virus cinta Zena

Setelah beberapa hari terbaring sakit dan tidak dapat bekerja, hari ini hari baru, semangat baru dan penampilan baru. Dengan rambut diikat kuncir kuda pakaian yang modis dan rapi,tanpa kacamata serta menggunakan highheel, Zena berjalan bak model di catwalk.

Seperti biasa, Zena menyapa rekan-rekannya dengan sapaaan yang biasa dia lakukan saat penampilannya jelek.

" Selamat pagi kakak-kakak semua," sapa Zena dengan senyum lesung pipitnya.

"Selamat pagi..., sahut mereka tanpa menyadari keberadaan Zena yang sudah berubah.

" Eeh...tunggu, itu tadi suara maak Zen kan? Tapi kok yang datang seorang wanita cantik sih...?" kata Nita penasaran.

" Bener juga. Tadi aku nggak ngeh ada yang berbeda. Ternyata emang dia atau itu bukan dia tapi orang lain?"tanya Mili.

" Daripada pada penasaran, kenapa nggak tanya aja dia langsung. Biar lebih jelas," kata Sara.

" Mana berani dia, yang ada malah kalian bertengkar lagi seperti biasanya," kata Mili sambil melihat ke arah Nita.

" Eeh... siapa bilang aku tidak berani, hanya saja udah ada peringatan, mesti hati-hati takut nggak dapat bonus," kata Nita.

" Siapa nich yang mau maju jadi pahlawan. Sang detektif ...kecantikan," kata Sara sambil tertawa.

" Kalau semua nggak mau, aku maju ya...sebagai detektif kecantikan. Segera akan dilaksanakan," kata Mili sambil bercanda.

Mili perlahan mendekati Zena yang tengah sibuk membereskan mejanya.

" Pagi Zena..." sapa Mili.

" Pagi kak Mili..." jawab Zena sambil tersenyum.

" Beneran Zena ya...maak Zen?"

" Benerlah kak Mili. Ini maak Zen..." jawab Zena.

Mili kagum dengan penampilan Zena, walau dengan pakaian yang tidak terlalu mewah, tapi sangat terlihat berkelas. Semakin dekat semakin dipandang malah semakin bertambah cantik.

" Kak Mili, ada apa? Kok sampai segitunya lihatin aku sih. Apa ada yang salah denganku?" tanya Zena berhenti beraktivitas.

" Nggak Zena. Aku cuman heran sama kamu, 3 hari izin sakit tiba-tiba masuk dengan penampilan yang berbeda. Apakah kamu operasi plastik, atau minum obat kecantikan? Bagi resepnya dong," kata Mili pelan." Jangan marah ya...?

" Nggak lah kak...kenapa mesti marah? Ini asli kak. Bukan operasi plastik juga bukan minum obat."

" Benarkah? Lalu maak Zen eh Zena yang kemarin itu..." kata Mili tidak bisa melanjutkan perkataannya.

" Zena yang culun ya..., Zena lagi ada misi rahasia, jadi Zena minta maaf jika Zena dengan penampilan yang kemarin tidak berkenan di hati kakak-kakak semua," jawab Zena.

" Tidak apa-apa. Kami yang seharusnya tidak membuat kamu susah di sini," kata Mili." Kalau begitu kamu lanjutkan pekerjaan kamu saja. Aku pergi dulu."

Mili dipenuhi perasaan cemas dan takut. Jika Zena benar-benar ada misi, berarti dia anak orang kaya yang sedang menyamar dan ingin melihat seberapa kualitas kerja orang-orang, termasuk dirinya.

Mili menyebarkan beberapa gosip tentang keluarga Zena yang kaya dan berpengaruh membuat mereka semua mulai segan dan hormat pada Zena.

Zena hanya tersenyum sinis melihat tingkah mereka. Tapi tujuan utama Zena bukan untuk mereka.

"Selamat pagi pak..." sapa Zena pada Zaka yang baru saja datang.

Zaka berhenti dan menoleh ke arah sumber suara ketika tanpa sengaja Zaka melihat penampilan Zena yang sudah jauh berubah.

" Selamat pagi. Kamu siapa, Zena?" tanya Zaka.

" Benar pak Zaka. Saya Zena asisten bapak. Apa ada yang salah dengan penampilan saya pak Zaka?" tanya Zena.

