360 DAYS

360 DAYS

PROLOG

Halo semua, ini karya keduaku. Karya pertama sebenarnya bukan karya sih hehe, karena itu isinya cuman curhatan aja.

Selamat membaca yaa😘

Rama:

Hari ini Aku akan menemui seseorang yang begitu spesial bagiku. Setelah bertahun- tahun kami putus komunikasi karena kesalahpahaman, akhirnya Aku memberanikan diri untuk menghubunginya terlebih dahulu. Aku meminta kesediaannya untuk bertemu denganku, LAGI. Aku sangat bersyukur dia bersedia menemuiku, padahal jika dia mau, dia bisa menolak permintaanku itu. Dia bisa membenciku sampai kapan pun dia mau, namun kenyataannya, dia tidak pernah melakukannya. Dan itu membuatnya semakin spesial di hatiku.

Irene,

Nama yang singkat, dan padat, namun cukup membuat duniaku jungkir balik.

***

Irene:

Aku sudah lama berusaha melupakan nama itu, namun semakin Aku berusaha justru nama itu semakin memenuhi otak dan hatiku. Belum tuntas Aku berusaha, Dia datang kembali. Ada apa? Semua sudah berbeda, walaupun rasa itu masih sama.

***

"Mengapa kamu kalau di kelas senang sekali senyum sendiri sambil liatin saya?" Tanya Rama tanpa basa basi. Irene tersenyum canggung. Dia hendak berpamitan setelah kegiatan les usai, malah jadi seperti ini.

"Hehe, Sebenarnyaa...." Iren tampak malu- malu mau mengatakan sesuatu, dia memegangi jilbab warna maroon yang dia gunakan. Jantungnya sejak tadi sudah berdegub tak karuan.

Rama masih menunggu Irene menjawab,

"Sebenarnya Bapak mirip sama Mendiang Ayah saya.. hehe". Irene melengos karena saking malunya. Bukan itu jawaban yang seharusnya dia ucapkan, dia pun memukul mulutnya yang tidak bisa dikontrol. Sedangkan Rama tertegun. Kaget bukan main. Dia disamakan dengan Bapak- Bapak???

Walaupun dia terbiasa dipanggil Bapak saat di sekolah, bukan berarti umurnya sudah tua kan?🥴.

"Maaf pak, Saya pamit dulu, terima kasih atas bimbingannya, Assalamu'alaikum".

Irene segera meninggalkan teras rumah bercat biru itu segera. Dia tidak mau berlama- lama, atau dia akan semakin malu.

Sedangkan Rama yang masih berdiri, masih tidak percaya dengan yang dikatakan Irene, murid di SMA tempat dia mengajar.

"Apakah aku perlu berkaca?" Tanyanya pada diri sendiri. hmmm,

***

Dua muda mudi sedang duduk di sebuah bangku taman. Di depan mereka terdapat hamparan bunga, entah bunga apa namanya, yang jelas itu tampak indah. Semakin mendukung suasana yang tercipta bagi muda mudi itu.

“Selesaikan pendidikanmu di sana dengan baik, Saya akan menjadi orang pertama yang datang di saat kelulusanmu” Kata Rama.

“Iya, Pak”. Jawab Irene bersungguh- sungguh. Gadis itu tampak bahagia, begitu juga si Pria yang ada di sebelahnya.

"hmm kebiasaan manggilnya PAK loh kamu itu". Protes si Pria. Irene hanya nyengir, lidahnya masih kaku untuk membiasakan diri memanggil Pria itu dengan panggilan 'KAK', seperti permintaannya.

***

"Kita dapet kejutan niiih dari guru paling most wanted di SMA kita. Beliau akan mengakhiri gelar lajang yang selama ini tersemat. wooowww". Suara gemuruh terdengar dari segala penjuru ruangan. Murid kelas 3 SMA XXX sedang mengadakan acara kelulusan, acara yang dirancang oleh OSIS dan siswa kelas 3 sendiri. Bukan acara resmi, namun cukup meriah. Apalagi ditambah kabar heboh tentang pernikahan salah satu guru mereka.

"Jadi selamat untuk kelulusan kita semuaaa, dan selamat juga untuk Bapak Ramaaaa". Murid kelas 3 bersorak sorai memanggil nama Pak Rama untuk maju ke panggung.

Semua bersorak sorai, kecuali satu orang. Irene. Gadis itu terpaku di tempatnya. Dia terpana dengan nama yang MC sebutkan tentang siapa guru mereka yang akan menikah.

'Bagaimana bisa.. Diaa??'. Tak terasa setetes air bening meluncur dari mata Irene.

Fifi yang melihat tingkah aneh Irene, menyenggol lengan sahabatnya itu. Irene kaget dan menengok ke arah Fifi. ada apa? Irene bertanya tanpa mengeluarkan suara.

"Kamu yang ada apa? kenapa kayak kaget gitu sih?" Tanya Fifi heran.

"Ini pesta buat kita loh, Ren.. Happy- happy yukkk". Fifi menggeret lengan Iren untuk mendekat ke panggung, sementara gadis yang diseret itu hanya pasrah. Dia masih shock.

Irene sudah berada sangat dekat dengan panggung, Matanya tidak berhenti menatap sosok yang berada di panggung. Dia memperhatikan seseorang yang tengah memberikan sambutan. Entah sambutan dalam rangka apa, Irene tidak tahu, karena dari daftar acara yang dibagikan panitia, tidak ada bagian sambutan dari guru. Acara ini murni untuk siswa kelas 3.

Beberapa detik pandangan mata Irene dan Rama, sosok di panggung, bertemu. Irene menatap dalam mata itu, menanti sebuah penjelasan.

'Ada apa ini?' Begitu yang akan mata Irene ucapkan jika bisa berbicara pada mata Rama. Sementara itu, Rama mengalihkan pandangannya ke arah lain, dan itu membuat Irene semakin bersedih, dia pun meninggalkan acara ini dengan berlinangan air mata.

***

Author:

Jadi kisah ini berisi flashback kisah Rama dan Irene, dahulu kala. Berlatar di tahun 2011, Saat pertama kali mereka bertemu, yaitu pada saat Irene menginjak bangku Sekolah Menengah Atas. Kisah Ini murni khayalan Penulis yaa..

Penulis harap kisah ini bisa menjadi hiburan untuk pembaca sekalian, dan semoga suka yaaa🥰🥰

Terpopuler

Comments

Ais

Ais

aku mampir thor prolognya aja sdh bagus aku sngt suka dgn author yg bs menyajikan alur novel yg ringan tp berkesan😘smoga kedepannya akan bnyk yg suka baca novel author ini semangat berkarya ya

2022-07-09

1

Suhaila Kapoor

Suhaila Kapoor

sesuai janji,,, aku mampir niii...

2022-07-05

1

tie

tie

sudah aq masukkan ke daftar favorit,,, 😍😍

2022-07-02

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 74 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!