Pembalasan Nina

Sekolah Astra Bina Usana (ABU) merupakan salah satu sekolah yang bisa dibilang elit, terdapat aula yang sangat besar di belakang gedung sekolah.

Aula itu biasa dipakai untuk kegiatan kegiatan besar sekolah, salah satunya adalah acara friendship ini.

Acara pertemanan akan dilangsungkan disana, suasana ramai anak anak yang berjalan kesana kemari dengan gaun gaun cantik mereka. Di atas panggung aula diisi oleh guru guru yang sedang menata alat alat panggung.

Beberapa orang siswa juga terlihat sibuk mengurus persiapan acara, dan dua orang yang berdiri di depan pintu aula yang begitu besar, Viona dan Gabril.

“Gila Viona, aulanya luas banget, aku baru tahu kalau ada ginian di sekolah kita.” Ucap Gabril kagum.

“Hihihi, kaget ya?”

“Enggak juga sih, oh iya temen kamu si Ara itu kemana?”

“Tadi sih aku chat katanya lagi bantu bantu.”

Ditengah tengah perbincangan mereka, beberapa anak laki masuk kedalam aula, tatapan mata para wanita yang ada didalam aula langsung teralihkan.

4 orang laki-laki dengan penampilan cool dan gagah itu adalah murid murid terkenal di sekolah, selain berpenampilan tampan, mereka berempat juga sangat pintar dalam hal pelajaran.

Dengan statistik seperti itu, membuat mereka menjadi idaman setiap murid perempuan di sekolah, sudah banyak anak perempuan yang mencoba untuk mendapatkan perhatian dari keempat pria itu.

“Viona, itu bukannya Fahri?”

“Hmm…iya itu dia, kenapa memangnya?” tanya Viona bingung.

“kenapa anak cwek yang lain pada ngeliatin dia sampe segitunya sih?”

“Wajar dong Gab, mereka berempat itu udah kaya seleb disekolah, pada ngejar ngejar gitu.”

“Haduh, berarti banyak dong anak cwek yang deket sama Fahri.” Gumam Gabril dalam hati.

Ketika sedang asik membayangi sosok Fahri yang gagah, Gabril didekati oleh sosok manusia yang sedikit ia benci. Nina dan teman temannya, Suzy, Nadila, dan arsya.

“Gabril, lo berani juga ternyata ikut kesini.” Seru Nina.

“Hah? Kenapa gue harus takut?” jawab Gabril.

“Santai Gab, niat kita baik kok, kita kesini karena kasian sama lo, soalnya baju lo itu beda sendiri Gab. Emangnya lo enggak punya gaun dirumah?”

“Pake daster juga gpp kali Gabril hahaha.” Tambah Suzy.

“Eh iya Gabril, mending sekarang lo ikut kita kita, gue cariin gaun yang indah deh.” Seru Nina sembari menarik tangan Gabril.

“Eh tu..tunggu, Gabril mau diajak kemana?” Viona mencoba menarik Gabril, namun dengan mudah tangannya dihempas oleh Suzy.

“Apaansih nih orang, udeh lo diem aja disini.” Bentak Suzy

Mereka berempat kemudian membawa Gabril keluar aula sekolah, sepanjang jalan Gabril mencoba melepas tangan Nina dan Suzy yang memegangi tanganya.

Namun mereka berdua memiliki tenaga yang kuat, dan Gabril sadar kalau posisi nya sangat tidak diuntungkan karena diapit oleh empat orang di sekililing tubuhnya.

Nina dan teman temannya membawa Gabril kedalam kamar mandi wanita yan terletak di lantai 2 sekolah, jaraknya yang cukup jauh dari aula membuat murid atau guru tidak mengetahui keberadaan mereka.

“Ish lepas..mau kalian apasih?” seru Gabril sembari mencoba melepaskan penggangan tangan Suzy dan Nina.

“Ihh lo bawel banget sih.” Bentak Nina dan Suzy.

Mereka berdua kemudian melempar Gabril hingga membentur tembok kamar mandi.

“Jadi gini, gue pernah bilang kan kalau anak baru di sekolah ini harus patuh sama perintah gue, dan hanya karena lo berhasil ngalahin gue sekali pas di kelas bukan berarti lo bisa bebas dari kita.”

