Awal kisah

Terimakasih yang sudah berkenan membaca🥰

# Tahun 2011

Seorang siswi tampak masuk ke sebuah ruangan dengan tergesa- gesa. Bel masuk sekolah sudah berbunyi saat Dia bahkan belum memasuki gerbang sekolah. Nalurinya berkata dia harus berlari agar tidak terlambat masuk kelas. Akan berbahaya jika guru terlebih dahulu yang masuk kelas dibandingkan muridnya.

'hufhh hufhhh', gadis itu bernafas dengan cepat. Lelah juga berlari dari gerbang menuju ruang kelas yang berada di lantai dua.

"Heiii hari pertama dah telat aja kamu tu, untung gurunya belum masuk". Kata teman sebangku siswi tadi.

"hmhh iya niihh, tadi Aku nunggu Nenek selesai buatin sarapan hehe". Kata siswi tadi pada temannya sambil nyengir.

"Kebiasaan dari orok, nggak pernah berubaah". Gerutu si teman, pura- pura sebal.

"Ya gimana lagi, Aku kan paling nggak bisa pergi sekolah tanpa sarapan". Siswi itu membela diri.

"hmm Irenee.. irenee". Si teman geleng kepala. Tidak habis pikir. Dia sendiri terbiasa berangkat sekolah tanpa sarapan, dan semua baik- baik saja.

"Eh Fi.. Ini masih perwalian kan? belum mulai pembelajaran.. Masa hari pertama dah pembelajaran yaa..". Irene, siswi yang tadi terlambat, mencolek lengan Fifi sahabatnya.

"Nggak tahu juga Aku.." Fifi mengendikkan bahunya, tanda dia tidak tahu apa- apa.

"Eh fiii..". Irene mencolek lengam Fifi lagi. Yang dicolekpun akhirnya menyempatkan diri untuk menatap si sahabat. Apa??? tanya Fifi tanpa bersuara. Dia tadi sedang membaca novel, agak sebal juga dicolek- colek terus.

"Guru yang waktu itu, Aku dah tau dia ngajar apa di SMA ini.. hihiii". Irene tertawa pelan sambil menutup mulutnya. Dia sangat girang sekali. Fifi melebarkan matanya.

"Seriuss? ihh kapan kamu tau? bener- bener yaa kamu tu kalo kepo keterlaluan bangett". Fifi mencubit lengan Irene. Gemas.

"Iam seriousss". Irene mengangguk mantap. Dia kemudian berbisik pada sahabatnya, dan yang dibisiki hanya bisa melongo. Takjub. (sambil ngencess wkkk)

***

Pov Rama

Pagi ini Aku berangkat ke tempat kerja seperti biasa. Setelah liburan beberapa hari, yang sebenarnya jika boleh mengeluh, itu bukan benar- benar liburan. Bagaimana mungkin, saat liburan harus menghadiri rapat?. Tetapi bagaimanapun, demi tugas yang kuemban, Aku selalu bersedia. Tugas adalah amanah.

Aku seorang Guru di sebuah Sekolah Menengah Atas, mata pelajaran yang ku pegang adalah Matematika. Selain sebagai guru Matematika, Aku juga Pembina Pramuka. Baru- baru ini, untuk tahun ajaran baru, Aku diberi tambahan tugas sebagai wali kelas sepuluh. Sesuatu yang besar menurutku. Karena selama mengabdi di SMA ini, kurang lebih tiga tahun, Aku hanya memegang mata pelajaran, tidak memegang kelas.

'Baiklah, Ayo lakukan yang terbaik'. Aku menyemangati diriku sendiri.

Setelah mengambil presensi kelas yang menjadi tanggung jawabku, Aku segera menuju ruang kelas. Dari jarak jauh, Aku sudah mendengar suara riuh di dalam kelas. Begitu Aku menjejakkan kakiku di ambang pintu, suara riuh menghilang. Berganti dengan suara hening. Aku memasuki kelas dengan penuh percaya diri. Kemudian duduk di meja guru yang berada di depan kelas. Sekilas Aku menyapukan pandanganku ke seluruh penjuru ruangan. Mereka adalah siswa siswi baru, semoga tingkah mereka sebelum masuk SMA cukup terkontrol. Batinku.

Aku mengambil nafas dalam sebelum menyapa mereka dengan salam, kemudian Aku meminta salah satu dari mereka untuk memimpin doa.

"Jadi Bapak yang akan menjadi wali kelas kalian selama dua semester ke depan.. Bapak berharap kalian bisa melakukan yang terbaik untuk pendidikan kalian.. Ingat, masa depan kalian adalah tanggung jawab masing- masing". Aku memulai orasi.🤭

"Jika sebelum masuk ke SMA kalian tidak begitu peduli dengan masa depan, maka mulai saat ini, mulailah langkah pertama kalian..". Aku melihat mereka menganggukan kepala. Baguslah jika mereka mendengarkan nasehatku, dan melaksanakannya tentu saja.

