Part 2
Keesokan harinya, aktivitas ku berjalan normal seperti biasanya. Dan abangku Andre tetap setia mengantarku.
Didalam kelas saya dan Dea sedang berbincang.
"Ayu, nanti malam nonton bioskop yuk...?" rayunya dengan mata indahnya, kerjab manja penuh pengharapan. Saya tahu modus supaya abangku ikut.
Tapi sayang abangku menganggapnya anak kecil.. .."he he.. tawaku tidak sengaja membuat Dea jadi kesal.
Kayak tahu saja isi hatiku, Dea pun berkata dengan nada ketus.
"Ayo, berpikir mengejek Khan".
Mencubit ku gemes. Tentunya aku teriak lah.
"Waduuuuuh..... Sakiiiiiit, tau!!!"
Pekik ku kesal, meremas lenganku, yang dicubitnya.
"Makanya, jangan diketawain...!"
kata Dea dengan muka masam. Tapi tidak mengurangi kecantikannya.
Heran abangku, makhluk secantik Dea di sia -siakan. Selain cantik, dia juga anak orang kaya di daerahku. Ayahnya adalah CEO pemilik perusahaan yang banyak cabangnya.
Dea anak semata wayang, jadi terkesan manja. Dea Blasteran Arab, dan berkulit putih bersih, berpostur tinggi. seperti aku, langsing dan Dea bermata bulat yang indah.
Pertama kami ketemu pas masuk SMP. Awalnya aku kagum dengan kecantikan dia, ternyata pertama melihatku, diapun mengagumi ku. Katanya aku sangat cantik dan manis.
Andai dia cowok, dia kejar aku, dijadikan pacarnya. Ada-ada saja Dea, dia tipe periang dan tidak bisa simpan rahasia. Dasar Dea, kami juga punya sahabat tidak kalah cantiknya blasteran Cina, tapi dia keluar negeri sekolah.
akhirnya kami terpisah. Ooh iya, sedikit perkenalan denganku. Kata Ayahku, kalau kakek ku orang Korea.
Ayahku memiliki wajah Korea, tampan, berhidung mancung, berkulit putih, dan berpostur tinggi. Sama tuh abangku. Apalagi sekarang jamannya Drakor Korea, laris tuh, Abangku.
Makanya Dea sangat ngefans, sama abangku. Saingan tuh, dengan Mila, sahabat ku yang peranakan Cina itu. Saya pusing dibuatnya, ada-ada saja modus mereka.
Tiba - tiba lamunanku buyar.
"Ayu, nanti malam Khan, malam minggu, yuuuuuk....ini Khan kota Bandung, pasti ramai lah".
'iyaa, nanti tanya abangku." Kata ku menyerah.
"Horeeeeee!!!". Pekiknya kegirangan.
"Gitu dong baru sahabatku."
Dea senang, karna abangku pasti ikut, walau ngedate dengan pacarnya.
Abang Andre pasti mengutamakan ku. Heran juga, begitu sayangnya abangku denganku, apalagi kalau saya sudah akting pura - pura, menangis kencang, merengek. Menyerah tampa perlawanan tuh abangku.
Abang Andre pasti memeluk ku, penuh sayang.
"Sudah, nangisnya, nanti Abang antar, tapi sebentar saja yah."
Akupun, mengangguk riang.
"iyaa", Abang Andre sangat ganteng,jawabku manja, mencium pipinya dan membalas pelukannya dengan erat.
Sekali lagi, buyar lamunanku.
"Ayu, jgn lupa bawa abang mu?"
Khan modus, pikirku dalam hati, Sudah tahu trik Dea.
Apalagi, kalau tidak modus dekati abangku.
"iyaa ..!!. Jawabku ketus.
"Ayu , kapan yah, abang kamu, bisa balas cintaku".
Seperti biasanya, aku menyemangati nya.
"Jangan menyerah , dong. Semangat saya juga tetap kok, rekomendasikan kamu, abangku saja yang tolol, makhluk secantik dan seseksi kamu, di sia - siakan.
Coba aku terlahir sebagai seorang cowok, dan Abang Andre jadi aku saja pasti sudah ku pacari kamu Dea."
