Tinggal di Rumah Ayah dan Ibu

Zee dan suami nya tinggal di sebuah kontrakan kecil yang tidak jauh dari tempat tinggal kedua orang tua nya dan juga kedua orang tua Satria, mereka semua masih berada dalam satu kampung.

Tok.. Tok.. Tok.. Zee beranjak dan bergegas membuka pintu Rumah.

" Biasa Zee, udah tiga bulan ni, kapan bayar kontrakan rumah "

Zee menghela nafas panjang, Zee harus kembali berhadapan dengan Bu Saidah, yang punya kontrakan rumah yang mereka tempati.

" Maaf ya Bu, tolong beri kami waktu lagi, soalnya Ibu tau sendiri kan kalau suami saya baru di PHK Bu "

" Aduh Zee, gimana ya? Ibu juga perlu soalnya ni Zee, lagian kenapa gak minta sama Bapak kamu aja sih Zee, pasti Bapak kamu kasih kan "

" Ya beda lah Bu, saya kan udah berumah tangga sendiri " ucap Zee.

Bapak Zee adalah orang yang cukup terpandang di sana, dan keluarga Zee sebenarnya orang yang cukup berada, apalagi keluarga dari pihak Ibu Zee, semua bisa di bilang orang kaya.

Tapi Zee tidak mau memanfaatkan itu semua, tidak mau Bapak dan Ibu nya tau kesulitan yang di hadapi keluarga nya sekarang, terlebih Zee juga masih punya suami yang memang seharusnya yang lebih bertanggung jawab kepada nya dan juga Bulan.

" Tolong ya Bu, beri waktu lagi, seminggu lah " mohon Zee.

" Baiklah, aku tunggu ya Zee, kalau kamu gak bayar - bayar, aku bakalan nagih ke Bapak kamu "

Zee mengeryitkan dahi nya,, ia kira Bu Saidah akan mengusir nya, ni malah bilang akan menagih uangnya kepada Bapak.

" Ibu Saidah, jangan gitu dong, tenang aja pasti aku bayar Bu "

" Oke.. Oke " ucap Bu Saidah, lalu pergi meninggalkan rumah Zee.

Zee kembali masuk kedalam rumah dan duduk di dekat jendela, sesekali Zee melirik ke arah Satria yang saat ini sedang asyik memainkan ponsel nya.

" Aku harus cari uang dimana? " batin Zee.

Zee beranjak dari duduk nya dan duduk di samping Satria, Zee akan mencoba membahas masalah ini, dan bertukar pikiran dengan Satria.

" Mas "

" Hmm "

" Mas, tadi Bu Saidah yang datang " sebisa mungkin Zee berbicara pelan dan sembari berpikir bagaimana caranya agar Satria mengerti apa yang ia bicarakan, dan tidak menyinggung perasaan nya yang akan membuat Satria marah.

" Terus kenapa? " tanya Satria yang masih fokus memainkan ponselnya.

" dari mana ya Mas kita bisa dapat uang buat bayar kontrakan, aku udah coba pinjem sama teman - teman aku, tapi gak ada yang bisa pinjemin Mas "

Satria berhenti memainkan ponselnya, ia menoleh, dan menatap Zee, aku bisa melihat kedua matanya yang memerah dan terlihat sangat marah. " Sepertinya aku salah ngomong " batin Zee.

" Kamu mau nyindir aku, kamu kan tau aku gak kerja, dari mana aku bisa dapat uang!!! "

Zee sebenarnya orang yang cengeng, baru di bentak begitu saja, sudah bisa membuat Zee menangis, karena kedua orang tua Zee tidak pernah membentak nya seperti yang Satria lakukan, kalau marah ia pasti pernah.

Sebisa mungkin Zee mencoba menahan air mata nya agar tidak jatuh, Zee mencoba menenangkan detak jantung nya yang berdegup kencang, Zee takut, ya takut melihat Satria seperti ini, padahal bukan hal baru buat Zee, sudah sering sekali Satria marah dan membentak nya, tapi Zee masih belum terbiasa, dan selalu ingin menangis jika Satria memperlakukan nya seperti ini.

