“GILA KAMU GABRIL, KAMU BERANI BANGET NGELAWAN NINA KEMARIN.” Teriak Viona dengan semangat di atas motor matic nya.
Hari ini mereka berdua berangkat bersama kesekolah, dengan motor milik Viona yang bisa dibilang sudah sedikit ditelan jaman, tetapi Viona dan Gabril tidak mempedulikan hal itu.
“Yaahhh…habis mau gimana lagi, yakali Vi, aku dibuly di sekolah.”
“Tapi kamu berani banget Gab, kamu malahan sampai mukulin si Nina lho.”
“Kalau cuman anak modelan kayak dia mah gampang Viona.” Ucap Gabril menyombongkan diri.
Viona tertawa kecil dengan ucapan Gabril, “Eh iya, kemarin kan kamu bilang ke akutuh, emangnya kenapa enggak ada yang mau chat kamu Viona?”
“Hmm…panjang cerita nya Gabril.”
“Perjalan kita lebih panjang lho.”
“Aku malu deh ceritanya, lain kali aja yah hehe..” seru Viona mencoba menghindari pertanyaan Gabril.
Bukan Gabril namanya kalau gampang menyerah. Gabril dengan sepenuh hatinya ternyesum lebar dan mencoba merayu Viona. “Ayo dong Viona, cerita ke kawan baikmu ini.” Bujuk Gabril.
“Ughh..wajahnya creepy itu muncul lagi.” Gumam Viona dalam hatinya. Karena tidak ingin melihat senyuman Gabril atau bisa disebut “EVIL SMILE” itu, Viona menceritakan masa masa awalnya masuk di sekolah mereka.
“ Jadi gini Gabril, dulu pas awal awal masuk, aku emng enggak bisa berbaur sama temen temen kelas. Yahhh….jadinya aku enggak punya temen banyak.”
“Enggak ada yang nyapa atau ajak ngobrol gitu?”
“Ada sih, Nina tau tau nyapa aku selayaknya sahabat dekat, aku pikir dia mau ngajak temenan, tapi dia malah ngerjain aku, makanya pas kemarin kamu ngehajar Nina aku agak seneng.”
“Owala, di kelas itu jagoannya dia toh.”
Mereka berdua melanjutkan pembicaraan mereka, Viona terlihat sudah mulai terbuka kepada Gabril dan Gabril juga merasa senang bisa berteman dengan wanita seperti Viona.
Disela – sela perbincangan, mereka berdua sampai di depan gerbang sekolah, Viona memakirkan motornya di ujung lorong area parkir. “Lho kok parkir disini? Kan didepan tadi kosong Vi?
“Aku males Gabril, pas pulang nanti pas pasan sama mereka.”
Gabril terdiam melihat tingkah aneh teman barunya itu. Mereka berdua naik menuju kelas mereka di lantai 4.
Saat tiba memasuki ruang kelas, semua anak anak yang sudah terlebih dahulu sampai menatap Gabril dengan tajam. “Kenapa sih mereka, dari kemarin ngeliatin aku melulu, ish.” Gumam Gabril didalam hatinya.
Saat sedang menaruh tas di kuris nya, Gabril melihat Nina yang juga tengah menatapnya. Nina memakai perban kecil di keningnya dan beberapa bagian tubuhnya juga memar.
Melihat kalau dia berhasil memberikan Nina yang sombong itu sedikit damage, jiwa Gabril tertawa puas.
Disaat sama pula datang seorang cwok yang masuk kedalam kelas mereka. Entah memiliki semacam energi magis atau tidak, begitu cwok tadi masuk kedalam kelas, seluruh wanita di kelas termasuk Nina terpesona denganya.
“Ehh??..murid murid di kelas ini punya semacam kekuatan mata spesial kah, kenapa setiap ada orang yang masuk selalu mereka sambut dengan tatapan yang aneh itu.” Gumam Gabril.
Kecuali Viona, gadis itu tidak memperhatikan sama sekali sosok cwok tampan yang baru masuk dikelas itu.
“Eh Viona, itu siapa? Kemarin dia perasaan enggak ada deh.”
“Ohh, dia namanya Fahri, kemarin dia enggak masuk Gab, makanya kamu enggak lihat.” Jawab Viona sembari menulis beberapa catatan.
KRINGGG KRINGGG
Bel sekolah berbunyi, para siswa yang tadinya ricuh seketika menjadi sepi, guru guru mulai masuk sebagaimana jadwal mereka.
“Permisi anak anak, selamat pagi.” Seru salah satu guru di kelas dengan aura penuh semangat. Guru ini berbeda dari guru yang lain, alih alih menggunakan seragam, guru ini justru memakai jersey bola klub lokal, dia adalah pak Zenus, atau biasa dipanggil pak Zen.
“Bagaimana kabar kalian semua, eitss, itu kepala kamu kenapa Nina?” tanya Pak Zen.
“Emm…saya jatuh pak kemarin.”Gabril tertawa mendengar jawaban Nina.
Pak Zen yang memang sudah lama mengajar di sekolah ini merasakan ada sesuatu yang berbeda hari ini, guru itu melihat ada wanita cantik dengan rambut poni yang tengah cengingisan.
“Hey kamu, bapak belum pernah liat deh, kamu murid baru ya?”