Dea pun tertawa, seperti biasanya
dengan alasanku, yang sama setiap kalinya dia frustasi, mengejar cinta Abangku." Yang sedingin es, cuek seperti batu, tidak goyang dan luluh hatinya dengan kecantikan Dea.
Iya sih, Pacar abangku, cantik semua. Inikan kota Bandung, banyak gadis cantiknya. Tapi Dea, tidak kalah cantik tuh, apalagi cara berpakaiannya sangat modis, ibunya banyak butik di kota Bandung ini.
Jadi wajarlah Dea berpakaian modis, bahkan pakaianku, semua rekomendasi dari Dea, yang sangat memperhatikan penampilan.
Tapi Abangku, kayaknya tidak doyan anak yang masih duduk di bangku sekolah. Apalagi baru tamat SMP, mungkin itu, alasan abangku belum menuruti ku.
Setiap ku rekomendasikan Dea, Abangku bilang, Anak kecil belum boleh pacaran. Lamunanku buyar lagi. Tersentak mendengar tawa Dea merasa lucu dengan ucapan ku.
"Ha..ha...ha...., iya juga sih Ayu, andai kamu yang jadi Abang Andre, sudah lama kita berpacaran.
Tawa Dea, yang membuat mata teman dikelas memperhatikan kami, menatap kami kepo. Tiba-tiba, Roy dan Dedy berbaur, menghampiri kami,. mereka teman sekelas kami, dan lumayan tampan tapi mereka play boy sekolah juga.
"Wah .....wah..., bidadari cantik ini, lagi cerita apa.
Ikutan yuk, siapa tahu kita bisa merasakan kebahagiaan kalian. Apalagi jika cinta kami diterima, pasti kami akan terima, dengan sangat senang sekali."
Kata Roy, kepedean, disambut Dedy dengan kedua jempolnya, dengan semangat.
"Iya nih, nanti malam sy jemput yah, Ayu sayangku".
Kata Dedy, dengan rayuan buayanya. dibalas antusias sama Roy.
" Iya nih, saya jemput kamu yah Dea sayang."
Dea pun Sewot membuyarkan khayalan indah mereka, untuk kesekian kalinya.
"waduh....!!!!! Jangan mimpi kalian, pede amat sih, jadi cowok. Saya itu, pacarnya abangnya Ayu, dan akan jadi istrinya dan punya banyak anak, kalau perlu selusin anakku nanti, biar suamiku tidak selingkuh."
Akupun menggaruk kepalaku, yang tidak gatal, mendengar kata - kata Dea. Aduh Dea, yang menghayal siapa sih, sebenarnya. Dea pede banget, diterima saja belum tuh sama abangku.
Akupun segera, membuyarkan lamunan Dea, yang melantur tidak tentu arah, menariknya keluar kelas.
Menghindari Roy dan Dedy, yang sudah siap dengan balasan yang tidak berujung.
"Dea......!! Ayuk. ke kantin Lapar."
Menariknya, berlalu menghindari Roy dan Dedy. merekapun kami tinggalkan dengan wajah yang tidak puas, untuk kesekian kalinya, mendapat penolakan Dea.
Waktu pun bergulir, tidak terasa habis makan, di kantin dan masuk kelas kembali, melanjutkan jam pelajaran sekolah, sampai bel berbunyi pertanda pulang.
Dengan rapi kamipun berbaris keluar, meninggalkan kelas kami, menuju keluar gerbang sekolah.
Tidak berselang lama, wajah ganteng abangku, sudah ada duduk diatas motor sport hitamnya. dengan baju kemeja biru tua, jeans biru, sepatu sport, serta kacamata hitamnya, dan ranselnya disimpan didepan dadanya, apa yang dipakainya begitu serasi dengan wajah gantengnya yang putih serta hidungnya yang mancung.
Abangku yang ganteng.sudah nongol didepan gerbang sekolahku. Tentunya jadi santapan, mata lajang ABG Di sekolahku.
Seperti biasanya, Abangku pun Tersenyum manis kepadaku. Akupun menghampirinya, dengan Dea sahabatku, yang sangat mengidolakannya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Kaisar Tampan
Aku udah mampir kak.
bantu dukung karyaku juga ia.
simpanan brondong tampan
terima kasih
2022-07-09
2