Zayd mundur dua langkah dari Mamanya dan menatap Zahia yang masih berdiri dengan tatapan kosongnya.
"E.. Mama dia Zahia, Zahia ini Mama ku."
Zahia hanya mengangguk pelan menatap Alia.
Alia terseyum ramah dan meraih kedua pundak Zahia untuk mengajaknya ke kamar tamu.
"Kita istirahat," ucap Alia dengan lembut.
Zahia hanya menurut mengikuti Alia yang menitahnya ke kamar.
Zayd yang melihatnya bisa sedikit bernafas lega karena akhirnya Zahia mau beristirahat.
"Duduklah." titah Alia.
Zahia hanya menurut dan duduk di tepi ranjang masih dengan kesunyiannya.
"Tunggu sebentar, Aku akan segera kembali,"
Zahia hanya mengangguk pelan dan kembali terdiam dengan tatapan kosongnya.
Alia yang keluar dari tangan Zahia melihat Zayd yang akan masuk kamarnya, Alia yang begitu penasaran langsung mengejar Zayd untuk menanyakan siapa sebenarnya Zahia.
"Zayd ceritakan pada Mama, Siapa Zahia, Apa hubungan kalian?"
"Ma, Zayd baru mengenalnya tiga hari ini, Dia tidak memiliki siapapun dan baru kehilangan suaminya."
"Apa! Suami?"
Zayd menganggukkan kepalanya.
"Dia masih terlihat sangat muda."
"Ya, Sepertinya usianya tidak jauh dari Zia."
"Kasian sekali, Di usianya yang masih begitu muda dia sudah menjadi janda."
"Maka dari itu Ma, Tolong rawat Zahia dengan baik, Dia membutuhkan orang-orang yang mendukungnya."
Alia terdiam sejenak seperti memikirkanan sesuatu.
"Baiklah Zayd juga mau beristirahat, Zayd lelah sekali." Zayd langsung pergi meninggalkan Mamanya yang masih terdiam dengan fikirannya.
Beberapa saat kemudian Alia tersentak dari lamunannya dan menatap Zayd yang sudah jauh meninggalkannya.
"E... Zayd..." Zayd tidak lagi mendengar panggilan Mamanya.
"Tidak biasanya Zayd cepat akrab dengan seseorang, Apa lagi dengan seorang gadis, Tapi dengan Zahia? Zayd baru mengenalnya tiga hari tapi dia begitu perhatian dan membawanya pulang ke rumah, Apa Zayd menyukainya?" batin Alia yang sejak tadi memikirkanan hal itu.
"Ahh entahlah." kemudian Alia pergi ke dapur untuk mengambil makanan untuk Zahia sesuai permintaan Zayd.
Setelah itu Alia kembali ke kamar Zahia. Alia melihat Zahia yang masih mematung dengan posisi yang sama.
Alia duduk di samping Zahia dan memegang lengannya denfan lembut.
Zahia tersentak dan menoleh ke arah Alia.
Alia mengukir senyum dan menyodorkan satu suap sendok makan ke mulutnya.
"Makanlah."
Zahia menggelengkan kepalanya dengan sisa-sisa air matanya.
"Jangan merasa sendirian, Ada Zayd putra ku, dan Kamu juga bisa menganggap ku sebagai ibu mu."
Mendengar hal itu Zahia menangis haru dan membuka mulutnya.
Alia terseyum menghapus air mata Zahia dan terus menyuapinya.
Zayd yang melihat dari depan pintu merasa lega sekaligus terharu karena Mamanya mau memperlakukan Zahia seperti putrinya sendiri.
"Boleh Aku memeluk mu?" tanya Zahia.
"Tentu saja sayang, Kemarilah." Alia mengulurkan kedua tangannya meraih tubuh Zahia ke pelukannya.
"Apapun cobaan yang sedang kamu hadapi, Bersabarlah, Karena tidak ada ujian yang melebihi batas kemampuan manusia." Alia terus menenangkan Zahia dengan terus mengusap punggung Zahia.
Dengan nyaman Zahia meletakkan kepalanya di pundak Alia, Ia mulai merasa tenang hingga tak lama kemudian ia tertidur di pundak Alia.
Alia yang tidak lagi mendengar Isak tangisnya dengan sangat perlahan nengurai pelukannya, Kemudian membaringkan tubuh Zahia dan menyelimutinya. Lalu Alia mengganti lampunya dengan lampu tidur dan kembali duduk mengusap-usap kepala Zahia sambil terus memikirkan nasib gadis malang tersebut.
Setelah melihat Zahia benar-bebar tidur pulas Alia beranjak dan meninggalkan kamar Zahia.
Ceklekkk...
Alia terkejut melihat Zayd yang berdiri di depan pintu.
"Zayd, Bukankah kamu bilang mau istirahat?"
"Ya, Tapi Aku tidak bisa tidur, Aku merasa..."
"Kamu menyukainya?" tanya Alia memotong ucapan Zayd.
Mendengar pertanyaan mendadak seperti itu membuat Zayd tergagap.
"A-a-apa yang Mama katakan, Tidak seharusnya Mama bertanya seperti itu, Aku kan sudah bilang kalau dia baru saja kehilangan suaminya, Bagaimana perasaan Zahia jika mendengar ini."
"Ya kamu benar, Maafkan Mama Zayd, Mama hanya merasa heran karena tidak biasanya kamu cepat dekat dengan seorang wanita."
"Zayd hanya merasa kasian Ma,"
Alia mengangguk kepalanya dan melangkah pergi meninggalkan Zayd.
Zayd menghelai nafas panjang, Ia sendiri tidak tau kenapa dirinya begitu tertarik dengan Zahia di hari pertama mereka bertemu di restoran.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Aidah Djafar
Zahia masih dlm duka yg sangat dalam 🤔
Zayd itu namany bucin lho 🤔😁😁
2023-09-15
0
Astuti Puji VaNolzky
jandanya cantik😟
2023-03-09
0
Ita rahmawati
smoga cpet move on y zahiany
2022-12-12
0