"Pertama bertemu harusnya kenalan dulu kayaknya yaa..". Aku mengeluarkan ide candaanku. Yaa Aku belajar bahwa guru yang disukai murid itu bisa membagi antara serius dan bercanda. Jika serius terus, kelas akan berjalan kaku, Sedangka jika bercanda terus, kelas tidak akan kondusif.

Aku melihat mereka semua begitu antusias. Aku melihat beberapa dari mereka bahkan berbisik- bisik dengan teman sebangkunya sambil tertawa pelan. Aku menggelengkan kepalaku samar.

Aku mengambil spidol di laci meja guru, kemudian mulai menulis di whiteboard. Aku mulai menuliskan nama, tanggal lahir, alamat, serta nomor hapeku.

RAMA ARKANA

14 JULI 1987

NUSAINDAH RT 25

085641XXXXXX

Aku masih memegang spidol dan beralih menghadap murid- muridku.

"Apa kenalannya cukup?? Kalau ada yang mau bertanya silahkan Anak- anak".

"Status paakk.. status..". Aku tertawa mendengar pertanyaan iseng mereka. Yaa ini bukan pertama kalinya, setiap Aku memasuki kelas baru dan berkenalan, selalu ada saja yang bertanya statusku. Lucu saja menurutku. Dulu saat Aku SMA sepertinya tidak pernah kepo dengan status guruku.😁

"Ah iyaa.. Bapak masih single, jadi tidak ditulis tadi". Jawabku sambil tersenyum lebar. Bagiku meladeni kejahilan mereka menjadi hiburan tersendiri.

Mereka kembali bertanya, ada yang serius bertanya, ada yang hanya bersenang- senang. Dan Aku meladeni semuanya.

Setelah usai memperkenalkan diri, Aku mengambil presensi kelas. Aku akan memanggil nama mereka satu persatu, agar Aku juga bisa mengenal mereka.

"Arina Fitri". Kulihat seorang siswi mengacungkan jari.

"Alamatmu mana Fit?". Tanyaku.

"Panggil saja FIFI pak.. saya dari Desa Angin". Desa Angin? ohh iya daerah itu yaa. Aku mengangguk, tahu dimana letak desa itu.

"ohh iya Fifi yaa" Aku tersenyum.

Kemudian Aku beralih ke siswa selanjutnya.

"Bagaskara Aji"

"Saya pak, saya dari xxx". Seorang siswa mengacungkan jari, dan langsung menjawab tanpa Aku bertanya. Padahal belum tentu Aku bertanya alamat loh.

"Irene". Aku melanjutkan mengabsen murid- muridku. Seorang siswi mengacungkan jari.

"Namamu hanya Irene?" Aku bertanya. Sebenarnya ini pertanyaan gurauan saja, sebab dari sekian muridku, dia yang namanya hanya satu suku kata.

"Hehe iya pak, nama saya Irene saja". Jawabnya. Aku mengangguk- angguk.

"Tidak masalah mau nama kita pendek atau panjang, Itu adalah doa terbaik dari orang tua kita". Aku mengeluarkan kata mutiara. Aku sebenarnya agak khawatir dia salah paham dengan pertanyaanku, namun ternyata kekhawatiranku tak beralasan, dia biasa saja saat menjawab, malah terlihat sangat gembira.

Tunggu dulu.. Anak itu terlihat tidak asing, Apa Aku pernah melihat dia sebelumnyaa???🤔🤔🤔

.

.

.

.

bersambung😘

(Aku mau curhat, sebenarnya Aku nulis ini agak bimbang, sebab Aku harus menjadi sosok lelaki dalam cerita ini. Ya karena sudut pandang pertama yang Aku gunakan adalah versi pria. Padahal Aku kan cewe🥲.

hmm Tapi Aku akan berusaha biar gaya Pria tetep ada yaa.. Semoga kalian suka dengan cerita ini🙏)

Terpopuler

Comments

Tini Laesabtini

Tini Laesabtini

Pak Rama lahir th 87, th segitu aku udh SMA kls 1 naek kls 2 thor.... Walaupun udh nenek2 tetep aku suka cerita ginian kays flashback ke masa lalu waktu msh unyu2

2022-07-02

1

MEMEY

MEMEY

hadir kaka

2022-06-22

1

⎯⎯꯭ᷤ💕Sisk𝚊⃤𝐊𝐔ˢ⍣⃟ₛ꙳❂͜͡✯:≛꯭➛

⎯⎯꯭ᷤ💕Sisk𝚊⃤𝐊𝐔ˢ⍣⃟ₛ꙳❂͜͡✯:≛꯭➛

aku dlu wktu SMA pernah deket ama seorang guru jga namun karna keluargany melarang dg alasan yg aku hanya siswi n dy seorang guru alhasil kami tidak berjodoh... waktu itu aku pernah bilang "emang salah siswi ama guruny memiliki hubungan spesial?? n blablabla" hehe maaff thor jdi curhat dikit flash back masa skula ku...

2022-06-15

3

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 74 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!