Hari - hari Zee penuh dengan kesedihan, dan Zee terus berusaha bersabar menghadapi suaminya, yang kadang sikapnya suka berubah - berubah, kadang baik, kadang dingin, dan kadang kasar.
" Kamu gak masak? aku sudah lapar ni "
" Gak ada apa - apa Mas, uang aku juga udah habis "
" Terus gimana, aku sudah lapar, cepat cari makanan sana "
" Mau cari kemana Mas, mau ke rumah bapak, aku malu Mas "
" Ya terserah kamu, kalau gak ke rumah ibu aja, jangan lupa bawakan aku es campur ya "
" Iya " Zee menghela nafas panjang, sembari menggendong Bulan, Zee keluar dari rumah dan pergi berjalan kaki menuju rumah ibu mertua nya.
" Assalamualaikum Bu "
" Waalaikumsalam Zee "
" Bu, Zee mau minta sop ya Bu, sekalian Mas Satria mau minta di bikinin es campur "
" iya, buat aja sendiri Zee, Satria nya mana? " tanya ibu mertua Zee sembari mengambil Bulan yang ada di gendongan nya.
Ibu Satria memilki warung makan sederhana di kampung, hidup mereka sangat sederhana, tidak seperti kedua orang tua Zee.
" Ada di rumah Bu "
" Satria di rumah aja kerjaannya Zee, gak keluar gitu usaha cari kerjaan? dasar memang tu anak " umpat ibu mertua Zee, ibu mertua Zee sangat baik kepada Zee, dan ia tahu betul sifat anaknya satria, ia juga sering marah - marah kepada Satria karena malas dan tidak mau mencari pekerjaan.
" Sudah Bu, Zee pulang ya, soalnya tadi Zee lagi cuci pakaian bu,mau cepat di selesaikan " ujar Zee, padahal Zee ingin cepat pulang karena tidak mau suaminya marah - marah karena terlalu lama menunggu.
" Iya Zee, sabar ya nak, sabar menghadapi Satria " ucap Ibu mertua Zee.
" Ya Bu "
Setelah sampai di rumah, Zee tidak ikut makan bersama Satria, karena sedang mencuci pakaian, setelah selesai mencuci, Zee merasa lapar, dan ingin segera makan, namun setelah membuka tudung saji, ternyata sayur sop yang di bawa Zee tadi sudah habis tak bersisa.
" Mas, sayur sop nya di habisin? "
" Iya, emangnya kenapa? "
" Kenapa di habisin Mas, kan aku sama Bulan bulan makan "
" Oh, kirain udah makan, minta aja lagi sama ibu sana "
Semudah itu Satria berucap, ia tidak mengerti jika Zee sudah lelah mencuci pakaian, dan sekarang sangat lapar, karena ia belum ada memakan apapun sejak tadi pagi.
Zee langsung menggendong Bulan, bersama anaknya, Zee pergi kerumah nenek, di sana Zee numpang makan, sekaligus memberi makan Bulan, rasanya Zee sudah tidak tahan dengan kelakuan suaminya, rasanya ia ingin berpisah dari Satria, tapi Zee berusaha berpikir tenang, ia tidak mau gegabah dalam mengambil keputusan.
" Assalamu'alaikum " Pak Bayu datang dan langsung menuju dapur, ia melihat Zee sedang memberi makan Bulan.
" Bapak, tumben ke sini? cari nenek? "
" Bapak mau cari Zhea "
" Oh, Zhea gak ada di rumah Pak, dia lagi main di tempat temannya "
" Ya udah, oh ya Zee, Bapak lupa, ada kerjaan buat Satria, tapi kerjaan nya kasar Zee, menanam benih sawit di hutan, ntar pagi - pagi berangkatnya naik mobil biasa yang sering jemput karyawan di sini, ntar pulang juga naik itu lagi, jam 6 udah harus stanby Zee, kalau jam pulang sekitar jam 5 sore " jelas Pak Bayu.
Zee semringah sekali, ia senang sekali mendengar berita jika suaminya mendapat pekerjaan, seketika perasaan kesal dan sedihnya kepada Satria hilang.
" Yang bener Pak, alhamdulillah, ntar Zee kasih tau Mas Satria nya Pak "
" Iya, kalau gitu Bapak pulang Zee "
" Ya Pak "
Selesai memberi makan bulan, Zee bergegas pulang, ia ingin memberi kabar berita ini kepada suaminya.
