Setelah Menjanda

Setelah semua orang pergi, Zahia masih belum mau meninggalkan makam suaminya yang kini penuh dengan taburan bunga. Ia masih memeluk makam meratapi kepergian suami yang begitu ia cintai, Hatinya benar-benar terluka, Ia merasa sangat bersalah karena tidak berhasil menjual ginjalnya untuk membiyayi operasi suaminya dengan cepat hingga operasi yang di lakukan sudah terlambat menyelamatkan nyawa suaminya. Terbersit dalam ingatannya saat calon pembeli ginjalnya mengatakan kenapa tidak menjual tubuhnya agar mendapatkan uang banyak dengan mudah.

Mengingat hal itu Zahia mengangkat kepalanya dari atas makam suaminya, Kemudian menatap Zayd.

"Seharusnya Aku menjual tubuh ku untuk mendapatkan uang banyak dengan mudah."

Zayd tercengang mendengar ucapan Zahia.

"Jika Aku menjual tubuhku Aku tidak perlu menunggu waktu lama dan pasti sekarang suami ku masih hidup."

"Itu tidak benar Zahia, Jangan katakan ini di makam suami mu, Dia akan menangis mendengarnya."

Zahia kembali menangis di lengan Zayd. Pikirannya seolah tak berfungsi dengan baik menerima kenyataan yang harus ia hadapi di usianya yang belum genap 19th.

"Dengar Zahia, Jangan pernah berfikir seperti itu, Meskipun kamu melakukan itu, Belum tentu suami mu dapat selamat, Karena sebelum kita lahir, Rezeki, Jodoh, Maut sudah tertulis di lauhul mahfudz."

"Tapi setidaknya Aku tidak akan menyesal karena terlambat menyelamatkannya."

"Tapi bagaimana dengan suami mu? Apa kamu fikir dia akan rela kamu melakukan itu? Tidak Zahia, Suami mu akan merasa sangat merasa bersalah seumur hidupnya, Mungkin jika bisa memilih dia lebih baik mati daripada istri yang begitu ia cintai menjual tubuhnya demi kesembuhannya."

Zahia hanya bisa menangis tak bisa lagi berkata-kata.

"Sekarang sudah hampir magrib, Mari kita pulang, Aku sudah menyuruh warga untuk mengadakan tahlil di kontrakan mu."

Zahia menghapus air matanya dan menganggukkan kepalanya.

Ia beranjak dari duduknya dengan di bantu Zayd yang memegangi tangannya. Ia mulai melangkah meninggalkan makam meskipun pandangannya masih terus menoleh ke belakang seolah belum rela meninggalkan peristirahatan terakhir suaminya.

•••

Setelah orang-orang selesai membaca tahlil kini hanya tinggal Zahia dan Zayd di kontrakannya. Zahia memeluk kedua lututnya di lantai beralaskan tikar, Sedangkan Zayd berdiri di depan pintu yang sengaja di buka untuk menghindari fitnah dari para tetangga.

Zayd tidak tau apa yang harus ia lakukan, Meninggalkannya sendirian ia tidak tega, Mengajaknya ke rumah? Zayd bergerak dari posisinya memikirkan hal itu, Kemudian ia berjongkok di depan Zahia untuk membujuknya. Karena tidak mungkin semalam suntuk mereka akan terjaga setelah lebih dari dua hari mereka tidak tidur dengan benar.

"Zahia, Maukah kamu ke rumah ku?"

Mendengar pertanyaan Zayd, Zahia mengangkat kepalanya dari atas lututnya dan menatap Zayd.

"Apa kamu memintaku untuk meninggalkan semua kenangan suami ku?"

"Bukan begitu Zahia, Kamu perlu istirahat, Di sini tidak ada siapapun, Kamu akan larut dalam kesedihan mu, Sedangkan di rumahku ada banyak orang yang akan menemani mu, Kamu bisa beristirahat atau meluapkan keluh kesah mu kepada Mama atau adik ku."

Zahia terdiam seolah mempertimbangkan tawaran Zayd.

"Besok kita kembali ke sini, Kita Akan terus mengadakan tahlil sampai tujuh hari, Empat puluh hari, Seratus hari dan sampai selesai, Aku akan memgurus semuanya, Percayalah."

Mendengar hal itu, Zahia mengangguk-anggukkan kepalanya.

Zayd terseyum lega dan mengulurkan tangannya untuk membantu Zahia yang terlihat begitu lemah karena sejak kematian suaminya tidak mau makan.

Kemudian Zayd menitah Zahia meninggalkan kontrakannya dan menyuruhnya masuk ke mobil.

•••

Begitu sampai di rumah Zayd membukakan pintu mobil untuknya dan menitahnya masuk ke rumahnya.

Alia yang mendengar suara mobil Zayd segera turun dan menyebutnya. Alia begitu khawatir karena sejak tigaa hari terakhir, Zayd hanya datang dan pergi tanpa menjelaskan apa yang membuatnya begitu sibuk hingga tidak pernah memiliki kesempatan untuk bicara dengan keluarganya. Namun begitu sampai bawah Alia terkejut melihat Zayd datang dengan seorang gadis yang belum pernah ia kenal. Tatapan Alia mengisyaratkan tanda tanya pada Zayd. Namun Zayd segera mendekati Mamanya dan membisikkan sesuatu padanya.

"Jangan tanyakan apapun, Aku akan menceritakannya nanti, Sekarang Zayd minta tolong pada Mama, Tolong temani dia, Suapi dia makan dan bujuklah untuk istirahat."

Alia menganggukkan kepalanya meskipun masih bingung masalah apa yang gadis itu hadapi dan ada hubungannya apa dengan putranya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

untung keluarga Zayd baik dan pengertian ...🤔

2023-09-15

0

💞Monic@💦

💞Monic@💦

suka novelmu thor...hbs Faraz Alia ...mlipir kesini..alurnya gk ribet..sat set..das des...sukaaaaaa💜💜💜💜

2022-06-24

1

Ninin Roosmiati

Ninin Roosmiati

janda tapi masih perawan...

2022-03-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!