“Ehh..emm saya pak?” jawab Gabril linglung.
“Iyadong kalau bukan kamu siapa lagi?”
“Emm iya pak, saya murid baru pindahan dari sekolah sebrang, nama saya Gabril Antania pak.”
“Nama sama orangnya cakep yah hehe.” Seru pak Zen meledek.
“Baik anak anak, kali ini kita masuk materi bola voli, oleh karena itu bapak mau ajak kalian praktik di lapangan bawah ya, kalian akan belajar cara smash untuk hari ini, silakan ganti pakaian dulu dan langsung kelapangan.”
“SIAP PAK!!” teriak seluruh kelas dengan semangat.
Semua murid kompak keluar kelas dan menuju toilet sekolah untuk berganti baju.
Tidak perlu waktu lama untuk bergati kostum, setelah selesai mereka semua berjalan kelapangan sekolah.
Lapangan sekolah yang cukup besar dan terdapat beberapa kursi penonton layaknya lapangan sepak bola dan perpustakaan kecil yang membuat Gabril kagum.
“Waw, sekolah ini lagi lagi berhasil ngebuat aku takjub.”
Mereka semuapun berbaris dengan rapih sembari menunggu arahan dari Pak Zen.
“Okeh kalian semua, jadi sistem nya bapak akan lempar bola voli nya dari samping, lalu kali akan lakukan smash dan harus mengenai papan yang bapak taruh disana oke, ada nilai tambahan kalau kalian bisa ngejatuhin tiang itu, itupun kalau kalian bisa hehe.” Serunya meledek.
Di tengah lapangan terdapat tiang yang lumayan besar dan agak tinggi, dibagian bawah tiang dipasangi semacam alat penyeimbang yang membuatnya akan sulit untuk dijatuhi.
Pak Zen mulai memanggil beberapa nama dan memberikan kesempatan 3 kali smash, jika berhasil melakukan 3 kali smash secara beruntun maka akan dapat nilai tambahan.
Satu persatu siswa maju untuk melakukan praktik, beberapa diantara mereka terlihat kesulitan bahkan untuk membidik bola, siswa laki laki menjadi yang paling top sekarang, itu jelas, hampir semua siswa laki laki mengenai tiang yang dipasang oleh Pak Zen.
Perhatian Gabril terpusan pada Fahri, Gabril memperhatikan Fahri dengan sangat serius, seolah olh ada sesuatu yang menarik matanya untuk selalu melihat Fahri.
Viona juga tentu ikut praktik, disaat giliran nya, Viona melewatkan beberapa kesempatan nya. “Ayo Viona, lihat dulu bolanya, baru kamu lompat.” Seru Pak Zen menyemangati Viona. Namun Viona tetap tidak bisa dan akhirnya gagal.
“Gabril Antania lalu habis itu Fahri Arsefa.”
Gabril dengan sigap langsung bergerak dan berdiri di tengah lapangan. “Siap Gabril, satu, dua, tiga!”
Bola dilambungkan tinggi di atas, Gabril dengan cepat memasang ancang ancang dan melompat kearah bola dengan penuh percaya diri.
Dia kemudian memusatkan tenaganya didalam tangannya dan-
BUUKK..
Gabril memukul bola dengan sangat kuat dan kencang, bola yang dilambungkan tadi kini tengah menuju tiang di samping net.
BRUANGGG!!!!
Semua orang kaget dengan bunyi berisik itu, guru guru dan staff sekolah bahkan sempat keluar kelas untuk memeriksa bunyi berisik itu.
Tiang yang dipasang oleh Pak Zen terjatuh akibat sambaran dari bola voli yang di smash oleh Gabril. Pak Zen, Viona, Nina dan murid lain terdiam heran dengan hal itu, termasuk Fahri.
“Emm..ayo pak, saya masih dua kali smash lagi kan.”
“Ohh iya iya, eee… Aji tolong kamu pasang lagi tiangnya ya.” Ucap Pak Zen sedikit kaget dengan smash yang dilakukan Gabril.
Bola dilambungkan kembali, Gabril lagi lagi memukul bola itu dengan kencang.
BRUUANGGG!!!
JREENGGGG!!
Tiang itu kembali terjatuh. Pak Zen yang melihat itu semakin kebingungan, bagaimana bisa seorang gadis melakukan smash sekuat itu, bukan hanya mengenai tiangnya, tetapi merobohkannya.
“Ud…udah enggak waras dia, gimana caranya coba si anak baru itu bisa rubuhin entu tiang, bahkan anak laki aja enggak bisa.” Seru Suzy, teman dari Nina.
“Sudah pak, saya bisa rubuhin tiangnya 3 kali, berarti nilai saya digandakan 3x lipat ya pak hehe…”
“Ekhem oh iya iya Gabril, kamu lebih kuat dari kelihatan nya yahh hehe..” seru Pak Zen gugup.
Gabril kemudian kembali menuju tempat duduknya dengan senyum creepy nya dan melompat lompat kegirangan.
Fahri yang melihatnya jelas kaget. “Hahh..cwek baru yang penampilannya 11 12 sama Viona itu kok kuat ya rubuhin tiang itu, anak laki yg lain aja enggak bisa loh.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments