengan rapi yang penting Livia tidak mengetahuinya kalau di depan Livia, kita bersikap biasa saja. Aku mohon Damar, aku sangat mencintaimu."

Damar terlihat berpikir sejenak, hingga akhirnya Damar pun mulai tergoda lagi oleh Monica.

"Baiklah kalau itu keinginanmu, tapi aku tidak mau kalau sampai Livia tahu karena aku sangat mencintai Livia dan aku ga mau sampai kehilangan dia."

"Pasti sayang."

Monica kembali memeluk Damar, kali ini Damar tidak bisa menolaknya sebagai pria normal dia tidak bisa menolak saat disuguhkan hal yang menggiurkan dihadapannya.

💔

💔

💔

💔

💔

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

Terpopuler

Comments

Patrick Khan

Patrick Khan

wah gk bener ini damar nie😡😡

2023-12-29

1

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

payah Damar ga setia

2023-07-07

2

fitriani

fitriani

laki2 bang**sat... tmn lucknut😡😡😡😡😡

2023-01-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!