" Maaf Mas, maksud ku bukan seperti itu "

" Lalu apa? gak usah pusing mikirin soal kontrakan rumah, minta tolong aja sama Bapak, pasti di kasih kan " ucap Suami nya yang persis sekali dengan yang Bu Saidah katakan.

Setelah mengatakan itu, Satria pergi, ia pergi dari rumah dan membanting pintu rumah. Setelah Satria pergi, Zee menangis. Air mata yang Zee coba tahan tadi akhirnya tumpah, Zee benar - benar gak kuat dengar Satria membentak nya seperti itu, bahkan mendengar Satria yang menyuruh nya untuk minta uang ke Bapak, rasanya hati nya sakit sekali.

Zee yang notabene adalah anak kandung Bapak aja malu jika harus meminta uang padanya, tapi itu berbeda dengan Satria, seharusnya Satria bisa lebih giat mencari pekerjaan agar bisa membayar kontrakan rumah, bukan nya marah kepada Zee dan malah menyuruh Zee untuk meminta bantuan ke Bapak.

Ceklek.. pintu rumah kembali terbuka, Zee segera menghapus air matanya, dan langsung masuk kedalam kamar, karena bersamaan Bulan menangis di dalam ayunan.

Satria kembali duduk di sofa, dan menonton televisi, seperti tidak merasa bersalah, ia bersikap biasa saja.

Karena Bulan sudah bangun, Zee berniat untuk ke Rumah Bapaknya, bukan untuk meminta bantuan untuk membayar kontrakan, tapi hanya ingin menenangkan diri, karena saat suami nya sedang marah begini, rasanya rumah begitu sesak bagi Zee, dan hawa panas begitu terasa.

" Mas, aku mau ke rumah bapak dulu " ucap Zee.

" Hmm " jawab Satria dingin.

Zee bergegas keluar dari rumah, begitu keluar rumah, Zee bisa bernafas lega, rasanya sudah tidak sesak lagi, dan Zee memacu sepeda motornya menuju ke kediaman Pak Bayu, Pak Bayu adalah bapaknya Zee.

" Assalamualaikum " sapa Zee begitu melihat ibu tirinya sedang duduk santai sembari sibuk memainkan ponsel nya.

" Waalaikumsalam "

Ibu tiri Zee hanya tersenyum kearah Zee, dan setelah itu kembali memainkan ponselnya.

" Bapak mana Buk? " tanya Zee.

" Biasa Zee di kantor "

Zee membuka gendongan yang melilit Bulan, saat ini Bulan sudah berusia 8 bulan, dan Zee mendudukkan Bulan dekat dengan Fatur, dan mengajak Fatur dan Bulan bermain.

Fatur adalah adiknya Zee, umurnya hanya berbeda 4 bulan saja dengan anak nya, karena saat ia hamil, ibu tiri Zee Juga hamil.

" Assalamu'alaikum " tak lama Pak Bayu datang, dan Fatur langsung menghambur pelukan kepada Bapak.

Bapak masuk kedalam, ia hanya tersenyum kepada Zee dan anaknya, lalu bercanda gurau dengan adiknya Zee.

" Seharusnya saat ini Bapak lebih fokus terhadap cucu, bukannya malah punya anak yang notabene hampir sama dengan anak ku " batin Zee.

Pak Bayu menikah dengan seorang wanita yang bernama Lidya, yang kini menjadi ibu tiri Zee, umur Pak Bayu dan Lidya terpaut jauh, Pak Bayu saat itu berumur 40 tahun, sedangkan Lidya berumur 21 tahun, hanya beda 4 tahun dengan Zee.

Awalnya Zee sempat protes saat Pak Bayu memperkenalkan Lidya kepadanya, karena Zee maunya Bapak nya itu mencari seorang istri yang umurnya hanya beda sedikit saja dengan Bapaknya, bukan terpaut jauh begini.

Tapi Zee tidak bisa berbuat banyak, namanya juga udah cinta, gak bisa di larang, dan Zee harus bisa berlapang dada menerima itu semua, dan selalu percaya jika ini memang takdir Allah yang terbaik untuk Zee dan juga keluarganya.

" Satria mana Zee? " tanya Pak Bayu.

