Bab 4. Lembek-Lembek Gitu

Jadi Pak Bos, sudah putus hubungan dengan kekasihnya? Batin Aira yang tanpa sengaja mendengar telepon dari Evan.

Sebenarnya sedari tadi dia hanya berada diambang pintu yang tertutup, hatinya berdebar setelah kejadian tadi, dihadapan Boss-nya itu.

Aira yang masih mengatur napasnya dibalik pintu tanpa sengaja mendengar obrolan Boss-nya tersebut yang menjadi sebuah kesempatan khusus bagi Aira.

"Kalau dia putus dari kekasihnya, berarti aku masih punya kesempatan? Tuhan! Tapi apakah dia akan menyukaiku dengan penampilan seperti ini?" gumam Aira berjalan dengan langkah gontai menuju meja kerjanya sendiri.

Dia seperti tidak malu jika saja dia mengungkapkan perasaan sukanya padahal dia baru saja diterima bekerja.

Duk!

Aira terjatuh setelah sebuah kaki menyelenglaynya, ia tersungkur dilantai dengan kacamata tebal yang menghiasi wajahnya terlepas dan terpental sekitar setengah meter dari posisi kepalanya dan mencium lantai.

Sontak suara tawa terdengar keras dari beberapa orang yang lalu lalang, Aira bangkit dan mencari kacamatanya kemudian memasangnya.

"Kalian ada masalah hidup apa sih sama aku?" tanya Aira kesal yang masih dalam posisi duduk.

Ibarat upik abu kepada majikannya posisi Aira sebagai sekretaris Boss besar tidak ada apa-apanya di perusahaan ini, apakah perusahaan ini hanya menghargai wanita yang good-looking.

Setidaknya Aira adalah wanita berpendidikan bagaimanapun keadaan serta tektek bengek penampilannya, Aira berdiri dengan kesal.

Srkk!

Suara robekan terdengar yang membuat Aira melirik area belakangnya, benar saja, rok ketat itu kini robek sedikit yang membuat Aira menyambar jaketnya di meja kerja yang berjarak beberapa langkah dari tempat dia berdiri.

Suara tawa kembali terdengar, bagi mereka ini lucu namun tidak bagi Aira, ini seperti hinaan yang melebihi hinaan verbal, mau ditaruh dimana harga dirinya.

Namun dia harus bisa sadar diri, sadar posisi, dia begini karena begitu, dan dia begitu karena Authornya, jika ada orang yang harus disalahkan atas penampilan Aira salahkan saja Mama Reni beserta dedengkok-dedengkoknya yang mengambil keuntungan dari penderitaan Aira.

Jangan sampai aku menyebutkan nama dedengkok itu, batin Aira mengikatkan lengan jaket kepinggangnya sehingga membuat area belakangnya yang robek tertutup.

"Kau tidak ada pantas-pantasnya bekerja disini," ujar salah satu dari mereka berjalan ke arah Aira yang menunduk. "Angkat kepalamu, cupu!"

Tuhan! Dihina dibangku pendidikan, belum cukup puaskah bagimu memberiku penderitaan, setiap masalah ada solusinya, tapi masalahku lebih dari sebuah masalah, andai aku punya kemampuan, sudah kubantai, para bedebah ini, batin Aira.

Wanita yang memakai turttlenet dengan rok ketat juga itu mengangkat dagu Aira dan mengambil kacamata yang dikenakan Aira.

Aira berusaha kembali merebut kacamatanya namun ditahan oleh beberapa orang disana, sungguh bully yang melebihi bully lainnya, dia mengingat janjinya yang ingin merubah takdir, bahkan Aira kini hanya bisa mengumpat saat dia sadar bahkan Virus yang bersaudara dengan Abikrom sekarang sedang memandang fisik.

Krat!

Aira membulatkan mata sempurna saat wanita tersebut menjatuhkan kacamata milik Aira ke lantai dan menginjaknya dengan heels.

Aku tidak marah akan penderitaan ini, tapi kacamata itu harganya mahal, keluh Aira dalam hati.

"Apakah ini belum cukup puas untukmu? Aku dengar kau menyukai Pak Evan! Harusnya kau sadar diri, Pak Evan hanya mencintai orang berbadan seksi, bukan sepertimu, yang bahkan flu-pun tidak ingin hinggap karena saking buruknya dirimu," ujar wanita tersebut.

Tepat! Dan itu fakta, umpat Aira membatin.

Beberapa orang yang menahan Aira tadi melepaskan Aira kemudian pergi ke meja kerja masing-masing, Aira sendiri menatap bingung kenapa dengan mereka, Aira lalu memungut kacamatanya sampai dia mengangkat kepalanya dalam posisi jongkok wajahnya menyentuh sebuah beda lembut.

"Apa ini?" tanya Aira meraba karena memang dia sedikit buram tanpa kacamatanya. "Kok lembek-lembek gini?"

"AIRA!" teriak Evan saat Aira dengan polosnya meraba area sensitifnya.

"Astaga! Pak Evan!" jawab Aira bingung setengah mati.

-

TBC

_*Iqram Ridwan*_, atau akrab disapa dengan Ridz, merupakan Penulis asal Pangkep/ kelahiran 06 April 2004.

Ia mengawali karir kepenulisannya di Platform Noveltoon pada 10 Februari 2020 dengan melahirkan Karya *Menikahi Dokter Dingin* saat ini dirinya sedang ramai dikenal melalui Novel *Duda Salah Kamar* dan *Pengantin Pengganti Duda Diktator* ia bersama Tiga Author lainnya juga sedang menggarap Novel berjudul *She Was Ugly* yang berpartisipasi dalam Event Mengubah Takdir.

Diantara Tujuh Karya yang sudah ia keluarkan, Enam diantaranya adalah Duda yang membuat remaja satu ini mendapatkan Predikat *Sarjana Perdudaan

Terpopuler

Comments

Juline Kuhuwael

Juline Kuhuwael

Ya ampun si Aira ini lucu banget... lama2 si Evan bisa darting jadinya...😂😂😂

2023-03-31

0

Manel Zha

Manel Zha

🤣🤣🤣🤭

2022-06-11

0

Perempuan Terindah

Perempuan Terindah

Heh🤧

2022-03-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!