Apel

Sesampainya di lapangan Nisa dan Okta segera masuk ke barisan. Apel pagi ini biasanya dimulai dengan merapikan barisan siswa kemudian berdoa bersama sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Setelah selesai berdoa, jika ada wejangan-wejangan atau pengumuman maka akan disampaikan saat itu juga.

Dan benar juga. Hari ini apel agak panjang. Ada beberapa wejangan serta pengumuman oleh Pak Tiyo dan bapak kepala sekolah. Terlihat juga tiga siswa laki- laki berdiri di depan. Dua diantaranya berwajah lebam dan yang satu jangan ditanya lagi deh.

Flashback on

Terlihat tiga siswa laki laki berdiri di depan satu siswa dengan seragam yang dikeluarkan, tali sepatu beda warna serta rambut berantakan dan dua siswa lainnya dengan seragam dan tampilan normal namun wajah mereka lebam. Pak Tiyo menatap dengan tatapan tegas.

Kedua siswa berwajah lebam merasa jeri, gelisah sekaligus malu saat mereka ditatap. Satu lainnya menatapnya balik dengan sikap santainya seolah olah adalah hal yang lumrah. Memang benar lumrah bagi dia. Karena dia kerap kena hukuman Pak Tiyo karena dia kerap bolos, seragam gak sesuai aturan dan masih banyak pelanggaran pelanggaran lainnya.

Peringatan BK pun sebenarnya sudah nggak mempan. Namun apa daya. Sekolah itu milik orang tuanya. Mau tidak mau pihak sekolah tidak akan mungkin mengeluarkannya.

"Pagi anak-anak,"

"Pagi Pak," jawab semua siswa serempak.

"Dengarkan dan lihat ini baik baik." ucap Pak Tiyo dengan tegas.

"Kalian bertiga, apa kalian tau kesalahan kalian?" imbuh Pak Tiyo. Namun mereka bergeming, tak kunjung menjawab pertanyaan Pak Tiyo.

"Kalian berdua sebutkan nama dan kelas kalian!" tanya Pak Tiyo sambil menunjuk ke siswa berwajah lebam

"Saya Chandra pak, kelas 9C. Dan saya Uki pak kelas 9D," jawab kedua siswa itu.

"Kenapa kalian berkelahi disekolah ha?" kedua siswa itu hanya diam tak menjawab.

"Sudah merasa kuat? Sudah merasa jagoan? Baru smp aja sudah kayak gini. Mau jadi apa kalian? Sudah di kelas akhir seharusnya bukan waktu kalian untuk bemain - main lagi! Pikirkan masa depan kalian. Jangan hanya emosi yang kalian utamakan!" ucapan Pak Tiyo dijeda sementara. Kemudian dialihkanlah pandangannya ke anak pemilik sekolah.

"Dan kamu Yosse. Kamu memang anak pemilik sekolah ini. Tapi ini bukan berarti kamu bisa seenaknya disini. Seragam dikeluarkan, tali sepatu seperti itu, rambut panjang, sering bolos, sering telat pula. Kamu sadar nggak karakter seperti kamu ini cuma jadi pengaruh negatif untuk siswa lain. Ingat Yosse, kamu itu udah mau ujian akhir. Dan ingat. Sekaya apapun kamu maupun orang tuamu jika karakter kamu gak kamu rubah percuma. Bukan kemajuan yang akan kamu dapatkan tapi kehancuran. Camkan itu." ucap Pak Tiyo panjang lebar dengan wajah yang masih garang.

"Iya pak," jawab Yosse malas.

"Heh kapan selesai ini, dasar Si Kemit tua bangka. Males gue denger ocehannya mulu. Hidup hidup gue, urusan urusan gue. Ikut campur mulu kerjaanya," batin Yosse kesal tapi gerak geriknya terlihat santai.

"Cih udah salah masih saja sesantai itu mukanya? Mentang mentang anak pemilik sekolah. Tampan sih tampan, tapi kalau gak punya attitude kayak gitu? Amit- amit dah ogah aku berjodoh dengannya." batin Nisa.

Nisa memang terkenal sebagai siswa yang memiliki kadar kedisiplinan tinggi serta siswa berotak encer.

Pak Tiyo mengalihkan pandangannya ke semua siswa yang berbaris.

"Untuk kalian semua, ketiga siswa Di depan ini adalah contoh buruk yang jangan kalian tiru. Apapun masalahnya selesaikan dengan kepala dingin, bicarakan baik baik. Jangan hanya pake kekuatan otot. Udah nggak jaman. Dan lagi. Perbaiki karakter kalian. Jaman sekarang orang sukses nggak hanya dilihat dari nilai kalian. Tapi yang utama itu attitude kalian. Punya nilai bagus, gak ber-attitude? Kalian akan tersingkir. Paham?" ucap Pak Tiyo dengan penuh penegasan.

"Baik pak," jawab para siswa secara serempak.

Sebagai hukumannya, untuk Chandra dan Uki orang tuanya akan dipanggil ke sekolah dan mereka diskors dua hari sedangkan untuk Yosse dia disuruh membersihkan semua kamar mandi di sekolahnya.

Di saat itu juga ada pengumuman dari bapak kepala sekolah bahwa sebulan lagi ujian akhir kelulusan akan dilaksanakan. Para siswa kelas 9 diminta untuk mempersiapkan ujian sebaik-baiknya.

Flashback off

Huffft sungguh melelahkan bagi Nisa dan Okta. Pasalnya mereka baru sampai sekolah langsung berdiri di barisan apel pagi. Habis nyepeda pula. Nisa dan Okta hanya bisa mendengus lelah.

Tett tet teetttt

Bunyi bel masuk sudah terdengar. Artinya sudah pukul 07.00 tepat. Akhirnya apel pagi yang penuh dengan wejangan panjang Pak Tiyo dan juga pengumuman dari bapak kepala sekolah itu pun diakhiri.

Setelah dibubarkan, semua siswa segera masuk ke kelasnya masing masing. Nisa dan Okta juga menuju ke kelasnya. Kelas 9B. Kelas mereka sama. Semua siswa dan para guru segera memulai kegiatan belajar mengajar.

Terpopuler

Comments

Ekha Dewi🌹🌹

Ekha Dewi🌹🌹

aku hadiir kak

2020-10-09

0

☘Aиαи ͪ͢ ͦ ᷤ ͭ ͤ ᷝ

☘Aиαи ͪ͢ ͦ ᷤ ͭ ͤ ᷝ

Jempol

2020-10-07

0

🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖

🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖

Asa coba deh setelah setiap kalimat tag lalu enter, satu lagi Awali setiap kalimat dengan huruf kapital dan satu paragraf cukup tiga atau empat kalimat saja jangan sampai terlalu panjang karena terlihat kurang cantik.

Alur cerita mu bagus, hanya ke penulisannya sedikit kurang rapi. maaf ini memberitahu agar karyamu lebih terlihat indah dan juga menarik. tetap semangat ya

2020-09-18

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 69 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!