" Tidak, hanya saja aku tidak terbiasa dengan penampilanmu yang baru ini," kata Zaka.

" Mulai sekarang pak Zaka harus terbiasa dengan Zena ini. Karena mulai hari ini, inilah Zena as maak Zen yang pak Zaka kenal."

" Terserahlah. Yang penting aku hanya ingin semua pekerjaan selesai dengan baik."

Zaka meninggalkan Zena seolah tidak peduli dengan perubahan penampilan Zena. Sebelum memasuki ruangannya, Zaka sempat melirik kearah Zena yang sedang sibuk mengurus dokumen dimejanya.

Zaka mulai terkontaminasi virus cinta Zena yang sudah ditebar Zena dengan penampilannya yang baru.

Zaka dan Zena hari ini akan pergi ke sebuah toko besar di kota B. Namanya toko Hayama. Kali ini akan melakukan kerjasama untuk pembelian ranjang baru untuk hotel baru. Zaka dan Zena pergi bersama dengan satu mobil. Walaupun Zena duduk di depan dan Zaka duduk di belakang tidak menghalangi Zaka untuk memperhatikan Zena. Bagaimana bisa Zena berubah dalam 3 hari? Itupun terlihat asli dan bukan hasil operasi plastik.

Manager toko dan beberapa orang menyambut kedatangan Zaka dan Zena.

" Selamat datang pak Zaka, maaf bila penyambutan kami kurang berkenan di hati pak Zaka. Tapi kami sudah berusaha yang terbaik," sambut manager toko ramah.

" Jangan bicara seperti itu manager Herman. Saya jadi tidak enak," kata Zaka sambil tersenyum.

Manager Herman menemani Zaka dan Zena berkeliling toko walupun akhirnya dia membiarkan Zaka dan Zena mencoba sendiri.

" Maaf, saya harus pergi dulu dan silahkan melihat dan mencoba sendiri tanpa pengaruh dari saya," kata manager Herman yang kemudian pergi meninggalkan Zaka dan Zena.

" Zena, coba kamu lihat ranjang yang itu. Kelihatannya cukup bagus," kata Zaka sambil menunjuk ranjang di dekat Zena.

" Baik pak Zaka."

Zena segera merebahkan diri di atas ranjang baru itu sambil menekan ranjang yang sangat empuk itu.

" Ini bagus pak Zaka. Selain empuk ini terasa sangat nyaman," kata Zena.

" Benarkah?" tanya Zaka sambil berjalan mendekati Zena.

" Kalu tidak percaya, pak Zaka bisa mencoba sendiri," kata Zena sambil tersenyum.

...Zaka masih ragu dan hanya berdiri saja melihat Zena terbaring diranjang. Tanpa pikir pajang, Zena menarik tangan Zaka hingga Zaka jatuh terduduk diatas ranjang. Tak hanya itu, zena kemudian membuat Zaka terbaring....

" Bagaimana pak Zaka, benar kan, ranjangnya lembut dan nyaman?" kata Zena.

Zaka sebenarnya ingin marah, tetapi ketika melihat wajah Zena yang tersenyum manis rasa marah itu hilang begitu saja dan berubah menjadi senyum.

Zaka terus memandangi Zena yang terbaring disampingnya dengan tatapan mesra. Sampai Zaka menyadari bahwa semua ini tidak benar. Zaka tidak boleh jatuh cinta pada Zena. Atau ini akan menjadi masalah di kemudian hari.

Tapi bagaimana caranya menolak perasaan ini, jika setiap hari Zaka harus bertemu Zena, dan Zaka juga tidak bisa egois karena urusan pribadi memecat Zena.

Perasaan ini sudah ada sejak Zena pertama kali mulai bekerja di kantornya sebagai asisten pribadinya. Wajahnya yang polos dan penampilannya yang biasa malah bisa membuat Zaka menaruh hati pada Zena.

Apalagi kini Zena merubah penampilan dan Zaka merasa Zena menggodanya. Karena sejak awal Zaka tahu jika Zena menyukainya demikian juga Zaka, juga menyukai Zena. Sebenarnya perasaan dua orang ini sama-sama jatuh cinta hanya sekarang Zena merubah tujuan cintanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!