lagi?

Terimakasih yang sudah berkenan membaca karya remahan ini😘🙏

.

.

.

(Masih pov Rama yaa.. ganti pov kalo udah saat nya😁)

Aku memasuki ruangan guru, setelah jam mengajar selesai. Belum mengajar, hanya perwalian (biasanya kalau hari pertama masuk sekolah setelah kenaikan kelas, wali kelas akan memasuki kelas terlebih dahulu, nah ini yang disebut perwalian).

Aku menaruh presensi di Meja ku, bersama tumpukan berkas lain. Aku menghembuskan nafas berat. Adakah pekerjaan yang tidak melelahkan? Tinggal duduk, lalu awal bulan mendapatkan gaji. Ku rasa tidak. hehe. Àpalagi menghadapi murid- murid di usia mereka yang bisa dikatakan sedang mencari jatidiri. Jiwanya berkobar. Seorang Guru harus punya tenaga, dan kesabaran ekstra. Seperti yang selalu Aku rasakan sejak mengabdi menjadi Guru di SMA ini. Tiga tahun lalu, persis setelah Aku menamatkan pendidikan sarjanaku.

Aku mengalihkan pandanganku pada kertas yang sengaja ku tempelkan di permukaan meja, jadwal mengajar guru- guru. Aku menunjuk jadwal yang berisikan namaku.

"Oh hari ini.. ada jadwal di kelas sebelas jam ketiga.. oke baiklaah.. kita istirahat dulu". Aku berbicara sendiri.

Bukan istirahat tidur pastinya yang kulakukan, Aku membuka bahan Ajar untuk kelas 11. Membaca apa yang nanti akan disampaikan. Menulis poin penting yang sekiranya perlu disampaikan. Ini kebiasaanku sejak dulu kala, Aku senang membuat catatan penting tentang apa saja. Bagiku itu mempermudah. Dan Aku selalu mengatakan pada murid- muridku untuk melakukannya juga.

"Nah.. hm..". Aku membaca, kemudian menuliskan poin penting di secarik kertas.

Aku melirik arloji di tangan kiriku, 10 menit lagi waktu pembelajaran akan dimulai. Masih ada waktu untuk ke toilet Aku bergegas ke toilet. Aku melewati beberapa ruang kelas kemudian belok kiri, Aku hendak meraih daun pintu toilet namun dari dalam pintu itu sudah dibuka oleh seseorang. Aku menarik kembali uluran tanganku.

Rupanya Salah satu siswi SMA itu baru saja menggunakan toilet. Siswi itu tersenyum canggung ke arahku, sambil mengangguk lemah.

Aku mundur berapa langkah agar dia bisa keluar,

"Permisi pak". Dia kemudian melewatiku, dan baru berapa langkah saat Aku sekilas melirik sebelum memasuki toilet, dia sudah tidak terlihat. Apa dia larii?? Aku membatin.

ah sudahlah..

Selesai melakukan ritual alam, Aku mendekati kran air untuk membasuh wajahku, supaya segar kembali. Saat membasuh wajah, Entah mengapa memoriku berputar pada kejadian beberapa bulan yang lalu. Seperti dejavu.

Saat itu Aku hendak membuka pintu toilet, setelah selesai membasuh wajahku. Saat pintu terbuka seorang siswi SMP terlihat mengulurkan tangan. Sepertinya dia baru saja akan membuka pintu, namun keduluan Aku. Dia terlihat kaget, kemudian tersenyum. Beberapa detik dia diam di tempatnya sambil menatapku, Aku merasa aneh saja. Saat kesadarannya kembali, dia reflek mundur ke belakang untuk memberiku jalan. Aku mengangguk dan tersenyum pada siswi itu.

Aku baru berjalan tiga langkah, saat dia memanggilku,

"Pak..". Aku berhenti dan memutar tubuhku, menghadap siswi itu.

"Bapak mengajar di SMA kan?". Tanya nya, Aku mengangguk dan tersenyum ramah, walaupun Aku merasa aneh dengan pertanyaannya.

"Iya betul".

"Bapak mengajar apa?" Tanyanya lagi, dia terlihat kepo sekali. Dasar bocah.

"Matematika.. Kamu mau melanjutkan ke SMA?" Tanyaku. Yaa walaupun ini terasa aneh, tetapi Aku menghargainya, siapa tahu dia akan menjadi muridku suatu saat. Kan tidak enak jika dianggap Guru judes, padahal baru pertama bertemu.

"Iya pak". Dia mengangguk mantap. Baiklah, apa sudah selesai??? Aku membatin.

Aku tersenyum sendiri saat mengingat itu, Aku mem-puk puk wajahku dengan air. hmm, rasanya syaraf- syarafku seperti kembali hidup. hehe.

Jadi itu terjadi LAGI???, Bertemu di depan pintu toilet. Pantas saja seperti tidak asing dengan wajah siswi itu, ternyata, pertama bertemu di depan toilet. Seperti barusan.