" Ada di rumah Pak "

Saat ini hanya ada Zee, Pak Bayu dan juga Bulan, sedangkan ibu tiri dan adiknya Zee sedang berada di dalam kamar. Saat inilah biasanya waktu terbaik untuk Zee dan Pak Bayu saling bercerita, karena biasanya kalau ada Bu Lidya, Zee merasa sungkan untuk berbicara dengan Pak Bayu, begitu pula dengan Pak Bayu nya, mungkin ia juga punya pemikiran yang sama dengan Zee.

" Kontrakan kamu udah di bayar Zee? "

" Hmm.. sudah Pak " bohong Zee, padahal Zee terkejut saat ini karena Pak Bayu bertanya seperti itu.

" Apa Bapak tau kalau aku belum bayar kontrakan " batin Zee.

" Ni ambil Zee, untuk beli susu anak mu " Pak Bayu memberikan uang kepada Zee, dan terlihat cukup banyak karena tumpukan uang nya cukup tebal.

" Banyak sekali Pak, tapi Terima kasih " ucap Zee dan langsung menyimpan uang itu di kantong nya, ia tidak mau kalau sampai ibu tirinya melihat, Zee hanya merasa tidak enak.

" Zee, coba kamu tinggal di rumah Bapak dan ibu yang dulu, Rumahnya kan kosong Zee, lumayan kalian gak perlu bayar kontrakan "

" Boleh emang nya Pak? "

" Aneh kamu tu, ya boleh lah, rumah itu juga udah Bapak wariskan atas nama mu "

" Yang bener Pak, alhamdulillah, makasih Pak "

Zee senang sekali mendengarnya, ia jadi tidak harus pusing memikirkan uang kontrakan setiap bulan nya.

" Bapak juga lagi carikan kerjaaa buat Satria, ntar Bapak kabarin kalau ada "

" Iya Pak makasih " jawab Zee lirih, Zee kembali ingin menangis, ia bahagia karena Pak Bayu selalu ada buat nya, walaupun kadang cuek, tapi perhatian Pak Bayu luar biasa kepada nya dan juga Bulan.

" Kalau gitu Zee pulang ya Pak, mau kasih tau Mas Satria dulu "

Setelah menyalimi tangan Pak Bayu, Zee bergegas pulang, sepanjang jalan Zee menangis.

" Maafin Zee Pak, Zee gak bisa kasih apa - apa buat Bapak, Zee cuma bisa merepotkan Bapak " batin Zee, ia sedih karena belum bisa membahagiakan kedua orang tuanya.

Sampai di rumah, Zee sudah tidak menangis lagi, ia mencoba tenang dan mengajak Satria untuk berbicara.

" Mas "

" Hmm "

" Tadi di rumah Bapak, Bapak bilang kalau kita sebaiknya pindah ke rumah Bapak sama ibuk aku yang dulu Mas, jadinya kita gak perlu bayar kontrakan rumah "

" Ya terserah "

" kalau begitu Mas jaga Bulan sebentar ya, aku mau kerumah Bu Saidah Mas "

" Ngapain kesana? "

" Mau lunasin tunggakan kontrakan kita Mas, habis itu baru kita pindah "

" Kamu dapat uang dari Bapak? " seketika wajah Satria berubah.

" Iya Mas "

" Berapa? " tanya Satria sembari tersenyum kepada Zee, Satria memang seperti itu, jika tau Zee sedang ada uang, Satria pasti bersikap manis kepada Zee.

" Dikit aja kok Mas, tapi cukup buat bayar kontrakan Mas "

Satria langsung mendekati Zee, dan memeluk Zee, Zee sudah bisa menebak sikap aneh Satria ini, pasti ingin meminta uang yang Pak Bayu berikan kepada Zee tadi.

" Kalau ada lebihnya Mas minta ya? "

" Mas Satria ni benar - benar sakit kayaknya, dia lupa ya kalau dia tadi marah - marah dan ngebentak aku, bukannya minta maaf, tapi malah bersikap seperti tidak terjadi apa - apa " batin Zee.

" Iya Mas " ucap Zee lalu pergi dari rumah.

Setelah dari rumah Bu Saidah, Zee memilih langsung pulang, dan di Rumah Satria sudah menunggunya.

" gimana? ada lebihnya kan " tanya Satria.

" Ada Mas "

Zee mengeluarkan sisa uang yang ada di sakunya, sisa lima ratus ribu rupiah, dan ia memberikan seratus ribu kepada Satria.