" Masih ingat pulang, kirain ngambek gara - gara sayur sop "
" Mas, tadi bapak kasih tau, besok Mas bisa kerja di perusahaan sawit, tapi sebagai buruh Mas, kerjaan nya nanam benih sawit "
" Kapan mulai kerjanya? "
"Besok Mas, jam 6 pagi Mas udah harus siap - siap, soalnya berangkat kerjanya bareng sama pekerja lain naik mobil Mas "
" Gajinya berapa? "
" Hmm gak tau Mas, aku lupa tanya sama Bapak "
" Seharusnya tanya dulu gajinya berapa, ntar udah aku capek - capek kerja, ternyata gajihnya dikit.
" Tapi Mas, biar berapa pun aku Terima kok Mas, InsyaAllah cukup buat kita "
" Ya " jawab Satria dingin, lalu beranjak dari duduknya dan masuk kedalam kamar.
Zee mengerenyit kan dahinya, seharusnya suami nya senang mendapat pekerjaan, tapi tampak biasa saja, dan malah terlihat tidak senang.
" Biarin deh, yang penting Mas Satria udah kerja, jadi gak negerepotin Bapak " ucap Zee sembari senyum - senyum sendiri.
*****
Pagi-pagi sekali Zee sudah bangun, dan membuatkan nasi goreng untuk Satria sarapan dan juga untuk bekal makan siang Satria.
" Ini bekalnya Mas "
" apa isinya? "
" Sama kayak yang Mas makan tadi "
Satria memasang wajah tidak suka, dan dengan terpaksa mengambil kotak bekal itu di tangan Zee.
" Semangat ya kerja nya Mas " ucap Zee meraih tangan Satria lalu mencium punggung tangan suaminya, Zee benar - benar bahagia, Zee tidak menuntut lebih kepada Satria, mau bekerja apa saja Zee dan berapa pun penghasilan nya Zee menerimanya dengan lapang dada, yang terpenting ia tidak harus merepotkan bapak nya lagi.
Menjelang Sore Zee bersiap menyiapkan makanan untuk Satria, kebetulan tadi pas ke rumah nenek, Zee di bekali oleh nenek beberapa biji telur ayam dan mie instan.
Nenek Zee sangat perhatian, bahkan lebih perhatian dari pada kedua orang tua Zee. Dan nenek Zee juga sering memberi uang untuk Zee.
Zee menyambut Satria dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya, sedangkan Satria tampak biasa aja.
" Mandi dulu Mas, habis itu makan " ucap Zee.
Satria langsung masuk ke kamar mandi, dan setelah itu menuju dapur untuk makan, Satria membuang nafas kasar, sepertinya ia tidak suka dengan menu makan nya, karena hanya ada mie dan juga telur.
" Sabar ya Mas, InsyaAllah kalau Mas ntar gajihan kita gak sering - sering makan ini " ucap Zee, terkadang Zee harus lebih bersikap dewasa daripada suaminya, padahal umur Satria lebih tua dari nya.
Karena sudah lapar, Satria tetap memakannya, dan setelah itu langsung menuju kamar untuk merebahkan diri.
" Pijitin belakang ku " ucap Satria, Satria memang lelah sekali, karena sebelumnya ia tidak pernah bekerja di hutan, apalagi di bawah terik matahari, karena sebelumnya Satria pernah bekerja di sebuah perusahaan batu bara, dan itu pun Satria tidak bekerja langsung di lapangan, hanya di bagian kantor.
Dengan sabarnya, Zee memjiiti punggung suaminya, sembari sebelah tangannya juga mengayunkan ayunan Bulan yang juga sedang tertidur.
Karena lelah, Zee berhenti sejenak, tangannya pegal karena sudah terlalu lama memijiti punggung Satria.
" Kenapa berhenti? "
" Aku capek Mas, sebentar ya istirahat terus "
" Capek, capek, di rumah aja gak ngapa2in capek " umpat Satria.
Glek.. Hati Zee rasanya tersayat mendengar hal itu, walaupun ia tidak bekerja di luar, tapi pekerjaan di rumah juga cukup berat, apalagi sembari mengasuh anak, ya itu tidak pernah ada di benak Satria, ia tidak mau tau dengan apa yang Zee rasakan.
Zee kembali memijiti punggung Satria, hingga Satria tertidur, dan setelah itu Zee ikut berbaring sembari menatap langit - langit kamarnya.
" Ya Allah, berikan aku kesabaran, aku yakin suatu saat suami ku pasti akan berubah,semoga aku selalu kuat dan sabar tanpa batas " doa Zee dalam hati dengan air mata yang mengalir di pipinya, dan tak lama Zee ikut tertidur.
**Bersambung...
like, vote, dan kritik saran jangan lupa.. 😘😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
alhusna name
ya ampuuunnn, ada orang kayak gt 😤😤😤😤
2022-02-26
0