Aku segera kembali ke ruang guru untuk mengambil bahan mengajar dan presensi kelas 11 yang akan ku masuki. Aku segera menuju ruang kelas sebelum terlambat.

"Assalamu'alaikum, apakabar semua..". Aku menyapa murid- murid ku. Mereka tampak bersemangat. Sepertinya tidak masalah jika Aku langsung masuk ke materi setelah bertanya sedikit tentang liburan mereka.

***

Sore hari, Aku baru saja selesai mandi dan melakukan ritual sholat asar, saat ku dengar hapeku bergetar, menandakan ada pesan yang masuk. Setelah melipat sajadah yang ku gunakan, Aku segera menghampiri meja yang ada di kamarku. Aku mengambil ponsel dan membaca pesan yang masuk.

Dari nomor baru.

+6285777xxxxxx

Assalamu'alaikum pak, Sya Irene murid kelas sepuluh yang wali kelasnya Bpk.

Irene? Oh dia ya.. Ada apa memangnya, iseng ngecek nomer hape guru kah?

Aku mengetik balasan.

Waalaikumsalam, Iya Irene, Bpk simpan ya nomormu.

Pesan terkirim.

Aku meletakkan hapeku kembali. Aku punya jadwal les sore ini. Sebentar lagi Murid lesku akan segera datang. Aku bersiap- siap.

Selain menjadi seorang Guru di sekolah, Aku juga membuka les privat di Rumah. Untuk menambah penghasilan, sekaligus mengasah terus menerus kemampuanku. Murid les ku berjumlah sepuluh orang, Itu yang sedang ku bimbing saat ini. Sebelumnya juga sudah ada, namun karena sudah lulus mereka sudah tidak membutuhkan les lagi. Sepuluh orang siswa itu terdiri dari tiga orang siswa kelas 10, 2 orang siswa kelas 11, dan lima orang siswa kelas 12.

Aku tidak menggabungkan mereka, Aku sengaja membagi jadwal mereka, setelah mereka menyepakatinya. Hari ini, Rabu, menjadi jadwal kelas 10.

Beberapa menit kemudian, Tiga murid lesku datang. Mereka mengucapkan salam dan mencium tanganku. Mereka telah duduk di lantai beralaskan karpet. Lebih enak belajar sambil selonjoran, dari pada sambil duduk di kursi menurutku. Hehe,

"bagaimana kabar kalian? Nana, Farah, Dion??"

"Baik pak, alhamdulillah" Jawab mereka kompak.

"Di sekolah sudah masuk materi apa belum nih?" Tanyaku lagi.

"Yah pak, saya malah sudah di kasih PR sama gurunyaa" Dion terlihat menggerutu. Aku tersenyum lebar. Guru Matematikanya pasti sangat disiplin, di hari pertama masuk sudah diberi tugas. Bagus sebenarnya, Itu membuat Murid mengingat materi yang diberikan saat di kelas.

"Baru pendahuluan pak". Nana menjawab mewakili Farah dan dia sendiri, mereka satu sekolah dan satu kelas.

Aku segera memulai sesi belajar hari ini. Seperti biasa, Aku menanyakan bagian mana yang mereka anggap sulit, jika mereka paham, aku memberi latihan soal beberapa buah. Jika sudah, maka Aku akan membuka materi selanjutnya, agar nanti saat mereka masuk kelas, mereka sudah paham materi yang akan guru mereka ajarkan.

***

Aku membaringkan tubuhku di kasur. Tubuh ini rasanya lelah sekali. Aku meraih hape ku yang sejak sore tadi tidak ku sentuh. Ada beberapa pesan masuk.

Pesan pertama dari muridku, yang tadi sebelum Aku mengajar les, menghubungiku.

Irene: Terima kasih pak

Pesan kedua dari Teman dekatku, Raisa.

Raisa: Mas besok bisa temenin Aku ke nikahannya temen nggak?

Aku segera membalas,

Bisa, insyaAlloh ya kalo mas gak ada acara mendadak di Seklh.

Beberapa detik kemudian Raisa kembali membalas,

Raisa: Oke, Makasih mas

Aku : Sama2, Ra.

Aku meletakkan hape kembali, setelah Aku menyetting alarm untuk besok pagi. Aku memejamkan mataku segera.

.

.

.

Mimpi indah ya hehehee

Bersambung😘

Terpopuler

Comments

MEMEY

MEMEY

hadir kak

2022-06-30

2

QQ

QQ

Dejavu itu yang dirasakan pak Rama saat ketemuan dengan seorang gadis cantik di toilet. Dan ternyata dia adalah gadis yang sama yaitu Irene. Judul nya bisa juga gini Thor "Jodohku ketemu di toilet" 😁😁😁😁✌️✌️✌️✌️

2022-06-08

2

QQ

QQ

Irene grecep juga 😁😁😁😁😁

2022-06-08

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 74 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!