" Lagi dong sayang, Mas mau baikin motor kita tu, udah lama gak di servis "

" Tapi Mas, ini sisanya buat kita makan terus juga buat beli susu Bulan "

" Tambah dua ratus lagi Zee, sisanya masih cukup kok buat makan dan beli susu bulan, kalau ntar motor tiba - tiba macet gimana ? ntar kalau Mas ada panggilan kerja, Mas mau pake apa kerja nya " Satria pintar sekali mengambil hati Zee, kalau sudah ada mau nya begini, Satria baik sekali kepada Zee.

karena tidak mau ribut, Zee memberi dua lembar lagi uang seratus ribuan kepada suaminya, dan senyum mengembang di wajah Satria. Zee merutuki dirinya sendiri, ia menyesal karena seharusnya tadi ia tidak mengeluarkan semua uang nya di depan Satria, dan menyimpan beberapa lembar untuk dirinya sendiri, dan karena itu jadilah seperti ini, hanya dua ratus ribu yang Zee pegang saat ini, dan itu membuat Zee harus berpikir keras memutar uang itu agar cukup untuk membeli susu Bulan, dan juga makan mereka, paling tidak untuk seminggu atau dua minggu.

" Makasih ya " ucap Satria sembari tersenyum kepada Zee.

Dan setelah dua hari berkemas, Zee, Suami beserta anaknya pindah ke rumah Bapak dan Ibu nya dulu, Zee lelah sekali karena harus mengerjakan semuanya sendiri, mulai dari beberes rumah yang ada di kontrakan nya, dan juga membersihkan rumah nya sekarang, semua ia lakukan sendiri, Satria tidak peduli dengan apa yang ia kerjakan.

**Bersambung...

jangan lupa kritik dan sarannya nya teman - teman.. 😊

jangan lupa like, dan vote nya juga.. 😘😘**

Terpopuler

Comments

An

An

dunia oh dunia..Tuhan..tunjukan pdku ada dimana laki" yg gak egois,,tolong bagi hamba 1 ajaaaaa..

