Diam disaat ingin melawan

Sapaan angin lembut dengan sinar matahari pagi belum begitu terang, dikala orang disekitarnya berjalan bersama teman mereka, Gabril hanya terdiam beku di depan gerbang sekolah yang besar.

Hari pertama masuk sekolah terkadang menjadi momok yang menakutkan bagi beberapa orang, termasuk Gabril.

Penampilan barunya benar benar membuat gadis itu tidak nyaman, Gabril tidak bisa berhenti bergumam kesal disetiap langkah kakinya.

Koridor sekolah yang semakin sepi diikuti oleh bel masuk yang berbunyi keras, hanya ada beberapa guru dan penjaga sekolah yang mondar - mandir sekarang.

***

"Ayo nak, perkenalkan diri kamu."

Seorang guru wanita dengan baju coklat dengan buku besar yang dia genggam meminta Gabril memperkenalkan diri.

Semua bola mata tertuju pada gadis itu. Rambut panjang lengkap dengan poni di bagian depan, sweater hitam polos berarsis garis putih.

"Emm.. Perkenalkan nama saya Gabril Antania dan... Semoga kita bisa berteman." ucap Gabril didepan kelasnya.

Beberapa orang tersenyum kecil saat mendengar kata itu, entah tersenyum karena suka atau bermaksud meledek nya.

"Itu saja Gabril?"

"Iy.. Iya bu."

"Yaudah kamu duduk disamping Viona ya, yang ditengah itu." jari guru itu menunjuk sebuah bangku yang berada di tengah kelas.

Disana hanya ada satu wanita yang berpenampilan mirip dengan Gabril, hanya saja dia menggunakan kacamata dengan frame hitam yang cukup tebal, dan rambut pendek nya jangan lupa.

Gabril berjalan menuju mejanya, saat ia berjalan Viona yang duduk sendiri terlihat melayangkan senyuman kepada Gabril, Gabril yang kebingungan harus merespon apa hanya menganggukan kepalanya.

Suasana kelas yang yang tadinya ramai kini menjadi sunyi, gadis itu benar benar diperhatikan, semua pandangan mengarah kepada dirinya.

Setelah duduk, Viona menyapa Gabril dengan senyuman yang manis diwajahnya. "Hey namaku Viona, salam kenal yah."

" Emm iya heheh... Ak... Aku Gabril." perkenalan canggung mereka berjalan sukses

"Baik anak anak, ibu ada rapat pengurus dibawah, jadi kalian baca baca saja ya, dan jangan berisik."

"Asik freeclass." jawab murid murid dengan senang gembira, termasuk Gabril. "Baguslah, aku enggak belajar di hari pertama."

Suasana kelas menjadi agak ramai setelah guru tadi keluar, Gabril dan Viona juga terlihat beberapa kali berbicara.

Semuanya berjalan lancar dan normal sampai beberapa murid wanita berjalan menuju meja Gabril dan Viona.

Gadis mengelilingi mereka berdua, dan salah satu gadis itu menaruh wajah cantik namun terlihat sedikit jahat, alisnya tebal.

"Ikut kita yuk."

"Ehh..?? Mau kemana." Gabril mengeluarkan ekspresi bingung nya.

"Ikut aja, sekalian keliling sekolah, gk ada guru kan."

Viona menatap kumpulan wanita itu dengan tatapan sinis, seolah olah menyuruh mereka semua menjauh, namun mulut nya tetasa dikunci, tidak ada sepatah kata yang keluar.

Wanita itu menarik tangan Gabril, dengan sedikit memaksa nya untuk berdiri dari bangku tempat dia duduk beberapa menit lalu.

Gabril bisa melihat Viona yang beberapa kali mencoba menangkap lengannya, menggelengkan kepalanya. Gadis itu tidak ingin para wanita itu membawa Gabril.

Kamar mandi sekolah, bukan hanya tempat untuk mencontek atau lari dari kelas.

"Kita mau ngapain kesini."

"Menurut lo?"

Nina, Arsya, Nadila, dan Suzzy. Keempat wanita itu mengelilingi Gabril. Senyuman mereka benar-benar bukan sebuah simbol keramahan.

"Makan." Nina mengambil sebuah kotak berisi makanan sisa dari tempat sampah di belakang pintu.

Gabril tidak bisa berhenti kebingungan, apa maksud mereka, merundung Gabril? Serius?

"Enggak tuli kan, makan." Nina mempertegas perkataan nya. Dirinya menyodorkan kota dengan sisa tulang ayam dan nasi yang berair.

Arsya dari belakang mendorong kepala Gabril, memaksa nya untuk melahap hidangan tidak sedap itu.

Mulut merah pudar Gabril hanya beberapa senti dari kumpulan makanan sisa itu, dia mencoba menahan kepalanya, berusaha untuk tidak melawan.

Namun keadaan memaksa dirinya, dirundung tentu bukan pilihan semua orang yang datang ke sekolah, apalagi Gabril.

Dengan tenaga nya Gabril mendorong balik kepalanya, melawan kedua lengan Arsya yang masih mencoba menundukan kepalanya.

"Lo berani ya nolak perintah gue, eh anak baru, lo itu sama kayak Viona, anak culun, jadi jangan berani beraninya lo cari masa-,"

BUUKK..

