Prajurit dan Putri

Hay pembaca KNOCKOUT VS LOVE

Yuk follow akun instagram author biar kalian bisa dapet info update, pengumuman, atau wiki seputar karakter dari novel ini yah

Bisa dilihat di

@hibvii

Terimakasih, Happy Reading

Dengg… dengg…..

Suara paling nikmat bagi para siswa telah terdengar, bel pulang sekolah. Koridor yang sepi seketika menjelma menjadi lautan manusia.

Jam olahraga kelas 3B telah usai, dua pasangan wanita ekhem, dua orang sahabat Gabril dan Viona berjalan meninggalkan kelas setelah berhasil membuat semua teman sekelas mereka keheranan pada jam olahraga tadi.

“Gabril, aku mau tanya deh, kamu kok kuat banget sih, apa rahasia nya?”

“Yaa…enggak ada yang spesial sih, aku cuman lari setiap sore di sekeliling rumah.”

“Kalau makanan, ada menu khusus enggak?” tanya gadis polos itu.

“Aku makan apaan aja, enggak ada yang khusus kok Viona.”

“Ugh..” Viona kembali merasa sedikit takut dengan Gabril, wanita ini selain mempunyai senyum yang seram ternyata juga pemakan segala.

Disisi lain Gabril tengah membayangkan sosok pria yang ia lihat di kelas tadi, Fahri. Laki laki dengan gaya yang elegan dan karismatik itu entah bagaimana caranya membuat seorang wanita seperti Gabril memikirkannya sedari tadi.

Gabril terus membayangkan wajah anak itu sembari ******* ***** baju olahraga yang ia genggam di tangannya, Gabril mulai ternyesum senyum sendiri, kelapak tanganya juga semakin kuat mencengkram pakaian olahraga yang dia pegang.

Lamunan indah itu bertahan cukup lama dikepala Gabril, sampai Gabril mendengar suara sapaan dari balik punggungnya.

“Halo kalian berdua.” Trengg…lamunan indah itu buyar bagaikan kaca yang pecah dihantam bola.

“Ehh..siapa yah?” tanya Gabril polos

“Aku temen kelas kalian berdua, aku duduk dibelakang tempat kamu lho, ish Viona temen kamu jahat banget sih, masa dia enggak kenal aku.”

Viona hanya tertawa, sedangkan Gabri masih memasang wajah bingungnya dihadapan wanita itu. “Tapi seriusan deh, perasaan kamu enggak ada di kelas tadi.”

“EHH???..HIUHH..kamu jahat Gabril.” Ucap wanita itu sembari mengelus keningnya.

“Yaudah deh, kenalin namaku Aranisa Clarisa, kamu bisa panggil aku Ara.” Seru Ara penuh semangat.

“Hihi, kamu lucu deh Ara, aku Gabril.” Jawab Gabril dengan senyum khas miliknya.

“Oh iya Ara, kamu kenapa manggil kita?”

“Nah ini, aku mau kasih tau kalian kalau nanti malam guru guru dan sekolah akan ngadain event friendship.”

“Oh iya nanti malam yah jadwalnya, aku lupa.” Teriak Viona, Gabril yang merupakan murid baru jelas masih asing dengan istilah itu. Tanpa butuh waktu lama Ara merespon wajah bingung Gabril, bahkan sebelum Gabril bertanya.

“Friendship itu kayak acara kumpul di awal semester Gabril, buat ningkatin solidaritas kita, ada guru disana jadi kamu enggak perlu takut.” Ujar Ara dengan penuh semangat.

“Aku takut kenapa memangnya? Nanti aku tanya kakak ku dulu yah, kalau boleh nanti aku bareng Viona.”

“Okedeh Gabril, jangan sampe enggak dateng yah.” Seru Ara dan langsung berlari.

“Kamu ikut Viona?” tanya Gabril.

“Iya Gab, semua siswa wajid ikut, biasanya aku pergi bareng Ara.”

“Eh iya, si Ara itu keliatannya akrab sama kamu, dia itu tukang buly yang sok akrab atau emang temen kamu?” tanya Gabril penasaran, Viona tertawa kecil mendengar pertanyaan kawannya yang satu ini.

“Dia itu satu satunya temen aku di kelas, sebelum kamu masuk, Ara itu satu satunya orang yang mau nyapa, ngajak makan siang bareng, sama kadang kita berdua kerjain tugas bareng.”

“Baguslah, aku kirain dia cuman sok akrab sama kamu. Eh iya, nanti kayak biasa yah, kamu bawa motorkan buat ke acaranya, aku mau nebeng hehe…”

Melihat senyuman Gabril yang terlihat seperti EVILSMILE itu membuat Viona tidak bisa menolaknya. “Iya kok Gabril, kita bareng dateng nya oke.” Jawab Viona dengan manis.