2023-10-07

0

Mirna Loden Mirna Mirna

Mirna Loden Mirna Mirna

kaya satria laki2 benalu dlm keluarga zee

2023-09-03

0

alhusna name

alhusna name

hidupmu susah bangt zee 😔😔

2022-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 Tentang Zee
2 Tinggal di Rumah Ayah dan Ibu
3 Satria Berbohong
4 Sabar tanpa Batas
5 Sepuluh tahun kemudian..
6 Harus bagaimana
7 Ingin Berpisah
8 Menyadari kesalahan
9 Tetap Berpisah
10 Bulan
11 Hamil
12 Bertemu Zhio
13 Tidak Lemah
14 Ada apa dengan mu..
15 Di Grebek..
16 Menikah..
17 Zee Yang Dulu..
18 Aku ingat Bang..
19 Mengajak Zee jalan - jalan...
20 Psikopat
21 Datang di waktu yang tepat..
22 Rencana Zhio berhasil..
23 Gelisah
24 Surat Dari Zee
25 Resmi Bercerai
26 Kehidupan Zee setelah bercerai
27 Hari Kesialan
28 Tidak boleh
29 Rencana Zhea dan Tasya
30 Memulai Rencana
31 Rencana selanjutnya
32 Berjodoh
33 Cinta yang terpendam
34 Mengawasi Zee
35 Tak Terhindarkan
36 Zee sakit
37 Balasan untuk Zhio
38 Bodoh Sekali
39 Bisa Kan Mandi Sendiri ?
40 Meminta penjelasan
41 Meminta penjelasan (lagi)
42 Ada yang aneh
43 Benar - benar Aneh
44 Cinta Buta
45 Menjenguk Oma
46 Saat yang tepat
47 Dinner romantis
48 akhirnya
49 KEPOOO !!
50 Kakak Terbaik
51 Wanita pembohong
52 Masa Lalu
53 Masa Lalu
54 Cemburu
55 Nasihat Bunda
56 Calon Ayah Baru
57 Kesabaran Kevin
58 Hanya Sementara, Hanya Seminggu
59 Permintaan Ayah
60 Curi Kesempatan
61 Hari pertama Alexander Group
62 Pulang Kampung
63 Kecewa
64 Kecelakaan
65 Kekhawatiran
66 BUCIN bukan GICIN
67 Terpukau
68 Keluarga sempurna
69 Brengsek !!!
70 Berjanji
71 Berdebat
72 Trauma
73 Tanda kepemilikan
74 Mandi bersama
75 Abi
76 Sahabat terbaik
77 Candu
78 Perhatian
79 Polisi
80 Bersyukur
81 Kedatangan Oma
82 Abang jahat
83 Maunya Abang..
84 Modus
85 insiden
86 Hampir saja
87 perempuan atau laki - laki
88 obsesi
89 Happy Pregnant
90 Pusing
91 Kebelet nikah
92 Kemarahan Zhio 1
93 Kemarahan Zhio 2
94 Sedikit hukuman
95 Kembali terselamatkan
96 Kejutan
97 Kejujuran
98 Belum cukup umur
99 Rujak serut
100 So sweet
101 Insiden
102 Beban yang Hilang
103 Kekecewaan Dokter Andreas
104 mood ibu hamil
105 Bu Dewi
106 Rencana Baru
107 Membantu Amira
108 Masalah selesai
109 Meminta maaf
110 Memaafkan
111 Help me Bang Zhio
112 Zee cemburu
113 cemburu tanda cinta
114 Move on
115 Dijodohkan
116 Ngelawak
117 Dokter Syam
118 Bertemu lagi
119 acara 4 bulanan
120 Stevi
121 Om Kevin
122 Saling percaya
123 Kecelakaan
124 Menyukaimu
125 Ikhlas
126 Berdebat
127 Liburan
128 Memandang langit
129 Mencari Dia
130 Aku harus apa
131 Hari kelulusan
132 Kamu Cantik
133 Sebuah surat
134 Tendangan pertama
135 Perhitungan
136 Bukan milikku
137 Sendu
138 Study ke luar negeri
139 Kevin Galau
140 Calon suami Zhea
141 Secercah harapan
142 Repoter Tasya
143 Memberi tahu kak Zee
144 Saling mendukung
145 Mertua barbar
146 Di terima
147 itu-ituan...
148 Foto gandeng
149 Mantan is back
150 it's time
151 Terima kasih
152 Menolong Yuni
153 Bertemu mantan mertua
154 Kebencian yang menghilang
155 Hobby yang sama
156 First Kiss
157 Untuk pertama kali
158 Tragedi Rambut basah
159 Hanya Masa lalu
160 Salah paham
161 Menguatkan iman
162 Celin beraksi
163 Peringatan
164 Berakhirnya persahabatan
165 Zee Hospital Center
166 Menggoda Zee
167 Meminta ijin
168 Tidak ada kabar
169 Kabar Zhio
170 Tiga Bulan Kemudian..
171 Terulang kembali
172 Baby Boy
173 Nasihat untuk Celin
174 Membujuk Zee
175 Arshaka Zayyan Alexander
176 Zhio marah
177 Masih di rahasiakan
178 Welcome to home Arshaka
179 Kesedihan Zhea
180 Menggoda Kevin
181 Kembali Berselisih Paham
182 Saling katakan cinta
183 Level tinggi kecemburuan Zhio
184 Rumah Baru
Episodes