Belum sempat Nina menyelesaikan kata katanya, Gabril melayangkan kakinya tinggi, tepat mengenai dagu Nina dengan sangat keras.

Sangking kuatnya sampai sampai membuat Nina terjungkal jatuh celentang didepan tiga temannya yang lain.

Nina yang terjatuh mencoba berdiri sambil memegangi kepalanya.

"SIALAN LO!!" teriak Nina sambil berlari menuju Gabril. Dengan kedua tangannya, Nina mencoba menarik rambut Gabril.

Disisi lain cengkraman tangan Arsya belum lepas dari pundak nya. Dengan tenaga yang dimiliki nya, Gabril mendorong dirinya kebelakang hingga mengenai wastafel.

Wastafel yang agak runcing mengenai punggung tinggi Asrya dan membuat genggaman tangan nya hilang.

BRUAAKK!!!

Mereka berkelahi di kamar mandi hingga membuat suara yang cukup keras.

Nina dan temannya memang unggul, mereka bertiga mampu mengobrak abrik penampilan Gabril.

Gabril melawan sesekali, membuat empat orang wanita itu kesulitan.

Bel pulang sekolah berbunyi di tengah tengah kegaduhan mereka, Gabril yang mendengar hal itu mencoba keluar dari cengkraman empat wanita itu.

"GABRIL!"

Teriakan seorang wanita berambut pendek lengkap dengan kacamata nya.

Viona membuka pintu kamar mandi, disamping nya berdiri satu orang lagi gadis yang menemani nya.

Nina dan teman nya seketika terdiam ketika melihat gadis yang berdiri di samping Viona, entah kenapa, namun Gabril menghempaskan Nina dan berlari menjauh dari kamar mandi.

Dia tidak menghiraukan Viona yang menatap nya dengan tatapan penuh kekhawatiran.

Gabril dengan cepat meninggal kamar mandi yang masih heboh dan ramai. Gabril berjalan menuruni tangga sekolahnya dan bergegas pulang tanpa memikirkan kejadian yang ia alami.

***

Gabril berlagak seolah olah tidak terjadi apa apa di sekolah, dia masuk kekamarnya, menaruh tas nya dan merapikan baju sekolahnya, dan melakukan kegiatan favorit semua pelajaran di belahan dunia manapun. Berbaring di kasurnya.

Gadis itu tidak ingin kakak nya sampai tahu kalau dia baru saja memukuli orang - orang di sekolah barunya.

Ingin sekali rasanya gadis itu kembali kedalam kamar mandi tadi dan mengubah rentetan kejadian yang dia alami.

Dia bisa saja melawan membalikkan keadaan, keempat wanita perundung itu bukanlah masalah besar jika dibandingkan orang yang menjadi lawan nya di ring mma jalanan itu.

Namun dia tidak bisa berbuat banyak, jika kakak nya sampai tahu, dia bisa saja kembali dipulangkan kepada orang tuanya dan kembali merasakan hidup dalam kurungan.

Tidak lama, kakaknya masuk kedalam kamar. "Eh udah pulang, gimana sekolahnya, lancar?" tanya Sassi penasaran.

"Lancar kak, enggak ada masalah."

"Kamu enggak buat onar di kelas kan Gab?"

" Ya engg.. Enggak lah, aku kan pelajar yang baik dan bersopan santun."

"Hehe, yaudah, kalau mau makan udah kakak siapin di meja." Sassi kemudian keluar dari kamar.

Gabril mengambil handphone miliknya, membuka aplikasi perpesanan dan baru sadar kalau nomornya sudah dimasukkan kedalam grup kelas, Gabril teringat dengan Viona, dengan cepat dirinya mencari nomor Viona dengan melihat foto profil anggota grup

"Bingo." ucapnya ketika menemukan nomor telp Viona. Gabril tanpa lama langsung mengirim chat, sembari menunggu balasan ia melihat halaman profil milik viona.

"Orang ini terlihat lebih cantik di foto profil nya." Gabril membandingkan foto profil dirinya yang hanya memakai foto salah satu karakter series animasi.

BEEP BEEP

Suara notifikasi berbunyi dari handphone Gabril.

"Ini Gabril yah?" tanya Viona.

"Iya, kok langsung tahu sih."

"Yaa soalnya siapa lagi yang mau chat aku selain kamu hihi."

"Lho memangnya kenapa Vi?"

"Hmm... Panjang ceritanya Gabril, besok deh aku ceritain."

"Aku mau minta maaf soal tadi, aku pergi gitu aja, padahal kamu udah mau nolongin."

"Enggak papa kok, yang penting kamu baik baik aja kan."

"Iya, aku enggak papa, besok kita ketemu lagi ya."

Gabril menaruh ponsel nya, dan berbaring di kasurnya. Dia memikirkan hal disekolah nya tadi. "Aku kelewatan gk sih? Tapi kan ya dia duluan yang mulai toh, aku kan cuman bela diri."

Tidak ingin memikirkannya Gabril mengambil bantal dan guling kesukaannya dan memilih untuk beristirahat. Gabril berharap tidak akan ada anak yang mengganggu nya lagi besok, itupun kalau ada yang berani.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!