Zia kembali ke kamar dengan membawa Dokter bersamnya.
Zayd langsung menyambut Dokter dan meminta untuk segera memeriksa keadaan Zahia.
Dengan tenang Dokter memeriksa pernapasan, Denyut nadi dan tekanan darah Zahia.
Seluruh keluarga Zayd terlihat tegang menunggu hasil pemeriksaan Dokter. TerutamaZayd yang terlihat begitu mengkhawatirkannya.
Setelah pemeriksaan Dokter beranjak dari duduknya menatap seluruh keluarga.
"Bagaimana keadaannya Dok?" tanya Zayd.
"Syukurlah semuanya baik-baik saja, Dia akan segera sadarkan diri,"
Zayd bernafas lega mendengarnya.
"Baiklah, Ini resep yang harus Anda tebus." Dokter memberikan secarik kertas kepada Zayd.
"Terimakasih Dokter."
"Sama-sama, Kalau begitu Saya minta izin."
"Silahkan Dokter." Faraz mengantar Dokter keluar.
Sedangkan Zia penuh pengertian menawarkan diri untuk menebus obat yang Dokter sarankan.
"Kalau begitu Mama juga akan membuatkan sup untuk Zahia, Jadi kalau Zahia sudah sadar, Zahia bisa langsung memakannya."
Zayd terseyum senang karena seluruh keluarganya ikut mendukungnya.
Setelah semua orang pergi, Zayd mendekati Zahia dan duduk di sampingnya. Dengan terus menatap wajahnya, Zayd kembali teringat saat ia begitu panik melihat keadaan Zahia di dalam bathtub. Seketika Zayd memalingkan pandangannya kesana kemari kemudian melihat tubuh Zahia yang tertimbun selimut tebal dan bedcover yang ia lakukan sendiri untuk menghangatkan tubuh Zahia.
"Oh Astaga! Apa Zahia tidak mengenakan pakaian?" batin Zayd yang tidak begitu ingat karena saking paniknya.
"Sssstttt..." Zahia berdesis menggerakkan tubuhnya.
Zayd yang merasakan pergerakannya menoleh dan melihat Zahia mulai membuka matanya.
"Zahia..."
Perlahan Zahia membuka mata dan memegangi kepalanya.
"Zahia kamu baik-baik saja?"
Zahia mencoba bangkit namun Zayd segera menghentikannya.
"Tidak! Jangan!"
Zahia menatap Zayd dengan tatapan tanda tanya.
"A... E... Zahia kenapa kamu lakukan ini, Apa perlakuan kami kepada mu masih kurang baik sampai kamu mencoba bunuh diri?"
"Bunuh diri?" tanya Zahia bingung.
"Ya, Aku menemukan mu tenggelam di bathub, Aku tidak tau apa yang akan terjadi jika Aku terlambat sedikit saja Zahia."
"Di dalam bathtub?" Zahia mengintip selimutnya dan menyadari jika tubuhnya polos tanpa sehelai benang. Ia langsung memerah dan merasa canggung pada Zayd. Begitu juga dengan Zayd yang mengalihkan pandangannya.
"J.. J-jadi kamu sudah melihat semuanya?" tanya Zahia gugup.
"Melihat apa? Apa kamu fikir Aku seburuk itu sampai dalam keadaaan panik masih mencari kesempatan untuk melihatnya?"
"M-m-maaf bukan begitu, Tapi kamu sendiri yang bilang jika kamu yang menemukan ku, Jadi pasti kamu juga kan yang menggendong ku kesini?"
"Ya itu benar Zahia, Tapi Aku tidak melihat apapun, Karena saat itu Aku benar-benar panik sampai Aku tidak menyadari kamu pakai baju atau tidak."
Zahia terdiam mengerucut, Seolah masih tak percaya dengan apa yang Zayd katakan.
"Zahia, Kamu belum menjawab pertanyaan ku, Kenapa kamu mencoba bunuh diri, Sudah ku katakan jangan pernah merasa sendiri karena Aku dan keluargaku akan selalu ada untuk mu."
"Aku tidak ingin bunuh diri Tuan Zayd."
"Lalu? Apa yang kamu lakukan, Kenapa sampai tenggelam?"
"Sambil menunggu bathub terisi Aku berbaring di dalamnya. Tiba-tiba ingatanku pada Mas Attar kembali dan membuat ku sedih, Setelah itu Aku tidak ingat lagi."
Zayd menarik nafas dalam-dalam. Ia merasa lega karena Zahia tidak berfikir untuk bunuh diri, Tapi membiarkannya sendiri juga membuat Zayd merasa khawatir karena Zahia yang masih sering bengong memikirkanan kematian suaminya.
"Ada apa, Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Zahia yang melihat Zayd mematung menatap nya.
"A... E... Tidak, Aku..."
"Zahia kamu sudah sadar?" tanya Alia yang datang dengan membawa nampan berisi nasi dan sop panas yang khusus ia bikin untuk Zahia.
Zahia menganggukan kepalanya menatap Alia yang terlihat begitu tulus merawatnya.
Alia meletakkan nampan di atas nakas dan duduk di sampingnya. Sementara Zayd beranjak bangun membiarkan Mama nya memberikan perhatiannya pada Zahia.
"Syukurlah kamu cepat sadar, Jadi sop ini tidak keburu dingin, Sekarang makanlah." Alia menyodorkan satu sendok makan ke mulutnya.
Zahia membuka mulutnya dengan haru, Ia begitu tersentuh dengan perlakuan Zayd dan keluarganya yang begitu baik memperlakukannya.
"Tante.. Kenapa kalian sangat baik, Bahkan kalian tidak mengenalku?"
"Karena kebaikan tidak harus kepada orang yang kita kenal," Alia mengusap lembut pipi Zahia dan kembali menyuapinya.
Setelah beberapa suapan Zahia mulai merasa tidak nyaman karena tidak memakai baju, Selimut tebal dan bedcover yang menutupi tubuhnya juga sudah membuatnya berkeringat.
Zayd yang menyadari Zahia mulai tidak nyaman kembali menyalakan AC nya dan meminta izin untuk keluar.
"Ma, Zayd keluar dulu."
"Baiklah."
Zayd melirik Zahia sejenak dan melangkah keluar.
Setelah melihat pintu tertutup, Zahia mencari-cari pakaian yang ia pinjaam dari Zia.
"Kamu cari apa Nak?"
"Aku belum pakai baju."
"Apa!"
Zahia mengangguk-anggukkan kepalanya.
Alia merasa shock dan berfikir yang tidak-tidak karena Zayd yang telah menyelamatkannya.
"E... Dimana bajumu?" Alia mencari-cari pakaiannya kesana kemari dan menemukan di bawah selimut.
"Ini, Pakailah."
Zahia mengangguk dan mengambil pakaiannya dari tangan Alia.
"Kamu bisa? Perlu bantuan?"
"Tidak Tante, Aku bisa sendiri."
"Baiklah, Kalau begitu Tante keluar dulu ya, Kalau ada apa-apa panggil Tante."
Zahia mengangguk dan menunggu Alia keluar dari kamarnya. Kemudian ia mengenakan pakaiannya dengan terus berfikir jika Zayd sudah melihat tubuhnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Aidah Djafar
ngeliat dikit kalle Zaid Zara kan paniik wkwkwkwk
2023-09-15
1
Neneng cinta
bener sih kl panik mah ga mikirin zahia.pake baji apa ga....btw..zayd krasa ga sih pegang yg polosan😂😂
2023-02-13
1
susi 2020
🥰🥰🥰
2023-01-24
0