Updated 184 Episodes

1
Tentang Zee
2
Tinggal di Rumah Ayah dan Ibu
3
Satria Berbohong
4
Sabar tanpa Batas
5
Sepuluh tahun kemudian..
6
Harus bagaimana
7
Ingin Berpisah
8
Menyadari kesalahan
9
Tetap Berpisah
10
Bulan
11
Hamil
12
Bertemu Zhio
13
Tidak Lemah
14
Ada apa dengan mu..
15
Di Grebek..
16
Menikah..
17
Zee Yang Dulu..
18
Aku ingat Bang..
19
Mengajak Zee jalan - jalan...
20
Psikopat
21
Datang di waktu yang tepat..
22
Rencana Zhio berhasil..
23
Gelisah
24
Surat Dari Zee
25
Resmi Bercerai
26
Kehidupan Zee setelah bercerai
27
Hari Kesialan
28
Tidak boleh
29
Rencana Zhea dan Tasya
30
Memulai Rencana
31
Rencana selanjutnya
32
Berjodoh
33
Cinta yang terpendam
34
Mengawasi Zee
35
Tak Terhindarkan
36
Zee sakit
37
Balasan untuk Zhio
38
Bodoh Sekali
39
Bisa Kan Mandi Sendiri ?
40
Meminta penjelasan
41
Meminta penjelasan (lagi)
42
Ada yang aneh
43
Benar - benar Aneh
44
Cinta Buta
45
Menjenguk Oma
46
Saat yang tepat
47
Dinner romantis
48
akhirnya
49
KEPOOO !!
50
Kakak Terbaik
51
Wanita pembohong
52
Masa Lalu
53
Masa Lalu
54
Cemburu
55
Nasihat Bunda
56
Calon Ayah Baru
57
Kesabaran Kevin
58
Hanya Sementara, Hanya Seminggu
59
Permintaan Ayah
60
Curi Kesempatan
61
Hari pertama Alexander Group
62
Pulang Kampung
63
Kecewa
64
Kecelakaan
65
Kekhawatiran
66
BUCIN bukan GICIN
67
Terpukau
68
Keluarga sempurna
69
Brengsek !!!
70
Berjanji
71
Berdebat
72
Trauma
73
Tanda kepemilikan
74
Mandi bersama
75
Abi
76
Sahabat terbaik
77
Candu
78
Perhatian
79
Polisi
80
Bersyukur
81
Kedatangan Oma
82
Abang jahat
83
Maunya Abang..
84
Modus
85
insiden
86
Hampir saja
87
perempuan atau laki - laki
88
obsesi
89
Happy Pregnant
90
Pusing
91
Kebelet nikah
92
Kemarahan Zhio 1
93
Kemarahan Zhio 2
94
Sedikit hukuman
95
Kembali terselamatkan
96
Kejutan
97
Kejujuran
98
Belum cukup umur
99
Rujak serut
100
So sweet
101
Insiden
102
Beban yang Hilang
103
Kekecewaan Dokter Andreas
104
mood ibu hamil
105
Bu Dewi
106
Rencana Baru
107
Membantu Amira
108
Masalah selesai
109
Meminta maaf
110
Memaafkan
111
Help me Bang Zhio
112
Zee cemburu
113
cemburu tanda cinta
114
Move on
115
Dijodohkan
116
Ngelawak
117
Dokter Syam
118
Bertemu lagi
119
acara 4 bulanan
120
Stevi
121
Om Kevin
122
Saling percaya
123
Kecelakaan
124
Menyukaimu
125
Ikhlas
126
Berdebat
127
Liburan
128
Memandang langit
129
Mencari Dia
130
Aku harus apa
131
Hari kelulusan
132
Kamu Cantik
133
Sebuah surat
134
Tendangan pertama
135
Perhitungan
136
Bukan milikku
137
Sendu
138
Study ke luar negeri
139
Kevin Galau
140
Calon suami Zhea
141
Secercah harapan
142
Repoter Tasya
143
Memberi tahu kak Zee
144
Saling mendukung
145
Mertua barbar
146
Di terima
147
itu-ituan...
148
Foto gandeng
149
Mantan is back
150
it's time
151
Terima kasih
152
Menolong Yuni
153
Bertemu mantan mertua
154
Kebencian yang menghilang
155
Hobby yang sama
156
First Kiss
157
Untuk pertama kali
158
Tragedi Rambut basah
159
Hanya Masa lalu
160
Salah paham
161
Menguatkan iman
162
Celin beraksi
163
Peringatan
164
Berakhirnya persahabatan
165
Zee Hospital Center
166
Menggoda Zee
167
Meminta ijin
168
Tidak ada kabar
169
Kabar Zhio
170
Tiga Bulan Kemudian..
171
Terulang kembali
172
Baby Boy
173
Nasihat untuk Celin
174
Membujuk Zee
175
Arshaka Zayyan Alexander
176
Zhio marah
177
Masih di rahasiakan
178
Welcome to home Arshaka
179
Kesedihan Zhea
180
Menggoda Kevin
181
Kembali Berselisih Paham
182
Saling katakan cinta
183
Level tinggi kecemburuan Zhio
184
Rumah Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!