“Owala, jadi ceritanya kalian mau balas dendam sama gue?” seru Gabril sembari menata rambut nya.

“Bingo, bener banget, dan kali ini lo enggak akan bisa kabur. Arsya, Nadila.”

Sebuah panggilan kode, Arsya dan Nadila dengan cepat memegangi tangan Gabril, dan membawanya kedepan wastafel. Tidak lama menutup lubang di wastafel dan menyalakan air keran.

“Lepas….lepasin gue gk!” berontak Gabril.

Namun usahanya sia sia, cengkraman Arsya dan Nadila sangat kuat.

Ketika air di wastafel sudah penuh, Nina dan Suzy memegang kepala Gabril dan memasukan kepalanya kedalam air yang memenuhi wastafel.

BLURBB….BLURBB..

Hanya itu bunyi yang dikeluarkan Gabril, gadis itu tidak bisa berbuat banyak, empat orang itu memeganginya dengan sangat kuat.

Nina mengangkat kepala Gabril dan mencelupkan nya kembali kedalam air untuk waktu yang cukup lama hingga membuat Gabril tidak dapat bernafas.

Gabril dengan sekuat tenaga yang ia punya mencoba untuk melepaskan diri dari jeratan Nina dan kawan kawannya. Ketika sudah tidak mampu menahan nafasnya pada saat itulah Nina menarik kepala Gabril dari wastafel.

“Gimana, seger muka lo jadi agak seger kan?” ucap Nina dengan senyum liciknya diikuti oleh tertawaan oleh teman temannya yang lain.

Gabril masih mencoba menahan emosinya, namun melihat dirinya akan terluka parah kalau dirinya hanya diam, maka Gabril mengeluarkan emosinya dan melawan balik.

“Mau lagi Gab? Lumayan lho biar kam-,” disaat Suzy berbicara Gabril dengan cepat menggigit kuping sebelah kiri milik Suzy dengan kuat hingga membuat Suzy berteriak histeris.

Melihat Suzy yang kesakitan, Nina melepas genggaman tangannya dan memukuli kepala Gabril, namun itu dimanfaatkan oleh Gabril untuk menangkap lengan milik Nina.

Dengan mulutnya yang masih menggigit kuping Suzy, Gabril menangkap lengan kanan Nina dan dengan lihat jarinya merambat menuju rambut panjang Nina.

Gabril sontak menarik rambut Nina sekuat tenaga hingga membuat Nina tersungkur ke lantai.

Arsya dan Nadila melepas pegangannya pada tubuh Gabril untuk menolong Nina. Sadar tidak ada orang yang memegangi tubuhnya, Gabril melepas gigitannya dan mendorong Suzy.

BRUUKK..

Suzy terjatuh sangat kencang, lengan Suzy masih memegangi telinga nya yang bercucuran darah karena gigitan Gabril.

Gabril yang sudah lemas mencoba kabur dan keluar dari kamar mandi, sayangnya Arsta berhasil memegang pundak Gabril dan menariknya kembali masuk.

Disaat yang sama Nadila mengambil serokan air dan memukuli Gabril berkali kali. Gabril yang sudah lemas hanya bisa diam merungkuk dilantai kamar mandi menerima pukulan pukulan yang dilayangkan Nadila dan Arsya.

Hampir lama mereka berdua memukuli Gabril sampai tiba tiba

BRUAKKKK…

Bunyi pintu kamar mandi yang didobrak dengan sangat kuat sehingga membuat engsel engsel pintu kamar mandi itu lepas.

Nina, Suzy, Nadila, dan Arsya yang kaget langsung menoleh kearah pintu kamar mandi.

Tidak diduga, Fahri muncul dari balik pintu diikuti oleh Viona dan Ara selahnya.

Fahri langsung menarik Nina dan teman temannya menjauh dari Gabril. Gabril yang sudah lemas hanya bisa terdiam tanpa sepatah katapun.

“Enggak waras kalian semua, apa apaan tadi, bisa bisanya kalian mukulin anak baru itu sampe dia luka luka kayak gini, bangsat kalian semua!!”

teriak Fahri dengan kencang dan langsung keluar membopong tubuh Gabril keluar dari kamar mandi, Viona dan Ara juga ikut keluar mengikuti fahri, meningalkan Nina dan temanya didalam kamar mandi yang dingin itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!