Mereka berdua kemudian pulang dan bersiap untuk acara nanti malam.

** * * * * * * * *

“Acara friendship yahh…di sekolah kakak juga dulu ngadain itu, acaranya ser-,”

“Kak, aku enggak mau denger cerita kakak, aku nanya, boleh apa enggak aku dateng?” saut Gabril memotong pembicaraan kakaknya.

“Ish baru juga kakak pengen cerita. Iya boleh, asal kamu jangan buat onar disana, oke.” Jawab Sassi.

Gabril seperti biasa langsung paling muka dan masuk kedalam kamarnya tanpa sepatah kata apapun, gadis kini membuka lemari nya dan mengeluarkan baju baju terbaik miliknya.

Jika kalian pernah denger pepatah yang bunyinya kayak gini “Seorang putri dinilai dari pakaian anggunnya.” Maka pepatah yang cocok untuk Gabril berbunyi “Tidak peduli memakai baju besi atau tidak, seorang prajurit tetap akan pulang dengan darah di pedangnya.”

Gabril sama sekali tidak mempunyai gaun atau pakaian wanita pada umumnya, isi lemarinya didominasi oleh jaket jaket club MMA yang ia ikuti, baju dengan berbagai stiker minuman energi, celana boxing, bahkan pelindung kepala dan badan yang sering dipakai dalam ajang pertarungan taekwondo.

Gabril pada titik ini sadar kalau ada yang tidak beres dengan dirinya. Namun ia tidak peduli dengan itu, dia memilih rok panjang warna hitam, baju T-SHIRT putih, dan jaket model varsity.

Sembari menunggu malam tiba, Gabril menghabiskan waktunya dengan menonton beberapa pertandingan tarung bebas di ponselnya.

Setelah menunggu cukup lama, malam hari yang dinanti datang. Gabril bergegas memakai pakaian yang sudah dia siapkan, mengemasi barang barangnya kedalam tas kecil.

Setelah selesai Gabril berlari menuju dapur, disana ada Sassi yang sedang makan. “Kamu nyari apa Gabril?”

“Karambit kak, liat enggak?” mendengar hal itu Sassi seketika tersedak.

“Uhuk..apa..apaan? karambit? Mau buat apa.” Teriak Sassi.

“Buat jaga jaga aja..nah ketemu, yaudah ya kak, aku jalan Viona udah nungguin tuh didepan.”

“GABRIL TUNGGU, KAMU MAU KE ACARA PERSAHABATAN, NGAPAIN BAWA BAWA GITUAN SIH. CEPET BALIKIN!!” teriak Sassi sembari mengejar Gabril.

Mendengar kegaduhan Rio keluar dari toko roti miliknya dan melihat Gabril yang tengah berlari.

“Gabril, mau kemana, buru buru gitu.?”

“Hay Rio, tolong jagain kakak ku bentar ya, aku mau ada acara.” Seru Gabril sambil berlari.

Tidak lama Sassi keluar dengan nafas terengah engah. “Lho Sassi kamu kenapa?”

“Si Gabril keterlaluan yah, aduhh, aku capek, Rio aku beli min…minuman satu. Ucapnya dengan nada terengah engah.

Rio mengambilkan satu kaleng minuman.

“Adikmu kenapa tadi?”

“Aku enggak tau lagi gimana cara bilangin nya, sifat dia udah kayak cwok tau gk.”

“Yahh emng ada beberapa gadis yang enggak mau dipanggil putri, ada beberapa dari mereka yang lebih nyaman dipanggil prajurit.” Seru Rio.

Sassi hanya terdiam mendengar perkataan Rio, gadis itu berfikir.”Tetapi bagaimana jika dia di takdirkan menjadi putri?” Sassi bertanya.

“Yahh biasa sih dia bakal nolak fakta, tapi kadang ada seseorang yang dateng entah dari mana buat ngebantu dia menjadi putri atau setidaknya membuang sifatnya sebagai prajurit.”

“Semoga aja, aku enggak mau Gabril terus terusan kayak gini, aku udah tau gimana rasanya, seorang putri yang memaksakan kehendaknya untuk menjadi seorang prajurit, rasa sakit yang akan pernah aku lupain.” Ucap Sassi sedikit tersedu.

“Sassi, ayo masuk kedalam toko, lebih enak ngobrol nya didalam.”

Sassi sudah tau rasanya?

Prajurit?

Putri?

Nantikan jawabannya di eps selanjutnya.

Salam author ><

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!